My Tough Bodyguard - Bab 134 Siapa yang melarikan diri, dialah kura-kura pengecut!

Elva terjatuh miring di atas lantai, dia berbalik badan dengan cepat, setelah memuntahkan darah, pandangan waspadanya melihat ke arah bayangan yang menyerangnya, sambil memperingatkan partnernya: "Robby, ada perubahan!"

Robby yang sedang bertarung dengan Robert otomatis juga sudah menyadari perubahan kondisi, dengan cepat mundur, kembali ke sisi Elva: "Kamu tidak apa-apa?"

"Bukan masalah besar." Elva menggelengkan kepala, kemudian dengan pandangan tajam melihat ke lawannya: "Siapa? Keluar!"

Tidak perlu lawannya menjawab, dengan meminjam cahaya bulan yang menembus jendela, Robby dan Elva sudah bisa melihat dengan jelas penampilan lawan mereka.

Terusan panjang merah, wajah yang cantik, berdiri di samping jendela, anggun seperti setangkai mawar merah, luar biasa cantik!

Elva berteriak kaget: "Kamu!"

Ekspresi Robert juga ikut memburuk: "Tebakan Ripper benar, Rose, kamu memang adalah pengkhianat di Koalisi Pembunuh!"

"Dari dulu sudah ingin coba bertarung dengan kedua senior, sayangnya tidak ada kesempatan, malam ini bisa bertemu disini, benar-benar sangat beruntung." Jessy berkata serius.

Kalau diganti orang lain, berkata seperti itu, ada kemungkinan mereka sedang menyombongkan diri. Tapi Jessy berkata seperti itu dengan nada penuh hormat, sama sekali tidak ada maksud menyombongkan diri.

Robby berkata dingin: "Rose, kamu sekarang sedang merusak masa depanmu sendiri! Aku benar-benar tidak mengerti, kamu mengkhianati Koalisi pembunuh, apa ada untungnya untukmu? Apakah kamu tahu, kalaupun malam ini kamu beruntung bisa melepaskan diri dari kita, tapi selanjutnya, kamu akan kehilangan seluruh nama baikmu. Seluruh provinsi Y, bukan, seluruh CBD Group tidak akan membiarkanmu hidup!"

"Aku sudah membuat keputusan, otomatis sudah memikirkan hasil dari keputusanku ini." Jessy menghirup nafas dalam: "Malam ini melawan kalian berdua sendiri, aku sudah tidak berencana mau keluar dari villa ini hidup-hidup!"

"Bertarung sendirian?" Robby dan Elva membeku sejenak, apakah Robert tidak termasuk di dalam?

"Masih ada aku, Jessy." Menyadari dirinya terlupakan, Robert segera berkata.

Jessy berkata dengan suara kecil: "Cepat pergi! Kamu bukanlah lawan mereka, aku bisa melambatkan mereka sejenak, kamu ke atas menyelamatkan Anderson Mo, kemudian pergi cari bantuan pihak kepolisian."

Robby menghela nafas: "Memang Rose, masih jelas dengan kemampuan sendiri."

Elva tertawa dingin: "Sayangnya, bintang pembunuh yang begitu bagus, demi lelaki biasa seperti ini, bisa-bisanya menyerah dengan masa depannya yang begitu cerah, benar-benar aneh."

"Kedua senior, dulu bukannya juga sama sepertiku, demi bisa bersama dengan orang yang ada di hati, menyerah dengan masa depan yang cerah? Dari satu pihak, aku meniru keputusan kalian. Sekarang baru saja lewat beberapa tahun, kalian berdua sudah melupakan pengalaman sendiri?" Jessy berkata datar.

Robby dan Elva seketika membeku mendengar perkataan Jessy.

Memang.

Dulu mereka berdua menjalin hubungan, menerima pantangan keras dari Koalisi pembunuh.

Terjadi percintaan diantara dua pembunuh adalah larangan besar.

Meskipun begitu banyak yang tidak setuju, tapi mereka tetap bersama.

Kalau bukan karena mempertimbangkan bahwa mereka berdua adalah Pembunuh Legenda, adalah penyangga Koalisi, takutnya dari dulu Koalisi sudah mengirimkan orang untuk membunuh mereka.

Namun Robby dan Elva juga karena hal ini membayar harga yang sangat besar----dikirim ke cabang Kota C, tidak mendapatkan kerjaan penting selama 3 tahun.

Kalau bukan karena masalah Robert kali ini sangat susah, berulang kali kehilangan beberapa Silver Killer, ditambah dengan Pembunuh Legenda lainnya masih sedang menyelesaikan misi lain, maka mereka juga tidak akan bisa mendapatkan misi kelas S ini.

"Rose, kamu benar, kami memang tidak ada hak menertawakanmu." Robby berkata dingin.

Jessy tertawa pahit di dalam hati, dari dia memutuskan naik mobil, mengikuti Robert pulang ke villa keluarga Mo, dia sudah berencana bertarung sampai mati.

Waktu dimana seorang pembunuh paling menakutkan adalah ketika dia bersembunyi.

Oleh karena itu, Jessy merencanakan strategi perang, lebih dulu turun mobil, kemudian masuk ke villa dari pintu belakang. Menanti Robert buka pintu dengan perlahan, Robby dan Elva yang bersembunyi di dalam hall pasti akan konsentrasi penuh ke pintu, seluruh perhatian mereka akan terletak pada Robert, dan saat ini Jessy pun mencuri kesempatan masuk ke hall, bersedia menyerang.

Saat ini, Robby dan Elva sudah keluar, bahaya mereka pun mengecil. Meskipun Jessy tahu dia masih bukanlah lawan mereka, tapi waktu yang paling berbahaya sudah lewat, setidaknya dia masih bisa menahan mereka sejenak, memberikan waktu untuk Robert menyelamatkan orang dan melarikan diri.

Pertarungan selanjutnya, pasti akan kamu mati atau aku mati, kalau Robert tidak pergi, maka pengorbanannya tidak ada artinya lagi.

Memikirkan sampai sini, Jessy menyadari Robert belum bergerak, segera mendesaknya: "Robert, kamu melamun apa? Cepat pergi selamatkan Anderson Mo! Masalah disini serahkan padaku!"

"Oi oi oi, siapa bilang aku bukan lawan mereka." Melihat dirinya diremehkan oleh Jessy, Robert seketika merasa tidak senang, kalaupun ada 10 pembunuh sekelas Robby, tetap tidak bisa mengalahkannya.

"Kamu!" Jessy hampir menangis, lelaki sialan ini, tadi sudah bertarung dengan Robby, apakah masih belum sadar dengan kemampuan Robby?

Robby berkata datar: "Anak muda, melihat Rose begitu melindungimu, aku lepaskan kamu sekali. Anderson Mo di atas, di kamarnya sendiri, kita tidak tertarik dengan orang diluar sasaran, oleh karena itu dia belum mati, hanya pingsan."

Bibir Elva membentuk senyum dingin: "Kamu silahkan ke atas, membawanya pergi, kemudian bawa tunanganmu itu melarikan diri bersama."

Robby melanjutkan: "Setelah kami mengurus Rose, kami akan pergi mencarimu."

Elva berkata: "Oleh karena itu kamu harus cepat sedikit, kalau kamu berhasil sampai ke kantor polisi sebelum kami berhasil mengejarmu, maka malam ini kamu aman untuk sementara."

Robby akhirnya menambahkan lagi: "Tapi, besok malam tidak pasti. Kecuali kamu terus bersembunyi di kantor polisi tidak keluar, menjadi seekor kura-kura yang bersembunyi."

Kedua orang ini sangat cocok, membuat Robert merasa kesal, terus menerus diremehkan orang, membuatnya sedikit kesal, dia menarik lengan bajunya: "Melarikan diri? Aku kenapa mau melarikan diri? Mau berkelahi, ayo! Malam ini siapa yang melarikan diri, dia lah kura-kura pengecut!"

Kesempatan sebagus ini, tidak melarikan diri?

Robby dan Elva membeku, menampakkan ekspresi tidak percaya.

"Robert, kamu...." Jessy masih mau bicara, namun dipotong oleh Robert: "Jessy, kamu kalau benar menganggapku sebagai teman, maka jangan banyak bicara. Mereka berdua, kita juga berdua, menurut jumlah orang, kita sama sekali tidak usah takut!"

"Tapi bertarung dengan pembunuh sekelas mereka, tidak peduli berapa banyak orang, tetap tidak akan menang!" Jessy mulai merasa panik: "Aku harus berkata apa agar kamu mengerti?"

"Beritahu aku khas kedua orang ini." kata Robert.

Melihat dirinya benar-benar tidak bisa menasehati Robert, Jessy berkata sambil menggigit bibir: "Yang lelaki bernama Robby, pintar dalam pertarungan jarak dekat. Yang perempuan bernama Elva, pintar memakai racun." Tidak ada cara lain lagi, hanya bisa maju terus.

Elva berkata dengan nada mengejek: "Rose, kamu bahkan sudah meneliti orang pihakmu, gelar Pembunuh Legenda dengan tingkat keberhasilan 100%, memang bukan hanya sebuah omong kosong."

"Mengetahui diri sendiri dan teman, baru bisa pasti menang 100%, ini adalah pengetahuan yang sudah diwariskan oleh leluhur kita, aku hanya menerapkan pengetahuan. Perempuan kalau hanya cantik, tidak ada gunanya, ada waktu luang harus baca banyak buku, agar otak yang kosong bisa mempunyai keahlian berpikir." Jessy membalas tanpa ekspresi.

Mendengar Jessy balas mengejeknya cantik namun tidak berotak, Elva seketika emosi, kemudian tertawa dingin: "Lagipula kamu sudah mau mati, biarkan kamu mengejekku juga tidak apa-apa."

"Tidak usah banyak bicara dengan mereka, cepat mulai cepat selesai." kata Robby.

Kedua orang menerjang ke arah Robert secara bersamaan, Robert berpikir 'datang dengan tepat', baru saja bermaksud kembali menyerang, namun Jessy yang di sampingnya lebih dulu menyerang, melawan Robby dan Elva sendiri.

"Benar-benar ingin mati!" Robert menggelengkan kepala.

Baru saja saling menyerang 3 kali, Jessy sudah dipukul sampai mundur terus menerus, sangat jelas tidak bisa menahan mereka. Lawannya adalah dua pembunuh legenda, terlebih lagi pengalaman mereka lebih banyak, 1+1 belum tentu sama dengan dua, sangat mungkin sama dengan 20.

Pak!

Mengambil kesempatan Jessy didorong mundur oleh Robby, pisau Elva mengiris betis Jessy. Meskipun Jessy menghindar tepat waktu, tapi tetap meninggalkan sebuah irisan kecil.

Bruk!

Jessy terjatuh, seluruh tubuhnya melemah, dia baru menyadari ada racun di pisau, terlebih lagi adalah racun mematikan!

Jessy dengan susah payah berpaling melihat Robert, dengan mata memohon melihat Robert: "Cepat pergi! Kalau tidak pergi sekarang....sudah tidak sempat!"

"Robert, kamu benar-benar tidak menghargai maksud baik Rose." Elva mendecak lidah: "Pisauku dioles dengan racun mematikan. Meskipun Rose hanya teriris sedikit, tidak sampai mati, tapi juga sudah kehilangan tenaga untuk bergerak. Sekarang tidak ada perlindungan Rose, kamu sudah tidak ada kesempatan melarikan diri. Menurutmu, kamu bukannya bodoh?"

"Elva, bunuh Rose." Robby berkata.

"Bunuh dia? Bagaimana berpesan kepada Koalisi?" Elva merasa sedikit ragu.

"Rose adalah seorang pengkhianat, sekarang sudah ada bukti kuat, masih perlu berpesan apa?" Robby berkata dengan mata dingin: "Dengan perginya Rose, maka koalisi memperlukan pembunuh legenda baru untuk mengisi posisinya, kita berhasil melakukan misi, adalah orang yang paling cocok untuk mengisi posisinya. Elva, apakah kamu benar-benar berencana melewati kehidupan pensiunan di tempat sampah seperti kota C?"

"Tentu saja tidak mau!" Elva segera menggelengkan kepala.

"Makanya. Elva, aku serahkan Rose kepadamu, aku urus Robert." Robby berkata, dengan cepat berjalan ke arah Robert.

Setelah menyelesaikan rintangan seperti Rose, menurut Robert, misi ini sudah selesai. Meskipun tadi Robert bertarung dengannya, saling menyerang beberapa kali, tapi dia tidak merasa kesusahan, artinya Robert bukanlah lawan yang susah.

"Maaf Rose, meskipun aku menyukaimu, tapi demi masa depanku dan Robby, tidak bisa tidak mengorbankanmu." Elva mengangkat pisaunya, dengan tenaga besar menusuk ke arah Rose!

Robert di sisi lain baru mau menyerang Robert, tinjunya menuju ke arah wajah Robert, namun sasarannya malah menghilang!

"Bagaimana mungkin?" Robert terkejut, orang yang masih ada di depannya setengah detik yang lalu, kenapa tiba-tiba hilang? Terlebih lagi menghilang di depan matanya, sebagai seorang pembunuh legenda, bisa-bisanya tidak tahu apa yang terjadi!

"Ah, kamu....."

Tiba-tiba, Elva yang ada di belakangnya berteriak.

Robby segera berpaling, dia pun melihat sesuatu yang membuatnya terkejut.

Dia melihat Robert sudah berhasil sampai di depan Rose, membantu Rose menahan pisau Elva yang beracun dengan punggungnya yang lebar!

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu