My Tough Bodyguard - Bab 357 Mohon Kamu Hormati Lawanmu

Mendengar keraguan Amelia Huang, manajer bar tersenyum tanpa bicara.

Amelia Huang sebagai putri pertama dari Keluarga Huang, adalah salah satu dari perwakilan anak muda di kelas sosial atas dari Kota C.

Kota C tidak seperti kota lain. Kota itu sedikit kacau, underworld yang dipimpin oleh 'Carte Del Golfo', bahkan terkadang ucapannya lebih berpengaruh daripada pihak polisi.

Dalam kekuasaan sebesar itu, masing-masing mengambil keuntungan. Keluarga-keluarga kaya yang bergantung pada Kota C, jadi sedikit banyak akan turut campur dalam hal yang tidak baik juga tidak buruk.

Keluarga kaya dan kekuatan underworld bekerja sama, anak-anak mereka, akan mendapat perlindungan khusus dari kekuatan underworld.

Dengan kata lain, di Kota C, kebanyakan orang-orang dari keluarga kaya dan anak-anak mereka, ketika berada di bar dan klub malam akan mendapat perlindungan dari kekuatan underworld.

Sedangkan bos di balik bar besar yang berada di 'Underworld No.1 Street', tentu bukanlah orang biasa.

Meskipun manajer bar belum pernah bertemu dengan Amelia Huang, tapi sudah pernah melihat fotonya. Dia sudah menghafal wajah-wajah yang tidak boleh dia buat marah.

Ketika pertama kali melihat Amelia Huang, dia sudah merasa familiar, hanya saja belum berani memastikan, jadi dia menyuruh bawahannya untuk memeriksa dulu. Setelah itu baru memutuskan untuk mengusir pelanggan lama dan tidak mau membuat Amelia Huang marah.

"Nona Huang, silakan kamu bersenang-senang. Kami tidak akan membiarkan orang seperti itu menghinamu lagi." kata manajer bar.

Setelah manajer bar pergi, Amelia Huang memanggil Robert Qiu lalu turun ke lantai dua. Setelah menemukan tempat duduk, dia melihat pada ring tinju yang ada di lantai bawah, dan matanya memancarkan cahaya.

"Semangat! Pukul dia!"

Amelia Huang menggoyangkan kepalan tangannya dan menyemangati para petinju.

Di underworld, perjudian petinju sedang ngehitz. Para pelanggan akan memilih salah satu petinju, asalkan petinju yang dipilih menang, mereka akan mendapat uang taruhannya.

Amelia Huang sangat mengikuti kebiasaan di tempat dia berada. Dia juga ikut bertaruh, tapi sayangnya, petinju yang dia pilih, semuanya kalah.

Beberapa ronde tinju saja, Amelia Huang sudah rugi ratusan juta rupiah.

"Bagaimana sih!" Amelia Huang berkata dengan kesal. Uang adalah hal yang kecil, hanya saja melihat petinju yang dia dukung, dibuat KO di lantai, benar-benar membuatnya tidak senang.

"Wanita bodoh. Kamu adalah kambing bodoh." Robert Qiu tidak bisa melihat lagi dan mengingatkan.

"Apa maksudnya?" Amelia Huang bertanya dengan bingung.

Robert Qiu menjelaskan, "Apa kamu tidak tahu, perjudian di lomba tinju seperti ini, dibaliknya ada yang mengontrol?"

Mau itu lomba manapun, mau itu yang sesuai hukum, atau yang melanggar hukum. Semuanya rata-rata ada yang mengontrol di baliknya, sesuai besar kecilnya taruhan, bisa memutar hasil perlombaan.

Sepak bola, basket, gaming ... semuanya seperti itu.

Diantaranya, termasuk juga perlombaan tinju.

Itu juga adalah salah satu alasan kenapa kadang-kadang ada petinju yang tidak dapat ditebak memenangkan perlombaan.

Amelia Huang memboroskan ratusan juta, bagi beberapa ronde tinju, itu sudah termasuk nominal yang besar. Karena itu, petinju yang awalnya bisa menang, begitu mendengar perintah dari bos, akan sengaja kalah.

Pelanggan lain, juga tidak bodoh. Berkecimpung dalam dunia seperti ini, mempunyai pengetahuan luas, dan mereka tentu saja bisa langsung melihat orang yang bertanggungjawab atas perlombaan tinju, ingin membohongi Amelia Huang. Karena itu, mau Amelia Huang memihak petinju yang mana, para pelanggan akan memilih yang lain, ini sama saja dengan menerima uang tanpa mata terbuka. Siapa yang tidak mau?

Amelia Huang langsung mengerti, dan menunjukkan wajah marah. Pantas saja dari tadi, pelanggan yang ada di lantai satu melihat ke arahnya. Hal itu terasa aneh.

Uang adalah masalah kecil. Tapi mengetahui dirinya dipermainkan, itu adalah sumber kemarahan Amelia Huang.

"Kalau ada petinju yang hebat, yang bisa memenangkan semua petinju, mengembalikan uangku, pasti sangat baik, ya 'kan?" Amelia Huang melihat pada Robert Qiu dan menandakan sesuatu.

"Sialan, kamu bukan mau menyuruhku naik 'kan?" Robert Qiu membelalakan mata.

"Kemampuanmu begitu baik. Hanya lomba tinju saja, seharusnya mudah 'kan?" Amelia Huang balik bertanya.

Robert Qiu tertawa canggung. Para petinju ini memang hebat, tapi kalau dia benar-benar unjuk tangan, maka itu sama dengan menghancurkan sayur hijau, tidak ada bedanya dengan membully orang.

Hanya saja, melihat Amelia Huang yang menanti-nantikan, Robert Qiu juga tidak enak hati menolak. Bagaimanapun dia sudah berjanji mau membuat Amelia Huang puas. Kalau mengingkari janji, itu bukanlah cara kerja Robert Qiu.

"Ya sudah. Aku akan memperlihatkan padamu, apa yang dinamakan tinju sesungguhnya." selesai berkata, Robert Qiu meninggalkan kursi, lalu masuk ke dalam ring tinju.

Tidak ada persyaratan khusus untuk naik ke atas ring. Kalau ada orang yang menantang petinju, itu juga adalah adegan yang bar ingin lihat.

Kalau ini orang lain, petinju akan langsung naik ke atas dan menerima tantangan.

Tapi, orang dalam bar mengenali Robert Qiu, karena dia adalah orang yang bersama Amelia Huang, jadi tidak berani sampai menyakitinya.

Membohongi ya membohongi, nona besar seperti Amelia Huang sama sekali tidak kekurangan uang. Kalau membohongi ya sudah membohongi.

Tapi tinju tidak berperasaan. Kalau sampai melukai orang yang bersama Amelia Huang, maka manajer bar tidak dapat menanggung akibatnya.

Manajer bar menyuruh petinju untuk tunggu sebentar, lalu berjalan cepat ke depan Amelia Huang dan bertanya dengan senyum pahit, "Nona Huang, apa yang nona lakukan?"

"Orang yang di atas ring itu, aku taruh 2 miliar. Utus petinju kalian yang paling hebat. Asalkan dapat memenangkan dia, maka 2 miliar akan menjadi milik kalian." kata Amelia Huang.

"Tapi tuan itu ..." manajer bar sulit untuk menyetujui.

"Tenang saja, tidak apa-apa. Kalian kerahkan seluruh tenaga saja, tidak perlu mempedulikannya." kata Amelia Huang.

Setelah berhenti sebentar, Amelia Huang menambahkan, "Tapi, harus perhatikan juga, jangan sampai ada yang mati. Lebih tidak boleh lagi menggunakan trik untuk melukai lawan, mengerti?"

Meskipun dia sudah melihat kemampuan Robert Qiu, tapi karena ini pertama kalinya bertemu, Amelia Huang tidak terlalu tahu seberapa hebatnya Robert Qiu. Dia tidak yakin apakah Robert Qiu bisa menang melawan petinju profesional.

Jadi apa daya, Amelia Huang hanya bisa berpesan pada manajer bar. Dia tidak ingin melihat Robert Qiu sampai kenapa-napa.

"Tentu saja. Tenanglah Nona Huang, petinju kami, tidak akan sembarangan. Akan memastikan teman nona, bersamaan saat bersenang-senang, juga tidak merasa malu." manajer bar tersenyum sambil berkata.

Meskipun Robert Qiu sebelumnya membuat Derian Wang jatuh, dan kemampuannya lumayan, tapi hanya bisa menghadapi orang biasa saja.

Kalau berhadapan dengan petinju profesional, sama sekali tidak akan bisa menghadapinya.

Dalam pengamatan manajer bar, Robert Qiu naik ke atas ring, karena ingin menunjukkan kehebatan seorang pria saja di hadapan Amelia Huang.

Dengan begitu, mengetahui batas, adalah yang paling penting.

Tidak boleh langsung menyuruh petinju mengalahkan Robert Qiu, itu akan membuat pihak lawan merasa malu dan membuat Amelia Huang tidak senang.

Tapi juga tidak boleh terlalu asal-asalan, membiarkan Robert Qiu menang. Bagaimanapun uang taruhan mencapai 2 miliar, dan itu bukanlah nominal yang kecil.

Dengan segera, manajer bar memikirkan sebuah cara——

Dalam kesempatan akan menang, petinju berakting sebentar dan akhirnya melakukan perubahan, jadi pihak mereka tetap menang dengan 'beruntung'.

"Wolf, masalah ini serahkan padamu. Setelah selesai, kami akan membagimu 400 juta." manajer bar berjalan ke depan seorang petinju, lalu berkata sambil menepuk-nepuk pundaknya.

Wolf menjilat bibirnya lalu berkata sambil tersenyum, "Serahkan saja padaku."

Dia memutar leher, lalu melompat ke atas ring, melakukan pemanasan, sangat aktif. Dibandingkan dengan Robert Qiu yang tidak bergerak, hal itu menjadi suatu perbedaan yang mencolok.

Robert Qiu dapat melihatnya, itu adalah seorang petinju yang memiliki daya serang tinggi. Tapi dia tidak terlalu mempedulikannya, bahkan tidak melihat wajah pria itu.

Reaksi Robert Qiu, membuat Wolf merasa sangat tidak puas. Wolf merasa ini adalah sebuah pertunjukan, sedangkan lawan mainnya, Robert Qiu, sepertinya tidak menghormati dirinya.

Meskipun ada perintah dari manajer bar untuk tidak melukai lawan, tapi kalau membuat trik-trik rahasia yang tidak kelihatan oleh penonton dan lawan, Wolf bisa melakukannya.

Memikirkan itu, tatapan Wolf menjadi lebih kejam.

Robert Qiu seperti dapat merasakannya, dia mengangkat kepala, dan kebetulan bertatapan dengan tatapan Wolf.

Tatapan orang ini sangat dingin. Wolf menarik napas dan berkata dalam hati.

Wasit naik ke atas ring dan melakukan perkenalan pada lomba kali itu. Saat orang-orang tahu Amelia Huang mempertaruhkan 2 miliar, mereka bersorak dan semuanya menjadi senang.

Semakin besar nominal, maka peluang kalah akan semakin besar. 2 miliar Amelia Huang itu, jika dibagi pada orang-orang di sana, akan mendapat pembagian yang sangat besar.

Sangat cepat, uang ratusan rupiah ditaruhkan pada Wolf.

Dalam satu bar, selain Amelia Huang, tidak ada orang lagi yang memilih Robert Qiu.

Semuanya adalah pelanggan lama, dan mereka tahu, petinju mana yang hebat, petinju mana yang kemampuannya biasa saja.

Kemampuan Wolf meskipun bukan yang paling hebat, tapi setidaknya bisa masuk dalam daftar 5 besar.

Selain itu, dalam waktu satu bulan ini, Wolf tidak pernah kalah. Kemampuannya dan kondisinya sedang berada dalam masa terbaiknya.

Petinju profesional seperti itu, dalam menghadapi orang biasa, menggunakan satu tangan saja terasa berlebihan.

Para pelanggan juga tidak bodoh. Kemampuan Wolf, semuanya merasa hebat. Kecuali orang bodoh, baru akan memilih Robert Qiu.

Mengetahui Amelia Huang yang mempertaruhkan 2 miliar, Robert Qiu yang ada di atas ring tanpa sadar mengumpat. Dia melihat pada Amelia Huang yang berada di kursi penonton dan menunjukkan ekspresi bertanya.

Amelia Huang menjelekkan wajah juga mengangkat kepalan tangannya, memberi tanda pada Robert Qiu untuk bertarung dengan serius.

"Kadang kala, aku benar-benar iri, anak muda seperti kalian, bisa bergantung pada wanita kaya. Tidak seperti kami, setiap hari bekerja keras, uang yang didapat juga tidak terlalu banyak." Wolf menyindir.

"Yang kamu maksud itu aku?" Robert Qiu menunjuk dirinya dan bertanya.

"Masa aku?" Wolf mendengus.

Robert Qiu tanpa sadar tertawa, ternyata lawannya ini mengira dia adalah gigolo, "Gigolo mana yang kamu jumpai, yang dipaksa naik ke atas ring?"

"Untuk apa berakting lagi? Bukankah kamu mau menunjukkan kehebatanmu di depan dia? Lomba ini, aku bisa menemanimu berakting. Saat kamu merasa sudah lumayan, kamu biarkan aku meng-KO-mu. Mengerti?" Wolf berkata dengan suara kecil.

"Berakting? Tidak perlu. Kamu bertarung sekuat tenaga saja." Robert Qiu berkata dengan serius.

"Kalau aku sekuat tenaga, maka akan langsung mengalahkanmu." Wolf merendahkan.

Robert Qiu tanpa sadar tersenyum sinis, "Bro, kamu juga terlalu meninggikan dirimu."

Tatapan Wolf sedikit menggelap, "Bocah, maksudmu, kamu tidak mau aku berakting?"

"Kamu adalah petinju profesional, mohon kamu serius menghadapi lomba, juga menghormati lawanmu, melakukan yang terbaik." Robert Qiu sekali lagi berkata dengan serius, lalu tersenyum, "Untuk selanjutnya, bergantung pada kemampuan saja."

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu