My Tough Bodyguard - Bab 35 Suruh General Manager Untuk Bertemu Denganku

“Ke..keparat....”

Taufik menoleh dengan susah, dia melihat seorang lelaki asing berdiri disampingnya, dengan wajah marah!

“Kamu masih mencaci maki?”

Robert mencibir, dia lalu menendangnya.

Taufik lalu berlutut dihadapannya, tangan kirinya yang masih bisa bergerak menekan lututnya, dia berteriak seperti sedang dibunuh.

“Bunuh, bunuh dia......!!”

Taufik kesakitan hingga keringat dingin, melihat parah bawahannya masih terdiam, dia lalu berteriak dengan marah.

Mendengar perkataan boss mereka, barulah mereka sadar, mereka lalu berekspresi seram, biasanya merekalah yang membully orang lain, hari ini malah terbalik!

“Cari mati!”

“Ayo maju bersama!”

Para preman maju bersama dan ingin menghabisi Robert.

Namun Robert sama sekali tidak panik, setiap tinjunya melumpuhkan satu orang, dalam waktu 10 detik, semua terjatuh dan berteriak sambil memegang wajahnya.

“Alice, Ellen, apakah kalian tidak apa-apa?” tanya Robert.

Tadi ketika dia berada didalam ruang ganti dan mendengar ada sesuatu yang terjadi, dia bergegas keluar dan melihat adegan Taufik ingin melancarkan aksinya.

Ketika itu Robert langsung marah, dia saja tidak melakukannya malah lelaki ini ingin lebih cepat dan melampauinya?

“Aku tidak apa-apa, kaki Ellen sepertinya terseleo.” Kata Alice menyayangkan kaki Ellen.

Melihat Ellen memegang mata kakinya, Robert menunduk dan meraba mata kaki Ellen.

“Ish... sakit!”

Ellen kesakitan hingga keringatan dingin.

“Tidak apa-apa, aku bantu kamu benarkan kakimu.” Robert memeluknya masuk kedalam ruang ganti.

“Mengapa harus masuk ke ruang ganti?” Alice bergegas bertanya.

“Suka-suka aku.” Jawab Robert.

Alice marah besar, dia juga ingin masuk, namun ruangan didalam ruang ganti terlalu kecil dan hanya muat 2 orang saja.

“Kamu membenarkan lukanya, tapi jangan sewenang-wenang, jika tidak aku tidak akan melepaskanmu!” ancam Alice.

Robert tersenyum kepadanya, dan menutup pintu ruang ganti, itu membuat Alice marah, namun dia hanya bisa menatapi ruang ganti, dia berharap Robert tidak melakukan hal-hal aneh.

Didalam ruang ganti.

Ellen duduk diatas sebuah kursi kecil, dan membiarkan Robert melepaskan sepatunya dan kaus kakinya, pipinya merah, kedua tangannya saja bingung harus diletakkan dimana.

Selama ini, ini adalah pertama kalinya dia begitu dekat dengan orang yang berlainan jenis.

Terutama didalam ruangan kecil seperti ini, ini sungguh mesra sekali, bahkan suhu udara didalam ruangan saja perlahan naik.

Dia menundukkan kepalanya dan menatapi Robert yang sedang sibuk, gerakannya yang lembut bisa membuat hati orang lain meleleh, Ellen merapatkan kedua bibirnya, pikirannya mulai melayang.

“Apakah disini sakit?” Robert mengangkat kaki Ellen dan menunjuk sebuah tempat dan bertanya kepadanya.

“Masih kebawah sedikit.”

“Disini?”

“.....Iya.”

Robert sedikit mengelusnya, dan mengingatkannya, “Mungkin saja akan sedikit sakit, kamu harus menahannya.”

“Huh? Masih bisa sakit?” Ellen terlihat sedikit takut, terlihat jelas bahwa perkataan Robert membuatnya tegang.

“Apakah kamu sangat takut sakit?” tanya Robert sambil tersenyum.

“Takut.” Jawab Ellen.

“Kalau begitu, apakah kamu takut geli?” tanya Robert lagi.

Ellen menjawabnya tanpa berpikir banyak, “Tentu saja takut, ketika bermain bersama Kak Alice, dia paling suka......aduh, geli!”

Jari Robert merambat ke telapak kaki Ellen dan membuat Ellen merasa geli.

Krak! Krak!

Disaat Ellen berteriak sakit, Robert langsung beraksi dan menggerkkan mata kaki Ellen dengan cepat.

“Sudah selesai.” Kata Robert sambil tersenyum.

Belum menunggu Ellen berhasil merespon, Robert sudah membantunya mengenakan kaos kaki.

“Coba jalan dulu saja. Harusnya sudah tidak jadi masalah.” Robert berdiri dan berkata kepadanya.

“Benarkah?” Ellen memegang pundak Robert dan mencoba berdiri, setelah berjalan dua langkah, barulah dia menyadari bahwa kakinya memang benar sudah tidak sakit!

“Kak Robert, kamu benar-benar hebat sekali!” Ellen terlalu senang hingga mencium pipi Robert.

Meskipun kali ini Ellen masih saja sangat malu, namun dia tidak mengekspresikannya, dia berpura-pura itu adalah hadiah untuk Robert, dia berlagak sangatlah tenang.

“Alice masih takut aku sembarangan, sepertinya ini adalah kebalikannya.” Robert bergumam sendiri.

Sekali mendengarkannya, pipi Ellen merah, dia berkata, “Aduh, kak Robert, aku benci kamu! Kamu tidak boleh mengatakan ini kepada kak Alice, jika tidak aku tidak akan peduli denganmu lagi.”

“Baik, baik, baik.” Robert langsung bergegas mengiyakan, orang bodohlah yang tidak mau.

Alice yang berada diluar sana sudah tidak sabaran, namun ketika dia melihat Ellen yang keluar dari ruang ganti dengan sehat, dia langsung bergegas bertanya, “Ellen, Apakah Robert sembarangan terhadapmu?”

“Tidak, Kak Robert sangatlah jujur.”

Mendengar jawaban dari Ellen, barulah Alice lega, namun dia berkata, “Dia jujur? Kalau begitu seluruh dunia ini tidak ada lelaki yang mesum lagi.”

Mendengar perkataannya Ellen sedikit malu, dia bergegas mengganti topik pembicaraan, “Eh, Kak Alice, dimana para preman itu?”

“Sudah pergi, tadi masih menyuruh kita untuk tunggu, sepertinya mencari bala bantuan.” Jawab Alice.

Ellen lalu menjawab, “Siapa juga yang akan menunggunya, Kak Alice, kita cepat pergi, jangan mencari masalah lagi.”

Alice mengiyakan lalu akan pergi ke kasir untuk membayar.

Terdengar suara langkah kaki yang berisik.

Dan bertepatan dengan itu, terlihat ada belasan orang yang mengelilingi mereka bertiga.

Diantara mereka, selain dari 4-5 orang preman yang tadi, masih ada beberapa lelaki yang mengenakan pakaian satpam, orang yang berdiri dipaling depan adalah seorang pria paruh baya yang mengenakan jas yang gendut.

“Kamu ingin kabur? Bocah, bukankah kamu sangatlah sombong?” lutut dan pundak Taufik retak, dia ditopang oleh beberapa bawahannya, melihat Robert dkk ingin pergi, dia tersenyum.

“Ini adalah bala bantuanmu? Sejujurnya, ini tetaplah tidak ada artinyanya.” Kata Robert sambil tersenyum.

Taufik jelas terlihat tidak percaya, dan menyindir, “Siapa juga yang tidak bisa membual? Kamu bisa menghadapi 4-5 orang, tapi apakah kamu bisa mengalahkan satpam yang professional?”

Kalaupun bisa, apakah kamu bisa mengalahkan berpuluh-puluh orang? Aku sudah menghubungi bawahanku, mereka sedang berada diperjalanan, kamu menyinggungku, hari ini kamu harus diberi pelajaran.”

“Merekalah yang berbuat onar didalam mall?” tanya pria gendut yang memakai jas sambil mengerutkan keningnya.

“Manager Zhang, anak muda ini! Bawa dia kekantor polisi!” Taufik menunjuk Robert.

Mendengar perkataanya, Antonio Zhang mengerutkan keningnya, dia adalah manager dilantai 4 ini, Taufik sedang berada disekitar sini, tentu saja Antonio harus menghormatinya.

“Anak muda, dengarkanlah nasihatku, mintalah maaf dengan Tuan Taufik, aku akan membantumu, dan kita pergi makan dengan senang, dan hal ini akan lewat dengan mudah.” Antonio menasehati Robert.

“Manager Zhang, bocah ini melukaiku, ingin melewati hal ini? Boleh, biarkan dia membayar 10 juta......tidak, dua puluh juta biaya pengobatan.” Taufik mulai menjadi-jadi.

“Masalah biaya obat masih bisa dirundingkan, anak muda, asalkan kamu bertindak baik, nanti setelah Tuan Taufik tidak marah lagi, kamu tinggal membayar rugi saja, aku percaya bahwa Tuan Taufik tidak akan mempersulit kamu.” Antonio terus saja menasehati Robert.

Tapi bagaimanapun juga, Robert terus saja tidak berargumen, dia hanya mendengarkannya saja.

“Anak muda, aku sudah mengatakan semuanya, menurutmu bagaimana?” tanya Antonio.

“Bagaimana?” Robert tiba-tiba tersenyum.

Plak!!

Semua orang hanya melihat sosok didepannya bergerak dengan cepat dan menampar Taufik hingga terbang.

Tamparan ini hanyalah 30% kemampuan Robert, namun dengan begitu juga sudah membuat kesadaran Taufik buyar, badannya terbang hingga bermeter-meter, dan terdiam seolah seekor anjing mati!

Preman yang menopang Taufik juga ikut terjatuh kelantai!

Sebuah tamparan Robert membuat 6 orang terjatuh!

“Menyuruhku minta maaf? Ganti rugi? Tahu diri dulu, apakah kamu cocok apa tidak.”

Robert tersenyum dan menatapi mereka.

Semua orang kaget.

Tidak ada yang menyangka bahwa Robert akan beraksi!

“Anak muda, kamu sungguh keterlaluan.” Antoniolah yang pertama kali sadar, dia marah hingga gemetaran, dia menoleh kearah kapten satpam disampingnya “Tangkap dia dan bawa ke kantor polisi.”

Kapten satpam adalah seorang lelaki kurus tinggi, dia melambaikan tangan dan 7-8 orang satpam mengelilingi Robert.

Namun mereka semua terlalu menganggap mudah untuk menghadapi Robert, bahkan berpuluh-puluh pengawal professional mantan veteran saja tidak bisa mengalahkannya apalagi satpam kecil yang berada didalam mall seperti ini, sama sekali bukan satu level.

Robert seolah serigala yang masuk kedalam kandang domba, tidak sampai satu menit, semua satpam sudah dilumpuhkan.

Termasuk kapten satpam, dia mengira bahwa dirinya bisa bertahan lebih lama, namun hanya sekali bertemu saja, perutnya sudah ditinju oleh Robert, terlumpuhkan, dan tidak bisa bergerak lagi.

“Wah! Kak Robert hebat sekali.”

Ellen yang menjadi penonton meletakkan kedua tangannya didepan dada, hati gadisnya meleleh, dia memutuskan dalam hati, “Aku harus menyuruh kak Robert mengajariku ilmu jaga diri!”

“Kamu, kamu.....”

Baru sekedip mata, dia sudah melumpuhkan begitu banyak satpam dan preman, Antonio benar-benar kaget, dia pernah berhubungan dengan pihak polisi maupun mafia, namun ini pertama kalinya dia melihat orang sehebat Robert!

Terdengar langkah kaki.

Suara disini sudah membuat semua satpam digedung ini menuju lantai 4 dan mencari masalah Robert.

“Bocah, aku ingin lihat apa yang akan kamu lakukan!” bala bantuan telah datang, Antonio juga lebih berani lagi, dia tersenyum, dia tidak percaya bahwa Robert masih bisa mengalahkan orang sebanyak itu.

3-40 orang satpam mengelilingi Robert, ini membuat Ellen sangatlah khawatir, “Aduh, kak Robert pasti akan dibunuh.”

Namun Alice mengelengkan kepalanya, “Orang-orang ini masih bukan lawannya.”

Setiap pengawal di keluarga Mo adalah veteran yang minimal menjadi tentara selama 5 tahun, jauh lebih hebat daripada satpam di mall.

Namun Robert seorang diri melumpuhkan semua pengawal keluarga Mo.

Sejak malam itu, Alice mulai mengerti mengenai betapa kuatnya Robert.

Meskipun dia tidak tahu seberapa kuatnya Robert, namun sesuai dengan penglihatan Alice, kualitas satpam di mall ini sama sekali bukan lawan bagi Robert.

“Kak Alice, kita tidak boleh membiarkan Kak Robert mati begitu saja, kamu cepat pikir cara!” Alice tahu Robert sangatlah hebat, namun Ellen tidak tahu, dia sangatlah panik.

“Dasar bodoh, Kak Robert kamu tidak akan mati dengan mudah.” Kata Alice sambil tersenyum.

Melihat Alice yang terus saja tidak membantu Robert, Ellen mengira bahwa Alice tidak ingin membantunya, dia lebih mengkhawatirkan kondisi Robert lagi, matanya bahkan merah, “Kak Alice, jika kamu begini lagi, aku akan tidak senang!”

Terakhir, setelah didesak terus oleh Ellen, Alice juga merasa sudah saatnya hal konyol ini diakhiri.

Dia berjalan kehadapan Antonio dan berkata, “Kamu manager Zhang kan ya? Tolong suruh general manager mall ini untuk bertemu denganku.”

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu