My Tough Bodyguard - Bab 309 Cinta Datang Terlalu Cepat

CBD Groups, Provinsi Y.

Rumah Sakit Umum Kota Jiang Cheng.

Di dalam kamar ICU.

Robert Qiu duduk di depan jendela, sambil memegang pisau buah dan mengupas buah pir. Tangannya terlihat sangat terlatih, kulit buah terjatuh selapis demi selapis, buah pir yang segar itu sungguh membuat orang tergiur.

“Bos, kamu sungguh perhatian. Sudah datang menjengukku, juga mengupaskan buah untukku.”

“Hm?” Robert melihatnya sekilas: “Kamu salah paham.”

Selesai berkata, dia pun memasukkan buah pir ke mulutnya sendiri, menggigitnya hampir separuh dan berkata: “Enak sekali.”

Wajah Sendy spontan menjadi masam: “Kamu sudah boleh pergi, bos.”

Robert berdiri, menarik selimut di ranjang itu sembari berkata: “Ayo bangun, bodoh!”

Sendy menarik selimutnya dengan erat: “Apa-apaan kamu. Kenapa bersikap seperti ini pada korban luka parah!”

“Terluka parah kepalamu, terluka atau tidak, bukankah kamu sendiri yang paling jelas?” Robert memutar bola mata ke atas, berkata dengan kesal.

“Julukan Battle Ranger yang aku miliki bukan diberikan secara sembarang loh.” Sendy tertawa cekikikan.

Kejadian Maggie yang disandera sudah berlalu 3 hari.

Karena pada akhirnya Watt mengaktifkan bom, dengan waktu 10 detik yang tersisa, Sendy memegang bom itu dan melompat keluar jendela.

Bom itu meledak di udara, sedangkan Sendy terjatuh ke lantai dan langsung dibawa ke rumah sakit.

Tetapi, sebuah keajaiban terjadi. Di tengah keadaan yang hampir tidak mungkin dihindari itu, badan Sendy malah tidak meninggalkan bekas luka apapun. Setelah terjatuh dari lantai 2, dia hanya mengalami cedera ringan pada bagian kepala.

Hal ini sontak mengejutkan seorang profesor kedokteran di Kota Jingzhou, segera datang ke Kota Jiang Cheng untuk menyelidiki kasus itu. Profesor tua berusia 60 tahun itu terus menghela nafas, katanya terlalu beruntung, dia bahkan tidak pernah menjumpai keadaan seperti itu.

Kekuatan ledakan itu terlalu besar, di situasi seperti itu, badan siapapun akan hancur berhamburan. Jika tidak langsung mati, pastinya akan cacat, kehilangan tangan atau kaki adalah keberuntungan terbesar di tengah ketidakberuntungan.

Setelah melihat keadaan itu, profesor tua pun menyatakan Sendy bisa keluar rumah sakit hari itu juga. Tetapi Sendy malah tidak ingin pergi, dan bersikeras menetap beberapa hari lagi dengan alasan agar tidak terjadi hal-hal yang buruk padanya.

Tentu saja pihak rumah sakit tidak menolak permintaan Sendy. Mereka menyiapkan sebuah kamar satu orang untuknya, lalu mengutus seorang perawat untuk menjaganya seperti yang diminta.

“Bos, kamu pasti tidak tahu, beberapa hari ini aku telah menjalani hari-hari bagai seorang Dewa!” Sendy berkata dengan sangat senang.

“Tertarik dengan perempuan mana?” Robert berkata dengan malas.

“Eh? Bos, kenapa kamu bisa tahu?” Sendy tercengang.

“Ekspresi di wajahmu saat ini sudah cukup menunjukkan, hanya kurang kata ‘Nafsu’ saja.” Robert melihatnya dengan remeh: “Cepat katakan, jatuh hati pada siapa? Lena Lu?”

“Ssstt, perempuan itu memang cantik, tetapi sangat galak, aku sama sekali tidak tertarik.” Badan Sendy bergetar, lalu berbisik di telinga Robert.

Robert Qiu terdiam: “Tidak kelihatan loh, ternyata kamu suka dengan yang seperti itu?”

“Bos jangan salah paha, aku menyukainya bukan karena pekerjaan dia! Tetapi karena keindahan dalam dirinya.” Sendy seolah tenggelam dalam lautan cinta, sambil terus bernyanyi dengan ceria: “Cinta datang terlalu cepat, bagaikan angin topan…”

“Sendy, jangan bilang kamu sengaja membuat diri sendiri cedera kepala seperti ini?” Robert berkata dengan curiga.

“Tadinya aku memang ingin istirahat beberapa hari, karena malas mengurusi masalah Mad Knife Gang, biarkan saja mereka sendiri yang mengurusinya. Dan kini, bertemu dengan cinta adalah di luar dugaanku, kelihatannya inilah yang dinamakan jodoh!” Sendy berkata.

“Jodoh dari Hongkong! Cepat selesaikan, dan keluar bantu aku.” Robert berkata dengan kesal.

“Jadi masih ada masalah di Kota Jiang Cheng yang tidak mampu Bos selesaikan?” Sendy tidak kuat menahan tawa.

“Memangnya kamu tidak mendengar apa yang dikatakan Dewa Api di dalam telepon? Guru Watt yang bernama Giggs itu mungkin saja datang ke Kota Jiang Cheng untuk mencari masalah denganku.” Robert berkala sambil menyalakan sebatang rokok.

“Giggs hanya sebuah sampah seharga 100 Juta Dollar Amerika, bisanya hanya menjadi provokator. Tetapi jika ingin datang melukai Bos, sepertinya telah berpikir terlalu indah.” Sendy berkata sambil tersenyum meremehkan.

“Aku tentu saja tidak takut dengan Giggs, hanya cemas orang ini sembarang dalam bertindak. Kamu jangan lupa, kemampuan Giggs adalah ledakan bom. Bagaimana jika dia membalas dendamnya pada orang-orang di sekitarku?” Robert berkata sambil menggelengkan kepala.

Mendengar hal itu, Sendy pun mulai serius. Penyerangan yang datang tiba-tiba itu selalu meresahkan semua orang, kita sama sekali tidak mampu menangkisnya.

“Bos, jika Giggs sungguh datang mencari masalah, apa yang harus kita lakukan?” Sendy bertanya.

Robert berpikir beberapa saat, mengeluarkan handphone, lalu menelepon seseorang sambil berkata: “Apa yang harus dilakukan? Tentu saja jangan berikan dia kesempatan itu.”

Tut, tut, telepon tersambung.

“Witch Ling ya? Tolong periksa keberadaan Giggs, kemudian utus saudara untuk pergi mengambil kepalanya.” Robert berkata dengan yakin.

Setelah telepon dimatikan, Sendy yang terbaring di ranjang pun mengacungkan jari jempol, “Luar biasa, Bos!”

“Giggs tidaklah bodoh, sepertinya dia sudah tahu kita akan membasmi semua orangnya. Setelah ini dia pasti akan sangat berhati-hati dalam pergerakan, kemungkinan menemukan jejaknya sangat kecil.”

Robert mematikan rokok, lanjut berkata, “Intinya, cepat selesaikan urusan percintaanmu, lalu keluar bantu aku. Aku ingin menghabisi Calvin Chu dalam waktu dekat, membuat Mad Knife menjadi King of Underworld….. jika kamu ingin istirahat, setelah target ini tercapai saja.”

“Baiklah, aku mengerti.” Sendy segera menganggukkan kepala.

Tung, tung.

Terdengar suara ketukan pintu, seorang perawat masuk membawa beberapa botol obat: “Tuan Sendy, sudah saatnya minum obat.”

“Eh, baiklah.” Sendy tersenyum bahagia.

Robert melihat perawat itu sekilas, memang cukup enak dipandang, kelihatan seperti anak patuh yang telah dididik baik dalam keluarga. Tidak termasuk sangat cantik, tidak juga jelek, nilai 6 untuk dia.

Dari wibawanya, memang termasuk anak perempuan yang cocok untuk dinikahi dan dibawa pulang ke rumah.

Pantas saja Sendy tertarik dengannya.

Robert mulai mengerti, prajurit tidak sama dengan orang-orang pada biasanya. Setelah menghadapi situasi buruk dan penuh pertumpahan darah, mereka tentu saja sangat lelah. Saat ini, yang paling diidamkan adalah sebuah pemberhentian yang aman dan menenangkan.

Pasangan yang semakin biasa akan membuat para prajurit semakin suka. Karena dengan begitu dia bisa merasa seolah kembali ke dunia nyata.

Robert bisa mengerti suasana hati Sendy. Dia pun berjalan ke depan pintu, dan mengangguk pada Sendy sebelum berjalan pergi.

Sendy memberikan isyarat ‘OK’ dengan tangan, dan meminta Robert untuk tenang.

……

Setelah berjalan keluar rumah sakit, Robert berencana kembali bekerja di kantor Perusahaan Besar Mo.

“Robert Qiu.”

Sebuah suara familiar terdengar dari belakang.

Robert menoleh melihatnya, spontan tersenyum: “Polisi Fang, lukanya sudah sembuh?”

Orang yang dipanggil adalah Maggie Fang.

Sejak setelah diselamatkan, Robert belum pernah bertemu dengannya, hanya mendapat kabar telah dibawa ke Rumah Sakit Polisi untuk diobati.

Kini, saat bertemu lagi, Maggie kelihatan jauh lebih bugar dari kemarin, sepertinya memang sudah dirawat dengan sangat baik.

“Untung ada kamu, aku tidak terluka. Pihak kepolisian juga khusus memanggilkan dokter psikologi untuk menenangkan pikiranku, sekarang sudah jauh lebih baik.” Maggie Fang berkata sambil tersenyum.

“Baguslah jika begitu.” Robert membalas senyumannya.

Sudah disandera, juga diikatkan bom ke badannya, seolah nyawa sudah berada di ujung tanduk. Itu adalah hal-hal yang tidak mungkin dihadapi orang-orang biasa seumur hidup, tetapi Maggie malah menghadapinya.

Meskipun dia adalah polisi, tetapi bagaimanapun juga polisi adalah manusia. Berhadapan dengan keadaan seperti itu, hanya sedikit lebih kuat dari orang-orang biasa.

Maggie berjalan ke depannya. Hari ini dia tidak mengenakan seragam polisi, melainkan sepasang pakaian santai berwarna putih, kelihatan tidak seserius biasanya, malah jauh lebih ceria.

“Aku baru saja dari Perusahaan Besar Mo, kata satpam kamu ada disini, makanya aku mencarimu kesini.” Maggie berkata.

“Jika ada keperluan bukankah tinggal meneleponku saja. Untung ketemu, bagaimana jika tidak bertemu, bukankah hanya akan sia-sia?” Robert berkata meledeknya.

Maggie kelihatan tidak enak hati: “Kenapa tidak kepikiran olehku ya….”

Robert pun dibuat tertawa karenanya: “Sudah, sudah, katakan saja, ada apa?”

“Sebenarnya tidak ada masalah besar kok…..” Maggie Fang menyilangkan kedua tangan, berkata dengan suara tertunda-tunda, “Soal kamu yang menolongku waktu itu, aku masih belum sempat mengucapkan terima kasih.”

“Tidak perlu terima kasih, pada intinya masalah itu juga berhubungan denganku.” Robert Qiu menjawab.

Mengungkit kembali topik itu, suasana hati Maggie menjadi sedikit lebih buruk: “Mayat Polisi Cao ditemukan di Kota Jingzhou, setelah diselidiki, berbagai bukti menunjukkan bahwa dia dibunuh oleh Pemimpin Hitam.”

Polisi Cao adalah mata-mata yang ditugaskan ke Kota Jingzhou untuk menyelidiki kasus Pemimpin Hitam, pada akhirnya ketahuan oleh Pemimpin Hitam, dan dibunuh tanpa perasaan di sebuah rumah sakit swasta.

“Lalu bagaimana dengan kasus Pemimpin Hitam?” Robert bertanya.

Awalnya tidak terlalu memahami Pemimpin Hitam, hanya tahu ada sebuah kekuatan yang luar biasa di belakangnya. Kini, mereka pun tahu yang selalu mengikuti Pemimpin Hitam dari belakang adalah Kaisar, dia adalah salah satu dari Delapan Raja. Setelah laporan keadaan sudah jelas, maka akan sangat mudah dihadapi.

Apalagi seluruh pasukan Kaisar sudah diruntuhkan.

Saat ini, bisa dibilang Pemimpin Hitam tidak memiliki sumber bantuan manapun. Jika sempat, Robert tidak keberatan untuk berkunjung ke Kota Jingzhou dan membereskan nyawa Pemimpin Hitam.

“Dia kabur!” Maggie Fang menggigit bibir, berkata dengan sangat kesal: “Kemarin dia baru kabur, naik pesawat, pergi ke sebuah kota di Amerika ----- Miami.”

Saat ini Amerika adalah negara termaju nomor satu di dunia.

Banyak sekali orang asing yang menetap di negara ini, dan membuatnya memiliki keragaman budaya yang menakjubkan.

Sistem hukum di Amerika berbeda dengan CBD Groups.

Mereka sangat melindungi pendatang dari luar. Asalkan orang itu sudah masuk ke wilayahnya, maka tanpa perduli darimana dia berasal, tindak kriminal apa yang pernah dia lakukan, tanpa izin dari Kepolisian Amerika, negara manapun tidak bisa masuk dan menangkap orang begitu saja.

Ini adalah alasan kenapa banyak orang-orang ternama di CBD Groups melarikan diri ke Amerika saat terjadi masalah.

Sebelum dihadang oleh pihak kepolisian, Pemimpin Hitam berhasil naik ke atas pesawat.

Selain pesawat putar balik, atau terjadi kecelakaan udara, sesuai hukum, Kepolisian CBD Groups tidak akan bisa menangkapnya lagi.

Jika pesawat itu milik Negara CBD Groups, maka masih ada kemungkinan untuk putar balik. Tetapi yang disayangkan adalah, Pemimpin Hitam sengaja memilih pesawat dengan maskapai milik Amerika.

“Miami?”

Mendengar nama kota itu, Robert pun memejamkan setengah matanya.

“Kenapa?” Maggie terkejut, karena menyadai perubahan pada raut wajah Robert.

Hal itu sangat jarang dilihatnya. Sudah lama dia mengenal Robert, tetapi sangat jarang, bahkan tidak pernah melihat perubahan ekspresi seperti itu pada wajahnya.

“Tidak apa-apa, hanya sedikit kebetulan, aku juga pernah pergi ke Miami beberapa kali. Kota itu memberikan kesan yang sangat dalam padaku.” Robert berkata dengan nada datar.

“Benarkah?” Maggie melihatnya sekilas, berkata sambil mengingat kembali masa-masa itu: “Waktu masih sekolah, aku sudah pernah mendengar nama Miami, alasan terbesarnya karena berkaitan dengan Segitiga Bermuda. Miami adalah kota yang paling dekat dengan Segitiga Bermuda.”

“Benar.” Robert menganggukkan kepala, “Lebih tepatnya lagi, Miami adalah salah satu sudut dari Segitiga Bermuda, kota itulah yang menjadi bagian dari terbentuknya Segitiga Bermuda.”

“Jika waktu dan keadaan memungkinkan, ingin sekali pergi ke Miami untuk menangkapnya!” Maggie Fang mengepal tangan dan berkata dengan tegas.

“Lebih baik jangan, tempat itu terlalu berbahaya.” Robert menjelaskan dengan datar dan singkat.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu