My Tough Bodyguard - Bab 78 Menemanimu bersandiwara

Depan pintu TF Group.

Robert Qiu masih menunggu, tetapi dia sudah sedikit tidak sabar. Ketika dia sedang bersiap untuk menjalankan langkah selanjutnya, seorang pria berusia lima puluhan, segera menghampirinya sambil tersenyum.

"Tuan Qiu, sudah lama mendengar nama besar anda!" pria itu tertawa.

“Kamu Hansen Gao, Direktur Utama TF Group?” Robert Qiu menatap pria itu sambil bertanya.

"Benar aku, benar aku," Pria itu segera berkata sambil mengangguk.

Robert Qiu berkata sambil menyipitkan matanya, "Bukankah tadi kamu sangat sombong? Ada apa sekarang sudah mengaku kalah?"

"Semua yang baru saja terjadi hanya kesalahpahaman, setelah mendapat pelajaran dari Manager Qiu, aku sudah merenungkannya dengan serius. Memang kami yang salah. Disini aku meminta maaf kepada kamu dan Perusahaan Besar Mo." kata Hansen Gao dengan canggung dan tulus.

Robert Qiu menjulurkan tangannya: "Hanya meminta maaf tidak cukup. Aku juga tidak butuh permintaan maaf darimu. Setelah melunasi hutang, semuanya bisa dibicarakan."

"Bagaimana kalau, Tuan Qiu masuk untuk minum teh, lalu kita bicarakan pelan-pelan? Membicarakannya di depan pintu sepertinya tidak terlalu pantas, bukan?" Hansen Gao berkata dengan sedikit canggung.

"Tidak perlu basa basi, cepat lunasi hutangmu, kalau tidak hari ini aku akan menghancurkan TF Group!" Robert Qiu berkata dengan tidak sabar.

Tampak ketidakrelaan di wajah Hansen Gao, tapi agar rencana mereka berjalan dengan lancar, dia menahannya sambil menggeretakkan giginya, dia berkata sambil menunjukkan raut wajah yang serius: "Tuan Qiu, sebagai CEO TF Group, aku berjanji hari ini aku pasti akan menyerahkan uang 60 miliyar rupiah ini kepadamu, aku tidak akan mengingkarinya."

Setelah diam beberapa saat, nada bicara Hansen Gao berubah: "Tapi, Tuan Qiu, kamu juga harus memaklumi kesulitan kami. Bagaimana pun, itu adalah uang 60 miliyar rupiah. Tidak bisa langsung mengeluarkannya, harus melalui prosedur dan persiapan. Paling sedikit juga perlu waktu satu jam. Menurut Tuan Qiu bagaimana? "

Robert Qiu meliriknya lalu berkata dengan acuh tak acuh: "Baik, pokoknya, hari ini aku mau melihat uang ini. Tidak ada uang, siapa pun tidak ada yang bisa melindungi TF Group kalian."

Saat ekelompok eksekutif perusahaan yang ikut turun dengan Hansen Gao mendengar ucapan Robert Qiu yang sombong, semuanya diam-diam bergumam dalam hati dengan tidak senang.

Sedangkan Hansen Gao dari awal sudah menganggap Robert Qiu sebagai orang mati, yang harus dia lakukan hanyalah mengulur waktu. Memikirkan hal ini, Hansen Gao berkata sambil tersenyum: "Tuan Qiu jangan marah, silahkan lewat sini.."

Ruang konferensi.

Belasan orang menduduki tempat duduk masing-masing.

Menyajikan teh.

"Teh yang bagus." Robert Qiu mencicipinya: "Teh longjing sebelum hujan, kan? Sangat segar."

"Benar benar, teh Longjing dari Xi Hu ini baru dipetik kemarin, rasa yang paling otentik! Tidak disangka Tuan Qiu masih sangat muda, tapi memiliki keahlian yang hebat dalam seni minum teh, ini sungguh luar biasa!" puji Hansen Gao.

"Tidak perlu memuji-muji aku. Dalam satu jam, aku ingin melihat uang!" Robert Qiu tidak melepaskan pembahasan ini.

Hansen Gao tersenyum getir: "Tuan Qiu, dalam waktu satu jam, kami pasti mengumpulkan 60 miliyar rupiah. Tapi saya punya satu permintaan, semoga Tuan Qiu bisa mengabulkannya, bisakah menyuruh peretas itu berhenti dulu? Komputer kita telah diretas departemen keuangan kami kesulitan melakukan pekerjaan mereka. "

"Omong kosong, dalam satu jam tidak bisa menghitung secara manual hutang sejumlah 60 miliyar rupiah? Apakah departemen keuangan kalian makan kotoran?" kata Robert Qiu kasar.

Dimarahi di depan umum oleh Robert Qiu, hal ini membuat semua orang di TF Group merasa sangat canggung, raut wajah semua orang terlihat tidak senang. Bahkan Gwendolyn Yuan juga memandang Robert Qiu dengan tatapan menegur.

"Intinya, jika uang itu tidak sampai di rekening Perusahaan Besar Mo, semuanya akan tetap sama seperti sebelumnya. Jika setelah satu jam uang itu masih tidak masuk ke dalam rekening, sampai saatnya akan ada ada banyak pelajaran yang menanti kalian, coba saja jika kamu tidak percaya!" kata Robert Qiu dengan arogan.

Hansen Gao menarik ujung mulutnya, dia merasa sangat tidak rela, basis data diretas, seluruh perusahaan menjadi lumpuh, setiap detik dia sedang merugi. Jika membiarkan Robert Qiu membuat ulah seharian, kerugian yang dideritanya akan lebih dari 60 miliyar rupiah.

Tingkat kesulitan dalam menghadapi Robert Qiu, diluar dugaan Hansen Gao.

"Apakah kalian sudah mendengar apa yang dikatakan Tuan Qiu! Cepat desak departemen keuangan, suruh mereka mempercepat kinerja mereka, harus menyiapkan uang 60 miliyar rupiah dalam waktu setengah jam!" Hansen Gao tidak berani mengulur waktu, dia berteriak keras.

Dengan desakan dari CEO, semua karyawan di departemen keuangan bekerja sama menyelesaikan perhitungan mereka. Setelah setengah jam, dana 60 miliyar rupiah akhirnya disetor ke rekening Perusahaan Besar Mo.

Tak lama, Robert Qiu mendapatkan telepon dari Stella Bai, dia mengatakan kepadanya bahwa uang itu sudah sampai di rekening mereka.

"Baik, kerjanya cepat juga," kata Robert Qiu sambil tersenyum.

Hansen Gao berkata sambil meringis: "Tuan Qiu, dikarenakan uangnya sudah sampai di rekening kalian, masalah peretas ..." tadi, departemen keuangan memberitahunya, setengah jam kelumpuhan satu departemen dapat membuatnya kehilangan dua miliar rupiah, mendengarnya Hansen Gao merasa sangat tidak rela.

"Jika dari awal tahu akan begini, untuk apa sebelumnya berbuat seperti itu?" Robert Qiu menyeringai.

Uang sudah tiba di rekening, Robert Qiu juga malas meladeninya, dibawah tatapan mata semua anggota TF Group, dia mengirim pesan kepada Laba-laba merah.

Dalam waktu kurang dari satu menit, virus yang membuat TF Group tertekan, menghilang tanpa jejak yang tersisa. Jika bukan dikarenakan semua departemen utama berhenti beroperasi, semua orang pasti berpikir bahwa semua yang terjadi barusan hanyalah ilusi.

"Hutang uang harus di bayar dengan uang, itu adalah prinsip yang tidak dapat diubah. Kelak jangan sampai aku melihatmu melakukan hal seperti ini lagi." kritik Robert Qiu.

“Baik baik.” Hansen Gao tersenyum, tapi sudah ada maksud jahat di dalam hatinya. Diam-diam dia baru saja mendapatkan telepon dari Kenny Chu yang mengatakan bahwa semuanya sudah siap, yang harus dia lakukan adalah mengantar Robert Qiu pergi.

Robert Qiu, yang sudah mendapatkan uang, tidak terburu-buru sama sekali, dia melanjutkan meminum teh dengan perlahan, hal ini membuat Hansen Gao panik, tetapi dia juga tidak bisa mendesaknya pergi, kepalanya sangat sakit.

Akhirnya Robert Qiu yang sudah bosan minum, mengajak Gwendolyn Yuan pergi meninggalkan TF Group.

“Manager Qiu, kenapa kamu menghabiskan begitu banyak waktu dengan mereka?” Gwendolyn Yuan bertanya saat mereka kembali ke dalam mobil, bahkan dia juga bisa melihat Robert Qiu sengaja mengulur waktu hampir satu jam baru akhirnya mereka pergi.

Robert Qiu tersenyum dan berkata, "Aku hanya menemani mereka."

"Menemani?" kata Gwendolyn Yuan heran.

"Kamu benar-benar gadis yang bodoh, menurutmu apakah perusahaan sebesar TF Group, akan membutuhkan waktu setengah jam untuk menghitung 60 miliyar rupiah? Kamu adalah karyawan senior departemen keuangan, coba kamu katakan kepadaku butuh berapa lama untuk menyuruh seluruh departemen keuangan mengeluarkan 60 miliyar rupiah? " tanya Robert Qiu.

"Sepertinya ... hanya butuh beberapa menit ..." Gwendolyn Yuan menjulurkan lidahnya, dengan ragu.

"Beberapa menit sudah termasuk lama, Hansen Gao itu sedang mengulur waktu, apakah kamu tidak menyadarinya?" Robert Qiu memakai sabuk pengamannya lalu melirik ke luar jendela mobil: "Jika tebakanku tidak salah, mungkin akan ada hal tidak terduga dalam perjalanan kembali ke perusahaan."

“Hah?” Gwendolyn Yuan sangat ketakutan.

Robert Qiu memberkan tatapan yang menenangkan kepadanya: "Tenang saja, dikarenakan aku menemani mereka bersandiwara, tentu saja aku sudah memiliki solusi dalam masalah ini. Jika benar-benar terjadi sesuatu, kamu bersembunyi di dalam mobil dan jangan keluar, apakah kamu mengerti?"

“Tapi bagaimana denganmu?” Gwendolyn Yuan bertanya dengan khawatir.

“Apakah kamu tidak tahu aku sangat jago berkelahi?” Robert Qiu menyeringai, “Kebetulan aku sedang kekurangan karung pasir untuk berlatih, ada orang yang memberikannya, kenapa tidak menerimanya dengan senang hati?"

Begitu Robert Qiu pergi, semua orang di TF Group akhirnya merasa lega. Tuan kecil itu sangat sulit dilayani, bisa dikatakan dia membuat TF Group berada di dalam situasi yang sulit.

Kembali ke kantornya, Hansen Gao menelepon Kenny Chu: "Robert Qiu sudah pergi, kamu bisa mulai bertindak, kamu harus membunuhnya!"

...

Di tempat lain, di lantai paling atas hotel Jiang Cheng.

Calvin Chu mengerang sebentar, dia menghubungi Ripper, bos geng pembunuh di provinsi Y: "Ripper, perihal Rose yang pernah kamu katakan padaku sebelumnya, kenapa masih belum di mulai?"

Ripper itu juga sangat bingung: "Rose sudah sampai di Kota Jiang Cheng, tapi dia mengatakan bahwa orang itu sangat spesial, perlu diawasi beberapa hari. Dia tidak akan bertindak jika tidak memiliki keyakinan."

Calvin Chu merasa terkejut, bahkan penilaian Rose terhadap Robert Qiu juga sangat tinggi? Dia sedikit tidak dapat mempercayainya, lalu dia berkata dengan suara rendah, "Ripper, sekarang aku memiliki peluang yang bagus. Aku memiliki keyakinan 50% untuk menyingkirkan Robert Qiu. Jika kamu bergabung dalam operasi ini, setidaknya peluangnya 80%!"

"80%? Boleh dicoba." Ripper mengangguk, kemudian dia berkata: "Tapi rencanaku di Kota Jiang Cheng sudah dikacaukan oleh Robert Qiu. Bahkan jika aku memiliki niat ini aku juga tidak berdaya. Kesempatan ini aku serahkan kepadamu, Tuan Muda Chu saja, bagaimana pun kamu adalah King of Underworld di Kota Jiang Cheng! "

"Bajingan ini sungguh licik!" setelah menutup telepon Calvin Chu berkata sambil menggertakkan giginya.

Tetua yang ada di samping berkata sambil merapikan kumisnya, "Kelihatannya aku harus menanganinya sendiri."

"Seekor elang tidak menangkap lalat. Tetua, kamu tunggu melihat tontonan bagus saja, aku sudah mengutus The Sands!" Calvin Chu menyeringai dan berkata dengan percaya diri.

"The Sands? Jika aku tidak salah ingat, mereka adalah geng urutan ketiga dari 4 ministry 8 commander. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka sedang melakukan bisnis kasino. Apakah perlu mengerahkan kekuatan sebesar ini untuk membunuh Robert Qiu?" Tetua mengerutkan dahinya.

Calvin Chu berkata dengan suara rendah, "Belakangan ini Robert Qiu terlalu menyilaukan mata. Jika tidak menggunakan kekuatan yang sesungguhnya, takutnya tidak bisa menghadapinya."

“Benar juga,” Tetua mengangguk sambil berpikir.

...

Dalam perjalan kembali ke kota, ratusan anggota The Sands sedang mempersiapkan peyergapan di hutan lebat di kedua sisi jalan raya yang luas.

Saverio Zou, pemimpin The Sands memimpin anggotanya sendiri, dia berkata dengan pelan sambil merokok: "Semuanya perhatikan baik-baik! Mobil target kita adalah Mercedes-Benz berwarna hitam, nomor plat mobilnya adalah H25468. Begitu muncul, langsung hadang mobil itu! Di dalam mobil ada sepasang pria dan wanita, bunuh semuanya! "

"Bos Zou, bukankah ini sangat keterlaluan? Sekarang ini adalah masyarakat yang memiliki hukum." Seorang anggota muda berkacamata menelan ludah, kemudian bertanya.

Saverio Zou menamparnya, tamparannya membuat kacamata anak muda itu menjadi pecah: "Apakah pikiranmu sudah kacau! Kita adalah mafia, memangnya kenapa kalau kita membunuh dua orang? Lagian disini tidak ada kamera pengawas, bahkan jika ingin menyelidikinya, apa yang bisa mereka lakukan terhadap kita? "

Pemuda itu segera meminta maaf sambil mengenggam wajahnya, hal ini membuat Saverio Zou merasa baikan, lalu dia memberikan peringatan lagi: " Aku perjelas sedikit, ini adalah perintah langsung dari Raja Mafia Chu, kita harus menghabisi dua orang yang berada di dalam mobil itu, terutama pria itu! Nanti semuanya jangan berbelas kasihan! "

“Bos Zou, mobil target sudah muncul!” saat ini, anggota yang bertanggung jawab untuk mengawasi berteriak dengan suara rendah.

Semua orang terkejut, mata mereka menatap lurus ke jalan. Ternyata benar, sebuah Mercedes hitam sedang melintas dengan perlahan.

"Saat mobil itu sampai di lokasi penyergapan, semua orang segera bertindak, halangi dia dari depan belakang kiri dan kanan agar dia tidak dapat melarikan diri!" kata Saverio Zou bersemangat.

Tapi pada saat ini terjadi sesuatu yang diluar dugaan, tak disangka Mercedes-Benz mendadak berhenti, lalu seorang pemuda keluar dari dalam mobil , dia mengunci pintu, kemudian dengan perlahan-lahan dia berjalan ke lokasi tempat penyergapan disiapkan. Dia melirik ke sana kemari, lalu berkata kepada dirinya sendiri, "Cukup pandai memilih tempat. Di jalan ini tidak ada kamera pengawas."

Di saat semua orang tidak tahu harus berbuat apa, pemuda itu melihat sekeliling lalu senyuman jahil muncul di sudut bibirnya: "Aku sudah berdiri di tempat ini. Jika kalian masih tidak keluar, aku akan segera pergi."

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu