My Tough Bodyguard - Bab 237 Cepat Jemput Aku!

Sekitar 50 m dari Kota Jiang Cheng, ada banyak desa.

Air sungai mengalir sampai sini. Karena sungai lebar, jadi derus air menjadi tenang, tidak lagi begitu cepat.

Seorang penduduk desa, Bryan Wang duduk di samping sungai, sambil merokok, sambil melihat pergerakan pancingan ikan yang ada dalam sungai.

Bryan Wang adalah seseorang yang hobi memancing. Karena pekerjaan bertani di pagi hari sangat sibuk, sama sekali tidak dapat mengeluarkan waktu, jadi hanya bisa memancing di malam hari.

Sekarang sudah malam pukul 11. Bryan Wang sudah mulai mengantuk, dan berencana memancing dua ikan lagi, lalu beres-beres dan bersiap pulang. Besok masih ada banyak hal yang harus dilakukan di sawah.

Tiba-tiba, Bryan Wang melihat di kejauhan sungai mengapung sebuah kantong goni yang diikat mati.

Awalnya dia kira hanya sampah biasa yang dilempar ke dalam sungai. Karena itu dia tidak terlalu mempedulikan, hanya dalam hati memarahi orang yang melempar sampah ini, benar-benar tidak sopan, berani sekali merusak lingkungan alam.

Tapi berpikir lagi, dia mulai merasa tidak benar.

Karena air sungai ini mengalir dari Kota Jiang Cheng. Kota itu adalah kota maju, ada tempat sampah khusus. Bryan Wang memancing sudah lumayan lama dan tidak pernah melihat ada sampah yang dimasukkan ke dalam karung goni seperti ini.

Memikirkan ini, Bryan Wang tanpa bisa ditahan melihat lagi ke dalam karung goni itu dan merasa curiga.

Kalau hanya sampah, jika dimasukkan ke dalam air, di dalam karung pasti akan menggelembung. Tapi karung itu, malah diikat mati oleh orang. Setelah berada dalam air dalam waktu lama, malah tidak ada tanda-tanda mengapung.

Pengalaman hidup yang banyak memberitahunya, sangat memungkinkan ada yang bersalah dengan karung itu.

Jadi, dia mengerutkan dahi dan mulai mencoba mengangkat karung goni itu.

Untung saja karung goni tidak jauh dari sisi sungai. Air sungai juga lumayan tenang. Ditambah pancingan Bryan Wang ini yang khusus memancing di laut, lebih panjang. Karena itu setelah beberapa saat, akhirnya berhasil mendekatkan karung goni ke sisi sungai.

Begitu Bryan Wang memegang karung itu, dia langsung tahu, tebakannya tidak salah!

Membuang mayat!

Dia sudah bertemu masalah!

Bersamaan saat Bryan Mo merasa panik, dia juga merasa keren.

Dia membawa kantong itu ke atas daratan, lalu melepas tali yang mengikat karung, dan sesaat karung terbuka, terlihatlah wajah seorang pria muda.

Tangan Bryan Wang bergetar dan mencoba memeriksa napas pria itu. Sesaat tangannya kembali lagi dan wajahnya berubah, "Sudah tidak ada napas!"

Malam hari begini, awalnya hanya memancing dengan senang, tidak disangka akan bertemu dengan masalah seperti ini. Rasa penasaran Bryan Wang tadi sudah tidak ada, digantikan dengan ketakutan, merasakan firasat yang buruk. Dia mundur beberapa langkah, menjauh dari mayat itu.

"Begitu muda, sayang sekali." Bryan Wang menghela napas beberapa kali dan meraba kantongnya, mengeluarkan ponsel, hendak menelpon polisi.

"Uhuk, uhuk!"

Tiba-tiba anak muda yang sudah meninggal itu terbatuk beberapa kali, mengeluarkan air yang masuk ke dalam tubuh.

Dilanjutkan leher anak muda itu berbunyi krak, krak, krak beberapa kali. Kedengarannya sangat nyaring di malam hari. Setelah berbunyi kira-kira belasan kali, anak muda itu terbatuk dan langsung duduk.

Anak muda itu merenggangkan tangan, menggerakkan badan, juga memutar leeher dengan nyaman. Kemudian dia baru tersadar ada Bryan Mo di samping yang sudah dibuat terkejut dari tadi dan tersenyum, "Paman, halo, apa kamu datang untuk menolongku?"

"... iya." Bryan Wang mengangguk dengan sulit. Dia sudah menekan tombol 110, sekarang tidak tahu harus terus telepon atau meletakannya.

Anak muda itu adalah Robert Qiu. Setelah Robert Qiu melihat lagi baru mengerti apa yang terjadi dan berkata sambil tersenyum, "Paman, aku belum mati, kamu tidak usah lapor polisi." selanjutnya, Robert Qiu asal mengarang cerita dan berhasil membuat Bryan Wang percaya. Bryan Wang akhirnya tidak lagi berniat untuk lapor polisi.

Robert Qiu berpikir lalu mengeluarkan setumpuk kartu dari dompetnya. Dari kartu-kartu itu memilih yang isinya paling sedikit. Bagi petani biasa, uang yang ada dalam kartu ini sudah cukup. Robert Qiu mengulurkan kartu itu padanya dan berkata dengan tulus, "Paman, ini adalah ucapan terima kasihku, harap kamu menerimanya."

"Ini ... mana enak hati?" Bryan Wang menolak.

"Tidak, kalau bukan kamu, mungkin nyawaku sudah melayang. Nyawa ini kamu yang selamatkan, jadi sedikit uang ini harus kamu terima." Robert Qiu menyelipkan kartu itu ke dalam tangan Bryan Wang.

Mengenai hal itu, Robert Qiu menyembunyikan kebenarannya. Meskipun Bryan Wang tidak menyelamatkannya, dia tetap akan hidup. Hanya saja terus mengalir sesuai derus air sungai, akan mengalir ke tempat yang lebih jauh saja.

Tapi hal ini, akan sangat sulit dijelaskan pada manusia normal.

Mengenai uang dalam kartu ini, tidaklah terlalu banyak, tapi tidak sedikit juga, 100.000 mata uang CBD Groups.

Balasan berjuta bahkan puluhan juta bisa Robert Qiu berikan.

Tapi dia tidak akan menerimanya, karena dengan berbuat begitu, malah akan mencelakai Robert Qiu.

100.000 mata uang CBD Groups, bagi seorang petani biasa, sudah termasuk uang yang lumayan, dan bisa untuk mengubah kehidupan.

Karena Robert Qiu terus mendesak, Bryan Wang hanya bisa menerima dengan tidak enak hati, dia berkata sambil tersenyum, "Anak muda, kamu terlalu sungkan. Ini yang seharusnya aku lakukan. Oh iya, kamu tidak usah periksa ke rumah sakit? Aku antar kamu pergi."

"Tidak usah." Robert Qiu menggelengkan kepala, lalu segera mengingatkan, "Paman Wang, aku mau memintamu untuk merahasiakan hal ini. Masalah ini, harap kamu jangan mengungkitnya dengan siapapun juga. Ini juga demi kebaikanmu, daripada ada kerepotan nantinya."

Bryan Wang sudah tahu dari tadi kalau masalah ini tidaklah sederhana. Begitu menyebarkannya, pasti akan ada masalah, jadi dia menganggukan kepala dan berkata, "Aku tahu, aku tidak akan mengatakan hal ini kepada orang lain. Anak muda, kamu tenang saja."

Robert Qiu mengeluarkan ponsel, tapi ponselnya sudah basah dan rusak.

Sebelum Robert Qiu buka mulut, Bryan Wang terlebih dahulu memberikan ponsel miliknya kepada Robert Qiu, "Anak muda, pakai ponselku saja dulu."

Robert Qiu mengucapkan terima kasih. Dengan ingatannya, dia menelpon nomor Sarah Lu.

"Halo, siapa ini?" suara Sarah Lu yang bingung terdengar dari ujung sambungan.

Sarah Lu sedikit bingung karena nomornya ini sangat pribadi, sangat jarang ada nomor tidak dikenal yang menelpon ke ponselnya ini.

Terutama di tengah malam seperti ini. Saat dia mau tidur, malah ada telepon yang masuk, mengganggu orang istirahat saja. Perbuatan seperti ini, sama seperti perbuatan seseorang yang brengsek.

"Ini aku." Robert Qiu berkata dengan suara berat.

"Robert?" Sarah Lu langsung mengenalinya. Ternyata benar, brengsek yang menelpon malam-malam begini, hanya pria ini saja. Dia bertanya dengan kesal, "Brengsek, apa bisa menelpon di waktu lain?"

"Kamu belum tidur. Kita juga bukannya sedang berselingkuh. Kenapa tidak boleh telepon di waktu seperti ini?" Robert Qiu bertanya dengan jahil.

Sarah Lu malas berdebat dengannya jadi bertanya dengan bingung, "Ada apa? Kamu ganti nomor?"

"Sudah jangan diungkit lagi. Hari ini benar-benar sial sekali. Intinya kamu menjemputku di Desa Yuxiang dulu dengan mobil. Setelah bertemu baru aku jelaskan padamu secara rinci apa yang telah terjadi." kata Robert Qiu.

"Desa Yuxiang?" Sarah Lu bertanya dengan terkejut, "Kenapa kamu tiba-tiba pergi ke sana?"

"Kita bicarakan setelah ketemu. Sekarang tidak efisien." Robert Qiu berkata dengan pahit. Diserang orang, berhasil dibunuh, dibuang ke sungai, dan mengalir hingga 50 meter jauhnya. Pengalaman yang begitu memalukan itu, baru pertama kali dia alami seumur hidup ini.

"Oh iya, tentang kamu yang menjemputku ini, jangan sampai diketahui oleh orang lain." Robert Qiu mengingatkan.

Begitu Sarah Lu mendengar itu, bahkan bulu kuduknya saja berdiri, "Kenapa kedengarannya mengerikan sekali? Aku ingatkan ya Robert, kita bekerja sama sudah sangat lama, kamu jangan mengerjaiku."

Tengah malam begini, meminta seorang teman wanita berkendara sendirian menuju desa yang ada di pinggiran kota, juga tidak boleh memberitahu orang lain. Siapapun itu, pasti setidaknya akan curiga.

Untung saja orangnya adalah Robert Qiu. Kalau orang lain yang meminta dia melakukan ini, dia pasti sudah mematikan sambungan dari tadi.

"Jangan basa-basi lagi, cepat jemput aku." Robert Qiu berkata dengan tidak senang, lalu langsung menutup sambungan, menghapus riwayat telepon, dan mengembalikan ponsel kembali kepada Bryan Mo.

Setelah melihat ke arah pancingan yang ada di samping sungai, Robert Qiu menjadi tertarik, "Eh, Paman Wang, kamu ada kebiasaan memancing di malam hari?" lalu melihat lagi ke ember yang penuh dengan ikan, "Boleh juga, tangkapan hari ini banyak."

"Hehe, ikan hari ini pasti memakan makananku, jadi baru tertangkap begitu banyak. Biasanya tidak begini banyak." Bryan Wang menyerahkan alat pancing pada Robert Qiu, lalu bertanya, "Anak muda, kamu juga bisa ini?"

"Tentu saja. Teknik memancingku sangat bagus lho." Robert Qiu berkata dengan percaya diri.

"Baik, coba kamu pancing." Bryan Wang tersenyum.

Selanjutnya, Robert Qiu dan Bryan Wang duduk di samping sungai. Sambil mengobrol, sambil memancing, sangatlah akur.

Setengah jam kemudian, sebuah mobil lexus berhenti di samping sungai. Sarah Lu turun dari kursi pengemudi dan langsung melihat Robert Qiu yang tengah memancing di samping sungai. Dia menghampiri pria itu dan berkata dengan kesal, "Tuan Qiu-ku, kamu bukan sengaja kemari untuk memancing 'kan dan tidak ada mobil malam-malam begini, jadi menyuruhku menjemputmu?"

Robert Qiu sedikit canggung, tidak tahu harus menjawab apa.

"Nona ini cantik sekali. Anak muda, apakah ini pacarmu?" Bryan Wang menggoda.

Sarah Lu baru menyadari ada paman paruh baya di samping mereka, "Halo paman."

Bryan Wang melambaikan tangan lalu berkata pada Sarah Lu, "Nona, kamu jangan salah paham terhadap pacarmu. Malam ini dia telah mengalami suatu pengalaman hidup dan mati!"

Mendengar itu, Sarah Lu baru melihat baju Robert Qiu yang bolong-bolong, sekujur tubuh yang basah, dan kelihatan sangat berantakan itu. Wajahnya berubah panik dan bertanya, "Robert, ada masalah apa?"

"Nanti baru kita bicarakan." kata Robert Qiu, lalu segera berkata pada Bryan Wang, "Paman Wang, terima kasih malam ini. Masalah malam ini ..."

"Tenang saja, aku tidak akan mencari masalah untuk diriku sendiri." Bryan Wang tersenyum, lalu berdiri dan membereskan peralatan memancing kemudian berkata, "Anak muda, karena pacarmu sudah menjemputmu, maka aku pulang dulu. Kedepannya kamu harus hati-hati, lain kali mungkin tidak akan seberuntung ini lagi."

"Baik, akan aku perhatikan." Robert Qiu menganggukan kepala.

Setelah Bryan Wang berjalan agak jauh, Sarah Lu baru bertanya dengan serius, "Robert, sebenarnya apa yang terjadi malam ini?"

"Naik ke mobil dulu baru kita bicarakan." Robert Qiu berkata dengan wajah tidak senang.

........

Mobil Lexus melaju di jalan menuju Kota Jiang Cheng.

Ciit!

Begitu mendengar cerita Robert Qiu, Sarah Lu menjadi tidak stabil dan tiba-tiba mengerem mobil di pinggir jalan.

"Robert, apa yang kamu bilang tadi?" Sarah Lu berkata dengan ekspresi aneh, "Katamu, kamu diserang oleh Pemimpin Hitam, lalu lehermu dipatahkan oleh Platinum Killer bernama Hitman, setelah itu dimasukkan ke dalam karung goni, dilempar ke sungai, terbawa arus hingga 50 km jauhnya, dan diselamatkan oleh paman petani tadi?"

"Bisa kamu artikan seperti itu." Robert Qiu menghela napas dengan sedikit pusing. Sambil memijat pelipis, sambil merasa memalukan sekali.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu