My Tough Bodyguard - Bab 37 Yang Lolos

“Aduh, tas aku hilang!” baru saja naik mobil, Ellen langsung berteriak.

“Apakah tadi terjatuh di mall?” tanya Robert.

Muka Ellen merah, dia berbisik, “Sepertinya iya......sepertinya tadi didalam ruang ganti dan lupa ambil.”

Melihat ekspresi Ellen, Alice semakin percaya bahwa tadi didalam ruang ganti Robert pasti nakal, dia lalu melotot Robert dan berkata kepada Ellen, “Kalau begitu kita kembali untuk mengambil tas saja.”

“Aku pergi saja sendiri, jika General Manager itu melihatmu lagi, dia pasti akan cerewet lagi, itu terlalu mengganggu sekali.” Kata Ellen sambil tersenyum.

Ellen juga merasa seperti itu, lalu menganggukkan kepalanya dan berkata, “Baik, kalau begitu kita tunggu kamu diluar sini.”

Robert lalu mengendarai mobil dari parkiran dan memberhentikannya didepan pintu mall, Ellen turun, dia tersenyum sambil melambaikan tangannya lalu berlari masuk kedalam mall.

“Benar-benar gadis ceria.” Kata Robert.

“Bilang! Apa yang sebenarnya kamu lakukan tadi didalam ruang ganti?” Alice yang berada dijok belakang tiba-tiba maju dan mencekik leher Robert lalu menanyakannya.

Robert menjawab, “Apakah aku boleh bilang gadis inilah yang nakal kepadaku?”

“Tidak ada yang akan percaya dengan kata-katamu!” kata Alice.

Dorrr!!!

Tak tak tak tak!!!

Ketika Alice masih ingin bertanya, tiba-tiba terdengar suara tembakan senapan dari dalam mall! Selanjutnya, didepan pintu mall kacau balau, semua karyawan dan customer yang berada didekat pintu keluar lantai satu berlarian keluar!

“Ada perampok!”

“Argh, pembunuhan!”

Teriakan seperti itu ada dimana-mana, didepan pintu terdapat rombongan orang yang sangatlah kacau.

Alice yang berada didalam mobil kaget, namun dengan cepat dia juga sadar dan berkata, “Aduh, Ellen masih belum keluar!”

Dia terburu-buru turun dari mobil, dan melihat ke mall dengan cemas, dia mengeluarkan teleponnya dan akan menelepon Ellen, dia ingin mengetahui kondisi Ellen.

“Jangan telepon!”

Robert mencegatnya untuk menelepon, dan berkata, “Dasar bodoh, jika perampok melihat Ellen menelepon, apa yang akan mereka pikirkan? Jika begitu seberapa banyak nyawa yang dimiliki Ellen pun akan tercelakai!”

“Terus harus bagaimana?” Alice panik.

“Lapor polisi!” kata Robert dengan tenang, jika tidak salah tebak, perampok kali ini adalah beberapa lelaki paruh baya yang tadi dia lihat didepan pintu mall.

Mall dirampok, polisi lansung tiba ketempat kejadian.

Polisi kota Jiang Cheng sangatlah mementingkan hal ini, mereka hampir mengerahkan semua kekuatannya, seketika, Mall penuh dengan orang-orang, suara klakson polisi ada dimana-mana.

“Perampok yang berada didalam, kalian sudah dikerumunin! Jangan berpikir akan beruntung, lepaskan sandera, dan serahkan senjata lalu menyerah, itulah satu-satunya jalan bagi kalian!” kata negosiator dari pihak kepolisian, yang berteriak menggunakan toa yang berada dibelakang mobil polisi.

Didalam lantai 4 dalam mall.

“Kak Roy, gimana ini?” kata salah seorang perampok yang pergi mengintip jendela dengan panik.

Beberapa perampok yang lain meskipun terlihat tenang, namun menghadapi polisi yang begitu banyak, mereka tetaplah tegang.

Mereka memilih untuk merampok mall karena merasa mudah, dan pendapatanya besar, mereka bisa membawa pergi barang-barang yang berharga seperti emas, berlian dan lain-lain, dan bersembunyi, lalu menjualnya kembali.

Namun tidak disangka dengan reaksi pihak kepolisian diluar dugaan semua orang, menghadapi kondisi seperti ini, para perampok menatapi boss mereka, Roy.

“Apa yang kamu takuti? Ada begitu banyak sandera kita, jika pihak kepolisian berani macam-macam, aku bunuh satu per satu! Akan kulihat bagaimana pihak kepolisian menghadapi tekanan dari media nanti!” kata Roy dengan senyuman sadis.

“Kak Roy lah yang paling punya ide.” Kata bawahannya.

“Kamu pergi beritahu polisi, suruh mereka siapkan sebuah mobil, jangan macam-macam! Jika tidak melihat mobilnya, maka setiap 10 menit, aku akan membunuh seorang sandera!” kata Roy.

Perkataan Roy membuat para sandera yang sedang jongkok sambil memegang kepalanya ketakutan hingga gemetaran, mereka berpikir, mengapa mereka begitu sial, hanya jalan-jalan saja bisa juga bertemu dengan hal seperti ini!

.......

Didepan pintu mall.

Berita para perampok terjebak didalam mall sudah tersebar dengan cepat, banyak kerumunan yang datang untuk melihat keramaian membuat lalu lintas lumpuh.

Dan ada juga media yang membawa kamera dan berlari untuk melakukan siaran langsung ditempat kejadian.

Ketika permintaan perampok disampaikan, itu membuat semua orang ramai, beberapa tahun belakangan ini, ini adalah perampok yang paling sombong dan ganas.

Para media berlomba-lomba menyiarkan kejadian ini.

Hanya pihak kepolisian yang mengerutkan keningnya, kejadian saat ini sudah seperti ini, para media dan penonton masih seperti itu, maka akan mudah untuk membuat para perampok ketakutan.

Wakil kepala kantor polisi, Michael, pun datang dia berkata dengan panik, “Apa yang harus dilakukan sekarang!”

“Tuan Michael, aku menyarankan untuk menggunakan pasukan siagap, dan menerobos dengan paksa, dan mencegat perampok dan membebaskan para sandera.” Kata salah seorang polisi wanita.

Wakil kepala kantor polisi ragu-ragu, “Tapi para sandera.....”

“Tuan Michael, jika masih ragu-ragu, maka perampok akan siaga dan mungkin saja akan membunuh! Yang paling ribetnya adalah perampok sudah mengatakannya, setiap 10 menit, mereka akan membunuh seorang sandera! Jika sampai saat itu, akan susah untuk masuk untuk menyelamatkan sandera.” Kata Maggie dengan tegas.

“Dasar wanita bodoh, jika beraksi seperti yang kamu katakan, aku berani jamin setidaknya akan ada setengah jumlah sandera yang dibunuh.” Bertepatan dengan ini, terdengar suara seorang lelaki dari belakang sana.

“Kamu?”

Alis Maggie langsung dinaikkan, dia masih ingat dengan lelaki bernama Robert ini.

Waktu itu ketika Robert berkelahi dengan geng Buzzard dijalanan membuatnya sangatlah ingat dengannya, dia tidak menyangka akan bertemu dengannya disini.

Awalnya Maggie memang sudah tidak begitu suka dengan Robert, sekali mendengar Robert menyindir penilaiannya salah, dia langsung marah, dan berkata, “Tuan Robert, apakah kamu punya saran yang lebih baik?”

“Mudah sekali, suruh satu orang untuk negosiasi dengan mereka saja.” Robert menganalisa, “Kemampuan para perampok ini hanya sedikit lebih tinggi dari orang biasa saja, jika bukan karena mengandalkan pistol, mereka tidak akan bisa menenangkan sandera.”

Maggie tersenyum, “Benar-benar seenaknya bicara saja, mereka ada 6 orang, dan setiap orang punya pistol, sekalipun polisi yang paling hebat di kota Jiang Cheng pun tidak bisa mengatasi hal seperti ini dalam kondisi seperti ini!”

“Aku juga tidak menyuruh polisi untuk maju, sekalipun ada polisi yang bersedia berkorban dan maju, para perampok juga akan siaga.” Kata Robert mencibir.

“Terus apa gunanya kamu berkata seperti itu?” Maggie bingung.

Robert menunjuk dirinya sendiri, “Aku ingin menggunakan toa, karena aku akan naik!”

Mendengar perkataannya, bahkan Michael saja kaget, dia bertanya, “Anak muda, apa hubunganmu dengan hal ini?”

“Ada seorang temanku yang terjebak didalam sana. Karena aku merasa bersalah, aku sudah melihat para perampok tadi, aku merasa ada yang aneh tadi, namun aku tidak memikirkannya dengan jelas.” Jelas Robert.

“Seperti ini kejadiannya......” Alice yang berada disampingnya menjelaskan alur kejadian.

Ketika mendengar Alice berkata bahwa Robert mencegatnya untuk menelepon Ellen untuk bertanya kondisinya, Maggie melirik Robert, ternyata dia punya kesadaran seperti ini.

“Yang dilakukan Tuan Robert sangatah benar, keadaan Nona Ellen sekarang sangatlah bahaya, jika perampok berada disamping Nona Ellen, dan teleponnya bunyi, perampok mungkin akan mengira bahwa Nona Ellen adalah mata-mata, dia mungkin akan menghadapi bahaya.” Kata Maggie.

Meskipun Maggie tidak begitu suka dengan Robert, namun dia menyetujui tindakannya, bahkan dia sedikit memuji Robert.

Alice juga sedikit merasa bersalah, dan dia juga lebih menghargai Robert, bagaimanapun juga, jika bukan karena Robert mengcegat kesalahannya, mungkin saja Ellen sudah celaka karenanya.

Maggie melirik Robert, dan berbisik kepada Michael, “Tuan Michael, orang ini sangatlah hebat, jika dia masuk untuk negosiasi, dia setidaknya bisa menjaga keselamatan dirinya sendiri.”

Setelah mendapatkan persetujuan Michael, langsung ada polisi yang memberikan rompi anti peluru kepada Robert, dan sebuah pistol, namun Robert menolaknya, “Jika perampok melihat aku membawa pistol, mereka pasti akan siaga, lagi pula, menghadapi berandalan seperti ini, pistol terlalu menggangu.”

“Anak muda, setelah kamu masuk, kamu harus hati-hati, jika ada apa-apa, langsung nyalakan bunyi ini.” Ingat Michael.

“Tenang saja.” Robert menganggukkan kepalanya, lalu berjalan kearah pintu mall dan menggambil toa dan berteriak, “Perampok yang berada didalam mall, dengarkan aku, aku adalah negosiator dari pihak kepolisian, kami bisa memenuhi semua permintaanmu, mobil sudah disiapkan, tapi aku harus masuk untuk mengecek keselamatan para sandera!”

Sambil berkata, Robert memutarkan badannya, “Aku tidak membawa pistol, hanya memakai sebuah rompi anti peluru, sekarang aku akan masuk kedalam mall sendirian!”

Selanjutnya, dia membuang toa dan berjalan kearah pintu mall.

Jendela dilantai 4, sebuah pistol mengarah kepada Robert yang akan masuk kedalam mall, perampok berkata, “Kak Roy, orang itu akan masuk, apakah harus menembaknya?”

Roy merenung sejenak lalu mengelengkan kepalanya, “Biarkan saja dia masuk, dia juga tidak bisa melakukan apa-apa sendirian!”

“Ayo semangat semuanya, jika ada yang salah dengan orang itu, langsung bunuh saja!” kata Roy dengan seram.

“Kak, Kak Roy, sepertinya tidak baik untuk membunuh negosiator pihak kepolisian....” kata salah seorang perampok.

Roy tersenyum, “Sudah sampai detik ini, apakah kalian masih berpikir mempunyai harapan untuk menjadi orang biasa? Jangan bermimpi! Jika hari ini kita tidak bisa kabur, kita akan menjalankan sisa hidup kita di penjara!”

Para perampok terdiam, namun tatapannya semakin seram, benar juga kata Kak Roy, jika tidak bisa kabur, maka habis sudah kehidupan mereka!

Roy melanjutkan, “Kalian sudah periksa lantai ini dengan teliti belum? Rico, kamu periksa lagi, jika lantai ini ada mata-mata, dan membantu polisi dari dalam, maka kita akan dalam masalah.”

“Baik. Ruang ganti masih belum sempat diperiksa.” Perampok yang bernama Rico itu lalu menganggukkan kepalanya dan mengecek isi ruangan.

Didalam ruang ganti.

Ellen memegang tasnya, dan gemetaran, dia berdoa dalam hati agar tidak membuka ruang ganti ini.

“Hmm? Hehe!”

Namun kejadian tidak sesuai dengan pemikirannya, pintu ruang ganti dibuka dari luar dengan paksa, Rico awalnya tercengang, lalu tersenyum, “Kak Roy, memang benar dalam ruang ganti ini masih ada yang lolos!”

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu