My Tough Bodyguard - Bab 201 Sepuluh Anak Panah Dilempar Bersama!
Perkataan Robert Qiu membuat hati orang-orang di sekitar menjadi sangat kesal.
Memang benar yang dikatakannya, tetapi jika dikatakan di depan umum, maka semua itu akan terasa salah.
Ribuan tatapan tajam tertuju pada Robert Qiu. Jika tatapan bisa digunakan untuk membunuh, maka badan Robertsudah penuh dengan lubang dan mati berkali-kali.
Ekspresi wajah Wilianto pun menjadi dingin: “Hei kawan, kamu keterlaluan, aku terus terang denganmu saja, aku memang jatuh hati pada pacarmu, jika kamu tidak bersedia mengalah untukku, maka aku akan bersaing denganmu secara adil!”
“Benar, di depan umum!”
“Jangan mau kalah!”
Para laki-laki di belakang Wilianto berbondong-bondong menyorakinya.
Robert membalikkan telapak tangan: “Aku baik-baik saja kok, kenapa harus bersaing denganmu? Perempuan selalu didapatkan dengan usaha pendekatan sendiri, aku tidak pernah mendengar perempuan didapatkan atas hasil merebut.”
Wilianto sangat marah mendengarnya: “Sekarang adalah zaman penuh kebebasan, sebelum kalian menikah, aku masih memilik hak untuk merebutnya darimu!”
“Memang tidak ada salahnya, tetapi bagaimana jika aku berkata tidak ingin meladenimu?” Robert berkata meledek.
Wilianto menjawab: “Hm! Kawan, boleh-boleh saja jika kamu ingin mengalah, biarkan pacarmu berkencan sekali denganku. Jika tidak, aku, aku, aku akan terus mengusik kehidupan kalian!”
Bersaing dengan adil? Terus mengusik?
Sembarangan saja!
Robert Qiu merasa sangat kewalahan, memanglah anak muda zaman sekarang, pemikiran seperti apa itu.
“Lalu bagaimana cara kamu bersaing denganku?” Robert tertarik untuk bertanya.
“Mudah sekali, kita adakan lomba. Jika kamu kalah, harus berikan satu kali kesempatan berkencan dengan pacarmu!” Wilianto berkata.
“Bagaimana jika aku menang ?” Robert bertanya kembali.
Wilianto terdiam beberapa saat, lalu menggelengkan kepala dengan sombong: “Kamu tidak mungkin menang.”
“Tidak mungkin menang? Kalau begitu aku tidak jadi bersaing denganmu.” Robert spontan melepaskan niatnya.
“Eh, eh, eh, kawanku, kenapa kamu mengalah begitu saja.” Wilianto berkata dengan segera.
“Kamu saja sudah mengatakan aku tidak mungkin menang, lalu untuk apa aku masih bersaing denganmu? Mencari kesialan?” Robert melihat Wilianto bagai melihat seseorang yang bodoh.
Wilianto pun sadar telah salah berkata, langsung berusaha memperbaikinya: “Aku salah, maksudku, aku sangat percaya diri, kamu tidak mungkin bisa menang dariku.
“Kalau begitu kamu katakana saja, bagaimana jika aku yang menang?” Robert Qiu berkata sambil menahan tawa. Anak muda memang terlalu ceroboh, tidak pernah menyaring perkataannya sendiri.
Wilianto berpikir beberapa saat, lalu berkata dengan serius: “Jika aku kalah, aku akan menganggapmu sebagai Kakak sendiri, dan tidak akan mengganggu kalian lagi!”
“Baik, katakan saja jenis lomba apa yang akan kita lakukan.” Robert langsung mengatakannya, lagipula sedang santai dan tidak mengerjakan apa-apa, bermain dengan beberapa anak muda itu pun akan membawakan kesenangan tersendiri.
Melihat Robert menyetujuinya, Wilianto spontan merasa senang, lalu berkata sambil menunjuk sebuah lapangan panahan: “Lomba melempar panah saja!”
“Panah?” Robert sedikit terkejut.
“Kenapa, mulai takut?” Wilianto meledeknya.
Raut wajah Robert spontan menjadi aneh. Berbicara soal panah, dia bahkan mampu membidik titik tengah target dengan mata terpejam.
Bagi seorang pembunuh, yang terpenting adalah reaksi dan tingkat kepekaan, penglihatan hanyalah sebuah syarat umum. Membidik anak panah sungguh terlalu mudah bagi seorang Robert.
Demi tidak menindas Wilianto, Robert pun menggelengkan kepala dan berkata: “Bukan takut, tetapi aku sarankan kamu untuk menggantinya dengan lomba lain.”
“Masih ingin berdebat ya, hei kawan! Aku langsung beritahu kamu saja, sejak kecil aku tumbuh besar di tempat bermain, panah adalah permainan yang paling aku kuasai, bahkan telah diakui sebagai pangeran panah. Jika kamu tidak pandai, aku sarankan jangan memalukan diri sendiri, langsung mengalah saja, maka kita tidak perlu membuang waktu untuk berlomba lagi, bagaimana?” Wilianto berkata dengan penuh keangkuhan.
“Pangeran panah? Kalau begitu apakah kamu pernah mendengar cerita soal Pendekar Pedang?” Robert bertanya secara tiba-tiba.
“Sial, tentu saja aku tahu cerita terkenal seperti itu, apakah menurutmu aku tidak pernah membaca buku?” Wilianto berkata dengan kesal.
“Semua orang memanggilku Pendekar Pedang yang bangkit kembali.” Robert Qiu berkata dengan serius: “Jadi, demi menegakkan keadilan berlomba, aku sarankan kamu mengganti dengan lomba lain.”
“Hei kawan, sembarangan sekali kamu? Berani-beraninya menyebut diri sebagai Pendekar Pedang, kenapa tidak ke langit saja sekalian?!”
Wilianto berkata, sambil melihat ke arah Meghan Jiang, mengedipkan mata dan berkata: “Hei gadis cantik, lihatlah bagaimana aku memberi pacarmu pelajaran, bersiap-siaplah kencan denganku!”
Meghan bukanlah orang yang penakut. Melihat ekspresi Wilianto seperti itu, dia malah tertawa dalam hati. Pengalaman berbisnis selama bertahun-tahun telah memberinya sebuah mata yang pandai menilai orang.
Saat Robert Qiu baru menunjukkan keahliannya di Kota JiangCheng, Meghan pun bisa melihat bahwa dia bukanlah orang biasa-biasa. Kini, dengan anehnya dia sangat percaya dengan keputusan Robert, dia tahu Robert tidak akan melakukan hal yang tidak dia sanggupi.
Jika sudah berkata akan menang, maka dia pasti menang.
Dan sekalipun Robert kalah, dan Wilianto ingin berbuat sesuatu yang tidak baik, Meghan telah memiliki cara untuk menghindari semua itu.
Cara yang terbaik, tidak lain adalah mengerahkan kekuatan Keluarga Jiang.
Sesungguhnya Keluarga Jiang memiliki kekuatan yang besar di Kota C. Meskipun Meghan tidak suka memanfaatkan sumber daya dari keluarga sendiri, tetapi di dalam situasi terdesak, dia tentu akan memanfaatkannya.
Wilianto hanya seorang anak dari bos taman bermain. Jika sampai menyinggung perasaan Meghan, maka menggusur taman bermain itu hingga rata adalah hal yang sangat sederhana.
Lapangan panahan.
Dikarenakan memiliki identitas sebagai Tuan Muda pemilik taman bermain, dengan sangat cepat sebuah tempat dikosongkan demi perlombaan Wilianto dan Robert.
Mendengar kabar itu, banyak orang berbondong-bondong menghampiri dan mengelilingi lapangan itu, suasana menjadi sangat meriah.
Dengan begitu banyaknya orang yang menonton, kepercayaan dan kebanggaan dalam diri Wilianto pun menjadi semakin tinggi. Dia berjanji pada diri sendiri untuk melakukan yang terbaik, agar mendapat perhatian dari Meghan dan Sellen.
“Hei kawan, apakah kamu sudah siap?” Wilianto mengangkat kepala dengan ekspresi menantang.
“Kamu dulu.” Robert memberi isyarat mempersilahkannya lebih dulu.
“Lihat baik-baik ya, sebentar lagi kamu akan kaget hingga gemetaran.” Wilianto tersenyum dengan sangat bangga, mengangkat anak panah dengan tinggi sambil berjalan ke posisi 5 meter di depan papan panahan.
Sebenarnya jarak itu masih terbilang dekat, bisa dibilang sebagai jarak yang digunakan pada umumnya. Wilianto memang telah bermain anak panah sejak kecil, dan merasa masih bisa lebih jauh lagi. Tetapi demi mencari aman, lebih baik tetap berada pada jarak 5 meter saja.
Karena perlombaan kali ini berbeda dengan biasanya, dan langsung berpengaruh pada kesempatan berkencan dengan Meghan.
Tarik nafas sedalam-dalamnya.
“Kak Wilianto semangat!
“Jangan sampai kalah darinya!”
Teman-teman Wilianto berbondong-bondong memberi semangat.
“Kak Wilianto tidak terkalahkan! Kak Wilianto pasti menang!”
Wilianto hanya melambaikan tangan, memberi isyarat pada mereka untuk tetap fokus padanya, setelah 10 detik berlalu, raut wajahnya pun berubah menjadi serius.
Saat perhatian semua orang terpusat padanya, pendengaran, penglihatan dan kemampuan mengambil keputusan pun semakin meningkat. Dengan segera Wilianto larut dalam suasana itu, mengambil anak panah dan melempar sekuat tenaga----
Fiuhh!
Lemparan pertama tepat mengenai titik tengah!
“Hebat! Luar biasa!”
“Anak muda ini boleh juga!”
Para tamu berbondong-bondong memberi tepuk tangan.
Kebanggaan dalam hati Wilianto semakin meningkat. Dia pun melihat Robert dengan tatapan menantang, kemudian mengambil anak panah kedua dan melemparnya lagi.
Kali ini, dikarenakan fokus yang tidak cukup, anak panah tidak mengenai titik tengah papan panahan, dan malah mendapatkan nilai 9.
Fiuhh.
Fiuhh….
Fiuhh!
Wilianto melemparkan 10 anak panah secara berurutan, 7 kali mengenai titik tengah, 3 kali sedikit meleset, tetapi juga mendapatlan nilai yang cukup baik. Penampilan itu telah menunjukkan kemampuan yang luar biasa.
“Giliranmu.” Setelah melemparkan 10 anak panah, Wilianto berjalan ke depan Robert dan berkata dengan sombong.
Sambil berkata, Wilianto memperhatikan raut wajah Robert. Jika orang yang tidak bisa bermain anak panah, melihat dirinya bermain begitu hebat, tentu saja sudah ketakutan hingga pucat.
Tetapi yang membuat Wilianto kecewa, dia tidak melihat sedikitpun ekspresi panik ataupun tegang pada wajah Robert, dan malah tetap tersenyum kecil, ini sangat membuatnya tidak nyaman.
"Apakah orang ini sungguh pandai bermain anak panah?’
Wilianto mulai merasa kacau.
Robert pun berdiri dan mengambil 10 anak panah, lalu berdiri di posisi tempat Wilianto berdiri sebelumnya.
Karena penampilan Wilianto yang cukup baik, ditambah dengan perkataan Robert, dukungan orang-orang padanya sangatlah sedikit. Saat berjalan maju, suasana sepi tanpa suara, terlihat jelas perbedaan dengan Wilianto.
Wilianto sangat puas melihat reaksi para penonton, dan sengaja menyindir dengan suara keras: “Hei kawanku, menyerah sekarang sepertinya masih keburu kok.”
Hahaha!
Para pendukungnya ikut tertawa lepas.
“Robert, semangat!”
“Jangan mau kalah darinya!”
Hanya Meghan dan Sellen yang memberi dukungan pada Robert.
Robert tersenyum kecil pada para penonton, tindakan dia setelahnya membuat semua orang tidak mengerti---
Terlihat Robert menggelengkan kepala, lalu berbalik badan berjaan ke belakang, dan kembali menghadap ke lapangan panahan.
Wilianto sangat kaget melihat apa yang Robert lakukan. Orang ini, memangnya 5 meter terlalu dekat baginya, hingga harus berpindah ke posisi 10 meter?
Ataukah mungkin, dia sengaja ingin lebih jauh dari dirinya?
Berpikir demikian, Wilianto pun tertawa dingin dalam hati. Ternyata benar, dia memang tidak mahir, cara membidik anak panah di setiap jarak tidaklah sama, tingkat keakurasian dari jarak 5 meter dan 10 meter berbeda jauh loh!
Bahkan Wilianto pun tidak bisa menjamin bisa membidik papan panahan dari jarak 10 meter!
Jiwa berani darimana nih?
Wilianto sudah yakin Robert memang tidak bisa apa-apa, kali ini sungguh akan tontonan besar.
Saat ini para penonton di sekitar baru tersadar, semua memajang ekspresi tercengang pada wajah.
“Tidak mungkin deh? 10 meter?”
“Dengan jarak sejauh ini, apakah bisa mengenai papan panahan?”
“Aku mengalami rabun jauh ringan, dengan jarak 10 meter, wajah orang saja sudah tidak bisa aku kenali, apalagi papan panahan.”
Semua orang sibuk membicarakannya.
Robert yang berada di lapangan panahan pun memulainya. Dia mengambil anak panah, tetapi tidak segera melemparnya, tetapi memilih untuk menjempitnya di celah jari secara satu persatu.
Kedua tangan bisa digunakan untuk menjepit 8 anak panah, 2 yang tersisa…. Robert menundukkan kepala, lalu menahannya dengan mulut.
Huaaa!
Setiap gerakan itu membuat suasana gempar!
“10 anak panah dilempar bersamaan? Orang ini pasti sudah gila ya?”
“Atlet tingkat nasional saja tidak segila dia!”
“Dengan jarak 10 meter, dan lemparan kedua tangan bisa saja mengenai papan panahan, tetapi dua buah anak panah di dalam mulut, bagaimana cara mengantarnya kesana? Jarak tempuh ludah kita paling-paling hanya 1 atau 2 meter!”
Semua orang terdiam!
Siapapun tidak berani mempercayai jarak yang digunakan Robert Qiu.
Wilianto jauh lebih terkejut dibanding semua orang, urat-urat pada wajahnya terlihat dengan jelas. Dia sungguh tidak berani percaya, hal yang sekalipun bermimpi pun tidak mungkin, demi memenangkan perlombaan, Robert sungguh melakukannya.
Sebagai seseorang yang telah berlatih panah sejak kecil, Wilianto sangat yakin, 10 anak panah yang dilemparkan Robert pasti tidak akan berhasil. Sekalipun dia, paling banyak hanya bisa melempar 2 anak panah secara bersama, itu pun dengan tingkat akurasi yang buruk.
“Kak Wilianto, orang ini sedikit berlebihan!” Seorang tidak sabar berkata.
Wilianto malah tertawa dingin: “Tidak mungkin bisa. Dengan cara yang dia lakukan, jika ada satu saja anak panah yang mengenai sasaran, aku akan berlutut di hadapannya!”
Novel Terkait
Mi Amor
TakashiMy Tough Bodyguard
Crystal SongInventing A Millionaire
EdisonMore Than Words
HannyLove and Trouble
Mimi XuMy Tough Bodyguard×
- Bab 1 Kasus yang Bermula dari Kencan One Night Stand
- Bab 2 Hei, Teman Kencanku, Jangan Pergi
- Bab 3 Menyentuh Dadanya
- Bab 4 Tugas Pertama!
- Bab 5 Aku Orang Baru!
- Bab 6 Sarah Lu
- Bab 7 Kamu Pikir Kamu Bruce Lee?
- Bab 8 Menjenguk di Rumah Sakit
- Bab 9 Apa Salahnya Memegang Bokong?
- Bab 10 Tidak Mengizinkanku Naik ke Atas Ranjang
- Bab 11 Siapa yang Mengusir dan Diusir
- Bab 12 Dasar Pelacur!
- Bab 13 Cepat, Cium Aku!
- Bab 14 Kenapa Tidak Mencium Mulutku
- Bab 15 Pertanyaan Maggie Fang
- Bab 16 Memang Ahlinya
- Bab 17 Ada Rokok?
- Bab 18 Ternyata Baru Pulang dari Luar Negeri
- Bab 19 Makan Saja Sepuasnya!
- Bab 20 Siapa Robert Qiu?
- Bab 21 Aku Malah Mau Duduk
- Bab 22 Wakil Direktur Mengaku Kalah!
- Bab 23 Yang Kalah Berlari Telanjang
- Bab 24 Kau Curang Sekali
- Bab 25 Prahara Alat Penyadap
- Bab 26 Gelap Gulita
- Bab 27 Alice yang Tidak Seperti Biasa
- Bab 28 Saatnya Menagih Hasil Taruhan
- Bab 29 Apakah Kamu Sakit?
- Bab 30 Akibat Ikut Campur
- Bab 31 Siapa Yang Berani Memfitnah Tuan Robert!
- Bab 32 Ketahuan
- Bab 33 Laba-Laba Merah
- Bab 34 Apakah Sudah Menanyakan Izin Kepadaku
- Bab 35 Suruh General Manager Untuk Bertemu Denganku
- Bab 36 Sobat, Ini Hanyalah Salah Paham
- Bab 37 Yang Lolos
- Bab 38 Merusak Pistol Menggunakan Jarum
- Bab 39 Untung Saja Ada Saudara Robert
- Bab 40 Pelajaran Yang Mempesonakan
- Bab 41 Identitas Ellen Yu yang Misterius
- Bab 42 Aku Akan Ikut Campur!
- Bab 43 Kerap Dipertemukan dengan Orang Jahat!
- Bab 44 Memukul Orang itu Melanggar Hukum
- Bab 45 Tidak Ada yang Sekejam Kamu!
- Bab 46 Pertimbangan Dewan Komisaris
- Bab 47 Undangan Kepolisian
- Bab 48 Kejadian Mengejutkan di Pabrik
- Bab 49 Mengapa Tidak Sepadan dengan Alice Mo?
- Bab 50 Gengster Mukul Orang
- Bab 51 Pertimbangan Dewan Komisaris yang Kedua Kalinya
- Bab 52 Nona Keluarga Ye Tidak Memberi Muka
- Bab 53 Kamu Belum Berhak
- Bab 54 Ini Pacar Siapa?
- Bab 55 Kamu Terlalu Cupu
- Bab 56 Menemaniku Tidur Sebagai Hadiahnya?
- Bab 57 Dua Tersangka
- Bab 58 Wanita yang Menterbalikkan Kota Jiang Cheng
- Bab 59 Tantemu Pelakunya
- Bab 60 Musnahnya Shadow Tiger
- Bab 61 Mengakui kesalahan
- Bab 62 Bahaya dibalik persaingan pemilihan kepala keluarga
- Bab 63 Utang budi dari pihak berwajib
- Bab 64 4 Ministry 8 Commander
- Bab 65 Karena kamu tidak layak
- Bab 66 Penduduk Yang Ramah
- Bab 67 Aku Takut Kamu Membebani
- Bab 68 Silakan Mulai Pertunjukanmu
- Bab 69 Krisis dari Anderson
- Bab 70 Ternyata Adalah Dia
- Bab 71 Bertugas
- Bab 72 Pesta Antar Departemen
- Bab 73 Sungguh Keterlaluan!
- Bab 74 Salah Paham
- Bab 75 Misi Tiga Puluh Juta
- Bab 76 Datang menagih hutang
- Bab 77 Situasi yang kacau balau.
- Bab 78 Menemanimu bersandiwara
- Bab 79 Mengemparkan segala penjuru
- Bab 80 Satu orang mengalahkan ratusan orang
- Bab 81 Aku Datang Untuk Membunuhmu
- Bab 82 Orang dari Ibukota
- Bab 83 Sibuk Membuka Klan
- Bab 84 Pertemuan yang Kedua dengan Sellen Liu
- Bab 85 Menggunakan Strategi Lawan untuk Mengalahkan Lawan
- Bab 86 Menangkap kura-kura dalam tempurung
- Bab 87 Tindakan Korupsi
- Bab 88 Bagian yang salah
- Bab 89 Dia berbeda dengan yang lain
- Bab 90 Pakaian Dalam juga dilepas
- Bab 91 Gambaran pengangkatan parasit
- Bab 92 Aku bukanlah seorang pencabul
- Bab 93 Panggilan dari Teman Lama
- Bab 94 Aku tinggal bersamanya setiap hari
- Bab 95 Reuni Teman sekolah
- Bab 96 Berjumpa kembali
- Bab 97 Aku hebat, kan?
- Bab 98 Minum alkohol? Baik!
- Bab 99 Aku menggantikan sahabatku menemanimu minum!
- Bab 100 Tidak akan pingsan!
- Bab 101 Dimusnahkan!
- Bab 102 9 Kilo Arak Putih!
- Bab 103 Tidak Ada Alkohol Sama Sekali!
- Bab 104 Kunjungan Dari Orang Tersayang
- Bab 105 Aku Akan Melindungimu!
- Bab 106 Pekerja meributkan masalah!
- Bab 107 Kemana perginya upah para pekerja?
- Bab 108 Merasa ada yang salah
- Bab 109 MengMenghadapi waktu-waktu genting
- Bab 110 membiarkanmu merasakan keseraman tuan!
- Bab 111 King of Silver killer
- Bab 12 Siapa orang itu?
- Bab 113 Kesadaran Crazy Sword
- Bab 114 Aku sudah cukup baik padamu
- Bab 115 Penghianat yang paling tidak terduga
- Bab 116 Telepon dari Rose!
- Bab 117 Cepat lari!
- Bab 118 Yang pasti kamu akan mati
- Bab 119 Didatangi sampai depan pintu gedung perusahaan!
- Bab 120 Mungkin bisa mencoba siasat pria cantik
- Bab 121 Aku Hanya Membutuhkan Satu Tahun!
- Bab 122 Perjamuan Ulang Tahun Keluarga Cheng
- Bab 123 Semoga Anda berumur panjang
- Bab 124 Satu miliar untuk membeli Robert Qiu, oke?
- Bab 125 Penerus Keluarga Cheng
- Bab 126 Bukti Alice Mo Tak Terduga!
- Bab 127 Aku Mengerti, Paman
- Bab 128: Terlalu Banyak Peri
- Bab 129 Jalan Tanpa Mata Ya?
- Bab 130 Apa Kamu Tidak Punya Ginjal?
- Bab 131 Nona, mohon jangan bercanda!
- Bab 132 Rose ternyata adalah dia!
- Bab 133 Teknik Belalang menangkap Jangkrik, Tidak menyadari Burung Kardinal di belakang!
- Bab 134 Siapa yang melarikan diri, dialah kura-kura pengecut!
- Bab 135 Awalnya berencana menemani kalian bermain
- Bab 136 Identitas Pemimpin Hitam
- Bab 137 Penggemar Wind Stalker
- Bab 138 Bisa Temani Aku Minum?
- Bab 139 Bantu Kamu Balas Mereka!
- Bab 140 Pasti Akan Bertemu Kembali
- Bab 141 Boss Datang Untuk Berterima Kasih?
- Bab 142 Arak Mystic? Ini Sangat Biasa
- Bab 143 Apakah Kamu Mau Membuat Telur Saus Tomat?
- Bab 144 Uang Tidak Bisa Membeli Kebahagiaanmu
- Bab 145 Aku Adalah Seorang Pemalu
- Bab 146 Anak muda zaman sekarang
- Bab 147 Kuat keras tak terhentikan adalah Sebuah sikap!
- Bab 148 Stella Bai ingin mengundurkan diri?
- Bab 149 siapa yang tidak paham pengetahuan dasar?
- Bab 150 Lena Lu
- Bab 151 Direktur Qin terkejut sampai pipis
- Bab 152 Direktur Qin yang melepas tugas di lengannya!
- Bab 153 keluarga Bai kedatangan tamu
- Bab 154 saling marah!
- Bab 155 dibanding siapa yang tidak punya muka?
- Bab 156 Pilihan Stella
- Bab 157 Asalkan Kamu Bersedia Mengaku Salah saja
- Bab 158 Apakah Kamu Ingin Tinggal Bersamaku?
- Bab 159 Nenek Jin
- Bab 160 Dia adalah Raja Obat!
- Bab 161 Menurutmu Robert Bagaimana?
- Bab 162 Diangkat Menjadi Ketua!
- Bab 163 Bukankah Ini Tuan Robert?
- Bab 164 Bilang Berdasarkan Hati Nuranimu
- Bab 165 Wartawan Robert!
- Bab 166 Apakah Kamu Tidak Merasa Bersalah Dengan Hati Nuranimu?
- Bab 167 Semoga Kamu Tidak Menyesal
- Bab 168 Tidak Boleh Membuat Teman Lamaku Menangis Lagi!
- Bab 169 Menghajar Habis-habisan!
- Bab 170 Orang-Orang Ini Tidak Bisa Menghalangiku
- Bab 171 Tidak Akan Menunduk Kepada Kejahatan!
- Bab 172 Boss Besar Muncul!
- Bab 173 Membantumu Membayar Uang Sewa
- Bab 174 Aku Benar-benar Adalah CFO!
- Bab 175 Bagaimana Cara Menghitung Ini?
- Bab 176 Robert Vs Herman!
- Bab 177 Robert Dipermalukan!
- Bab 178 Anak Haram Dari Anderson!
- Bab 179 Shinta Bei
- Bab 180 Tamu Tidak Diundang
- Bab 181 Ingatlah Untuk Memberikannya Makan Roti
- Bab 182 Kamu Terburu-buru Untuk Reinkarnasi?
- Bab 183 Apakah Seru Untuk Berbohong?
- Bab 184 Kamu Pasti Pernah Dengar Namaku!
- Bab 185 Kejadian Mengerikan di Taksi!
- Bab 186 Lihat bata!
- Bab 187 Tolong Panggil Aku Pendekar Batu Bata!
- Bab 188 Membantu Minum Arak!
- Bab 189 Mengapa Masih Mau Berakting?
- Bab 190 Melihat Ketidakadilan
- Bab 191 Pak tua ingin kamu menjadi pengikutnya
- Bab 192 Bibir yang mengeluarkan darah karena digigit
- Bab 193 Awal Mulanya Permasalahan
- Bab 194 Villa Perusahaan Besar Mo dikepung!
- Bab 195 Kekuatan polisi Kota Jiang Cheng!
- Bab 196 King of underworld yang sebenarnya
- Bab 197 Apakah kamu ada ketertarikan?
- Bab 198 Gemparan Dragon King of The Sea
- Bab 199 Rumah Hantu!
- Bab 200 semua wanita cantik adalah milikku!
- Bab 201 Sepuluh Anak Panah Dilempar Bersama!
- Bab 202 Bolehkah Bermain Lempar Panah Seperti Itu?
- Bab 203 Kita adalah Hotel Berbintang Lima!
- Bab 204 Tidak Seharusnya Melahirkan Kalian
- Bab 205 Hancurkan Hotel!
- Bab 206 Analisa Robert Qiu
- Bab 207 Siapa Bilang Aku Mau Pergi?
- Bab 208 Hingga Helikopter pun Dikerahkan
- Bab 209 Mendarat Darurat di Pantai!
- Bab 210 Balap Mobil di Kota C!
- Bab 21 Menerobos Tol
- Bab 212 Bantuan dari Berbagai Pihak
- Bab 213 Penantian Menegangkan
- Bab 214 Kekuatan Andrick Guan
- Bab 215 Aku Mau Mengenyahkan Calvin Chu!
- Bab 216 Menjadikan kamu sebagai King of Underworld
- Bab 217 Kalian menyerang Bersama lah
- Bab 218 Pembentukan Geng Crazy Sword!
- Bab 219 Apakah kontraknya sudah disiapkan?
- Bab 220 Pembujukan
- Bab 221 Jurus Mabuk
- Bab 222 Berpisah Secara Tidak Menyenangkan
- Bab 223 Hadiah Apa Ya?
- Bab 224 Memilih Cincin Pertunangan
- Bab 225 Saldo Kartu Anda Tidak Cukup
- Bab 226 Cincin Berlian Pink Juga Kubeli
- Bab 227 Sofia Sedih
- Bab 228 Masa Lalu Sofia dan Wind Stalker
- Bab 229 Uang Sudah Masuk!
- Bab 230 Ini Salahku Tidak Mengatakan Dengan Jelas
- Bab 231 Suamimu Telah Berselingkuh!
- Bab 232 Sayang Tuan Qiu Tidak Suka Padaku
- Bab 233 Dua Orang Penolong Robert Qiu?
- Bab 234 Mobil Mercedes Benz Diledakkan!
- Bab 235 Robert Qiu VS Pemimpin Hitam!
- Bab 236 Robert Qiu Telah Mati!
- Bab 237 Cepat Jemput Aku!
- Bab 238 Sudah Tidur Dengan Putriku Tapi Tidak Berniat Mengakuinya?
- Bab 239 Robert Qiu Sudah Mati?
- Bab 240 Aku Ini Kena Karma Apa Sih!
- BAB 241 Orang Harus Punya Impian!
- Bab 242 Bagaimana Jika Telah Terwujud?
- Bab 243 Empat Keluarga Besar Berkumpul Bersama!
- Bab 244 Membunuh Anderson Mo!
- Bab 245 Apa Sudah Bertanya Persetujuan Aku?
- Bab 246 Aku Adalah Orang Yang Pasti Akan Membalasnya
- Bab 247 Robert, Pergilah Dengan Tenang
- Bab 248 Kamu Berubah!
- Bab 249 Bersalaman Denganmu Adalah Kehormatan bagiku
- Bab 250 Melihat, mencium, bertanya dan memutuskan
- Bab 251 pertama kali bertemu langsung periksa nadi
- Bab 252 Satu-satunya orang yang tidak terlihat
- Bab 253 Pernyataan yang sangat mendalam dari Alice Mo
- Bab 254 Telah Bertunangan!
- Bab 255 Shinta Bei mau mengundurkan diri?
- Bab 256 Bosku adalah Wind Stalker
- Bab 257 Polisi dan penjahat saling bertentangan
- Bab 258 Sellen diserang
- Bab 259 Volkswagen gila
- Bab 260 Nenek sudah keluar dari tiga alam dan enam jalur reinkarnasi
- Bab 261 Robert VS Nenek Jin
- Bab 262 Sudah Siap?
- Bab 263 Public Sex?
- Bab 264 Wanita Cantik Yang Menua
- Bab 265 Robert Beraksi!
- Bab 266 Apa Itu Elixir Kehidupan ?
- Bab 267 Kapan Robert Qiu Datang Lagi?
- Bab 268 Instruktor White Dog!
- Bab 269 Sudah Lama Aku Menyukaimu
- Bab 270 Biarkan Aku Istirahat Setengah Jam
- Bab 271 Sudah menemukan tempat persembunyian Nenek Jin
- Bab 272 Nenek Jin berada disini
- Bab 273 Mati hingga tidak ada tempat untuk mengubur kalian!
- Bab 274 Gunung berapi meletus!
- Bab 275 Raja Miao sangat marah
- Bab 276 Kita sudah menjadi teman
- Bab 277 Ketulusan Perusahaan Besar Mo
- Bab 278 Robert berbahasa korea
- Bab 279 Aku dapat menyembuhkan penyakitmu
- Bab 280 orang yang harus pergi adalah kamu!
- Bab 281 Robert Qiu Lagi!
- Bab 282 Bos Adalah Orang Yang Melakukan Perbuatan Besar!
- Bab 283 Kamu Masih Mencari Tahu Tentang Pemimpin Hitam?
- Bab 284 Apa Kamu Pernah Mendengar Tentang Empat Dewa Terlarang?
- Bab 285 Ingin Bertanya Jalan Padamu
- Bab 286 Sekuriti vs. Polisi!
- Bab 287 Dia malah ingin meniduriku
- Bab 288 Siapa pelakunya?
- Bab 289 Orang ini terlihat sedikit familiar
- Bab 290 Pemikiran terbalik
- Bab 291 Jadi Pacarku Yuk
- Bab 292 Pasukan Militer Khusus Kota Jiang Cheng
- Bab 293 Kepalaku Berharga 1 Triliun
- Bab 294 70 Persen?
- Bab 295 Memakai Orang Tidak Usah Ragu
- Bab 296 10 Detik Terakhir!
- Bab 297 Siapapun Tak Bisa Melindungimu
- Bab 298 Menjadi Orang Biasa Sudah Cukup
- Bab 299 Lion di Vietnam
- Bab 300 Aku Ini Wakil Ketua!
- Bab 301 Seorang saja menghabisinya!
- Bab 302 Orang kelima didunia!
- Bab 303 Daphne
- Bab 304 Meledakkan Gunung!
- Bab 305 Keputusan Giggs
- Bab 306 Jangan Dikalahkan oleh Anak-anak Lemah!
- Bab 307 Laporan Keadaan Unsur Tanah
- Bab 308 Penyamar
- Bab 309 Cinta Datang Terlalu Cepat
- Bab 310 Rahasia Segitiga Bermuda
- Bab 311 Mempertahankan keadilan
- Bab 312 Reporter Harian Kota Jiang Cheng!
- Bab 313 Kejadian di bidang kepolosian pada dua puluh tahun yang lalu
- Bab 314 Meledakkan kantor polisi?
- Bab 315 Keberadaan Hugo Han
- Bab 316 Kekhawatiran Novita
- Bab 317 Dua Contoh
- Bab 318 Bukan Penyakit Zaman Ini
- Bab 319 Ia Tertahan Oleh Aliran Udara
- Bab 320 Ingin Meninggalkanku? Tak Akan Bisa!
- Bab 321 Inti dari Bumi
- Bab 322 Kuberikan waktu satu detik untuk kalian
- Bab 323 Robert si pengecut
- Bab 324 DEWA MOBIL VOLKSWAGEN
- Bab 325 Bukan musuh tidak akan bertemu
- Bab 326 Harusnya kamu paham?
- Bab 327 Volkswagen VS Ferrari!
- Bab 328 Tolong jangan beritahu kakakku
- Bab 329 Tiga Lingkaran Besar Kota Jiang Cheng!
- Bab 330 Teknik kamu sangat bermasalah!
- Bab 331 Masa lalu Jerry yang sedih
- Bab 332 Ada kesempatan harus bertemu dengan kakakmu
- Bab 333 Obat baru Perusahaan Besar Mo
- Bab 334 Krisis Perusahaan Besar Mo
- Bab 335 Saat yang penting malah tidak ditanggap
- Bab 336 Insiden ini belum berakhir
- Bab 337 Alice Mo menangis
- Bab 338 Kelak tidak akan seringan ini lagi
- Bab 339 Pendapat masyarakat
- Bab 340 Perusahaan Besar Mo akan tamat?
- Bab 341 Tidak Boleh Duduk Menunggu Kematian
- Bab 342 Aku Datang Untuk Mencari Orang
- Bab 343 Perjamuan di Hongmen
- Bab 344 Bukan Hanya Ada Satu Kakak Ipar
- Bab 345 Mohon Ikut Kami Sebentar
- Bab 346 Berkekuasaan Tiga Teratas
- BAB 347 Perempuan Yang Bernama Masami Chiba
- BAB 348 Apakah Kalian Sudah Membuat Janji?
- Bab 349 Menerobos Masuk!
- BAB 350 Hanya Dengan Orang-orang Ini?
- Bab 351 Kalian siap-siap bangkrut!
- Bab 352 Chateau tahun 82
- Bab 353 Karena aku adalah seorang perempuan
- Bab 354 Bertemu malam ini jam 8
- Bab 355 Ancaman Dragon King of the Sea
- Bab 356 Sebuah Jalan Di Underworld
- Bab 357 Mohon Kamu Hormati Lawanmu
- Bab 358 Tidak Usah Membuang Waktu Lagi
- Bab 359 Satu Lawan Tiga
- Bab 360 Aku Sangat Menyukaimu
- Bab 361 Robert Telah Meminum Obat ‘Ex’?
- Bab 362 Tunggu saja Aku dengan Patuh
- Bab 363 Jangan Buka Pintu!
- Bab 364 Sisakan Mayat Utuh Untukmu
- Bab 365 Kamu Sudah Bisa Tutup Mata kan?
- Bab 366 Akulah Wind Stalker
- Bab 367 Kita akan Bertemu lagi
- Bab 368 Permohonan Odell Yu
- Bab 369 Jika ingin Menyalahkan Seseorang, Salahkan saja Pacarmu
- Bab 370 Aku Melakukannya dengan Senang Hati!
- Bab 371 White Dog dan Black Dog
- Bab 372 Siapa yang berani membuat ulah disini?
- Bab 373 Bukan semua penjahat bisa kamu tangkap
- Bab 374 Kamu keracunan
- Bab 375 Tidak ingin bertemu denganmu lagi
- Bab 376 Robert Qiu mati karena keracunan?
- Bab 377 Mempertahankan keyakinan
- Bab 378 Dia harus mati
- Bab 379 Bekerja samalah denganku!
- Bab 380 Tamu penting Nona Besar
- Bab 381 Cepat Panggil Kakak Ipar
- Bab 382 Pernah Bertemu Sekali
- Bab 383 Melihat Hebatnya Karate
- Bab 384 Lupa Membeli Hadiah
- Bab 385 Hadiah Robert
- Bab 386 Meniduri Putri Keluarga Kerajaan
- Bab 387 Bagaimana Kalau Kita Pacaran Beneran Saja
- Bab 388 Pandai Berkata-kata
- Bab 389 Satu-satunya Keputusan Yang Benar
- Bab 390 Penyakit Jantung Ibu Joshua
- Bab 391 Permintaan Membuat Orang Ketakutan
- Bab 392 Harus Buta
- Bab 393 Pendapat Publik Selamanya Tidak Berhenti
- Bab 394 Semangat Yang Tidak Pernah Menyerah
- BAB 395 Perencanaan Diamond Killer!
- Bab 396 Tunggu saja pertunjukan yang bagus!
- Bab 397 Robert Qiu VS Sendy!
- Bab 398 Ini rumah Pacarku
- Bab 399 Diamond Killer!
- Bab 400: Lapor Polisi!
- Bab 401 Ingin melarikan diri lagi?
- Bab 402 Cepat datang tolong aku!
- Bab 403 Wind Stalker datang
- Bab 404 Meraih sebuah kemenangan
- Bab 405 Robert adalah seekor tikus kecil putih
- Bab 406 Trik-Trik Rahasia
- Bab 407 Penuh Arti Tanpa Mengatakannya
- Bab 408 Level Tidak Bisa Dikalahkan!
- Bab 409 Seperti Kenal
- Bab 410 Kamu Tidak Mungkin Jatuh Cinta Padaku 'Kan?
- Bab 411 Dimodusin Artis Terkenal?
- Bab 412 Kamu Penting Bagiku!
- Bab 413 Memangnya Kamu Tidak Bisa Menghindar?
- Bab 414 Gantian Aku yang Melindungimu
- Bab 415 Terbongkar!
- Bab 416 Jessy Qiao jatuh cinta padaku?
- Bab 417 tidak boleh membiarkan tuan itu kehilangan kesabaran
- Bab 418 Undangan dari Wind Splatter
- Bab 419 Kumasih tak dapat meninggalkan kota JingZhou
- Bab 420 Berdiri di atas Bahu Raksasa
- Bab 421 Kalian Keberatan?
- Bab 422 Bantu Aku Habisi Satu Orang
- Bab 423 Dia Adalah ... Dewa Air!
- Bab 424 Pikiran Dewa Terlarang
- Bab 425 Siapa Yang Sedang Membicarakan Robert Qiu?
- Bab 426 Peringatan Robert
- Bab 427 World Government dan Eight Kings
- Bab 428 Kamu tunggu saja
- Bab 429 Sebegitunya kamu benci padaku?
- Bab 430 Imbalan meningkat satu juta
- Bab 431 Jangan melukainya!
- Bab 432 Kesempatan sudah datang
- Bab 433 Di belakangmu
- Bab 434 Berbicara dengan menggunakan ilmu ilusi
- Bab 435 Pedang Kusanagi!
- Bab 436 Tidak ingin membiarkan dia menikahmu
- Bab 437 Tempat artis ternama tumbuh besar
- Bab 438 Orang berpendidikan memang repot
- Bab 439 Disini ada layanan menghangatkan kasur?
- Bab 440 Kota Jiangcheng akan segera berubah
- Bab 441 Keputusan Terakhir Dari King of Underworld
- Bab 442 Malam Penentuan
- Bab 443 Taktik Mengecoh
- Bab 444 Sudah Turun Jabatan!
- Bab 445 Tidak Bisa Membuat Keputusan
- Bab 446 One Hit KO
- Bab 447 Hadiahnya cukup 1 Milliar saja
- Bab 448 Aturan yang tidak nyata
- Bab 449 Jalan keluar Geng Mad Knife
- Bab 450 Kamu bukanlah Orang Kota Fusang
- Bab 451 Semoga Liburanmu Menyenangkan
- Bab 452 Gadis Penangkap Boneka
- Bab 453 Keren Sekali Efek Film Ini
- Bab 454 Menghancurkan Gedung
- Bab 455 Meledakkan Ginza!
- Bab 456 Hujan Badai Akan Segera Tiba
- Bab 457 Kenapa Malah Dia?
- Bab 458 Apalah Arti Bahaya Besar
- Bab 459 Penerobosan Tengah Malam
- Bab 460 Keributan Mansion Keluarga Chiba
- Bab 461: Cahaya Malam Malam Ini Sangat Indah
- Bab 462 Harus Hentikan Robert Qiu
- Bab 463 Robert Qiu adalah pria yang paling kusukai
- Bab 464 Tiga Tahun Lalu
- Bab 465: Keputusan Jessy Qiao
- Bab 466 Menangkap Rose
- Bab 467 Sendy VS Masami Chiba
- Bab 468 Kedai arak di tepi laut
- Bab 469 Pasukan Binatang Buas!
- Bab 470 Kemampuan Battle Hawk
- Bab 471 Kekuatan Gigantic Elephant!
- Bab 472 Lengan Terkuat di Dunia!
- Bab 473 Sangat Enak Bukan?
- Bab 474 Robert Qiu VS Ryoma Shinichi!
- Bab 475 Aku Masih Memiliki Satu Tangan Lagi!
- Bab 476 Lightning Cut!
- Bab 477 Jantung Tertusuk Tembus! Kematian Robert!
- Bab 478 Ledakan!
- Bab 479 Tusuk Jantungku
- Bab 480 Permohonan Higashino
- Bab 481 Apakah Aku Mirip Anjing?
- Bab 482 Transaksi di Ketinggian 4000 Meter
- Bab 483 Akan Sangat Bagus Jika Bisa Mati
- Bab 484 Membeli Kimono di Fusang
- Bab 485 Jika Jodoh Pasti Bertemu Kembali
- Bab 486 Satu-satunya Anak berharga keluarga Chiba
- Bab 487 Pesan terakhir bertulisan darah
- Bab 488 Pernikahan Gabungan
- Bab 489 Secara simple hanyalah Candaan
- Bab 490 Hadiah yang lebih Besar
- Bab 491 Sepuluh kapal militer!
- Bab 492 Perubahan di Jiang Cheng
- Bab 493 Saudara kembar
- Bab 494 Paman Steel marah!
- Bab 495 Kemampuan Refraksi Cermin Yata no Kagami
- Bab 496 Melawan sepuluh kapal perang
- Bab 497 Menyelamatkan orang
- Bab 498 Karena aku adalah Wind Stalker
- Bab 499 Pertemuan yang keempat kali di bandara
- Bab 500 Jendela di atas ketinggian puluhan ribu meter
- BAB 501 Hanya Sia-sia Datang Kesini Saja
- BAB 502 Dewa Air Datang!
- BAB 503 Perbedaan Orang Biasa Dan Dewa
- BAB 504 Episode Terakhir