My Tough Bodyguard - Bab 335 Saat yang penting malah tidak ditanggap

Rumah sakit umum Jiang Cheng

Robert dan Alice sudah tiba di sini.

Dengan munculnya Alice, dalam sekejap menyembul keluar banyak wartawan dari tiap sudut rumah sakit. Sambil membawa perekam dan bertanya ini itu pada Alice.

Pihak media mementingkan hasil yang tinggi, bisa menjadi orang pertama yang langsung mewawancarai pihak yang bersangkutan dan menarik perhatian dari publik maka dia menang.

Masalah ini, para media sudah menduganya, Perusahaan Besar Mo yang memperhatikan nama baik, tidak mungkin duduk dan melihat saja tanpa mengurus. Karena itu mereka tunggu di rumah sakit lumayan lama, dan tidak di sangka penantian mereka tidak sia-sia dengan kedatangan Alice.

“Kegunaan obat baru Perusahaan Besar Mo adalah untuk mengobati flu. Dan efek sampingnya hampir mencelakai seorang penderita, numpang tanya apa kebenaran dari obat yang disebut obat pembunuh yang kini tersebar luas di jaringan internet?”

“Nona Mo. Kamu adalah CEO Perusahaan Besar Mo, juga adalah orang yang bertanggung jawab dalam pengembangan obat baru ini. Ada niat apa hingga datang untuk menjenguk pasien? Apakah Perusahaan Besar Mo akan meminta maaf?”

“Nona Mo. Bagaimana perasaan anda terhadap masalah kali ini?”

“Nona Mo, nona Mo... ...”

Para wartawan mengejar Alice untuk meminta keterangan, semua pertanyaan yang penuh kritik sama sekali sulit untuk di jawab.

Di saat yang genting, Robert berjalan ke depan dan menghalangi kerumunan wartawan, dengan wajah tanpa ekspresi berkata : “Maaf, Alice sementara tidak akan menerima wawancara, harap tunggu sampai Perusahaan Besar Mo mengumumkan untuk mengadakan konferensi pers, sampai waktu yang ditetapkan akan menyambut semua teman media untuk bertanya apa yang ingin ditanyakan.”

Para wartawan masih ingin mengajukan pertanyaan, seketika raut wajah Robert berubah serius dan masam yang bisa membuat orang sesak napas menyerbu ke arah mereka. Setiap orang merasa seolah-olah tenggorokannya tercekik dengan mata melotot.

“Ayo pergi.”

Robert menarik tangan Alice dan masuk ke lift rumah sakit.

Hingga kepergian Robert yang lama, para wartawan yang merasa tercekik baru pelan-pelan mulai menghilang, mereka semua menarik nafas panjang dan menghirup udara baru yang segar, hampir saja pada kolaps.

Robert yang selalu membuat gaduh dalam masyarakat sosial Jiang Cheng, sungguh sesuai dengan reputasinya... ...

Ini adalah pemikiran yang sama dalam hati para wartawan.

Pada dibikin takut oleh Robert, para wartawan juga tidak berani tinggal lagi, ada Robert di sampingnya kemungkinan Alice juga tidak akan menjawab pertanyaan apapun, jadi lebih baik pilih untuk meninggalkan rumah sakit.

Lantai 5, bagian perawatan intensif.

Robert tidak buru-buru untuk pergi mencari Ibu Joshua, malah membawa Alice untuk mengunjungi dokter yang bertugas di bagian perawatan intensif, yang pernah berhubungan dengannya beberapa kali, Lena Lu.

Lena masih seperti dulu, mengenakan jubah putih, tanpa make up di wajah, cantik alami, dan berjalan ke arah manapun tatapan semua orang hanya tertuju padanya.

Menurut statistik yang kurang lengkap, sering terjadi hubungan tegang antara dokter dan pasien. Hampir semua dokter di rumah sakit umum Jiang Cheng pernah bertemu dengan pasien yang sulit, Lena satu-satunya yang tidak pernah mengalami keributan seperti itu di rumah sakit.

Alasan utamanya karena keterampilan medisnya yang bagus, juga di tambah keberuntungannya, tidak pernah menemui situasi darurat yang harus menggunting habis baju pasien untuk memberi pertolongan, setelah itu dituntut dan diminta ganti rugi oleh orang yang bermoral rendah.

Alasan lainnya adalah karena parasnya yang sangat cantik.

Dunia ini melihat wajah, jika melihat dari sudut seorang pasien, seorang dokter dengan sikap yang ramah dan lembut, keterampilan medis yang tinggi, orangnya juga cantik, maka tidak mungkin akan terjadi perselisihan.

“Dokter Lu, lama tidak jumpa.” sapa Robert sambil mengetuk pintu dan melangkah masuk.

“Lena.” sapa Alice juga, dia dan Lena teman sekolah sejak kecil, hubungan yang akrab.

Lena dengan tekun melihat buku yang berkaitan dengan kedokteran, mendengar ada suara dia mengangkat kepalanya dan melihat, lalu segera bangkit berdiri : “Alice, Robert, kenapa kalian bisa datang?”

“Datang untuk menjenguk pasien.” Alice menjawab.

Lena membuka mulutnya, ingin bicara namun tertahan lagi.

“Lena, bagaimana kondisi pasien?”tanya Alice.

“Pertama sudah terlepas dari bahaya, langkah selanjutnya perlu rawat inap untuk diamati kembali, saat ini pasien sudah sadar. Ayo, kuantar kalian untuk menemuinya.” kata Lena seraya berjalan keluar dari kantor.

“Alice, Robert, kasus pasien ini, pertama-tama di antar ke bagian usus dan lambung. Lalu dalam proses cuci lambung, timbul kondisi darurat jantungnya tiba-tiba berhenti, baru di bawa ke bagian darurat untuk pertolongan.

“Postingan yang tersebar di internat, aku sudah melihatnya, memang benar hasil cuci lambung ada dua butir pil warna hijau.”

“Sekarang dua buti pil tersebut, sudah di bawa ke badan pengawas obat untuk diteliti, kemungkinan dua hari lagi baru ada hasilnya.”

“Kondisi pasien saat ini, belum ada kesimpulan secara detail, namun sesuai dengan pengalamanku, kasus ini tidak punya hubungan yang besar dengan obat baru itu.”

“Namun ini hanya menurut aku sendiri, jika ingin publik lebih percaya, masih perlu laporan hasil pemeriksaan dari bagian terkait.

Sambil berjalan Lena menjelaskan kondisi pasien.

Biarpun dia dan Alice ada hubungan teman, namun menurut dia, bukan karena ada hubungan ini lalu berpihak padanya, tapi apa yang menjadi faktanya itulah yang dia katakan.

“Aku mengerti, terimakasih, Lena.” ujar Alice tegas.

“Ada lagi.”

Lena dengan raut wajah heran : “Keluarga dari pasien, yang memposting di internet Joshua, aku pernah bertemu dengannya, kelihatannya orang yang jujur, tapi tidak di sangka, sebelum hasilnya keluar, dia mengeluarkan reaksi yang begitu sengit .”

“Mungkin karena emosi saat itu.” ucap Alice mengerti, meskipun postingan tersebut membuat nama baik Perusahaan Besar Mo masuk dalam bahaya, tapi dia masih tidak menyalahkan orang yang telah jahat padanya.

“Alice, hati kamu benar-benar baik.” kata Lena dengan tulus.

Di depan kamar ruang perawatan ibu Joshua, berdiri empat orang yang gagah dengan pakaian hitam, seperti dewa penjaga pintu.

“Kelompok orang ini dari kemarin sudah datang, sangat galak dan garang, bersikeras agar pihak rumah sakit memindahkan pasien ke ruang VIP, juga giliran menjaga di depan pintu, selain dokter dan perawat yang mengantarkan obat, siapapun tidak diizinkan masuk.” Lena menjelaskan.

Mendengar itu Robert seketika sadar, pantas saja para wartawan tidak mewawancarai ibu Joshua, ternyata tidak diizinkan masuk sama sekali, tidak mendapatkan keterangan dari ibu Joshua, mereka hanya bisa menunggu Alice.

“Dokter Lena.”

Melihat Lena mendekat, seorang pengawal menganggukan kepalanya.

“Aku ingin masuk sebentar untuk melihat kondisi pasien.” kata Lena.

Pengawal mengiyakan dan segera memberi jalan masuk.

Tepat ketika Lena ingin masuk, pengawal mengulurkan tangan : “Tunggu.”

“Ada apa?” Lena menghentikan langkahnya.

“Dokter Lena boleh masuk, tapi dua orang ini, tidak boleh.”

Pengawal sambil menunjuk Robert dan Alice, “Maaf, pasien perlu istirahat, sementara tidak menerima kunjungan dan wawancara selain pihak keluarga.”

Lena dengan segera berkata : “Mereka adalah... ...”

“Aku adalah Alice Mo, CEO Perusahaan Besar Mo, aku yang mengembangkan obat baru itu, sekarang mewakili perusahaan untuk menjenguk pasien.” Alice berkata dengan tenang.

“Ini... ...” beberapa pengawal saling berpandangan, sesaat tidak tahu harus bagaimana mengurusnya.

“Saudara, jika kamu ragu-ragu, boleh menghubungi majikan kalian yang menempatkan kalian di sini.” kata Robert tanpa pikir panjang.

Salah satu pengawal menggumam, lalu mengeluarkan ponsel dan berniat melakukan panggilan.

“Sebentar.”

Saat ini seorang pengawal lain yang usianya lebih tua, menahan temannya, dengan mata yang tajam mengamati Robert, lalu tersenyum : “Kalau itu nona Mo, berarti yang ini adalah tuan Robert Qiu?

“Memang benar.” Robert dengan tenang mengaku.

“Ada desas-desus yang mengatakan tuan Qiu banyak akal, pintar dalam bicara, juga ahli dalam bertarung dan mencapai kemenangan, hari ini ketemu, benar sesuai yang dikatakan orang-orang.” Pengawal itu berkata.

“Itu sudah berlebihan.” Kata Robert rendah hati.

“Dengan kekuatan tuan Qiu, kami berempat, ingin menghalang juga tidak mampu.” Pengawal menyanjung Robert, lalu dengan tak berdaya : “ Tapi, mengenai majikan kami, kami juga harus menjaga kode etik pekerjaan kami, tidak bisa membocorkannya pada anda.”

“Baik. Aku mengerti.” Robert menepuk pundak pengawal, lalu membawa Alice masuk ke kamar pasien.

Dengan tatapan mengantar ketiga orang tersebut masuk ke kamar pasien, pengawal ini baru mengambil ponsel dan melakukan panggilan : “Bos, ternyata benar Alice datang.”

“Semua laksanakan sesuai rencana.” Kata sebuah suara pria yang pelan dari ujung telepon.

“Paham.” Angguk pengawal.

Dalam kamar pasien.

Telinga Robert bergerak-gerak lalu senyum tersungging di sudut bibirnya .

Alice yang di samping tidak memiliki daya pendengaran yang tajam, setelah meletakkan hadiah, dia segera dengan langkah panjang menuju ranjang pasien.

Ini adalah sebuah ruangan VIP yang luas, hanya ada satu ranjang, dilengkapi dengan televisi, ac, bahkan ada kulkas juga, lebih baik mengatakan tinggal di hotel daripada bilang di rumah sakit.

Seorang wanita paruh baya berusia sekitar lima puluhan dengan badan sedikit gemuk, memakai baju pasien yang kebesaran, sedang terbaring di atas ranjang, mata sedikit terpejam, wajah yang kelihatan lelah, dan tampak jelas masih dalam tahap pemulihan.

Dalam kamar hanya ibu Joshua sendiri, Joshua saat ini tidak ada di kamar pasien.

Tidak ketemu dengan Joshua, Robert merasa sedikit menyesal. Dia rencana ingin bertemu langsung dengan Joshua, hanya perlu satu pandangan dia sudah bisa melihat isi pikiran darinya.

Robert memainkan ponselnya di salah satu sudut kamar, mengenai kunjungan dan menghibur ibu Joshua, tampaknya bukan urusannya lagi.

Melihat sikap Robert, berulang kali Alice melotot padanya, Robert malah malas untuk mengangkat matanya, semua perhatiannya terpusat pada ponsel yang ada di tangan.

“Bajingan ini! Saat yang penting ini malah tidak ditanggap!

Alice kesal dalam hati.

Tidak ada cara lagi, Robert tidak mau tahu, tugas selanjutnya hanya bisa diserahkan pada dirinya sendiri.

“Kalian ini... ...”

Mendengar gerakan pintu, ibu Joshua menoleh, dan kelihatan bingung.

“Ini adalah Alice Mo, CEO Perusahaan Besar Mo, dan juga adalah penanggung jawab obat baru itu. Dia datang mewakili perusahaan untuk menjenguk anda, berharap bisa komunikasi baik dengan anda layaknya teman.” Lena membantu mengenalkan mereka.

Ibu Joshua mengangguk-anggukkan kepala, baru melihat ke arah Alice : “Aiyooo, gadis yang begitu cantik... ...” sambil berkata dia menarik tangan kecil Alice dengan wajah senang.

“Ibu, bagaimana perasaan anda sekarang?” Alice duduk di samping ranjang dan bertanya dengan perhatian.

“ Baik baik, ibu baik-baik saja! He he, hanya masalah kecil... ...”jawab ibu Joshua terkekeh, dengan sikap yang sangat bersahabat.

Melihat rupa ibu Joshua, Alice diam-diam bernapas lega, dia hanya takut sikap pihak kedua yang buruk, dan tidak memberikan kesempatan untuk komunikasi.

Waktu setengah jam selanjutnya, Alice memberi tanggapan atas masalah ini.

Semua biaya pengobatan ibu Joshua, juga biaya pengeluaran lain selanjutnya, Alice sendiri yang akan langsung membayarnya.

Dan juga berjanji, begitu hasil pemeriksaan keluar, seandainya memang penyebabnya adalah obat baru ini, Ibu Joshua akan mendapatkan ganti rugi yang pantas.

Hati ibu Joshua gembira bukan main mendengarnya, dengan semangat menjawab baik, dan juga ngobrol banyak dengan Alice.

Pendeknya, di waktu setengah jam, komunikasi dua orang ini sangat harmonis, bahkan Robert dan Lena merasa sangat heran, Alice yang biasanya begitu dingin, kini berubah layaknya orang lain.

Yang pasti, baik Robert ataupun Lena, bisa merasakan Alice tidak pura-pura dan asal saja, tapi sungguh-sungguh dan tulus menghibur suasana hati ibu Joshua.

Kemudian, Alice pamit pada ibu Joshua, dan berulang kali berpesan pada Lena harus menjaga baik ibu Joshua. Setelah itu baru meninggalkan rumah sakit bersama Robert.

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu