My Tough Bodyguard - Bab 99 Aku menggantikan sahabatku menemanimu minum!

Gluk gluk gluk.

Alex meneguk habis alkohol di gelasnya, selesai minum dia bahkan membalik gelasnya menunjukkan tidak tersisa satu tetes pun.

"Kak Robert, giliranmu." Alex bersendawa, malam ini dia sudah minum 2 kali, 300 mili arak putih masuk ke perutnya, orang biasa sudah sampai batas, wajahnya juga sudah mulai memerah, merasa kepalanya pusing, tapi dia tidak duduk istirahat, malah melihat Robert dengan pandangan menantang.

Robert menunjukkan ekspresi kesulitan, melihat alkohol di gelasnya seperti melihat racun, di bawah desakan Alex yang berulang, dia baru perlahan-lahan membawa gelasnya ke samping mulutnya, kemudian menuang alkohol ke dalam mulutnya.

Kali ini dia tidak langsung meneguk habis seperti 3 gelas sebelumnya, namun minum perlahan, setiap kali minum sedikit, dia akan berhenti sejenak, kemudian minum lagi sedikit.

Semua orang di ruangan ini bisa melihat kalau Robert merasa sangat kesusahan, tapi selain Vanessa dan Gerald dkk, tidak ada orang yang menunjukkan muka khawatir, malah merasa sedikit semangat melihat Robert kesusahan seperti itu.

Segelas ini dia minum selama 2 menit, Robert meletakkan gelasnya dan langsung duduk ke kursi, menggelengkan kepalanya dan terus melambaikan tangan: "Tidak bisa lagi, tidak bisa lagi, sudah tidak bisa minum."

"Kak Robert, tetap kamu paling baik!" Alex mengacungkan jempol, kemudian langsung berjalan kembali ke kursinya, setelah minum 2 gelas, dia juga sudah mau mabuk.

"Robert, kamu tidak apa-apa?" Vanessa bertanya dengan sangat khawatir, kedua tangan kecilnya memijat pelipis Robert, membantunya menjernihkan pikiran.

"Terima kasih, tapi aku tidak apa-apa." Robert berkata sambil menyipitkan mata.

"Sudah seperti ini masih bilang tidak apa-apa!" Vanessa marah-marah, di saat kuliah, dia sangat suka bermain dengan Robert, karena merasa Robert berbeda dengan lelaki lain, tenang dan rendah hati, orang seperti ini seakan tidak akan emosi.

Tapi sudah berlalu 6 tahun, ketenangan Robert seperti sudah menghilang semua, dengan gampang bisa dipaksa minum oleh orang-orang, hal ini membuat Vanessa bingung dan juga diam-diam merasa khawatir dan sedih, takut Robert keracunan alkohol.

Melihat Robert sudah mau mabuk, Darwin tertawa di dalam hati, kemudian langsung melirik teman di sebelahnya, teman sekelas itu mengangguk setuju, mengangkat gelasnya, berdiri berjalan ke arah Robert.

Tapi dia belum berbicara, Vanessa sudah berdiri, menghentikan langkah kakinya: "Darren, kamu mau minum, kan? Mari minum denganku!"

"Vanessa, kita 6 tahun tidak bertemu, tidak ada salahnya minum alkohol? Kamu juga bukan pacar Robert, kamu panik apa!" Darren mengejek Vanessa.

Mendengar kata 'pacar Robert', hati Vanessa memanas tanpa bisa ditahan, niat membantu Robert minum semakin kuat, dia mengibas rambutnya, dengan cepat berkata: "Sebagai pengikut Robert, aku tidak tahan melihat orang seperti kalian-kalian ini, bukannya mau minum? Aku temani sampai akhir!"

Meskipun berkata seperti itu, tapi minum 150 liter arak putih, di dalam hati Vanessa juga merasa sedikit khawatir, dia hanya minum segelas bir saja sudah mabuk, minum arak putih ini, takutnya akan muntah-muntah.

"Kamu bisa tidak?" Darren tertawa berseri-seri, Vanessa berdiri sendiri untuk membantu Robert minum, dia merasa senang sekali, lagipula masih ada belasan teman cowok yang bisa datang bergantian, tidak kurang dia seorang.

"Aku tentu saja bisa..."

Vanessa belum selesai bicara, Robert sudah berdiri, menarik Vanessa ke samping, saat ini seluruh tubuhnya bau arak, dia bahkan tidak bisa berdiri tegak, dia membawa gelas penuh arak, anehnya, meskipun tubuh Robert oyong, tapi arak di dalam gelas tidak tumpah keluar setetes pun.

"Darren, tidak disangka, kamu adalah orang yang begitu tidak tahu malu." Robert terlihat seperti sudah mabuk, berteriak marah.

Darren seketika merasa tidak senang: "Robert, apa maksudmu, aku kenapa tidak tahu malu?"

"Masih berani bilang tidak, menyuruh seorang perempuan minum arak putih, apa maksudmu?" Robert berkata sambil melirik Darren.

Darren tertawa bodoh: "Vanessa bukannya khawatir dengan keadaanmu? Sengaja berdiri membantumu minum, aku mana mungkin menolak? Kalau tidak ingin perempuan yang khawatir denganmu minum alkohol, bisa saja, kamu minum sendiri!"

"Minum ya minum, siapa takut!" Robert terlihat seperti sedikitpun tidak bisa menahan diejek, berkata dengan suara keras.

"Robert, kamu sudah gila!" Vanessa segera menarik Robert, berkata dengan panik: "Kamu sudah minum setengah liter, tidak boleh minum lagi!"

"Setengah liter tidak seberapa, aku mau minum 5 liter!" Robert berseru.

Teman-teman yang mendengarnya berkeringat dingin, 5 liter? Kamu sekarang baru minum setengah liter saja sudah mulai teriak-teriak mabuk, kalau sudah 5 liter bukannya akan menghancurkan restoran ini?

Melihat Robert dan Vanessa tarik menarik, saling khawatir, Darren mendecak lidah dan berkata: "Lihat, kalian semua lihat, masih berani bilang tidak ada apa-apa diantara mereka, kalau bukan hubungan kekasih, bisa saling perhatian seperti ini?"

"Darren, kamu bilang apa!" Vanessa emosi.

Robert menarik Vanessa ke belakang tubuhnya, mengangkat gelasnya: "Darren, kamu bukannya mau minum, ayo, minum!"

"Baik!"

Darren juga sangat pasti, sekali teguk langsung menghabiskan arak di gelasnya, sama sekali tidak kesusahan. Malam ini dia adalah orang cadangan, sampai sekarang belum minum setetes pun demi memaksa Robert minum.

Robert juga mulai minum arak di gelasnya, kali ini dia minum dengan sangat cepat, gluk gluk gluk, tidak sampai 3 detik, gelas sudah kosong.

Membuat Darren sedikit bengong, sebelumnya Robert minum dengan Alex, tidak seperti ini, tadi dia terlihat seperti minum racun. Tapi kali ini, dia seperti minum air putih, sama sekali tidak ada keraguan dan kelambatan, hal ini diluar prasangka Darren, dia senyum terpaksa: "Hebat!"

"Biasa saja." Robert berkata datar.

Darren baru saja mau pergi, malah ditahan oleh Robert: "Darren, selesai menuangkanku minum, sekarang giliranku, kan?"

"Robert, kamu mau menuangkanku arak?" Darren sedikit bengong, tidak hanya dia, semua orang di ruangan itu terkejut oleh aksi gila Robert ini.

Apa kamu tidak sadar Darren sedang memaksamu minum? Kenapa sekarang terbalik, kamu masih ada maksud mau memaksa orang minum?

Semua orang tidak mengerti maksud Robert.

"Benar, kita 6 tahun tidak bertemu, aku sangat suka melihatmu, oleh karena itu ingin minum denganmu, tidak boleh? Begitu tidak menghargaiku?" Robert berteriak dengan suara serak, sangat jelas seperti orang yang sudah mabuk.

Darren akhirnya kembali sadar, melihat Robert mau minum lagi, seketika tertawa: "Baik, kamu sudah berkata seperti itu, aku mana mungkin tidak menghargaimu, kita lanjut minum!"

Robert sudah minum 4 gelas arak, namun dia baru minum segelas, sama sekali tidak usah takut. Terlebih lagi lihat kondisi Robert sekarang, oyong, seluruh badannya bau arak, minum segelas lagi pasti akan pingsan, Darren sangat percaya diri bisa membuat Robert pingsan, kalau berhasil, pasti akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari Darwin.

Memikirkan hal ini, hati Darren pun semakin semangat, segera menuang arak ke dalam gelas.

Robert juga ikut menuang, Vanessa segera menghentikannya: "Robert, kamu tidak boleh minum lagi!"

"Hus hus hus, perempuan kecil mengerti apa? Ini baru minum seberapa?" Robert dengan kasar menarik Vanessa ke belakangnya, namun kenyataannya dia diam-diam meremas pergelangan tangan Vanessa, menyampaikan informasi.

Vanessa terdiam, meskipun dia tidak sensitif, tapi dia mengerti maksud Robert, seketika menggigit bibir bawahnya, dia sangat terharu. Dia menganggap informasi yang disampaikan Robert sebagai Robert sedang membantunya memberi pelajaran kepada Darren. Kalau Robert tahu, dia pasti akan kesal setengah mati.

Gluk gluk gluk.

Di bawah perhatian para teman sekelas, Robert dan Darren menghabiskan arak mereka.

Prang!

Terdengar suara gelas diletakkan di atas meja dengan kasar, menandakan Darren sudah mulai mabuk, wajahnya juga mulai memerah, terusan minum 2 gelas arak putih, dia sedikit tidak tahan, untungnya dia masih bisa berdiri tegak, tidak sampai langsung jatuh ke lantai.

Robert terlihat lebih menyedihkan, bahkan lehernya sudah memerah, kalau bukan Vanessa berusaha menopangnya, dia pasti sudah terjatuh di lantai. Tapi Vanessa yang bertubuh kecil tidak mungkin bisa menopang Robert, dengan oyong, Robert duduk di atas kursi, terlihat sangat mabuk, hampir tidak sadarkan diri.

"Rob, Robert, he, hebat!" Darren mulai berbicara terbata-bata, Robert hari ini sudah dipaksa minum 5 gelas arak putih persenan tinggi, bahkan Darren juga merasa sedikit kagum dengannya.

"Minum, terus minum!" Robert mengangkat gelas kosong, berteriak.

"Sem, sembarangan, kamu, kamu sudah menuangkan untukku, tidak, tidak ada aturan, aturan terus minum." Darren berkata terbata-bata.

"Memang tidak boleh terus minum, ini adalah aturan minum, kamu tidak salah." Sudut bibir Robert membentuk senyum licik: "Gerald, jangan diam saja, tuang untuknya!"

Mendengar ini, semua orang pun menghela nafas lega.

Ternyata Robert masih tau batas, tidak ada maksud mau balik memaksa minum.

Gerald daritadi sudah tidak suka dengan Darren, ditambah tadi Darren mencoba mengejek Vanessa, membuatnya semakin tidak bisa menahan emosi. Meskipun sebelumnya dia sudah minum kira-kira 1 liter arak putih, tapi tubuhnya sehat, bisa minum banyak, sekarang juga sudah istirahat sebentar, mendengar Robert berkata seperti itu, dia pun menganggapnya sebagai menemani sahabat, sekilas langsung memenuhi gelasnya.

"Darren, mari minum!" Gerald berkata dengan suara keras, ini mana bisa dibilang mengajak minum, jelas-jelas sedang memaksa minum.

Darren ketakutan, 2 gelas arak dia sudah hampir tidak pingsan, minum segelas lagi, bukannya mau mengambil nyawanya? Dia segera menggelengkan kepala: "Tidak bisa, tidak bisa, aku sudah tidak bisa minum."

"Darren, kamu tidak memberi muka?" Gerald berkata sambil melotot.

"Bukan, Kak Gerald, kamu, kamu jangan salah paham." Darren tersenyum paksa, dia tidak berani menyinggung Gerald, segera melihat ke arah Darwin dengan ekspresi minta tolong, Darwin malah mengerutkan kening, akhirnya mengangguk, menyuruhnya menerima undangan Gerald.

Menatapi gelas penuh arak, Darren membuat ekspresi yang sangat jelek, sekarang lambungnya sudah mulai bergejolak, kalau minum segelas lagi, Darren tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi.

Gerald juga sangat menderita, tapi demi membantu Robert, dia pun memaksakan diri. Tepat ketika dia mau tos dengan Darren, tiba-tiba sebuah tangan terulur ke depan, merebut gelas arak.

"Robert, kamu....." Gerald terdiam melihat Robert, sedikit tidak mengerti apa yang terjadi.

Melihat perubahan yang terjadi, semua orang membeku.

Orang yang merebut gelas adalah Robert, saat ini meskipun wajahnya merah, tapi tidak oyong seperti sebelumnya, berbicara juga menjadi sangat jelas: "Tadi Gerald membantuku minum 1 liter arak putih, aku sangat terharu, segelas ini, aku bantu Gerald minum!"

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu