My Tough Bodyguard - Bab 24 Kau Curang Sekali

"Semua orang dengar, kan?" seru Robert.

Suasana di Departemen Pemasaran sangat aneh, semua orang tercengang.

Robert dan Hugo sama-sama bintang perusahaan. Saat keduanya adu mulut tadi, tidak ada kesempatan bagi orang lain untuk menyela mereka.

Saat orang-orang kembali tersadar dan memikirkan dengan teliti tentang pertunjukan tadi, ekspresi mereka sangat luar biasa.

"Drama terbaik tahun ini, berlanjut episode demi episode!"

"Jauh lebih bagus daripada drama dengan wakil direktur kemarin! Yang kalah akan pulang dengan telanjang hahaha!"

"Hugo tidak buruk juga, mengelilingi perusahaan dengan celana dalam, sayang dia tidak memikirkannya!"

Seluruh pegawai bersiap menonton pertunjukan.

Manajer Fan pun sampai terkejut. Saat ia mengetahui kalau Robert dan Hugo beradu, kepalanya jadi pusing sekali.

Keduanya adalah bintang Departemen Pemasaran. Yang satu telah menduduki takhta sales nomor 1 selama 2 tahun berturut-turut, sementara satunya lagi didukung oleh Manajer Besar, bahkan wakil direktur pun mengalah padanya.

Persaingan keduanya berhubungan dengan pencapaian perusahaan. Manajer Fan tidak mudah mencegahnya.

Akhirnya, Manajer Fan memutuskan untuk memberikan laporan pada Direktur Besar.

"Namanya juga anak muda, biarkan mereka berulah," kata Anderson sambil tertawa setelah mendengar laporan itu.

Berhubung Direktur Besar tidak melarang, maka Manajer Fan pun tidak bisa terlalu ikut campur. Ia hanya semakin penasaran degan identitas Robert yang sebenarnya.

"Robert, apa kamu yakin?" George Zeng menyeka keringat.

"Seharusnya tak masalah," jawab Robert mantap.

3 tahun di luar negeri, mengerjakan tugas, atau menolong tidak sedikit orang VIP. Semua orang memiliki hati, selain beberapa orang celaka yang tak tahu terima kasih, mayoritas orang merasa berterima kasih pada Robert.

Seperti Sofia sang direktur perusahaan berkelas internasional, CEO, manajer senior, dan banyak lagi.

Paling tidak, ia bisa menarik pemasukan dari Sofia, setelah itu ia bisa membalasnya lewat jalur lain.

Jadi, begitu pertaruhan ini dimulai, Robert sudah memasuki kondisi stabil untuk menang. Ia hanya tinggal menunggu Hugo melepas celana dalamnya yang tersisa, berlari mengelilingi perusahaan, lalu berlari keluar sebanyak 3 putaran.

Beradu denganku? Mampuslah kamu! Robert tertawa sinis

***

Hugo kembali ke tempat duduknya, ia sangat antusias.

"Robert mendapatkan 100miliar. Semua orang di sini mengetahuinya. Kalau saat ini aku bisa menginjaknya, namaku akan tersiar di seluruh perusahaan.

"Nanti, Direktur Besar Mo pasti akan memerhatikanku!"

Memikirkan hal ini, hati Hugo pun dipenuhi antusiasme.

Hugo yang belum genap 30 tahun, sudah menunjukkan bakat bisnis yang luar biasa sejak lulus perguruan tinggi. Ia mendatangkan satu demi satu pemasukan bagi Perusahaan Besar Mo.

Kalau bukan karena kepayahannya dalam mengatur, ia sudah lama menjadi pegawai sekelas manajer.

Ini adalah tahun keenamnya di Perusahaan Besar Mo. Bonus yang didapatnya selama bertahun-tahun ini membuatnya menjalani hidup yang mewah: jas Armani, jam tangan Rolex senilai ratusan juta.

Hampir semua perusahaan farmasi di kota Jiang Cheng telah mengajukan undangan untuknya, dan tawaran mereka jauh lebih bagus daripada Perusahaan Besar Mo.

Namun seberapa besar pun tawaran yang mereka ajukan, Hugo tetap tak mau pergi. Ia bersikeras tinggal di Perusahaan Besar Mo.

Alasannya hanya satu: Alice Mo.

Saat ia baru lulus dan bekerja di Perusahaan Besar Mo, ia beberapa kali bertemu Alice yang waktu itu masih kuliah.

Semenjak itu, Hugo tak pernah bisa melupakannya.

Terutama setelah Hugo mengetahui kalau Alice adalah orang yang sangat berbakat, ia semakin mengaguminya.

Meskipun Alice tak pernah sekalipun berbicara dengannya selama 6 tahun ini, tapi ia sangat percaya bahwa dirinya adalah pria yang paling mengerti Alice di dunia ini.

Di saat bersamaan, ia juga merasa rendah diri. Cahaya Alice terlalu terang, Hugo merasa dirinya bukan apa-apa. Ia tahu dirinya tidak pantas bersanding dengan Alice. Sejak saat itu, ia bekerja mati-matian demi membuat Alice menaruh perhatian padanya.

"Asal aku bisa menginjak Robert, Alice pasti akan memperhatikanku dan menyadari betapa hebatnya kemampuanku!"

Semangat Hugo pun menggebu-gebu.

Tapi kalau Robert tak berhasil diinjak...

Hugo menggeleng-geleng. Ia membuang jauh-jauh semua pikiran yang tak realistis.

Sales nomor 1 yang termasyhur, kalau sampai tak bisa membereskan seorang karyawan baru, maka kualifikasi apa yang dimilikinya untuk memiliki Alice?

"Hugo, kau sungguh akan bertaruh dengan Robert?" tanya seorang rekan dengan wajah khawatir.

Hugo mengiyakan, "Bocah itu terlalu angkuh. Kalau aku tidak memberinya sedikit pelajaran, maka dia tidak akan pernah tahu kalau masih ada langit di atas langit!"

"Tapi..." rekan itu tidak melanjutkan kata-katanya.

"Vincent, mengapa hari ini bicaramu terbata-bata?" Hugo mengernyitkan keningnya. Sebelumnya Vincent juga yang memberitahunya kalau Robert telah merampas gelar 'Sales Nomor 1', ia juga menganjurkannya agar jangan mencari masalah dengan Robert.

Vincent tersenyum pahit, lalu menceritakan semua kejadian beberapa hari ini kepada Hugo.

Terutama tentang undangan makan bersama Direktur Besar, serta tentang kekalahan Wakil Direktur Chen. Vincent menceritakan semuanya dengan sangat detail untuk membuat Hugo mengerti bahwa beradu dengan Robert tidak akan memberinya akhir yang baik.

"Apa?!"

Wajah Hugo memucat, "Kenapa kamu tidak bilang dari awal!"

"Kamu terlalu terburu-buru, aku belum sempat bicara tapi kamu sudah mencari masalah dengan Robert," LAOLI tersenyum kecut.

Hati Hugo pun bergejolak. Ia tidak menyangka kalau latar belakang Robert begini luar biasa. Tapi, dibandingkan dengan latar belakang Robert, ia lebih takut kalau Robert bermain curang.

Dari penuturan Vincent, ia tahu kalau Robert adalah lulusan luar negeri. Pemasukan yang didapatkannya berasal dari luar negeri.

Sebelumnya Hugo sangat heran, di seluruh kota ini, koneksinya di bidang pemasaran bisa dihitung dengan jari. Ahli pemasaran di kota ini, kalaupun belum pernah ditemuinya, namanya pasti pernah terdengar olehnya.

Sementara Robert ini, seperti jatuh dari langit.

Pemasukan senilai 100miliar...Transaksi sebesar ini, paling tidak bisa membangkitkan gelombang kecil di bidang pemasaran, namun Hugo tidak pernah mendengar ada perusahaan yang bekerja sama dengan Perusahaan Besar Mo akhir-akhir ini.

Robert mendapatkannya dari luar negeri. Pertanyaan Hugo pun terpecahkan.

Saat ini Hugo tidak tahu apapun tentang koneksi Robert di luar negeri. Kalau sampai Robert kembali mendapatkan sumber dana dari luar negeri, maka bukankah mimpinya akan hancur?

Kalau dia adalah orang pada umumnya, ia pasti akan menggagalkan taruhan begitu mengetahui tentang latar belakang Robert.

Namun Robert sudah bertekad keras hendak menginjak Robert dan mengangkat namanya sendiri demi mencuri perhatian Alice.

memikirkan hal ini, Hugo pun membulatkan tekad. Ia berjalan ke hadapan Robert.

"Ada apa lagi?" Robert yang sedang bermain gim malas mengangkat matanya.

Hugo menyindir, "Kudengar Direktur Besar mendukungmu, keren sekali!"

"Tenang saja, tidak peduli menang atau kalah taruhan, aku tidak akan menyuruh Direktur Besar untuk menekanmu," Robert dengan mudah menebak kekhawatiran Hugo. Dalam hati ia tidak bisa menahan tawa.

Mendengar janji Robert, hati Hugo yang semula bergejolak pun jadi lega.

"Selain itu, aku juga menetapkan peraturan, sumber dana dalam pertaruhan ini hanya boleh dari dalam kota Jiang Cheng!" kata Hugo mantap.

"Kenapa?" Robert merasa aneh.

Ekspresi Hugo tak siap, ia tak pernah memikirkan tentang hal ini. Ia menjawab degan terbata-bata, "Tentu saja untuk, untuk, untuk membangkitkan perekonomian kota Jiang Cheng!"

Pfft!

Mendengar alasan yang tak masuk akal ini, para pegawai pun tak bisa menahan tawa.

Seakan mengetahui kalau alasannya tidak berdasar, Hugo buru-buru menambahkan, "Kudengar Tuan Qiu adalah lulusan luar negeri. Berhubung ini adalah taruhan, maka tentu harus adil. Saat ini Tuan Qiu berada di kota Jiang Cheng, maka tidak seharusnya memanfaatkan koneksi di luar negeri, bukan begitu?"

"Lucu sekali, kamu mengurusi dari mana sumber danaku berasal? Yang penting aku bisa mendapatkannya! Aku tidak punya koneksi dan jalan di kota Jiang Cheng, bagaimana bisa beradu denganmu?" Robert tertawa dingin.

Robert bukannya tidak punya koneksi di kota Jiang Cheng, ia hanya tidak ingin memanfaatkannya. Taruhan yang diajukan Hugo hanya dianggapnya sebagai lelucon, tak disangka, ternyata Hugo meminta lebih. Ini membuat Robert agak tak senang.

"Mau dari mana sumber dana, itu terserah aku. Kalau kamu tak terima, tidak usah bertaruh!" jawab Robert kehabisan kesabaran.

Hugo seketika panik. Ia masih ingin menginjak Robert dan menarik perhatian Alice. Kalau Robert tidak mau melakukannya, bagaimana rencananya akan berjalan?

"Baiklah, sesuai kemauanmu. Tapi aku tetap akan berpegang pada prinsipku, tidak menarik dana dari luar negeri!" kata Hugo tak mau kalah.

"Kamu tidak punya koneksi di luar negeri, mengapa tak berterus terang saja, aku juga tak akan menertawakanmu," ujar Robert sambil memiringkan bibirnya.

Hahaha!

Seisi Departemen Pemasaran pun tak bisa menahan tawanya lagi. Mereka tertawa terbahak-bahak.

"Menyumbangkan pemasukan untuk perusahaan adalah yang terpenting, untuk apa bicara sebanyak itu?"

"Standar ganda, licik juga permainannya."

"Benar, sampai punya muka untuk bicara keadilan. Menyuruh Kakak Qiu menarik dana dari dalam kota, mengapa kamu tidak sekalian saja pergi ke luar negeri?"

Tutur para pegawai satu demi satu.

Hugo murka sampai mukanya merah padam. Ia ingin membela diri, namun tiba-tiba, seorang wanita yang luar biasa cantik memasuki Departemen Pemasaran, membuat semua orang memusatkan perhatian padanya!

Direktur umum, Alice Mo!

Para pegawai buru-buru mengatupkan mulut. Ini adalah jam kerja, kalau sampai Direktur melihatnya, akan jadi apa mereka?

"Dir, Direktur Mo!" Hugo seperti sedang mengerang. Karena suaranya terlalu pelan, Alice pun tidak mendengarnya dan melewatinya begitu saja.

Semua orang, termasuk Hugo, sedang menebak-nebak apa yang dilakukan Alice di sini.

Departemen kelas bawah seperti Departemen Pemasaran dan Departemen Perdagangan tidak akan didatangi oleh manajer senior kalau tak ada kejadian khusus.

Pertanyaan ini, segera dijawab oleh tindakan Alice. Ia berjalan ke arah Robert, lalu berkata, "Mobil sudah menunggu di bawah, cepat bereskan."

"Bagaimana dengan Paman Mo?"

"Masih harus lembur, dia menyuruh kita pulang terlebih dahulu."

Robert mengiyakan, lalu berkata pada George Zeng yang melongo di sampingnya, "Ketua Zeng, saya pulang dulu."

"Ng...baik, baik," George Zeng serasa ingin menangis. Dasar bocah, Direktur bahkan menjemputmu sendiri untuk pulang, untuk apa lagi berpamitan dengannya? Robert, kamu curang sekali.

Semua karyawan Departemen Pemasaran cemburu berat padanya. Mereka kira-kira bisa menebak seperti apa latar belakang Robert.

Hubungan yang begitu dekat dengan Direktur Besar, serta tinggal di bawah satu atap, ini semua sangat jelas, Robert seharusnya adalah keluarga jauh Direktur Besar.

Sementara Alice, seharusnya adalah saudara sepupu Robert. Dilihat dari umur, ia seharusnya adalah adik sepupu Robert. Masuk akal kalau dia menjemput Robert untuk pulang.

Tidak salah lagi!

Para pegawai sangat heboh. Ada seorang anggota keluarga kerajaan di dalam Departemen Pemasaran! Departemen Perdagangan yang seringkali menekan mereka, apa masih berani sombong?

"Aku memang idiot!"

Hugo sangat ingin menampar wajahnya sendiri. Ia tak pernah berpikir sekalipun kalau Robert adalah 'kakak sepupu' Alice. Kalau ingin menarik perhatian Alice, mendekati Robert adalah jalan pintasnya.

Namun ia terang-terangan berselisih dengan Robert, sampai sok mempertahankan prinsip segala. Kalau ia berusaha mendekati Robert saat ini, ia pasti akan jadi bahan tertawaan.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu