My Tough Bodyguard - Bab 496 Melawan sepuluh kapal perang

Permukaan laut yang biru, langit juga biru.

Membentang sejauh mata memandang.

Semuanya dengan corak warna biru, seakan-akan sudah sampai ujung dunia.

Di sini adalah samudera dengan area yang paling luas di dunia ——Samudera Pasifik!

Sepuluh kapal perang sedang berlayar di atas laut ini.

Kapal perangnya sangat besar, tapi begitu dlihat dari samudera yang tiada bertepi ini, begitu kecil, dan tidak berarti.

Seperti belasan ekor semut yang sedang merayap di tanah.

Setelah sepuluh kapal perang berlayar keluar dari Fusang, mereka memasuki Samudera Pasifik, dan menuju Miami, kota di Amerika yang merupakan markas besar World Government.

Sang pemberani yang berdiri di atas geladak, Constantine menurunkan teropongnya, memandang pemandangan laut yang luas, merasakan tiupan basah dan asin angin laut yang membelai wajahnya, dan terasa sangat menyenangkan.

Dia juga dalam suasana hati yang baik.

Tadinya hanya mendapat perintah datang ke kota Fusang untuk memeriksa keadaan, tapi tidak disangka, Ryoma Shinichi ternyata mengirim sebuah hadiah besar.

Kekasihnya Robert Wind Stalker… …

Jika dibawa ke World Government, dihukum secara terang-terangan, dengan sifat Wind Stalker, pasti tidak akan tinggal diam saja.

Asalkan Wind Stalker membuat keributan, kali ini daerah terlarang dewa angin pasti akan dimusnahkan.

Adanya hadiah besar ini, Constantine tidak mengikuti rencana awal yang hendak membawa Ryoma Shinichi ke markas untuk mendapat hukuman, tapi memintanya tetap tinggal di Fusang untuk menjaga disana.

Bagaimanapun, ini adalah sebuah jasa yang besar, jika Ryoma Shinichi ada di tempat juga, jasa ini akan dibagi dengannya.

Ini adalah hal yang tidak diharapkan oleh Constantine.

Jika daerah terlarang dewa angin dimusnahkan, dia Letnan Jenderal Constantine dengan jasa besar ini bukan tidak mungkin akan naik jabatan menjadi Jenderal Besar.

Berpikir sampai di sini, Constantine spontan tertawa.

“Tambah orang lagi, awasi wanita ini dengan ketat, sebelum sampai ke markas, sama sekali jangan sampai terjadi hal tak terduga.” Perintah Constantine pada bawahan yang ada di samping.

“Baik.” Bawahan segera bertindak sesuai perintah.

Constantine tetap tinggal di atas geladak, dia berleha-leha dan duduk santai di kursi, berjemur panas matahari, membuatnya merasa sangat nyaman.

“Tuan Letnan Jenderal! Tuan Letnan Jenderal!”

Tiba-tiba di saat ini, seorang mayor jenderal menyerbu naik ke geladak, menuju ke hadapan Constantine.

Constantine membuka sebelah matanya, dan mengerling ke pihak lawan : “Apa yang terjadi? Mayor Jenderal Olaf?”

Mayor Jenderal Olaf adalah penanggung jawab di kapal perang yang dinaiki Constantine.

Constantine adalah Letnan Jenderal, yang bertanggung jawab semua atas sepuluh kapal perang ini, kapal yang dia naiki juga tidak semua urusan diurus olehnya.

Raut wajah Mayor Jenderal Olaf tidak enak dilihat, dengan suara rendah dia berbisik di samping telinga Constantine : “Tuan Letnan Jenderal, kemungkinan akan terjadi masalah.”

“Apa yang telah terjadi?” tanya Constantine tanpa ekspresi.

“Masalah yang barusan terjadi, sepuluh kapal perang mendadak berhenti, tapi setelah di periksa tidak mengalami gangguan mesin.” Mayor Jenderal Olaf menjelaskan.

“Semua armada berhenti?” Constantine dengan ekspresi heran.

“Benar, Tuan Letnan Jenderal, kita terkepung di sini.” kata Mayor Jenderal Olaf.

Constantine sudah tidak bisa duduk diam lagi, terkejut dan bangun dari duduknya lalu segera berjalan menuju pinggir geladak, memeriksa keadaan.

Benar sesuai yang dikatakan Olaf, sepuluh kapal perang berhenti, tidak melanjutkan pelayaran, bagaikan terkepung di tengah lumpur.

Suasana yang tidak tenang mulai merambat ke sepuluh kapal perang tersebut, untungnya di tiap kapal ada mayor jenderal yang bisa mengendalikan suasana ini, diam-diam para prajurit satu per satu mulai saling membicarakan apa yang sebenarnya terjadi.

“Sudah pasti ini bukan gangguan mesin?” tanya Constantine dengan suara pelan.

“Sama sekali bukan gangguan mesin, jika satu atau dua kapal yang terjadi gangguan mesin itu mungkin saja, tapi kalau sepuluh kapal dalam waktu bersamaan terjadi gangguan mesin itu mana mungkin?” kata Olaf sambil menggertakkan gigi.

Constantine setuju dengannya : “Benar juga apa yang kamu katakan.”

“Tuan Letnan Jenderal, kita selanjutnya bagaimana?” tanya Olaf tidak sabar.

“Tuan Mayor Jenderal, tetap tenang!” kata Constantine dengan tenang dan sabar.

“Baik.” Olaf mengangguk.

“Tuan Mayor Jenderal, jika benar bukan gangguan mesin, kalau begitu cuma ada satu kemungkinan, ini adalah ulah seseorang!” kata Constantine serius.

“Apakah ada pengkhianat dalam armada?” Olaf kaget seketika.

“Kemungkinan ini ada, namun sangat kecil, nyaris tidak perlu dipikirkan.” kata Constantine tidak setuju dengan dugaan Olaf.

“Mengapa?” tanya Olaf tidak mengerti.

“Pertama, membuat sepuluh kapal perang berhenti dalam waktu bersamaan, juga tidak merusak mesin, ini adalah sebuah hal yang sulit.”

“Lalu, di setiap sepuluh kapal perang ada seorang mayor jenderal, tiga kolonel yang memberi komando, di bawah pengawasan mereka aku pikir tidak ada yang berani melakukan sesuatu pada kapal perang.” kata Contanstine.

“Andaikan pengkhianatnya adalah kolonel, bahkan mayor jenderal?” curiga Olaf tanpa terkecuali.

“Sebagai seorang perwira armada perang, aku sepenuhnya percaya dengan pengurusan para staf armada perang ini, mereka tidak akan melakukan hal ini.” kata Constantine dengan teguh.

Mendengar kata dari Constantine, awalnya dalam hati Olaf merasa cemas dan risau, pelan-pelan mulai tenang.

“Jadi Tuan Letnan Jenderal, menurut anda siapa yang bisa melakukan hal seperti ini?” tanya Olaf.

“Tuan Mayor Jenderal, aku sudah menganalisa begitu banyak, jawaban sudah begitu nyata.” Constantine menghela napas pelan, “Kalau memang bukan orang sendiri yang melakukan, pasti tipu muslihat orang luar. Pikir lebih seksama lagi, di armada kita selain orang sendiri, siapa lagi yang orang luar?”

“Wanita CBD yang di bawa dari kota Fusang?” Olaf kaget.

“Dia adalah penyebab utama armada kita terkepung, tapi bukan dia yang melakukan, karena dia tidak memiliki kemampuan itu.” ujar Constantine.

“Apakah orang yang datang untuk menyelamatkan dia?” kata Olaf tegang.

“Benar, pintar.” puji Constantine sambil mengangguk.

Dengan tidak percaya Olaf berkata : “Siapa yang akan menyelamatkannya?”

“Mengapa kita melihat penting wanita ini, dan memutuskan untuk membawa dia ke markas?” Constantine balik bertanya.

“Karena dia adalah kekasihnya Wind Stalker, Ryoma Shinichi yang bilang begitu.” jawab Olaf.

“Kekasih disandera orang, apa kamu akan pergi menyelamatkan dia?” Constantine lanjut bertanya.

“Tentu saja, aku … …” selagi berkata, tiba-tiba Olaf menyadari sesuatu, seketika raut wajahnya berubah, dan keringat dingin bercucuran.

“Kelihatannya sudah terpikirkan olehmu, siapa yang menyebabkan kita terkepung di tengah Samudera Pasifik ini.” Constantine berkata : “Kalau dipikir iya juga, seluruh Asia, kira-kira yang memiliki kemampuan itu hanya dia.”

Dengan hati-hati Olaf berkata : “Tuan Letnan Jenderal, Anda, anda pasti dia sudah datang?”

“Masalah ini, mengapa tidak kamu sendiri yang menanyakan padanya?” kata Constantine.

“Dia, dia ada di dekat sini?” Olaf makin panik, menggenggam erat kapak yang ada di pinggangnya, dengan wajah penuh waspada memandang ke sekeliling, takut kalau Robert serang mendadak.

Constantine mengedarkan pandangannya ke udara, menajamkan matanya : “Tuan Wind Stalker, kalau memang sudah datang, buat apa sembunyi-sembunyi?”

Tidak ada suara sahutan.

Constantine berdehem dengan dingin : “Tuan Wind Stalker, apakah masih ingin curi dengar ada informasi apa?”

Angin mulai bertiup.

Di tengah udara, timbunan angin yang terlihat dengan mata telanjang, pelan-pelan mengembun dan muncul wujud seorang manusia yang tembus pandang.

Badan manusia ini pelan mulai terbentuk, bagian kepala yang paling pertama kelihatan jelas, seorang tipikal remaja CBD, kulit kuning, rambut hitam, bola mata coklat.

Robert!

Yang mencegat sepuluh kapal perang! ! !

Sementara itu rudal kapal perang sudah mengarah tepat ke arah dia!

Sembilan kapal perang lainnya, juga dengan cepat mendapatkan berita, dan masing-masing mengambil tindakan yang relevan.

Saat ini Robert sedang dibidik dengan daya tembakan sepuluh kapal perang.

Begitu dia ada sedikit gerakan yang berlebihan, akan mendapat tembakan dari sepuluh kapal perang, dalam sedetik akan meledak dan menjadi serpihan!

“Tidak terpikirkan kamu sungguh menyusul ke sini, tuan Wind Stalker.” Sambil mengamati sosok tubuh pihak lawan, Constantine memicingkan matanya, dan berkata pelan.

“Tidak ada cara lagi, hanya bisa mencoba sekali ini, kalau gagal, hanya bisa ke markas World Government untuk merebut orang, dengan begitu akan mendapat bahaya yang lebih besar.”

“Kamu pikir di bawah bidikan senjata sepuluh kapal perang, bahaya tidak terlalu besar?” kata Constantine dingin.

“Orang yang bersenjata disini bahayanya lebih kecil dibandingkan dengan orang yang bersenjata di markas World Government. Jenderal berbintang lima di markas World Government, jika bisa aku lebih baik tidak bertemu dengan mereka selama hidupku.” Robert sepertinya mengingat kembali masa lalu yang membuatnya tidak senang, dan rasa takut masih menghinggap di hatinya.

Constantine mengeluh : “Hanya saja disayangkan, rencana kamu sudah gagal, sudah kutebak itu kamu dan melihat tempat persembunyianmu.”

“Patut disebut Letnan Jenderal Constantine, aku tidak membuat sedikit suara pun, hanya berdasarkan perhitungan tuan Letnan Jenderal sudah bisa mengetahui pencegatan aku yang diam-diam.” Robert memuji.

“Dengan pengecualian, sekarang yang bisa mencegat di tengah jalan, orang yang datang untuk menyelamatkan Rose, selain dirimu, ada siapa lagi?” kata Constantine datar.

Dengan tak berdaya Robert berkata : “Kalau saja aku tahu, maka tidak akan terlihat begitu jelas.”

Dirinya di tengah udara, berdiri di atas angin, menghadap ke semua orang di kapal perang sambil merentangkan tangan dan berkata : “Baiklah, seperti yang kalian lihat, aku sudah datang, sekarang lepaskan orang.”

Constantine curiga telinganya salah dengar : “Kamu bilang apa?”

“Lepaskan orang.” sahut Robert.

“Tuan Wind Stalker, takutnya kamu masih tidak jelas dengan keadaan.” gelak Constantine tidak bisa menahan tawa.

“Kasih aku muka, jangan membuat masalah menjadi besar.” tawa Robert.

“Kalian Pasukan Binatang Buas, bukannya senang dengan keributan? Kali ini memberi kesempatan untuk kalian membuat keributan dengan markas World Government, bagaimana, ingin menyerah?” kata Constantine dengan ekspresi ingin tertawa tapi juga tidak.

“Tuan Letnan Jenderal bercanda.” ujar Robert.

“Tuan Wind Stalker, kami tidak akan melepaskan orang, kamu jangan berharap.” Constantine sepertinya sudah tidak sabar dan langsung berkata demikian.

“Tuan Letnan Jenderal, jangan terlalu banyak bicara, beri sedikit kelonggaran?” Robert mencoba untuk mengambil kesempatan.

“Antara kita berdua, tidak perlu ada kelonggaran.” sahut Constantine dengan kasar.

Wajah Robert menjadi muram, dia juga bukan orang yang mempunyai tabiat baik, kini sebab dia merendahkan sikapnya, karena kuatir Jessy ada di tangan mereka.

Hasilnya Letnan Jenderal Constantine, malah berlagak, dan tidak melepaskan orang.

“Aku katakan untuk terakhir kali, lepaskan orang.” Senyum Robert pelan-pelan menghilang dan berkata sungguh-sungguh.

“Tidak mungkin.” tolak Constantine.

Mata Robert menjadi kemerah-merahan, hawa kengerian menyelimuti semua armada : “Kalau begitu, aku akan merebut dengan paksa.”

Robert Wind Stalker!

Melawan sepuluh kapal perang! ! !

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu