My Tough Bodyguard - Bab 356 Sebuah Jalan Di Underworld

Sebuah jalan di underworld, adalah areal ilegal di Kota C.

Meskipun jauh dari pusat kota, tapi begitu tiba di malam hari, bar, tempat karaoke, pasar tinju akan dibuka. Apapun tempat hiburannya, semuanya ada, begitu ramai.

Ada preman ugal-ugalan, ada pengedar narkoba yang sudah lama dikejar oleh polisi, ada wanita yang berdiri dengan beragam pose menarik, juga ada direktur perusahaan, beragam macam, bercampur-campur, semua orang mungkin saja muncul di sini.

Tempat itu adalah tempat kesenangan yang melanggar hukum, bahkan pihak polisi juga akan menyebut tempat itu sebagai 'jalan kejahatan'.

Di dunia ini, asalkan kamu mempunyai uang dan kekuasaan, maka kamu bisa menerima semua pelayanan, berlaku seenakmu, bahkan membunuh orang sekalipun. Asalkan memberi uang yang banyak, maka orang yang bersangkutan akan merahasiakan hal itu untukmu.

Setelah memahami informasi ini, Robert Qiu tanpa sadar kehabisan kata-kata, "Nona Huang, benar-benar tidak terlihat, kamu ternyata suka pergi ke tempat seperti itu?"

"Tidak kok. Aku tidak pernah pergi ke sana, hanya pernah mendengarnya dan ingin pergi, tapi selalu tidak ada kesempatan." Amelia Huang berkata dengan suara kecil.

"Kalau begitu kenapa malam ini tiba-tiba mau pergi? Tempat seperti itu, dari penjelasanmu, adalah tempat yang melawan hukum. Kedengarannya sangat berbahaya. Apa kamu tidak takut orang lain melihatmu cantik dan berbuat apa-apa padamu?" Robert Qiu bertanya dengan bingung.

"Bukankah ada kamu?" Amelia Huang menarik pergelangan tangan Robert Qiu lalu tersenyum sambil berkata, "Di pagi hari, melalui CCTV, aku melihatnya dengan jelas. Kamu seorang diri, mampu mengalahkan 30 lebih satpam profesional perusahaan kami. Kamu begitu hebat, bukankah mudah melindungiku?"

"Hanya kebetulan saja." Robert Qiu berkata sambil mengelap keringat.

"Sudah jangan berbohong. Jangan kira aku tidak tahu. Beberapa waktu lalu, kamu adalah orang yang berhasil kabur tanpa terluka setengah pun dari kepungan 2000 orang Carte Del Golfo 'kan?" tanya Amelia Huang.

"Itu pun diketahui olehmu?" Robert Qiu tersenyum canggung.

"Berita itu begitu heboh dan memang bukan suatu rahasia kali!" jelas Amelia Huang.

Robert Qiu menghela napas, "Baik, karena sudah diketahui olehmu, aku mengaku saja."

"Lihat apa yang kamu katakan itu, seperti aku mau ngapa-ngapain kamu saja." Amelia Huang memutar bola mata dan berkata dengan kesal.

"Tapi kujelaskan dulu ya. Menyelamatkan sih menyelamatkan, tapi kamu jangan berbuat asal. Aku tidak kenal siapapun di Kota C ini. Untuk sementara waktu tidak ingin membuat masalah." kata Robert Qiu.

"Tenang saja, aku bukanlah orang yang akan membuat masalah tanpa sebab yang jelas."

Amelia Huang tersenyum dengan manis, namun entah kenapa Robert Qiu merasa senyum itu sedikit tidak bisa dipercaya.

Dari pelabuhan laut lalu masuk ke satu jalan di underworld, ternyata memang benar, sangatlah ramai.

Jalan itu memang tidak lebar, tapi dekat kemana-mana. Ada banyak gang, lampu di pintu toko juga tidak henti menyala-nyala. Banyak orang berlalu-lalang, tapi semuanya adalah orang dewasa, hampir tidak terlihat adanya anak kecil.

Pelacur berpakaian seksi yang berada di pinggir jalan, pria di usia 30-an yang berpakaian jas tanpa ekspresi wajah, preman yang sambil jalan sambil meludah ....

Bahkan, saat Robert Qiu berjalan, juga di halangi oleh seorang pria dengan sikap tidak alami. Pria itu mengeluarkan kantong plastik yang di dalamnya berisi bubuk putih.

"Hei, bro, mau bersenang-senang? Aku jamin kamu sangat menikmatinya!" pengedar narkoba itu menggodanya.

"Terima kasih, tidak usah." Robert Qiu menggelengkan kepala. Hatinya was-was. Tempat ini, memang benar tidak ada polisi. Bahkan pengedar narkoba saja bisa bergerak bebas di jalan untuk menjual narkoba.

Selain itu, Robert Qiu juga menyadari, di jalan ini, ada banyak orang yang tampilannya sangat mengerikan, orang-orang itu untuk mencegah ada orang yang membuat kekacauan.

"Daerah ini, siapa yang menguasainya?" Robert Qiu asal bertanya.

"Carte Del Golfo." jawab Amelia Huang.

Robert Qiu menarik napas dingin, "Kamu jelas-jelas tahu, aku pernah memiliki masalah dengan Carte Del Golfo, tapi kamu masih berani membawaku ke daerah kekuasaan Carte Del Golfo. Jadi aku seharusnya menganggap kamu berani, kamu berani, atau kamu berani??"

"2000 orang Carte Del Golfo saja tidak bisa berbuat apa-apa denganmu. Ratusan orang di sini, memangnya ada masalah apa?" Amelia Huang berkata dengan tidak peduli.

"Kalau Carte Del Golfo mencari masalah denganku, aku bisa menyelesaikan mereka, dan langsung pergi dari kota ini. Tapi berbeda denganmu. Kamu adalah orang asli Kota C, kalau mereka mau menghabisimu, itu sangatlah mudah bagai membalikkan telapak tangan." Robert Qiu kehabisan kata-kata.

"Aduh, aku benar-benar belum pernah memikirkan hal itu. Bagaimana ini? Bagaimana kalau kita balik saja?" Amelia Huang berkata dengan wajah takut, tapi dari ekspresi itu terselip keinginan untuk berpetualang.

"Kamu sama sekali tidak mempunyai niatan untuk kembali." kata Robert Qiu.

Amelia Huang tertawa, "Sudahlah. Aku tenang kalau ada kamu. Hanya main di malam ini saja."

Melihat Amelia Huang yang tidak takut apapun itu, Robert Qiu juga tidak bisa berkata apa-apa lagi, hanya bisa mengikuti wanita itu.

Tidak lama kemudian, keduanya sampai pada bar yang bernama 'Fantastic Night'.

"Masuk yuk!" Amelia Huang berkata dengan semangat.

Bar itu sangat besar, dekorasinya juga sangat unik. Di bagian tengahnya kosong dan ada pagarnya.

Robert Qiu berjalan ke samping pagar dan melihat ke bawah. Menyadari ternyata ada 3 lantai.

Lantai tempat mereka berdiri sekarang, adalah tempat untuk minum bir. Orang di sana tidak banyak dan kebanyakan berkumpul di sekitaran pagar.

Sedangkan lantai kedua, disediakan banyak kursi. Ada ratusan pelanggan yang duduk di atas kursi. Sambil minum bir, sambil menatap lantai ketiga dengan tatapan penuh nafsu, juga berteriak dengan semangat.

Alasannya tidak ada yang lain. Lantai ketiga ada ring tinju. Dua orang telanjang badan sedang melakukan pertarungan sengit.

"Semangat! Semangat!"

"Hantam dia! Hantam dia!"

Orang-orang yang menonton mereka sangat semangat. Menggoyangkan tinju, dan memberikan dukungan mereka.

Setelah melihat sesaat, Robert Qiu menyadari, beberapa kemampuan petinju itu sangat hebat. Muda, bertenaga, dan kuat.

Sedangkan di sisi lain, Amelia Huang memilih tempat duduk dan duduk. Seorang diri minum dan tanpa sadar sudah minum lumayan banyak koktail.

"Nona cantik, apa serunya minum seorang diri? Mau kakak temani kamu minum tidak?"

Melihat Amelia Huang begitu cantik, juga kelihatan hanya seorang diri saja. Seorang pria playboy berjalan ke arahnya dengan mata bersinar dan senyum di bibir.

"Menjauhlah dariku." Amelia Huang berkata dengan datar.

"Nona cantik, jangan buru-buru menolak dong. Aku adalah orang yang hebat. Kalau tidak percaya, coba tanya saja. Di seluruh jalan ini, tidak ada yang tidak tahu aku, Derian Wang." si pria berkata.

Juga tidak peduli apakah Amelia Huang peduli atau tidak, Derian Wang sudah duduk. Pria itu sudah membuat keputusan. Mau bagaimanapun itu, malam ini, dia harus tidur dengan wanita ini.

"Nona cantik, bir ini, anggap saja kamu yang menraktirku minum ya!"

Mengangkat gelas koktail di hadapannya, Derian Wang ingin langsung meminumnya. Tapi baru saja tangannya melengkung, gelas di tangannya melayang dan terjatuh di atas lantai kemudian terpecah belah.

Bar seketika menjadi hening. Perhatian semua orang melihat ke arah mereka.

"Kamu?!"

Derian Wang dibuat malu di depan semua orang. Dia merasa wajahnya terasa panas dan kemarahan dalam hati terpancar dari matanya, "Nona cantik, apa maksudmu?"

"Sudah kukatakan, menjauhlah dariku. Kamu itu tidak tahu malu, atau tidak mengerti perkataan manusia?" Amelia Huang meminum bir dan wajahnya terlihat sedikit mabuk, meski begitu nada bicaranya sama sekali tidak sungkan, membuat Derian Wang tidak bisa membela diri.

"Nona cantik, hanya minum bir, berteman saja. Apakah harus sampai seperti ini?" Derian Wang tersenyum paksa.

"Bir di atas meja, semuanya aku yang pesan. Apa aku sudah mengatakan mau menraktirmu? Apa aku sudah mengatakan mau berteman denganmu?" Amelia Huang balik bertanya.

Wajah Derian Wang tidak senang, "Nona cantik, kamu jangan tidak tahu diri ya."

"Pergi!" Amelia Huang berkata dengan tidak sabar.

"Nona cantik, bir malam ini, pokoknya ditraktir olehmu!" Derian Wang tetap kekeuh.

Amelia Huang mengangkat segelas koktail dan melihat ke arah Derian Wang, lalu bertanya dengan senyum palsu, "Mau minum bir ya?"

"Iya, aku ..."

Baru saja Derian Wang mau mengatakan sesuatu, Amelia Huang tiba-tiba berdiri, menuangkan bir yang ada di dalam gelas kepada wajah dan tubuh Derian Wang.

"Bagus!"

"Hebat!"

"Derian, kamu hari ini benar-benar sangat memalukan!"

Orang-orang dalam bar semuanya bersiul dan meneriakkan bravo.

Derian Wang mengelap bir yang ada di wajahnya. Disirami bir di hadapan banyak orang, dia tanpa bisa ditahan tersenyum hina.

Setelah berkecimpung begitu lama di jalan underworld, Derian Wang pernah bertemu dengan banyak gadis cantik. Seperti Amelia Huang yang tidak mau bekerja sama, justru malah lebih seru diajak bermain.

"Nona cantik, kamu berpendirian juga ya!"

Melihat wajah dan tubuh Amelia Huang, Derian Wang mengulurkan tangan dan ingin menambah kemarahan wanita itu.

Yang jelas di tempat ini adalah daerah kekuasaannya. Bos dari bar dan para pelanggan semuanya dia kenal, jadi dia yakin tidak ada orang yang akan mencampuri urusan ini.

Namun, baru saja tangannya terangkat, tangan lain tiba-tiba menangkap tangannya.

Derian Wang menoleh dan melihat pria muda yang asing tengah menatapnya sambil tersenyum.

"Teman, dia sudah jelas-jelas menolakmu, tapi kamu masih terus memaksanya. Ini tidak benar kali?" Robert Qiu berkata sambil tersenyum.

Melihat Robert Qiu yang turun tangan, Amelia Huang menghela napas dan berkata, "Aku pikir bocah ini akan terus melihat pertunjukan!"

"Mana bisa, kalau mau menggoda, juga harus aku yang menggoda. Mana boleh dia yang melakukannya?" kata Robert Qiu sambil tersenyum.

"Adik kecil, wajahmu asing sekali. Baru pertama kali datang kesini?" wajah Derian Wang berubah suram.

"Benar, pertama kali datang." Robert Qiu menganggukan kepala.

"Adik kecil, kakak bujuk ya, kamu jangan ikut campur urusan orang, kalau tidak kamu tidak dapat keluar dari jalan ini. Mengerti?" Derian Wang mengancam.

Robert Qiu melepaskan tangannya.

Derian Wang mengelus lengannya, mengira Robert Qiu mengaku kalah karena ancamannya dan lanjut berkata, "Adik kecil, aku lihat kamu lumayan pintar membaca keadaan juga. Cepatlah pergi, wanita cantik ini milikku malam ini!"

"Minta maaf baik-baik, aku bisa memaafkanmu." kata Robert Qiu.

"Apa?" Derian Wang mengira dirinya salah dengar.

"Kelihatannya kamu memang tidak mengerti perkataan manusia." Robert Qiu menghela napas dan malas untuk lanjut mengobrol lagi, dia langsung mengangkat kerah Derian Wang, akibatnya tubuh pria itu terangkat ke atas.

Phak phak phak!

Tamparan terjadi berkali-kali, hingga kepala Derian Wang dibuat pusing dan pipinya bengkak.

Pada akhirnya, Robert Qiu menendang hingga tubuh Derian Wang melayang, membuat beberapa meja dan kursi terdorong. Para pelanggan berteriak sambil menghindar.

Masalah dalam bar sangat cepat menarik perhatian dari pihak bar. Puluhan pria kuat berjalan dengan wajah datar mengelilingi Robert Qiu.

Seorang pria berusia paruh baya yang berpakaian seperti manajer melihat Robert Qiu dengan tatapan menilai, lalu melihat ke arah Amelia Huang yang ada di belakang Robert Qiu dan mennunjukkan wajah yang terkejut. Setelah itu dia berbisik pada telinga salah seorang bawahan.

Bawahan itu mengangguk dan pergi dengan cepat.

Dengan segera, bawahan itu kembali lagi. Tanpa mengatakan apa-apa, hanya mengangguk ke arah manajer.

Manajer bar sudah tahu apa yang akan dilakukan lalu berkata, "Lempar Derian ini keluar!"

"Baik!" para bawahan mengangguk.

Manajer bar itu berjalan ke hadapan Amelia Huang lalu bertanya dengan maksud memastikan, "Nona Huang?"

"Ini juga adalah pertama kalinya aku datang ke sini. Kenapa kamu bisa tahu aku?" Amelia Huang bertanya dengan terkejut, dan pertanyaan itu tanpa sadar mengakui identitasnya.

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu