My Tough Bodyguard - Bab 256 Bosku adalah Wind Stalker

Jam satu siang.

Seorang pemuda berperawakan sedang muncul di depan pintu Perusahaan Besar Mo.

“Wah tinggi sekali.” Sambil menatap gedung besar perusahaan Mo, pemuda tersebut berdecak kagum : “Tidak di sangka bosku bekerja di sini, jika dia tidak kasih tahu, aku benar-benar tidak bisa menemukannya.”

Sambil menyandang tas di pundaknya, pemuda tersebut berjalan masuk.

“Maaf ada yang bisa di bantu?” tanya kapten satpam Tony yang melihatnya.

“Aku bernama Sendy, datang kesini untuk mencari bos aku.” jawab pemuda sambil tersenyum.

“Bos? Bos kamu siapa?” tanya Tony heran.

“Wind Stalker.” jawab Sendy.

Tony jadi bingung : “Siapa itu Wind Stalker?”

Satpam lain juga menyiratkan wajah bingung, di perusahaan tidak ada yang bernama Wind Stalker ataupun karyawan dengan julukan itu.

“Astaga, nama bosku begitu terkenal, dia bekerja di sini, tapi kalian tidak tahu Wind Stalker?” kata Sendy berlebihan dengan tampang kaget dan mata terbelalak.

Tony mengernyit dahinya : “Maaf tuan, di perusahaan kamu tidak ada karyawan yang bernama Wind Stalker.”

“Aku masuk cari sendiri saja.” kata Sendy.

“Tuan, ini tidak sesuai aturan. Perusahaan kami punya peraturan, bukan karyawan perusahaan ataupun tidak membuat janji sebelumnya tidak bisa masuk gedung ini.” jelas Tony dengan maksud menghalangi dia masuk.

Sendy dengan senyum berkata :”Cuma kalian beberapa orang saja tidak akan mampu menghalangiku.”

Seketika satpam lain mulai siap waspada mendengar kata Sendy, sepertinya orang ini datang untuk membuat onar.

“Tuan, jika kamu ingin mengacau, maka jangan salahkan kami yang tidak akan sungkan-sungkan.” ujar Tony dengan datar.

Sendy melempar tasnya ke samping, lalu menggerakkan lehernya dan mengeluarkan bunyi krek-krek : “Kebetulan sudah duduk beberapa hari di atas kereta api, sebelum bertemu bos, melemaskan otot-otot dulu bukan satu pilihan yang buruk.”

Tiga menit kemudian.

Sendy mengambil tasnya, di sandang lagi di pundaknya, dengan tatapan terguncang para karyawan, Sendy mengayunkan langkahnya memasuki pintu masuk Perusahaan Besar Mo.

Di depan pintu masuk, dua puluh orang satpam lainnya dan termasuk Tony semua jatuh tersungkur di lantai.

Bagi pemuda ini semua personel keamanan Perusahaan Besar Mo tidak ada kemampuan bertarung sama sekali, gampang sekali dijatuhkan!

Karyawan di ruang aula juga dibuat tercengang, semua menarik napas dan satu persatu menjauhi Sendy.

“Kalian jangan pergi, bantu tunjukkan jalan.” Sendy merasa tidak senang, gedung yang begitu besar, dia sendiri tidak mengenal jalan dalam gedung, ponsel juga tidak ada baterai, mau sampai kapan baru bisa ketemu?

Para karyawan mana berani dekat dengannya, semua sebisa mungkin menjauh darinya.

Saat sudah tidak berdaya, Sendy harus berjalan menuju meja depan ruang aula. Beberapa pelayan penerima tamu wanita ini juga di buat kaget dan terdiam dengan bakat bertarung Sendy.

“Para gadis cantik, numpang tanya, di mana ruang kantor Wind Stalker?” tanya Sendy dengan tersenyum.

“Wind, Wind Stalker, siapa ya?” jawab pelayan wanita dengan gugup, takutnya kalau salah jawab dia akan mendapat satu tamparan di wajah.

“Aneh, kenapa tidak ada yang kenal dengan bosku? Wind Stalker, kalian tidak kenal?” tanya Sendy pada pelayan yang lain.

Para pelayan wanita semua menggeleng, tidak ada yang pernah mendengar nama Wind Stalker.

“Apa aku yang salah tempat?” Sendy mengusap rambutnya, lalu bertanya lagi : “Ini benar gedung perusahaan Mo?”

“Iya.” jawab pelayan wanita disertai anggukan.

“Kalau begitu tidak salah.” Sendy mendehem, dia ingat dengan jelas, lokasi yang di kirim oleh bos adalah gedung perusahaan Mo ini.

“Tuan, mau tanya Wind Stalker itu ... ... namanya siapa? Maksud aku ... ...nama asli ... ...” tanya pelayan wanita setelah ragu sesaat.

Tidak ada orang yang akan menamai dirinya dengan nama Wind Stalker, paling itu hanya julukan saja.

Sedikit banyak setiap orang pasti punya julukan, misalnya gendut, monyet, babi gendut dan lainnya. Tidak ada orang yang akan memanggil julukan setiap saat, terlebih lagi di perusahaan besar seperti Perusahaan Mo yang begitu terhormat.

Jika bukan orang yang benar-benar kenal, pasti tidak ada niat untuk mengingat julukan orang. Jika Sendy bisa memberikan nama asli Wind Stalker, para pelayan akan mencari informasi karyawan ini di komputer.

Setelah diingatkan oleh pelayan wanita ini, seketika Sendy menepuk kepalanya : “Aduh dasar otak babiku, kenapa jadi kusut begini!”

“Aku ingat-ingat dulu, siapa ya nama chinese bos ku... ...Qiu, Robert Qiu?” pikir Sendy sambil menopang dagu dan terakhir memberikan jawaban.

Para pelayan wanita termangu, dan dengan serentak berkata : “CFO Robert?!!”

“Eh, kelihatannya bosku lumayan, kalian semua kenal dia? CFO? Jabatan ini sepertinya luamayan tinggi?” tanya Sendy dengan senyum.

Para pelayan wanita tersenyum pahit, lumayan tinggi, jika tidak ada halangan, mungkin beberapa tahun lagi dia yang akan menjadi direksi Perusahaan Besar Mo.

“Tuan, anda ingin bertemu dengan CFO Robert, apa sudah buat janji sebelumnya?” tanya pelayan wanita.

“Aku ingin ketemu dengan bosku, apa masih perlu buat janji ini itu? Langsung katakan padaku, dia ada di lantai berapa, kantor mana, aku sendiri akan pergi mencarinya.” kata Sendy dengan sedikit tidak sabar.

Melihat penampilan Sendy layaknya berandalan, para pelayan wanita tidak berani menyinggungnya lagi, hanya bisa mengatakan lantai bagian Departemen Keuangan.

Begitu mengetahui posisi bosnya, Sendy segera menuju lift.

“Orang ini, harusnya tidak datang untuk mencari masalah dengan CFO Robert kan?” kata pelayan wanita dengan khawatir sambil melihat ke arah para satpam yang masih tersungkur di lantai.

“Takut apa? CFO Robert seperti apa? Jika orang ini berani menyerang CFO Robert, dalam hitungan detik CFO Robert akan membuat hilang nyawanya.” sela pelayan wanita lain yang sangat jelas percaya dengan kemampuan Robert.

......

Ting!

Pintu lift terbuka.

Keluar dari lift, belok sekali, di koridor Sendy sudah melihat tiga kata tulisan besar ‘Bagian Departemen Keuangan’.

Pintu kaca di dorong, di dalamnya adalah area kantor para karyawan.

Semua karyawan sibuk dengan pekerjaan masing-masing, tidak ada yang memperhatikan ada orang luar yang masuk ruangan mereka.

“Gadis cantik.” Sendy menghadang satu karyawan wanita, dengan senyum bertanya : “Numpang tanya, di mana kantor Robert?”

“Ada apa mencari CFO Robert? Apa sudah buat janji?” tanya karyawan tersebut dengan tatapan selidik.

“Aku adalah temannya, dia yang minta aku datang ke sini.” jawab Sendy.

“Oh.” kata karyawan tersebut tanpa pikir panjang langsung menunjuk satu ruangan kantor yang paling luas di situ : “Tuh, yang di situ. Tapi CFO Robert lagi tidak ada di kantor, dia, manajer Bei, dan asisten manajer Yuan, sedang rapat di ruang rapat.”

“Di mana ruang rapatnya?” tanya Sendy.

“Kamu tunggu dulu saja, tadi CFO Robert sudah berpesan jika tidak ada hal penting jangan di ganggu.” ujar karyawan wanita tersebut sambil membetulkan kaca matanya.

Sendy tidak bicara lagi, dengan cepat melangkah menuju ruangan kantor CFO, lalu membuka pintu.

“Eh...eh, kamu mau kemana? Ruang istirahat untuk tamu luar ada di bagian luar ... ...” karyawan wanita itu dengan cepat menyusul dan mengetuk pintu, tapi pintu sudah di kunci oleh Sendy, di ketuk bagaimanapun tidak mendapat tanggapan.

Karyawan wanita itu merasa tidak senang, juga khawatir, dia tidak menyangka Sendy akan berbuat sampai seperti ini.

Orang itu bilang dia temannya CFO Robert, apa benar? Kalau dia bohong, datang untuk mencuri data perusahaan?

Semakin dipikir dia menjadi takut, sambil menggigit bibirnya, akhirnya dengan langkah cepat dia pergi keluar dari ruangan kantor, menuju ruang rapat.

Tok tok tok.

Karyawan tersebut mengetuk dengan panik.

Robert sedang rapat, tepat akan membicarakan intinya, tiba-tiba terdengar ketukan pintu, seketika muncul kerutan alisnya : “Silakan masuk.”

Karyawan wanita langsung memutar pintu dan masuk, lalu berkata : “Maaf CFO Robert, membuat anda terganggu. Di luar ada sedikit hal, ada seorang pemuda yang mengaku sebagai teman anda, tanpa persetujuan dia langsung masuk menuju ruangan kantor anda dan menguncinya.”

“Bagaimana penampilannya?” tanya Robert.

Karyawan wanita termangu sesaat, lalu berdasarkan ingatannya dia menjelaskan rupa Sendy.

Setelah mendengarnya Robert mendehem kecil, lalu melihat jam di tangannya : “Baiklah, aku sudah tahu, kamu sudah boleh keluar dulu.”

“CFO Robert, kantor anda ... ...” tanya karyawan wanita itu dengan ragu.

“Tidak apa-apa.” Robert menggeleng.

Kring kring kring!

Bunyi ponsel, Robert mengangkat dan melihat ternyata kapten satpam Tony yang menelepon.

“Kakak ipar! Gawat! Ada seorang pemuda bernama Sendy datang ke perusahaan untuk mencari masalah!”

“Dia sangat hebat, kami bukan tandingannya, dengar dari penerima tamu dia pergi mencari anda! Anda harus hati-hati!” Tony memperingatkan dengan suara yang parau.

“Itu ... ...” Robert tidak tahu bagaimana mengatakannya.

“Tenang saja kakak ipar, aku sudah menghubungi teman shift malam untuk datang ke sini, harus bisa menangkap manusia bernama Sendy itu, tidak akan membiarkan dia mengancam keselamatan anda dan karyawan lain!” jamin Tony.

“Itu, tidak perlu.” kata Robert sambil tertawa.

“Mengapa?” Tony bingung.

Dalam hati Robert ingin marah, dia tidak menyangka bajingan Sendy ini akan menyerbu masuk ke perusahaan, buat apa ada ponsel? Sampai di depan, emang tidak bisa menghubunginya?

“Kak Tony, yang bernama Sendy itu... ... benar adalah temanku ... ...” kata Robert dengan nada agak menyesal.

Tony tercengang : “Hah?”

Lalu Robert bertanya : “Kak Tony, kamu dan teman lain apakah ada luka serius? Atau tidak coba periksa ke rumah sakit, biaya obat nanti aku yang tanggung, nanti malam aku akan mengatur acara makan bersama, agar Sendy meminta maaf dan mungkin kalian juga bisa berteman, tidak ada pertengkaran tidak akan saling mengenal ... ...”

Robert menarik napas lega setelah dengan tidak mudah meminta maaf, baru kemudian melanjutkan rapatnya.

Setelah memberikan tugas pekerjaan dengan jelas, Robert mengakhiri rapat, dan kembali ke ruangan kantor CFO nya.

Dan malah mendapatkan pintunya terkunci, namun ini tidak menyulitkan Robert, dengan santai dia memutar dan pintunya terbuka.

Sendy yang sudah beberapa bulan tidak bertemu sedang duduk di sofa, dengan puas dia menghisap rokoknya. Melihat Robert masuk, Sendy langsung bangkit berdiri dan beri satu pelukan : “Bos, akhirnya kamu datang!”

“Pergi!” Robert menendangnya : “Sudah sepakat akan tiba dalam dua hari, sudah telat begitu lama, kamu masih enak hati.”

Sendy menghela napas : “Ai, pemandangan kota A sangat bagus, aku mana tega meninggalkan, terutama gadis seksinya, ingin aku tinggal beberapa hari lagi, mau memeras aku sampai kering baru bersedia melepaskan aku kembali. Lalu kereta api juga terlambat ... ...”

“Terus bagaimana kamu yang menyerbu masuk ke sini? Bukannya bisa hubungi aku dengan ponsel? Harus memukul para satpam lagi.” tanya Robert dengan mata melotot.

Sendy merogoh ponsel dari saku, lalu tertawa : “Kebetulan ponsel lagi habis baterai. Tapi dengan kemampuan mereka, aku benar-benar tidak enak untuk memulai, jadi hanya main-main saja dengan mereka, aku baru mengeluarkan kekuatan yang tidak seberapa.”

Mengenai ini Robert sangat jelas.

Sendy sangat ahli dalam permainan perang, namun kekuatannya juga sangat kuat, bagi dia untuk menghadapi Tony semudah meniup debu saja.

Setelah Tony di pukul, tapi masih bisa bangun untuk menghubungi Robert, Robert bisa melihat Sendy tidak begitu kejam.

“Bos, kali ini ingin aku kembali ke CBD, ada tugas khusus apa?” Setelah basa basi, Sendy menggosok tangannya dan tanya dengan gembira.

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu