My Tough Bodyguard - Bab 21 Menerobos Tol

Cendri menerima telepon itu. Dragon King of the Sea tak terkejut sedikit pun. Ia berkata sambil terkekeh, "Komandan Yu, jangan panik lah."

"Jangan panik? Kamu telah membuat seluruh kota C lumpuh, bahkan menabrak 5 orang polisi lalu lintas! Dan kau suruh aku jangan panik? Apa kau tahu betapa seriusnya keadaan ini?" kata Cendri dengan tegang.

Dragon King of the Sea menjawab dengan nada merayu, "Tentu saja tahu. Salahkan orang-orang suruhan yang tak paham itu. Begini saja, biaya rumah sakit kelima polisi itu, semua aku yang tanggung, bagaimana?"

"Biaya rumah sakit? Siapa yang mau biaya itu darimu! Cepat suruh para Bayboy itu kembali, jangan izinkan mereka mengacau lagi!" seru Cendri mengingatkan.

"Komandan Yu, kekacauan ini sudah telanjur terjadi, kalau tujuanku tidak tercapai, aku tak akan rela. Rekan-rekanku itu juga tak akan rela," kata Dragon King of the Sea, "Lagipula, anak bernama Robert itu telah melukai banyak orangku. Kalau dendamku tak terbalaskan, aku tak akan sanggup bernapas."

"Apa kota C harus luluh lantak dahulu baru kau merasa senang? Kalau nanti orang-orang kepolisian memburumu, aku tak akan membantumu!" ujar Cendri dingin.

"Komandan Yu tidak perlu khawatir tentang hal ini. Aku, Dragon King of the Sea, telah menyumbang begitu banyak pajak usaha dalam setahun. Asal kepala polisi punya otak, ia pasti tidak akan sembarangan menyentuhku," kata Dragon King of the Sea sambil tertawa lebar. Ia sama sekali tak takut.

Cendri hendak berkata lagi, tapi Dragon King of the Sea memotongnya, "Komandan Yu, hubungan kita adalah hubungan kerja sama, bukan atasan bawahan. Hal ini, kuharap kau mengetahuinya dengan jelas.

"Aku tahu yang aku lakukan, Komandan tenang saja, aku tidak akan ngawur. Aku akan berhenti begitu menangkap Robert. Baiklah, aku masih ada urusan, aku tutup dulu," kata Dragon King of the Sea lalu menutup telepon.

Mendengar nada putus pada telepon, Cendri menarik napas dalam-dalam. Perasaan tak berdaya diam-diam menyeruak keluar.

......

Di jalanan.

Mercedes Benz itu tetap melaju kencang.

"Hampir sampai ke gerbang tol," ujar Meghan.

"Diterobos?" seru Sellen sambil menutup mulutnya saat mendapati Robert tak berniat mengurangi kecepatan.

"Tuan Qiu, kau tidak bisa menerobos. Portal tol itu tidak bisa diterobos mobil. Kalau dipaksa, atap mobil ini bisa terkelupas!" Paman Lin memperingatkan dengan profesional.

"Aku tahu," jawab Robert tanpa ekspresi.

"Lewat tol terlalu berisiko, pihak kepolisian pasti telah mengerahkan banyak personel. Bagaimana kalau kita lewat jalur bawah saja?" saran Paman Lin.

"Tidak bisa!" tolak Robert tanpa berpikir.

Walaupun tol punya 2 gerbang pembayaran, tapi sebenarnya hanya dengan menerobos jalur kota C ini sampai ke kota Jiang Cheng, pihak kepolisian tidak akan mengirim personel untuk menyusahkan Robert, karena ada Maggie dan Steven di sana.

Kalau dibandingkan, lewat jalur bawah malah jauh lebih berisiko.

Di jalan tol, kecepatan berapapun tidak masalah, lagipula di sana terdapat pembatas jalan. Gerombolan Bayboy itu tak akan bisa putar balik. Mereka hanya bisa mengejar di belakang seperti orang bodoh.

Sementara itu, kalau lewat jalur bawah, akses jalan terbuka lebar. Gerombolan Bayboy mungkin akan mengepung mereka dari segala arah. Kalau sudah begitu, pasti repot sekali.

"Tapi kita tak bisa melewati gerbang tol itu!" kata Paman Lin panik.

"Siap bilang tidak bisa? Paman, kau yang menyetir!" Robert tersenyum penuh percaya diri.

Kemampuan Paman Lin juga sangat baik. Bertukar tempat duduk adalah hal yang mudah baginya. Dengan cepat, ia sudah duduk di kursi pengemudi dan mengendalikan gagang kemudi, "Tuan Qiu, selanjutnya apa yang akan kau lakukan?"

Robert menyunggingkan senyum, "Melompat." Begitu selesai mengatakannya, ia membuka pintu mobil dan melompat keluar.

"Ah!"

"Robert!"

Sellen dan Meghan cemas tak terkira. Mereka segera menoleh ke belakang. Pemandangan berikutnya membuat mereka berdua tertegun.

"Ini...ini..." Paman Lin juga terkejut. Kecepatan macam apa itu? Sang pelari supercepat Liu Xiang pun tak akan mampu berlari secepat itu!

Tidak sampai semenit kemudian, Robert telah sampai di gerbang tol. Dan benar, sesuai dugaan, lebih dari 30 orang polisi telah bersiaga di sana sambil membawa senjata, seakan bersiap menembak begitu ada hal yang tak pantas.

Melihat ada sesosok orang berlari ke arah mereka, para polisi pun terkejut tak mengerti.

Dalam keterkejutan itu, Robert pun beraksi. Ia menyerbu tanpa ampun, menumbangkan satu polisi di tiap langkahnya. Para polisi itu pun berjatuhan tak berdaya, mereka sama sekali bukan tandingan Robert.

Meskipun Robert tak ingin menyakiti pihak kepolisian, tapi keadaan begitu mendesak, memaksanya melawan sejenak teman seperjuangannya.

Begitu Robert memasuki loket pembayaran, petugas loket pun langsung menutupi kepalanya, takut kalau Robert akan memukulnya.

"Buka portalnya," perintah Robert.

Petugas loket tak berani melawan. Ia segera menekan tombol buka. Kebetulan, mobil melesat melewati gerbang saat itu.

Mobil Bayboy di belakangnya juga sedang mengarah ke sana. Begitu Robert melihatnya, ia buru-buru berkata, "Tutup portalnya!" Lalu ia segera berlari keluar loket.

Mobilnya menunggu tidak jauh dari sana. Robert melompat masuk. Paman Lin menginjak pedal gas. Mereka pun langsung melaju ke arah kota Jiang Cheng.

Dengan cepat, ratusan mobil Bayboy tiba di loket pembayaran. Mereka turun dari mobil satu persatu dan memungut pistol dari tubuh polisi, mengarahkannya ke petugas loket sambil mengancam, "Cepat buka portalnya, atau pistol ini akan menghabisimu!"

Tidak ada yang berani melawan. Petugas itupun membuka portal dan membiarkan mereka lewat.

"Lanjutkan pengejaran, bro!"

Para Bayboy menginjak pedal gas mereka. Wajah mereka memunculkan ekspresi antusias. Jalan tol, itu artinya mereka bisa menyetir mobil secepat yang mereka inginkan!

Di dalam mobil.

Robert menerima telepon dari Steven, "Kak Qin, aku sedang dalam masalah!"

Steven Qin sedang berada di ruang rapat. Ia baru selesai rapat saat Robert meneleponnya. Begitu mendengar Robert berkata demikian, ia pun langsung berkonsentrasi, "Apa yang terjadi?"

"Aku telah mengusik Bayboy!" jawab Robert.

"Bayboy? Gerombolan kota C itu?" tanya Steven bingung. Ia adalah orang Yan Jing yang baru datang ke kota Jiang Cheng. Ia tak seberapa memahami kota C.

Steven masih tak mengerti. Dengan kemampuan Robert yang seperti itu, apakah ia tak bisa menyelesaikan masalah dengan Bayboy?

Kebetulan Maggie juga sedang berada di ruang rapat. Pendengarannya sangat tajam. Seketika, raut wajahnya berubah. Ia sudah bertahun-tahun bekerja di kepolisian, tentu dia sudah tahu sampah macam apa Baybou itu. Maggie pun merebut telepon dari tangan Steven dan segera bertanya, "Kau mengganggu Bayboy?"

"Eh, Maggie, sudah lama tak mendengar suaramu! Aku kangen sekali!" kata Robert sambil tersenyum lebar.

"Jangan banyak mulut! Cepat jawab pertanyaanku!" seru Maggie panik.

Perlu diketahui, Bayboy tidaklah sama dengan Calvin-nya kota Jiang Cheng. Paling tidak, Calvin masih tahu aturan ketika melakukan sesuatu. Sementara Bayboy, begitu mereka menggila, polisi pun dipukuli.

Robert mengganggu Bayboy, maka mereka kemungkinan akan mengejarnya sampai ke kota Jiang Cheng.

"Baiklah, berhubung kau begitu peduli padaku, maka aku akan jujur. Belakangan ini aku di kota C, kan. Aku mengganggu Bayboy. Sekarang aku sedang di tol dalam perjalanan kembali ke Jiang Cheng. Gerombolan besar mereka sedang mengejarku," terang Robert.

Begitu mendengarnya, Maggie langsung merasa ada yang janggal, "Kau sedang di tol?"

"Ya," Robert mengangguk.

"Bisa beritahu aku berapa nomor polisimu?" tanya Maggie.

Robert memberitahu nomor polisinya. Ia melihatnya sekilas tadi, dan berhasil mengingatnya.

Setelah mendengarnya, Maggie segera mengambil buku catatan. Raut wajahnya berubah. Tadi Komandan Andrick Guan mengadakan rapat darurat. Ia menerima laporan dari kepolisian kota C agar menghentikan sebuah mobil Mercedes Benz di gerbang tol kota Jiang Cheng.

Dan nomor polisi mobil itu, sama dengan nomor polisi yang disebutkan oleh Robert!

Dengan kata lain, Robert adalah orang yang akan ditangkap oleh kepolisian Jiang Cheng!

Maggie berkata dengan ekspresi buruk rupa, "Robert, kau bajingan, sebenarnya apa yang kau lakukan di kota C?"

"Aku tidak melakukan apa-apa! Gerombolan Bayboy itu menggangguku, tentu saja aku harus menghabisi mereka," jawab Robert tegas.

"Lalu kenapa kau memukuli 30 lebih polisi di gerbang tol kota C?" tanya Maggie panik.

"Omong kosong! Itu sangat mustahil. Mana mungkin seorang warga negara yang baik sepertiku menyerang polisi! Pasti itu Bayboy yang melakukannya. Mereka mau memfitnahku!" jawab Robert berbohong.

Meghan dan dua orang lainnya di dalam mobil diam-diam menyeka keringat dingin. Bajingan ini, berbohong pun ia tak berkedip!

"Iyakah?" Maggie setengah tak percaya.

"Ah, apakah aku tidak berhasil membohongimu? Maggie, bukannya aku ketakutan, aku sungguh ingin menghabisi gerombolan itu, tapi aku harus melindungi Sellen dan Meghan. Yang satu adalah manajer Departemen Personalia Perusahaan Besar Mo, sementara yang satunya lagi adalah bos besar Perusahaan Obat City Farmasi. Aku tidak ingin membiarkan mereka terluka," terang Robert dengan serius.

"Kata-katamu manusiawi," gumam Maggie.

"Maggie, cepatlah, suruh mereka jangan tangkap aku, melainkan cukup tangkap gerombolan Bayboy bajingan itu," pinta Robert.

"Baik, akan kuatur," jawab Maggie lalu menutup teleponnya.

Steven melongo, "Ketua, kalau kita melepaskan Robert, bagaimana dengan komandan nanti?"

"Tidak perlu diurus," jawab Maggie datar.

"Bukankah itu tidak baik?" tanya Steven.

Maggie menjawab dengan senyum yang tak jelas, "Bukankah ini juga keinginanmu, Komandan Qin?" Ia sudah lama tahu kalau Steven dan Robert adalah kawan. Alasan Steven menanyakan ini, hanyalah untuk mencobainya.

Mengetahui kalau maksudnya telah dibongkar oleh Maggie, Steven pun tertawa dengan canggung. Ia buru-buru meninggalkan ruang rapat. Ia harus pergi ke lokasi sendiri, kalau tidak ia tak akan tenang.

Ia bukannya khawatir kalau Robert terluka, melainkan mengkhawatirkan gerombolan Bayboy itu. Kalau sampai mereka menyinggung Robert dan terjadi pembunuhan, maka masalah akan semakin besar.

......

Di dalam mobil.

Robert mematikan telepon dan meregangkan pinggangnya.

"Sudah beres?" tanya Meghan.

"Tentu, asal kita bisa sampai ke gerbang tol Jiang Cheng, maka tak akan ada masalah," Robert mengangguk-angguk.

Sejenak kemudian, Robert kembali berkata dengan nada berat, "Kalau mereka masih berani mengejar, maka jangan salahkan aku kalau tak sungkan-sungkan. Jiang Cheng adalah Jiang Cheng, kota C adalah kota C. Kalau mereka berani mencari masalah di Jiang Cheng, maka akan kuberitahu mereka, siapa ayah di sini."

"Pembual," Meghan jelas tak percaya.

Paman Lin melirik kaca spion. Alisnya berkerut. "Tuan Qiu, sepertinya Bayboy tidak menyerah."

Robert menoleh, melihat kerumunan mobil di belakangnya. Mobil yang terdekat dengannya, berjarak tak sampai 3 meter.

Meskipun Mercedes Benz adalah mobil mewah, tapi ia tidak unggul dalam hal kecepatan. Ada banyak mobil lain yang lebih cepat daripada Mercedes Benz. Ditambah lagi, mobil itu terhantam beberapa kali selama perjalanan, kecepatannya pun jadi tidak maksimal.

Bayboy mengerahkan usaha terbesar mereka untuk mengejar Robert, dan kali ini mereka berhasil menyusulnya.

Dor!

Dor!

Terdengar dua kali suara tembakan. Bayboy ternyata berani membuka tembakan di jalan tol!

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu