My Tough Bodyguard - Bab 257 Polisi dan penjahat saling bertentangan

“Mad Knife Gang? Apa itu?”

Setelah mendengar cerita dari Robert, Sendy membelalakkan matanya : “Astaga, bos, kamu meminta aku kembali ke CBD cuma ingin aku melatih satu geng?”

“Kira-kira begitulah maksudnya.” Robert mengangkat jempolnya, kelihatannya daya paham Sendy lumayan kuat.

“Ampun deh, aku seorang yang hebat, pergi untuk melatih sebuah geng kecil, apa tidak merasa orang berbakat tapi diberi tugas yang sepele?” kata Sendy dengan tidak puas.

Robert malah menekan kata-katanya : “Ini adalah pion pertama yang aku atur di kota Jiang Cheng, dan sangat penting.”

Sendy dengan wajah sedih berkata : “Baiklah, kalau gitu aku mengalah saja, masuk ke jalan pembalasan dendam bosku yang mulia!”

“Masih awal untuk mengatakan balas dendam, kekuatan aspek penting dalam negeri sekarang tidak seperti tiga tahun yang lalu, belum ada persiapan sebelumnya aku tidak akan mengantar kematian ke kota Yan Jing.” jelas Robert sambil menggeleng.

Sambil bicara, Robert menuliskan nomor telepon Crazy Sword di secarik kertas, lalu menyodorkan pada Sendy : “Aku sudah berunding dengan penanggung jawab geng tersebut, nanti malam kamu hubungi dan kasih tahu maksud kedatanganmu, maka dia sudah ngerti.”

“Selanjutnya masalah membantu geng ini, aku serahkan semua kekuasaan penuh padamu.” ucap Robert sungguh-sungguh.

“Oke, ngerti.” Sendy mengangguk, tanpa ada senyum menyeringai lagi.

“Oh ya, masalah kamu menghajar para satpam, ingat nanti malam kita makan dan minum bersama, lalu kamu harus minta maaf.” pesan Robert.

“Hai, ini hanya masalah kecil saja... ...” keluh Sendy tidak begitu peduli, namun begitu melihat tatapan Robert yang serius, langsung menyanggupi dengan suara rendah menjawab : “Iya, aku tahu.”

.......

Robert meninggalkan perusahaan setelah menyelesaikan pekerjaannya.

Kantor polisi Jiang Cheng.

Sudah beberapa kali berhubungan dengan pihak polisi, namun ini pertama kali bagi Robert sendiri mendatangi kantor polisi.

Semalam Robert membunuh Hitman di depan umum, meskipun itu untuk pembelaan, namun tetap harus ke kantor polisi untuk membuat berita acara pemeriksaan.

Namun dengan pertimbangan semalam adalah pesta pertunangan Robert dan Alice, ditambah lagi tekanan dari keluarga Mo, karena itu pihak polisi memperpanjang batas waktu untuk pelaporan.

Robert menghubungi Maggie, dengan bermalas-malas berkata : “Aku sudah sampai di depan kantor polisi, keluar sebentar untuk menjemput aku.”

“Punya kaki sendiri, tidak bisa masuk sendiri?” dengus Maggie.

“Tidak bisa, aku takut, tempat seperti kantor polisi ini, aku tidak berani masuk sendiri.” Robert beralasan.

“Tidak berbuat salah, mengapa takut pada polisi?” Maggie tertawa dingin : “Aku lihat kamu telah melakukan banyak dosa, hingga tidak berani masuk sendiri?”

“Polisi Fang, kamu jangan fitnah aku, aku ini seorang warga kota yang baik, bagaimana mungkin berbuat jahat?” kata Robert dengan kecewa.

“Warga yang baik? Mengapa kamu tidak pergi mati saja?” sela Maggie meremehkan.

Meskipun tidak terlalu ingin melayani si bajingan Robert ini, namun Maggie tetap saja bangkit dari duduknya menuju pintu depan untuk jemput Robert, karena Maggie ragu jika membuang –buang waktu dengan bajingan ini, dia bisa saja melakukan hal yang menggemparkan dunia.

Melihat Maggie dengan seragam polisinya yang berjalan keluar dari dalam ruangan, Robert dengan gembira sambil melambaikan tangan : “Polisi Maggie, aku di sini!”

Suaranya kencang seperti takut tidak ada orang yang tahu.

Benar saja, banyak polisi yang melewatinya melihat dengan tercengang ke arah Robert.

“Kenapa mesti pakai teriak-teriak, harap jaga ketenangan!” ujar Maggie dengan mata melotot, dan tatapan yang ingin sekali menghajar Robert.

“Ini karena aku senang sudah melihat kamu.” kata Robert sambil senyum-senyum.

“Bajingan yang tidak tahu malu.” Melihat Robert dengan senyum yang minta dipukul, Maggie kesal hingga menghentakkan kakinya, tapi dia tidak boleh memukulnya di sini : “Ikut aku masuk, buat acara pemeriksaan!”

Kantor polisi Jiang Cheng.

Dalam ruangan interogasi.

Robert dan Maggie duduk saling berhadapan.

Jika saja bukan karena dia tidak memakai borgol, Robert akan mengira dirinya diperlakukan seperti seorang narapidana.

“Ampun deh, aku juga bukan seorang penjahat, mengapa kamu bawa aku ke ruangan ini? Ini bukannya ruang interogasi?” tanya Robert dengan heran.

“Kamu sudah membunuh, walaupun dengan keputusan bukan seorang penjahat, namun kamu adalah seorang yang berbahaya!” kata Maggie dengan dingin, lanjutnya : “Aku pikir perlu untuk memperingatkan kamu, selanjutnya dalam tiga bulan ini, kami pihak polisi akan dengan serius mengawasi semua tindakan kamu, aku harap kamu bisa menyiapkan diri.”

“Kalau memang berbahaya ya sudah, tapi juga tidak akan mengancam keselamatan kamu. Menahan aku di tempat bobrok ini, apa karena takut aku membuat keributan? Aku tidak akan begitu bodoh, begitu awal menentang negara.” tertawa Robert.

Seketika Maggie menjadi peka mendengar kata Robert, menatap tajam ke Robert : “Jadi maksudnya, suatu hari nanti kamu bakal menentang negara?”

“Aku sih tidak bilang begitu, kamu jangan salah menafsirkan maksud aku.” ujar Robert dengan cepat sambil menggoyang tangannya.

“Benar juga, andaikata kamu ingin menentang negara, kamu juga perlu punya kemampuan itu.” kata Maggie dengan remeh.

Yang tidak terpikirkan oleh Maggie sekarang, kira-kira setengah tahun lagi, Robert benar-benar akan murka dan menentang negara, dan yang paling tidak dia sangka sebabnya adalah demi dia!

“Baiklah, sekarang aku bertanya, kamu jawab yang sejujurnya.” Maggie menyalakan perekam dan membuka buku catatan untuk mulai mengajukan pertanyaan.

Waktu selanjutnya adalah tanya jawab Maggie dan Robert.

Maggie dengan lihai dan penuh akal mengajukan pertanyaan dari berbagai sudut, penasaran ingin menggali banyak informasi dari diri Robert.

Sekalipun begitu Robert tidak terjebak, setiap kali dengan cerdik menghindari serangan pertanyaannya, hingga tidak ada kesempatan bagi Maggie untuk berpeluang mendapat informasi.

Setelah dua jam kemudian, Maggie sungguh sudah tidak ada pertanyaan lagi yang bisa diajukan, hatinya terasa sumpek, meskipun Robert memberikan jawaban atas pertanyaan yang dia ajukan, tapi tidak berhasil mencapai hasil yang diharapkan olehnya.

Namun justru dari jawaban Robert, dia tidak menemukan adanya ketidakberesan.

Mulai membolak-balikkan buku catatannya, Maggie ingin melihat apa ada pertanyaan yang terlewat, tiba-tiba dia mendengar suara tertawa kecil, mendongakkan kepalanya, melihat Robert yang ada di depan dengan mata yang licik menatapnya dan tidak berhenti tertawa.

Bum!

“Kenapa tertawa! Yang serius denganku!” marah Maggie.

“Iya iya!” senyum Robert segera hilang dan menundukkan kepala.

“Robert, aku bertanya padamu, di hari kamu hilang bersamaan dengan hilangnya Candy, ada hubungan apa dengan kasus ini?” tanya Maggie dengan serius, “Bagaimanapun kami tidak bisa menemukannya, dan curiga kalian sudah terbunuh. Kamu sekarang masih hidup dan bisa lompat sana sini, lalu dia?”

“Dia, ada di tangan orang pimpinan hitam Y, sepertinya sudah dipindahkan dari Jiang Cheng. Tidak perlu membuang tenaga untuk masalah dia, sekalipun menemukan dia juga tidak akan mendapatkan informasi yang berguna.” jelas Robert seraya menggeleng.

“Lalu pimpinan hitam Y itu? Apa dia otak dari kasus ini?” tanya Maggie lagi.

“Iya, benar.” jawab Robert dengan yakin.

Maggie dengan penuh niat berkata : “Aku akan segera mengutus orang untuk menangkapnya.”

“Tidak perlu.” Robert malah tertawa : “Orangnya dari awal sudah kabur, apa mungkin dia menunggu kamu di sana?”

“Kabur?” Maggie mengernyitkan dahi.

“Ehm, semalam perginya, ke kota Jingzhou, aku juga tidak menduga dia akan pergi secepat itu.” ucap Robert, tapi ini hanya sebagian saja, masih ada yang tidak dia katakan.

Rencana awal Robert adalah selesai acara pertunangannya, malam itu juga dia akan menyelinap ke rumah sakit dan menghabisi pimpinan hitam Y.

Hasilnya bajingan pimpinan hitam Y ini malah larinya lebih cepat dari kelinci, menurut informasi dari Sarah, pimpinan hitam Y ini langsung memakai helikopter untuk membawanya ke ibu kota propinsi Y, kota Jingzhou.

Selain hanya bisa umpat dalam hati satu kata bajingan, untuk sementara Robert cuma bisa menyalangkan matanya, jangan hanya demi untuk menghabisi pimpinan hitam Y itu, dia harus pergi jauh ke kota Jingzhou? Urusan di kota Jiang Cheng banyak sekali hingga tidak bisa lepas dari dirinya.

“Pikirnya kabur ke kota Jingzhou, maka tidak akan tertangkap? Tunggu saja, akan kubawa dia sampai ke depan pengadilan!” kata Maggie yang tidak ingin menyerah begitu saja.

“Kamu mampu tidak, jangan memaksa diri.” Robert melihatnya dan beri nasehat : “Pimpinan hitam Y kabur ke kota Jingzhou, pasti ada pendukungnya, kamu tidak mampu menghadapinya.”

“Pendukung? Ada kekuatan apa hingga berani menentang pihak polisi?” Maggie dengan dingin bertanya :”Robert, kamu tidak mungkin meragukan kemampuan pihak polisi, bukan?”

“Tentu saja bukan. Hanya saja di dunia ini banyak masalah yang tidak bisa didekati oleh pihak polisi dan ada batasnya.” isyarat Robert seraya menggeleng.

“Tidak perlu seperti itu, kalaupun kamu tidak mendesak terus, aku juga akan berusaha sekuat tenaga untuk membekuk pemimpin hitam Y, ini adalah tugasku!” ujar Maggie.

Mendesak?

Robert melongo, Maggie menafsirkan isyaratnya bahwa dia mendesaknya?

Robert menghela napas dalam hati, dan merasa perlu untuk mengingatkan dia lagi, kalau tidak akan terseret dalam pusaran masalah ini, itu bisa berbahaya, lagipula mau Maggie sehebat apapun, kepala penyelidik juga hanyalah orang biasa.

“Polisi Fang, aku hanya bisa mengatakan ini padamu, menurut pemahaman aku akan pimpinan hitam Y, orang ini luar biasa. Dan setahu aku, di belakangnya ada kekuatan yang sangat besar dan mendukungnya.”

“Pimpinan hitam Y muncul di Jiang Cheng karena Calvin ini, memanfaatkan dia untuk menyebarkan jaring agar tujuannya untuk mengontrol kota Jiang Cheng berhasil. Sampai kemunculan aku yang mengacaukan semua siasat pimpinan hitam Y, hingga dia tidak sabar ingin menghabisi aku.”

“Tapi aku begitu hebat.” Ngomong sampai di sini, Robert tidak bisa menahan rasa puasnya dan berkata : “Aku tidak terbunuh, malah siasat untuk kota Jiang Cheng semua aku kacaukan, dia bisa apa lagi? Hanya bisa melarikan diri. Kemana? Sebuah tempat yang aman!”

“Tempat yang aman itu adalah kota Jingzhou.”

“Jadi, mengapa pimpinan hitam Y melarikan diri ke kota Jingzhou, karena dia ada jaminan, di kota Jingzhou, aku dan polisi tidak ada cara untuk menghadapinya, setidaknya dalam waktu dekat ini tidak ada ancaman bahaya bagi dia.”

“Polisi Fang, kamu seorang polisi, coba kamu pikir apa analisa aku benar?” Robert bertanya untuk terakhir kali.

“Benar.” Maggie mengangguk.

Robert menarik napas lega, untungnya gadis ini tidak bodoh, bisa mengerti kata-katanya.

Sekalipun begitu, kata-kata selanjutnya dari Maggie malah membuat Robert melotot kaget hingga nyaris keluar bola matanya ——

“Apa kaitannya jika dia punya pendukung? Aku seorang polisi, dia penjahat, maka aku punya kewajiban untuk menangkapnya!”

“Jadi apa karena dalam proses penangkapan penjahat penuh bahaya yang belum diketahui, karena takut mati hingga kami pihak polisi tidak pergi menjalankan hukum ini?”

“Jika memang benar begitu, berarti aku sudah menyia-nyiakan seragam polisi ini?”

“Percobaan pembunuhan, menyuruh bawahan untuk menggunakan peledak, dengan dakwaan ini cukup untuk membuat pimpinan hitam Y melewati sisa hidupnya di dalam penjara!” kata Maggie dengan lantang.

Robert menarik napas panjang, dia bisa melihat, tidak ada gunanya menasehati Maggie lagi.

Profesi sebagai polisi, menurut Maggie sudah seperti sebuah keyakinan, dengan lagak dan tingkahnya semua demi menjalankan keadilan, ini patut dikagumi.

“Baiklah.” Robert menebarkan tangannya, tidak ada yang akan dibicarakan lagi.

“Kamu juga, Robert!”

“Apa yang aku ucapkan, pasti akan kulakukan!”

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu