My Tough Bodyguard - Bab 165 Wartawan Robert!

"Tuan Robert, kamu sepertinya sangat ingin mengetahui hal ini?"

Maria terlihat bingung.

"Benar, awalnya aku masih mengira Drake adalah supervisor bagus, jika bukan karena pengenalan dari Nona Maria, aku mungkin saja tidak akan mengetahui cerita ini."

Sambil berkata, ekspresi Robert menjadi serius lagi, "Sekarang, aku telah mengetahui faktanya, sebagai seorang wartawan yang bagus, aku tidak bisa tetap diam, aku pasti akan mengatakan kebenaran."

Wajah Maria untuk pertama kalinya berubah, "Apakah kamu tidak takut akan dipecat?"

"Demi fakta, sebuah jabatan kecil tidak berarti apa-apa, palingan aku bisa pergi ke perusahaan lain." kata Robert.

Dia benar-benar tidak peduli, karena dia bukanlah seorang wartawan pada dasarnya, asalkan bisa mendapatkan informasi mengenai Drake, itu yang lebih penting.

Lagi pula dia juga sudah memberikan lumayan banyak uang, jadi dia tidak merasa bersalah.

Maria tidak tahu dirinya ditipu, dia tercengang karena perkataannya.

Dia juga tidak tahu mengapa, mengapa dia bisa begitu percaya dengan orang asing yang baru dikenalnya kurang dari setengah jam, dulu, hal seperti ini tidak akan terjadi.

Mungkin saja karena senyuman diwajah orang itu membuatnya tidak sadar dan memilih untuk percaya.

Atau dengan kata lain, tingkah laku orang ini, moral, dan etika kerjanya sebagai seorang wartawan terus saja menarik perhatiannya.

Dia mengigit bibirnya seolah memutuskan sesuatu, Maria bertanya, "Tuan Robert, apakah kamu yakin kamu bisa mempublikasikan berita ini untuk membongkar kejahatan Drake?"

"Tidak!"

Yang berada diluar dugaan Maria adalah Robert mengelengkan kepalanya, dia menyatakan bahwa tidak bisa menjamin.

Disamping tidak disangka, Maria juga sedikit marah, jika tidak bisa menjamin, lalu mengapa dia mengatakan sebanyak ini? dia mempermainkan dirinya?

Hatinya menghempaskan nafas, Maria juga sedikit mengerti dengan keadaan Robert, bagaimanapun juga ini juga berhubungan dengan pekerjaan, setelah dipikir ulang, sangkut pautnya juga besar.

Setelah berpikir sejenak, Maria memutuskan untuk tidak berkata lagi, anggap saja dirinya salah memercayai orang lain, lalu Maria akan pergi dengan tatapan marah, "Maaf sekali Tuan Robert, aku masih ada urusan, aku akan pergi dulu."

"Tunggu sebentar."

Robert menghalanginya, dan berkata dengan sedikit tidak berdaya, "Aku masih belum selesai berbicara, Nona Maria, mengapa kamu terburu-buru untuk pergi?"

"Bukannya kamu bilang kamu tidak bisa menjaminnya? kalau begitu kita tidak perlu untuk melanjutkannya lagi, apakah aku tidak seharusnya pergi?" kata Maria.

Robert berkata, "Itu hanyalah kalimat atasku, aku belum menyelesaikan kalimatnya, barulah kamu memutuskannya, ok?"

“Kalau begitu selesaikan perkataanmu." Maria sedikit ragu-ragu, apakah dia benar-benar salah paham terhadapnya? ketika dia masih berpikir, dia bertingkah tidak percaya, dia ingin mengetes reaksi Robert.

Robert berkata dengan rajin, "Nona Maria, tadi aku bilang tidak bisa menjamin karena aku hanyalah seorang wartawan baru yang tidak mempunyai background sama sekali, kemungkinan besar aku akan dihabisi karena kejadian ini."

"Oleh karena itu, aku tidak berani berjanji kepadamu, karena ini bukan didalam kendaliku, tapi...."

Robert berkata dengan tegas, "Nona Maria, aku bisa menjamin meskipun beritanya mungkin tidak bisa disiarkan, tapi orang jahat pasti akan mendapatkan hukuman!"

Suaranya tidaklah besar, namun membuar Maria tercengang.

Dari tadi dia terus saja berusaha mengelabui Maria, namun perkataan ini bukanlah bohongan.

Kali ini dia datang ke kantor adalah untuk menghajar Drake, dan membantu Vanessa membalas dendam.

Bagaimana cara menghajarnya ini harus melalui pengamatan terhadap Drake dan pertimbangkan lagi.

Robert sangatlah mengerti dengan kekuatannya, jika dikeluarkan, bagi orang biasa itu bagaikan kiamat.

Oleh karena itu, setiap kali Robert bermain kasar, dia terus saja berhati-hati, dia takut dimanfaatkan oleh orang lain.

Ini bukan karena dia tidak percaya dengan Vanessa, tapi ini sudah adalah kebiasaannya sejak dulu.

Ketika berjuang diluar negeri, dia harus lebih berhati-hati, jika tidak dia sudah lama mati.

Lagi pula, semua hal juga harus ada keputusan sendiri, ini juga memang sewajarnya.

Jika sudah sampai disini, maka Drake pasti akan dihajar, siapapun itu juga tidak bisa menolongnya.

Hanya saja juga ada levelnya, bagaimana cara mengontrolnya tergantung pada Robert.

Setelah mendengar kata Robert, Maria menarik nafas dan berkata dengan nada maaf, "Tuan Robert, salah aku, aku salah paham terhadapmu, aku meminta maaf kepadamu, semoga kamu tidak keberatan."

Malah hal ini membuat Robert merasa malu, dia melambaikan tangannya, "Tidak aoa-apa, asalkan kesalahpahamannya sudah jelas, kalau begitu kita lanjutkan topik kita tadi."

Maria menganggukkan kepalanya, dia berkata, "Vanessa adalah seniorku, ketika aku baru masuk keperusahaan, dialah yang membawaku, jadi aku sedikit tahu lebih banyak mengenai hal dia. Dia masuk ke perusahaan 6 tahun yang lalu, namun beberapa tahun ini dia terus saja berada dijabatan sebagai admin biasa, dan mengambil upah yang sama dengan orang lain. Bahkan aku yang lebih terlambat 3 tahun dibandingkan dengannya, karyawan yang diajarkan olehnya, dalam hal jabatan sudah lebih tinggi dibandingkan dengannya, aku sudah menjadi admin level atas."

Sekali berkata hingga disini, Maria sedikit malu, "Sekarang aku merasa canggung setiap kali bertemu dengannya."

Robert sangat bisa mengerti dengan keadaan Maria.

Memang benar, seorang karyawan lama yang mengajarinya yang lebih berpengalaman dibandingkan dengannya malah kalah dengannya dalam perihal kenaikan jabatan.

Ini terdengar sepertinya sangatlah menyemangati, namun pada kenyataannya, ini adalah sebuah larangan besar, ini mudah sekali mengundang gosip, bisa saja bisa membuat hubungan sosial menjadi berantakan.

Apa yang akan dipikirkan oleh orang lain?

Apakah kamu main jalan belakang?

Konflik ini sangatlah menggangu nama baik dan pekerjaan sehari-harinya.

Diperusahaan kecil seperti ini, pengalamanlah yang paling penting.

Kecuali kemampuanmu memang sangatlah hebat, jika tidak kamu hanya bisa mengantri, setelah semua karyawan lama naik jabatan, barulah bisa sampai giliranmu.

Namun sekarang, Maria memecahkan kebiasaan ini, jadinya dia menjadi titik fokus orang lain.

Meskipun Vanessa tidak menyalahkannya, dan juga menyatakan selamat yang tulus, tapi pasti ada rekan kerja Vanessa yang hubungannya baik dengan Vanessa yang merasa tidak adil dan terus saja ingin membuat Maria malu.

Maria marasa bingung dengan masalah ini.

Jika bisa, dia juga tidak ingin mendapatkan jabatan ini, namun mau atau tidaknya bukan dia yang bisa berkata, melainkan dari atasan perusahaan, lebih tepatnya adalah Drake.

"6 tahun tidak naik jabatan, apakah karena masalah kemampuan?" Robert sengaja berkata seperti itu.

"Mana mungkin!"

Suara Maria meninggi, "Tuan Robert, aku beritahu kamu, seluruh perusahaan ini, aku juga tidak bisa menemukan karyawan yang lebih unggul lagi dibandingkan dengannya, sekarang dia berada di jabatan ini sungguh menyia-yiakan bakatnya!"

"Lalu mengapa bisa begitu?" Robert sengaja membawa alur cerita.

Maria jelas tidak tahu dirinya dibawa, "Semua salah Drake!"

"Hmm?"

Robert menaikkan alisnya, "Drake ini mengapa terus saja begitu kepada Vanessa?"

"Tuan Robert, kamu tidak tahu, supervisor kami ini waktu itu demi melamar Vanessa, itu benar-benar gila, seluruh kantor tahu akan hal itu."

"Namun Vanessa sama sekali tidak tertarik dengannya, dia terus menolak, namun Drake tidak putus asa, dia terus menerus berusaha selama 3 tahun, akhirnya Vanessa tidak bisa menahannya lagi dan menolaknya di acara tahunan perusahaan."

"Ini juga adalah pembukaan dari dendam Drake kepada Vanessa, dia adalah orang yang sangat mementingkan nama, awalnya dia mengira dia pasti akan berhasil pada acara tahunan, setidaknya Vanessa pasti tidak akan menolaknya."

"Namun semua tidak seperti perkiraannya, ini membuat Drake merasa canggung, dia malu besar, apakah dia bisa tidak marah?"

"Namun hal ini juga bukan salah Vanessa, Tuan Robert, coba kamu pikirkan saja, Drake adalah hidung belang yang diakui semua orang, apakah dia akan serius untuk melamar seseorang? siapa yang akan percaya? Vanessa juga tidaklah bodoh, dia mana mungkin akan menyanggupinya?"

"Semua orang punya pilihan dibidang percintaan, tentu saja tidak mungkin karena ada yang sangat gila melamarnya dan langsung harus menerimanya, ini tidak ada gunanya seperti begini."

"Sama seperti salah seorang artis, kamu tiba-tiba pergi kehadapannya dan mengatakan kamu menyukainya dan ingin menikahinya, apakah ini mungkin? apakah artis itu akan menyetujuinya? sekalipun iya, apakah tim dibelakangnya akan menyetujuinya? apakah fans nya akan menyetujuinya?"

"Perasaan itu bukanlah hal sendiri-sendiri saja, lagi pula motif Drake melakukan ini juga tidak benar, tidak ada yang percaya dengannya."

"Untung saja Vanessa tidak menyetujuinya, jika tidak sesuai sifat jeleknya Drake, Vanessa pasti akan menderita."

"Semenjak kejadian penolakan itu, Drake mulai membully Vanessa, dia sering memotong gaji dan bonusnya, dan bahkan dia memberikan kesempatan naik jabatannya Vanessa kepadaku."

"Tuan Robert, kamu bilang, apakah aku bersalah apa tidak, aku tiba-tiba dikaitkan dengan hal begini. duh."

Sekali dibawa, Maria langsung berkata terus, dan Robert terus saja mendengarkannya dengan rajin.

Ketika pada saat Maria berhenti untuk meminum air, Robert bertanya, "Jika di bully terus di kantor, mengapa dia tidak mempertimbangkan untuk resign?"

"Karena gaji di tahan."

Maria berkata, "Perusahaan kecil seperti kami ini sering mengalami masalah karyawan yang resign, ditambah lagi tidak ada penunjang yang bagus, jadi banyak orang yang akan resign."

"Untuk menghindari hal seperti ini terjadi, perusahaan kami menahan gaji karyawan sebanyak 2 bulan, jika karyawan ingin resign, dia harus mendapatkan izin dari perusahaan, jika tidak dia dianggap tidak ingin mendapatkan gajinya."

"Vanessa tidak pergi karena Drake terus saja tidak mengizinkannya, bagaimanapun juga itu adalah gaji 2 bulan, ada belasan juta, kita juga bukanlah orang kaya, siapa yang tega dengan uang kita sendiri yang ditahan."

"Sebenarnya dia tidak pergi masih ada sebuah alasan yang lebih penting lagi......." sekali berkata hingga disini, Maria kembali ragu-ragu.

"Alasan apa?" Robert bergegas bertanya.

Meskipun uang belasan juga sangatlah banyak bagi orang biasa, namun sesuai dengan kemampuan Vanessa, dia bisa pergi kesembarang kantor, gajinya pasti juga tidak lebih rendah dari nominal itu, mengapa dia masih bersedia berada dikantor selama ini.

Robert mempunyai firasat bahwa Vanessa tidak resign karena berhubungan dengan alasan kedua ini.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu