My Tough Bodyguard - Bab 403 Wind Stalker datang

Berapa kecepatan angin?

Sulit dihitung.

Karena kecepatan angin ada tingkatannya, sampai saat ini tingkat tertinggi yang diketahui adalah 17 knot.

Sampai tingkat ini, menggunakan kata angin topan untuk melukiskan sudah tidak cocok lagi.

Tepatnya bisa dikatakan, tingkat angin topan besar yang bisa merusak Jiang Cheng, dan kekuatan menghancurkan yang lebih rendah dari angin tornado.

Jiang Cheng di malam ini, angin sepoi-sepoi, suasana yang tenang, para penduduk yang di jalan, berjalan santai dan makan angin di samping sungai Jiang, sambil mengobrol topik pembicaraan yang menarik.

Studio stasiun televisi Jiang Cheng bagian ramalan cuaca, seorang penyiar wanita yang profesional sedang menyiarkan laporan perkiraan cuaca Jiang Cheng untuk malam ini hingga besok.

“Selamat malam para penonton semua, berikutnya kita akan sama-sama untuk melihat perkiraan cuaca.”

“Jiang Cheng malam ini hingga besok, kekuatan angin kurang dari tiga knot, suhu diantara 15-23 derajat, cuaca lumayan bagus, langit cerah, teman yang ingin bermain keluar ingat untuk berjaga-jaga terhadap panas matahari.”

“Terakhir, semoga hari-hari kalian menyenangkan. Perkiraan cuaca hari ini sampai di sini... ...” dengan penuh senyum penyiar wanita mengucapkan kata-kata ini untuk penutup, siaran perkiraan cuaca sudah mendekati bagian penutup.

Praang!

Praang!

Mendadak tanpa ada pertanda apapun kaca studio pecah dan hancur, seluruh gedung stasiun televisi bergetar hebat, seperti terjadi gempa.

“Ahhh!”

Sebuah badai hurricane yang tidak bisa diungkapkan dengan kata, dengan dashyat menerjang studio, penyiar wanita langsung tertiup dan jatuh ke lantai.

Yang lainnya juga tidak lebih baik, semua tertiup hingga tersungkur ke lantai, meja, kursi, tripod, kamera video dan barang sejenis lainnya semua terhempas.

Untungnya badai hurricane ini cuma lewat saja, tidak ada susulan, tidak sampai sedetik, badai tersebut sudah hilang.

Semua yang di stasiun televisi menutup kepalanya, melindungi bagian tubuh yang paling penting, mereka pikir telah terjadi gempa, satu persatu bersembunyi di pojok. Menunggu hingga semuanya tenang kembali, mereka baru mengangkat kepala dengan masih tersisa rasa takut, dan wajah penuh kebingungan.

“Apa yang terjadi?”

“Apa yang terjadi? Ada yang bisa beritahu aku?”

Gedung stasiun televisi menjadi tidak karuan, semuanya hilang akal dan tidak tahu apa yang telah terjadi.

Dan saat bersamaan, para penduduk Jiang Cheng yang sedang menonton siaran perkiraan cuaca di rumah, melihat pemandangan di studio juga dibuat tercengang, saling berpandangan dan ketakutan.

Praang!

Praang!

Praang!

Segera para penduduk juga mengalami badai hurricane ini, kaca jendela rumah semua pecah berkeping-keping, setiap keluarga ketakutan, satu demi satu keluar dari rumah menuju jalan raya, dan saling bercerita akan kengerian ini.

“Guk guk guk!” anjing-anjing menggonggong mengarah ke arah hilangnya badai hurricane, dengan rasa risau bercampur cemas.

Di sebuah jalan yang agak terpencil, berhenti sebuah mobil sedan hitam, di dalam mobil, sepasang pria dan wanita sedang duduk di jok belakang, begitu bergairah, lagi ingin melepas baju dan siap bertempur.

“Sayangku, aku mencintaimu seumur hidupku ... ...”bisik pria.

“Cepat, cium aku ... ...”jawab wanita tidak tahan lagi.

Praang!

Hurricane datang meniup, mobil berguncang hebat, kaca jendela pecah, mobil sedan mengeluarkan bunyi alarm, dengan suara yang menusuk telinga di keheningan malam.

Karena kejadian yang mendadak ini, membuat kaget sepasang pria dan wanita ini hingga menggigil ketakutan, terlebih lagi yang pria, yang sudah siap bertempur malah langsung menciut kembali.

“Eh!”

Wanita lebih lagi memeluk erat tubuh pria dan gemetaran.

Pria tahu jika gempa, maka lebih baik tidak boleh tinggal dalam mobil, dia malas untuk pakai baju kembali, mengambil baju kekasihnya dan ditutupi ke tubuhnya, lalu menggendong kekasihnya yang sudah panik dan kalang kabut, dengan cepat keluar dari mobil.

Setelah keluar dia baru benar-benar kaget setengah mati.

Karena dia melihat di udara, terlihat hurricane dengan kecepatan yang tidak dapat dibayangkan menyerbu ke arah pinggiran kota Jiang Cheng.

Ketika dia menoleh, dia melihat pemandangan yang sangat spektakuler, tidak jauh dari situ terlihat jalan yang ramai, semua mobil berhenti di sepanjang jalan, semua kaca pecah berkeping-keping dan terdengar suara mobil yang tidak berhenti di telinga.

“Sebenarnya apa yang telah terjadi?” kata pria dengan lirih.

Jiang Cheng di serang hurricane malam ini, menarik perhatian dari pihak terkait, bahkan mendirikan sebuah tim untuk penyelidikan, khusus memeriksa masalah ini. Tapi, ini sudah berlalu.

Daerah pinggiran Jiang Cheng, gudang Western Hill.

Hurricane bertiup sampai disini dan berhenti.

Di depan pintu, sebuah bayangan turun dari langit, memakai jas dengan ikatan dasi, betul dia adalah Robert yang dengan cepat datang dari pusat kota.

Sendy saja sudah di hajar hingga terluka, Robert mau tidak mau harus lebih waspada, kekuatannya sudah hampir kembali semua.

Bahkan, Robert sudah menyiapkan delapan puluh persen kekuatannya jika tidak cukup digunakan.

Takutnya seperti waktu itu, ketika menghadapi Nenek Jin yang menculik Sellen, Robert tidak begitu menaruh perhatian.

Dia berjalan melewati pintu depan, sambil melepaskan dasinya agar tidak menghalangi pertarungan nanti.

Pada saat bersamaan Robert membuka jurus Byakugan, kemampuan melihat tembus pandang, untuk menyapu keadaan dalam gudang.

Dengan mata Robert, sekalipun dilapisi tembok yang sangat tebal, juga bisa melihat semua keadaan dalam gudang dengan sangat jelas.

Pada saat ini, Sendy jatuh ke lantai, sambil memegang perutnya, nyawanya kritis, sepertinya terkena tembakan.

Terpisah jarak sejauh beberapa meter dari tempat Sendy, berdiri seorang pria paruh baya asing yang gemuk, ada pistol di tangannya, tepat mengarah ke Sendy, wajah penuh dengan senyum gembira.

Yang paling menarik perhatian Robert adalah di atas langit-langit gudang, yang tergantung seseorang. Dia lihat lebih seksama, dan mengenalinya, ternyata kekasihnya Sendy——Megan.

Robert mengurai sedikit keadaan, dan dia menebak garis besarnya, lalu senyum mencibir.

Bagi seorang Soldier of Fortune, adanya rasa cinta belum tentu satu hal yang baik, ada kalanya, bahkan akan menjadi kelemahan diri sendiri.

Robert selalu menjaga jarak terhadap perasaan antara pria dan wanita, bukan tidak mau, tapi dia tahu jika sudah bergolak di hati, kemungkinan susah untuk melepasnya.

Kelembutan wanita adalah kuburan bagi seorang pendekar, pepatah ini bukan bohongan.

Sendy adalah salah satu contohnya.

Robert menghela napas panjang, melangkah panjang masuk ke dalam, lagipula itu adalah saudaranya, meskipun kearifannya terhalang, tapi masih perlu diselamatkan.

Saat ini satpam gudang sudah sadar kembali, mereka seolah-olah menghadapi musuh yang hebat, mengira ada yang datang merampok barang, dan tidak mampu menandingi pihak lawan, juga mendengar suara tembakan pistol, dan membuat mereka semua meminta datang semua karyawan yang lembur, totalnya ada ratusan orang satpam!

Tepat ketika ingin menyerbu masuk untuk menggeledah gudang, Robert berjalan masuk.

“Berhenti!”

“Apa yang ingin kamu lakukan?”

Para satpam yang awalnya sudah pada tegang syarafnya, melihat Robert dikiranya rekan perampok gudang, dengan cepat mengepung Robert.

“Minggir.” kata Robert datar tanpa menghentikan langkah.

“Tangkap dia!” teriak seorang satpam.

Satpam lain juga tidak sungkan, rekan perampok, bisa dapat satu kurang satu dalam kelompoknya daripada kerumunan.

Ngung!

Robert membuka mata pelan-pelan, wajahnya penuh dengan hawa membunuh dan energi yang tersebar dari tubuhnya menyelimuti para satpam.

Hal yang aneh muncul.

Gedebuk!

Gedebuk!

Mata para satpan mendelik keatas, semua jatuh ke lantai dan pingsan.

Robert lanjut berjalan ke depan, tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

......

Dalam gudang.

“Semua sudah berakhir.”

Sesudah menyiksa Sendy setengah mati, The Reindeer sudah puas, dia berjalan ke hadapan Sendy, mengarahkan pistolnya ke kepala Sendy dan bibirnya memperlihatkan senyum yang bengis.

“Uhuhuh!” Megan panik dan ketakutan tidak tertara.

The Reindeer melirik Megan sekilas, tatapan yang terlihat kejam dan serakah.

Tidak membunuh Megan?

Bagaimana mungkin.

Sebagai seorang pembunuh, lebih-lebih yang sudah tingkat Diamond, menculik kekasih target, mengancamnya, dengan cara ini menyelesaikan tugasnya, jika hal ini tersebar keluar, maka The Reindeer akan kehilangan wibawanya.

Meskipun Megan tidak memiliki koneksi, yang bisa langsung menghubungi pihak pembunuh lain, tapi untuk lebih aman, wanita ini Megan harus dibunuh.

Ini yang disebut janji.

Bagi The Reindeer, dia barang yang tidak penting.

Namun.

Meskipun Megan tidak terlalu cantik, tapi lebih condong ke rupawan dan menarik, untuk biasanya sekilaspun The Reindeer tidak akan memandangnya.

Tapi pada saat ini, Megan tergantung di udara, wajah pucat penuh air mata, membuat The Reindeer merasa sayang untuk dilewatkan.

Barangkali, boleh mempermainkannya, baru membunuhnya juga tidak akan terlambat. Pikir The Reindeer dalam hati.

Berpikir sampai di sini, ekspresi wajah The Reindeer menjadi dingin, tidak ingin menunda banyak waktu lagi, mengarahkan mulut pistolnya ke kepala Sendy, dan mulai menarik pelatuk.

Duaaaarrrrrr!

Namun tepat saat ini, di gudang terdengar suara yang membuat pekak telinga, diikuti lantai yang bergetar dahsyat!

The Reindeer tidak sempat bersiaga, karena awalnya dia juga terluka karena bertarung dengan Sendy, dan tidak bisa berdiri kokoh, maka dia terhuyung-huyung dan terjatuh ke lantai, pistolnya juga terlepas.

“Apa yang terjadi?”

Debu-debu beterbangan, The Reindeer segera sadar dan mengangkat kepalanya, matanya menyipit, karena dia melihat bulan malam yang terang dan jernih di bagian dalam gudang.

Bagian atap gudang, terbuka sebuah lubang!

......

Robert yang berdiri di depan pintu gudang merentangkan kedua tangannya dan pelan-pelan bergerak maju.

Setiap sudut gudang mengeluarkan suara gemuruh, tembok retak merekah, kepingan genting berjatuhan, debu-debu beterbangan, lantai pun berguncang.

Kraakk!

Terakhir, ditengah-tengah gudang, dengan luas ribuan meter persegi, dengan paksa terbagi dua karena sebuah kekuatan yang tak terlihat.

Duaaaarrrrrr!

Gudang pecah dengan celah yang sangat besar, dan memperlihatkan keadaan dalam gudang.

Balok penyangga gudang ambruk, yang bisa dikatakan paling takut di sini adalah Megan, dia tergantung di udara, jarak ke lantai beberapa meter jauhnya, jika saja dia terjatuh ke bawah maka sangat bahaya.

Robert menjulurkan jari tangannya, dengan pelan dia menunjuk.

Woosshh!

Sebuah mata pisau dikeluarkan, dan memotong tali yang menggantung Megan.

Meskipun Sendy terkena dua tembakan, tapi karena tubuhnya yang kekar, tidak sampai tidak bisa bangun, dia dan Robert saling pengertian, mengetahui pikiran masing-masing, sambil menggigit bibir dia berusaha bangun dan menyerbu kedepan untuk menangkap kekasihnya.

Berguling-guling beberapa kali di lantai, Sendy menggendong kekasihnya, dengan cepat dia lari keluar dari gudang, membawa kekasihnya ke sebuah tempat yang tersembunyi dan aman.

“Sendy, kamu, kamu tidak apa-apa?” tanya Megan dengan mata merah, wajah gelisah dan cemas. Dia pernah menjadi perawat, tentu saja tahu keadaan luka Sendy yang begitu serius.

Demi dia, kekasihnya bersedia menyerah dengan nyawanya sendiri, ini membuat Megan sangat terharu, sekarang dia tidak ingin kekasihnya meninggalkan dirinya untuk selangkah pun.

“Tidak usah khawatir, aku tidak apa-apa.” Sendy memegang erat tangan kekasihnya, bersamaan memberikan dia satu tatapan yang tenang : “Megan, kamu tinggal di sini jangan kemana-mana, aku pergi untuk bantu kamu mengeluarkan emosi ini!”

Ketika dia berdiri, dan berputar menuju ke dalam gudang, wajah Sendy sudah berubah menjadi sangat gelap.

Tadi ketika di saat kritis, semua pikiran keji dan kotor The Reindeer sudah di ketahui oleh Sendy dengan kemampuan perception.

Jika saja bukan karena bosnya datang tepat waktu, Sendy tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi.

Dalam rencana awal Sendy, dia akan membuat jasad The Reindeer dalam keadaan utuh, kini kalau dipikir kembali, jasad yang berkeping-keping pun sudah termasuk frasa kata yang baik untuk The Reindeer.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu