My Tough Bodyguard - Bab 163 Bukankah Ini Tuan Robert?

"Stezza, jika kamu sudah selesai melapor, kamu bisa keluar jika tidak ada hal lain, sedangkan untuk masalah asisten, aku akan mempertimbangkannya dengan serius." kata Robert.

"Baik, aku menunggu kabar baik darimu." Stezza adalah orang yang tahu batas, dia melambaikan tangannya lalu keluar dari kantor.

Robert menatapi sosok belakangnya, barulah dia menjawab teleponnya, "Halo, Vanessa, bukankah jam segini kamu sedang bekerja? mengapa kamu punya waktu untuk meneleponku?"

Siapa sangka Vanessa langsung menangis!

Tangisannya ini membuat Robert tidak siap, dia berkata, "Ada apa denganmu? Jangan menangis dulu, apa yang terjadi?"

"Robert, aku, suasana hatiku buruk......" kata Vanessa sambil menangis.

Robert memegang keningnya, "Iya, aku tahu suasana hatimu buruk, ada apa yang terjadi? bicarakanlah pelan-pelan."

Barulah perlahan Vanessa menjelaskannya, Robert akhirnya mengerti.

Ternyata adalah masalah pekerjaan lagi.

Kali ini Vanessa telah mengikuti permintaan kantornya dan membuat sebuah ppt, namun dia ditolak berkali-kali, dia disuruh untuk menggantinya berkali-kali, tapi bagaimanapun caranya dia mengubahnya, tetaplah tidak diterima bahkan gajinya saja dipotong sangat banyak.

Membuat ppt adalah kemampuan dasar dari seorang karyawan administrasi, ketika kuliah, Vanessa bisa mendesain banyak ppt yang bagus, bahkan guru disekolah saja juga sangatlah memujinya, ditambah lagi tamat 6 tahun, bagaimana mungkin dia tidak bisa membuat ppt dengan baik?

Jelas bahwa ada orang diperusahaan yang sedang mempermainkannya.

Kantor tempat Vanessa bekerja tidaklah besar, siapa yang berkonflik dan siapa yang ingin mempermainkan orang lain langsung terlihat jelas.

Dengan cepat, seorang supervisor bernama Drake Huang mulai terlihat.

Drake sudah mulai melamar Vanessa semenjak Vanessa bergabung di perusahaan itu, namun selama ini Vanessa terus saja tidak menerimanya.

Mungkin juga karena sikap Vanessa yang terlalu jelas, sehingga membuatnya malu, maka dari itu Drake berubah dari suka menjadi benci, selanjutnya dalam waktu beberapa tahun ini, permintaan untuk naik jabatan dari Vanessa terus saja ditahan olehnya.

Masalah ppt kali ini juga karena Drake bermain gelap dibelakang dan sengaja ingin menjatuhkan Vanessa.

Vanessa sangatlah marah, dia yang polos langsung pergi untuk mencari Drake.

Didalam kantor, Drake mengatakan bahwa bisa saja membiarkan pptnya lewat dan juga membiarkannya naik jabatan, itu semua bisa diatasinya, tapi dia punya sebuah syarat, yaitu Vanessa harus menjadi pacarnya.

Vanessa tentu saja tidak setuju, dia juga memarahi psikologi Drake bermasalah, dia lalu meninggalkan kantor.

Setelah kejadian ini, sesuai sifat Drake, dia langsung memanfaatkan haknya sebagai supervisor dan memotong gaji Vanessa setengah bulan serta membatalkan THR nya.

Vanessa merasa sedih, namun dia tidak tahu harus menceritakannya kepada siapa, tanpa sengaja dia melihat nomor telepon Robert, lalu dia langsung meneleponnya.

Ketika dia mendengar suara ketawa Robert, dia tidak tahan lagi dan langsung menangis.

Robert menanyakan selama setengah jam lebih mengenai proses kejadian, barulah dia akhirnya mengerti.

Bersamaan dengan dia menghempaskan nafas, dia merasa sangat marah, Robert berkata, "Vanessa, dimanakah kantormu? Beritahu aku alamatnya, aku akan membantumu."

Setelah setengah jam lebih ini, Suasana Vanessa sudah membaik, rasa sedihnya juga sudah sirna.

Ketika mendengar bahwa Robert akan membantu dirinya, disamping dia merasa terharu, dia juga sangatlah khawatir.

Karena beberapa hari yang lalu, dia melihat kemampuan Robert yang mengerikan, dia menendang alat vital Marco.

Jika Robert datang ke kantor, dan berbuat onar, lalu bagaimana caranya dia bisa di kantor kedepannya?

Lagi pula, meskipun Drake sangatlah menyebalkan, namun juga tidak sampai tingkatan alat vitalnya barus ditendang.

Vanessa sangatlah khawatir Robert sekali datang langsung menendang alat vital Drake tanpa mengatakan apa-apa, jika begitu masalah akan menjadi besar, bagaimanapun juga dia bukanlah preman, kantor pasti akan melapor polisi.

Sekali berpikiran seperti itu, Vanessa bergegas menolak, "Tidak perlu, Robert, terima kasih atas perhatianmu, suasana hatiku sudah membaik."

Bagaimanapun caranya Robert mempertanyakannya, Vanessa terus saja tidak bersedia mengatakan alamat kantornya sendiri, mereka mengobrol lagi lalu Vanessa mengakhiri panggilannya, seolah dia takut Robert mengetahui sesuatu dari perkataannya.

Mendengar suara nada sibuk dari telepon, Robert mencibir.

"Kamu kira kamu tidak bilang dan aku tidak bisa menemukanya? Sungguh polos."

Robert lalu memberikan identitas diri Vanessa kepada laba-laba merah yang jauh berada diluar negeri.

Kecepatan menyelidiki orang dari laba-laba merah sangatlah cepat, tidak sampai 3 menit, semua informasi dari Vanessa sudah didapatnya dan dikirim ke hp Robert.

"Smartha Co Ltd?"

Robert mencari alamat perusahaan ini di peta, memang berada disekitar rumah sewaan Vanessa, hanya beberapa bus stop saja.

Setelah menyelesaikan pekerjaan ditangannya, dan mengingatkan Gwendolyn, Robert lalu meninggalkan kantor, dan pergi ke tempat kantor Vanessa berada.

Robert tidak suka membuat orang merasa tidak enakan.

Dia juga tahu bahwa Vanessa tidak ingin mengatakan alamat perusahaannya juga karena takut dia berbuat onar di perusahaannya.

Tapi ciri khas Robert yang paling besar adalah selain tidak suka memaksa satunya lagi adalah tidak bisa melihat temannya dibully.

Contohnya adalah Stella ingin pergi, meskipun dia merasa tidak tega, namun dia juga tidak akan memaksa Stella untuk tinggal.

Tapi, jika Stella pulang dan dibully, maka Robert tidak akan mempedulikan apakah Stella setuju ataupun tidak, dia akan langsung pergi ke keluarga Bai dan membalaskan dendam untuknya.

Begitu juga dengan Vanessa.

Jika Vanessa tidak meneleponnya hari ini, sekalipun Robert tahu bahwa ada hal tidak meng-enakan di pekerjaan Vanessa, dia juga tidak akan mencampurinya sehingga membuat Vanessa merasa tidak enak.

Tapi jika Vanessa sudah memilih untuk meneleponnya dan dia menangis, jelas bahwa dia dibully parah, dia mengoper suasana hatinya kepada Robert, kalau begitu Robert pasti akan mencampurinya.

Robert masih bingung, dia berpikir, sewaktu kuliah, aku sendiri saja tidak tega membullynya, kamu dasar seorang supervisor kecil saja berani macam-macam selama 6 tahun?

Baik, tunggu saja kamu.

Aku pasti akan membalaskan dendam semua yang dirasakan Vanessa selama 6 tahun ini.

Robert memutuskannya.

Kantor Smartha tempat keberadaan Vanessa bekerja tidaklah seperti Perusahaan Besar Mo yang mempunyai gedungnya tersendiri.

Melainkan hanya berada disebuah gedung kantoran saja, dan menyewa setengah lantai saja.

Perusahaan miskin.

Ini adalah image pertama Robert.

Setelah menghentikan mobilnya di lantai bawah, Robert lalu turun dari mobil dan mengangkat kepalanya untuk melihat lantai 6 tempat keberadaan Smartha Co Ltd berada dengan tatapan marah.

"Eh, Bukankah ini adalah Tuan Robert?"

Baru saja Robert ingin masuk, namun terdengar sebuah suara memanggilnya disekitarnya.

Robert menoleh dan melihat ada seorang lelaki paruh baya yang melangkah cepat kearahnya, orang ini sekitar berumur 40 tahunan, dia mengenakan sebuah jas abu-abu.

"Tuan Robert, apa kabar." lelaki ini memegag tangan Robert dan berlagak seperti akrab.

"Maafkan aku, siapakah kamu?" tanya Robert.

Lelaki itu sepertinya sudah tahu bahwa Robert akan bereaksi seperti ini, dia sama sekali tidak canggung, dan berkata, "Tuan Robert, seharusnya aku yang meminta maaf, aku perkenalkan diriku, namaku adalah Edwin Xu."

"Oh, Tuan Edwin, apa kabar." Robert melanjutkan, "Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"

Lelaki bernama Edwin ini berkata, "Tuan Robert, kamu mungkin lupa, kita pernah bertemu sekali di acara ulang tahun Tuan Besar Cheng, namun waktu itu kamu adalah titik fokus semua orang, normal saja jika kamu tidak mengingatku."

Mendengar perkataan Edwin, Robert sadar.

Acara ulang tahun keluarga Cheng dihadiri banyak tamu, dan semuanya adalah orang terkenal dan berkuasa barulah mereka bisa menghadirinya.

Malam itu Robert masih berbuat onar, selain itu Alice juga mengumumkan identitasnya dengan Robert, itu memang membuatnya menjadi titik fokus, pantas saja Edwin akan datang untuk menyapa.

Namun jika begitu, Edwin bisa menghadiri acara ulang tahun keluarga Cheng, maka berarti dia bukanlah orang biasa, melihat tampangnya yang biasa, Robert bisa melihatnya bahwa dia setidaknya adalah boss dari sebuah perusahaan.

"Maaf, tamu malam itu terlalu banyak, aku memang kewalahan." kata Robert.

"Tidak apa-apa, waktu itu kita tidak mengobrol, hanya melihat beberapa kali saja, aku yang harus minta maaf."

Edwin bergegas melambaikan tangannya, dan berkata, "Paling utamanya adalah aku tidak menyangka bahwa bisa bertemu dengan Tuan Robert disini, lalu aku tidak tahan dan datang menyapamu."

Robert merasa orang ini lumayan menarik, dia lalu menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baik, kita termasuk sudah saling mengenal."

Mendengar perkataan Robert, Edwin merasa sangat senang.

Edwin adalah orang yang suka mencari kesempatan, setelah berjuang seumur hidupnya, dia terhitung mempunyai sedikit moodal, di kalangan orang awam, dia boleh di hitung orang sukses.

Namun Edwin sendiri juga mengerti, modalnya yang tidak seberapa ini bagi perusahaan besar dan keluarga besar sama sekali tidak berarti apa-apa.

Mendengar kabar Tuan Besar Cheng ulang tahun ke 80 Edwin menyadari bahwa ini adalah kesempatan baik untuk mengenal banyak partner bisnis, dia lalu bersusah payah untuk menggunakan banyak hubungannya dan akhirnya memperoleh kesempatan untuk menghadiri ulang tahun keluarga Cheng.

Benar saja dia tidak sia-sia, disamping membuat pandangan Edwin terbuka, itu juga membuatnya mengenal banyak partner dan berhasil mendapatkan bisnis beberapa puluh miliar.

Diatas acara ulang tahun keluarga Cheng, hal yang terjadi membuat Edwin merasa sangat ingat, terutama lelaki muda bernama Robert itu, disamping Edwin merasa iri, dia juga salut, dia sangatlah ingin mengenalnya namun tidak ada kesempatan.

Namun tidak disangka adalah setelah lewat beberapa hari, Edwin kebetulan bertemu dengan Robert, pengalaman beberapa tahun ini memberitahunya bahwa ini adalah kesempatan yang bagus untuk mengenalnya, tidak boleh dilewatkan.

Jika dengan mengenal Robert dan memperoleh kesempatan bekerjasama dengan Perusahaan Besar Mo, maka kekayaannya pasti akan bertambah banyak.

Dan yang paling pentingnya adalah orang seperti Robert ini sekali berhubungan baik, dan membawakan kebaikan, tidak hanya karena uang, hal ini membuat Edwin sangatlah mengerti.

Robert meliriknya, dan mengelengkan kepalanya, "Tidak perlu, aku bisa mengurusnya."

Sekali melihat dia tidak begitu mempedulikannya, Edwin juga tidak terburu-buru, dia tahu masih banyak kesempatan, jika terlalu terburu-buru maka tidak ada gunanya, dia menganggukkan kepalanya, dan bertukar kontak dengan Robert, dan bersalaman lalu meninggalkannya.

Mengenal Edwin hanyalah sebuah kejadian diluar dugaan saja, Robert sama sekali tidak peduli, dia mengelengkan kepalanya dan melangkah masuk kedalam kantor.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu