My Tough Bodyguard - Bab 338 Kelak tidak akan seringan ini lagi

Di pintu masuk Perusahaan Besar Mo.

Robert Qiu berjalan melewati pintu sambil menggendong Alice Mo yang sedang tertidur.

Robert Qiu berjalan selangkah demi selangkah menuju ke mobil sport Ferrari yang berhenti tidak jauh dari pintu masuk.

"Wanita jalang!"

"Kaum Kapitalis yang tidak berprikemanusiaan!"

"Pergi mati saja!"

Saat ini. Di dekat perusahaan tiba-tiba muncul sangat banyak orang .

Orang-orang ini adalah orang-orang yang marah karena sudah melihat berita. Mereka khusus datang untuk mencari masalah dengan Alice Mo. Mereka sudah sangat lama berjongkok di depan pintu, sambil menggenggam telur di tangan mereka. Saat melihatnya mereka langsung melemparkan telur ke tubuh Alice Mo.

Shoot!

Shoot!

Belasan telur terbang kearah Alice secara bersamaan. Jika telur-telur ini mengenai tubuh Alice mungkin semua telur-telur ini akan pecah di tubuh Alice.

Kejadian yang aneh tiba-tiba terjadi -

Ketika telur hampir mengenai Alice Mo. Telur-telur itu tiba-tiba berhenti dan melayang di udara.

Tidak hanya itu, semua makian mereka terhalangi oleh dinding angin yang tak kasat mata. Alice Mo tidak bisa mendengar makian mereka sama sekali dan dia masih tetap tertidur dengan pulas.

Brak.

Brak.

Begitu Robert Qiu berjalan pergi, telur-telur itu jatuh satu per satu ke lantai.

Orang-orang yang berdiri di sekitar terkejut. Mereka menggosok mata mereka dan mengira mata mereka sudah rabun.

Melihat Alice Mo akan yang digendong ke dalam mobil. Orang-orang tidak bisa menahan diri melihat di depan pintu Perusahaan Besar Mo ada parterre. Dan disana ada banyak pot bunga, jadi mereka mengambil pot- pot bunga dan melemparkannya ke tubuh Alice Mo.

"Sungguh terlalu," kata Robert Qiu pelan.

Hum!

Pot bunga itu juga sama seperti telur-telur tadi. Saat pot bunga itu berjarak beberapa sentimeter dari Alice Mo, pot itu berhenti.

Tetapi tidak seperti telur tadi, belasan pot bunga ini tidak jatuh ke tanah, tetapi berbalik dan mengenai kepala dan tubuh pelempar dengan akurat.

Bam!

Bam!

Setelah suara pot bunga yang pecah terdengar, teriakan orang-orang mulai terdengar.

"Ah!"

"Aduh!"

"Kepalaku pecah!"

Dalam sekejap, belasan orang jatuh ke lantai, lalu mereka berguling-guling di lantai sambil memengang bagian tubuh mereka yang terluka, mereka kesakitan hingga hampir mati.

Beberapa orang yang sudah menyingsingkan lengan baju mereka dan bersiap untuk merebut Alice Mo terkejut melihat semua ini, apa-apan ini? Kekuatan sihir?

Tatapan mata Robert Qiu,menatap lurus kearah mereka.

Semua orang yang berada di tempat itu, menundukkan kepala mereka dan tidak berani menatap langsung ke matanya.

"Hmph!"

Suara dengusan Robert Qiu, membuat semua ketakutan hingga lutut mereka kehilangan tenaga dan jatuh ke lantai, tubuh mereka tidak berhenti menggigil.

Orang-orang itu keringat dingin, mereka merasa ketakutan dan keheranan, Ada apa ini? Apa yang telah terjadi? Kenapa aku begitu ketakutan?

Mereka tidak mengerti kenapa mereka tiba-tiba merasa ketakutan, hanya saja, saat berhadapan dengan pria yang menggendong Alice Mo, mereka merasakan tekanan yang luar biasa yang membuat mereka sulit bernafas.

"Waktu sangat berharga. Aku hanya akan mengatakannya sekali saja. Jika aku melihat kalian berkeliaran di sekitar perusahaan dan mencari masalah dengan Alice, konsekuensi yang akan kalian terima tidak akan seringan ini lagi," kata Robert Qiu dengan dingin.

Alice Mo yang berada di dalam pelukannya, tidak mendengar apa-apa, tetapi semua orang yang berjarak puluhan meter darinya bisa mendengar suaranya dengan jelas dan bahkan orang yang tuli juga bisa mendengar suaranya dengan jelas.

Setelah mendengar peringatan itu, semua orang itu saling memandang. Mereka tidak berani berlama-lama di tempat itu. Mereka bergegas membawa teman-teman mereka yanga terluka dan dengan cepat pergi dari tempat itu.

Robert meletakkan Alice Mo di kursi samping kemudi dengan lembut lalu membantunya memakaikan sabuk pengamannya, setelah itu Robert Qiu baru naik ke dalam mobil dan menyalakan mesin mobil.

Alice Mo hanya tertidur ringan. Ketika dia mendengar suara mesin, dia langsung terbangun.

"Sudah bangun? Tidurlah sebentar lagi," kata Robert Qiu sambil menatapnya.

Saat sedang menggosok matanya, Alice Mo teringat tadi di perusahaan dia menangis di depan Robert Qiu.

Jika dulu, Alice Mo pasti merasa tidak enak hati dan merasa malu, tetapi tidak tahu mengapa. Saat ini, dia malah merasa sangat tenang dan tidak merasa canggung sama sekali.

“Robert Qiu, terima kasih.” Setelah berpikir sebentar, Alice Mo berkata dengan lembut.

"Hei, untuk apa berterima kasih," cibir Robert Qiu.

Saat ini, Alice Mo melihat keluar jendela, dia melihat di pintu masuk Perusahaan Besar Mo, ada telur-telur yang pecah, pot-pot bunga yang pecah, dan beberapa bercak darah.

“Robert Qiu, apakah tadi terjadi sesuatu?” Alice Mo bertanya dengan curiga.

"Oh, tidak apa-apa, petugas kebersihan terlalu ceroboh dan tidak membersihkannya dengan baik. Kamu tidur saja yang nyenyak, biar aku yang menyetir," kata Robert Qiu santai.

Alice Mo merasa sedikit curiga saat mendengar penjelasan Robert Qiu, tapi rasa kantuk itu menghampirinya lagi, dia memiringkan tubuhnya lalu menyandarkan kepalanya di paha Robert Qiu, lalu dia kembali tertidur dengan manis.

...

Villa Keluarga Mo.

Robert Qiu keluar dari kamar tidur Alice Mo dan langsung pergi ke ruang tamu.

Di sofa, Anderson Mo meletakkan koran dan melepaskan kacamata bacanya: "Bagaimana, keadaan Alice?"

"Dia sudah tidur, biarkan dia istirahat dengan baik," kata Robert Qiu sambil duduk.

“Dalam dua hari belakangan ini, dia benar-benar kelelahan.” Anderson Mo menghela nafas dan menunjuk surat kabar: “Robert coba kamu lihat, mereka kembali menulis berita omong kosong lagi, mereka mengatakan kita Perusahaan Besar Mo mengutus pasukan militer, sungguh tidak masuk akal! "

"Paman Mo, ini bukan masalah besar, rumor akan hilang dengan sendirinya." Robert Qiu menggelengkan kepalanya.

Melihat Anderson Mo yang masih gelisah, Robert Qiu ragu-ragu sejenak lalu dia berkata, "Paman Mo, sebenarnya, kamu tidak perlu khawatir. Sampai sekarang, situasi yang kita hadapi masih bisa terkendali."

"Oh? Robert, maksudmu adalah ..." Anderson Mo mengerti apa yang dimaksudkan Robert Qiu.

"Masalah menjadi seperti sekarang ini pasti ada orang yang melakukan sesuatu di belakang layar, misalkan Bibi Guo yang tiba-tiba berkhianat, ini adalah contoh yang paling klasik."

Robert Qiu terlihat sangat tenang: "Jika aku tidak salah menebak, lawan kita pasti masih memiliki rencana terakhir, karena dia tahu, dengan hanya mengandalkan semua ini akan sangat sulit untuk menghancurkan Perusahaan Besar Mo sepenuhnya."

Ketika mendengar hal ini, raut wajah Anderson Mo berubah menjadi sangat tidak senang: "Masalah sudah menjadi seperti ini apakah mereka masih belum puas?"

"Mereka sudah membuat rencana sebesar ini, bagaimana mungkin mereka berhenti sebelum menyingkirkan duri di dalam daging mereka?" Robert Qiu tersenyum sinis.

Bam!

Saat ini, pintu didorong terbuka, Tom, kapten pengawal, bergegas berlari kedalam, "Tuan besar! Kakak ipar! Gawat!"

“Apa yang telah terjadi?” Anderson Mo langsung berdiri.

“Diluar ada banyak wartawan yang datang, mereka bersikeras ingin mewawancarai Nona Muda, kami sudah tidak sanggup menghadang mereka!” Tom berkata sambil menyeka keringatnya.

"Usir! Usir semuanya!" dengus Anderson Mo.

Tom tersenyum getir, tetapi tidak menjawab.

Robert Qiu berkata: "Paman Mo, takutnya kita tidak boleh berbuat seperti ini. Para wartawan ini sangat sulit dihadapi. Jika kita menggunakan kekerasan, mereka akan mengambil foto, lalu pada berita utama besok mungkin akan tertulis berita Keluarga Mo memukuli wartawan."

Tom memberi tatapan berterima kasih kepada Robert Qiu, yang Robert Qiu katakan memang benar, dia juga sedang mengkhawatirkan masalah ini.

Para wartawan ini jelas sekali datang dengan maksud yang tidak baik. Mungkin mereka menunggu Keluarga Mo mengusir mereka lalu mereka akan mengambil foto dan menjadikannya sebagai bahan berita besok.

Jika mereka masuk kedalam perangkap para wartawan ini, Keluarga Mo akan menyinggung seluruh industri media pemberitaan di Kota Jiang Chen, dan kelak tidak akan ada lagi media berita yang membantu Keluarga Mo berbicara, dan kelak biarpun mereka benar mereka juga tidak bisa mengatakannya dengan jelas.

“Dasar bajingan!” Anderson Mo berkata dengan frustasi dan putus asa, setelah Robert Qiu mengingatkannya, dia juga kepikiran dengan hal ini.

"Paman Mo, Alice sedang tidur, jadi jangan ganggu dia lagi, anda juga belum beristirahat dengan baik, jadi anda jangan keluar lagi. Biar aku saja yang menangani para wartawan diluar," kata Robert Qiu.

Mata Anderson Mo berbinar. Dalam dua hari ini, dikarenakan masalah Bibi Guo, sudah membuatnya sangat lelah, dan dia sudah benar-benar tidak ingin menghadapi pertanyaan wartawan lagi: "Baik, Robert, masalah ini aku serahkan kepadamu."

Robert Qiu mengangguk, dan segera mengikuti Tom berjalan keluar dari ruang tamu.

Memang ada banyak wartawan di luar pintu masuk vila mereka semua membawa perekam video, berkumpul bersama. Setelah Robert Qiu melihat dengan lebih seksama, tak disangka ada ratusan orang.

Semua media besar di Kota Jiang Cheng mengutus satu perwakilan. Mereka datang berbondong-bondong dan bersikeras ingin melakukan wawancara.

Bagaimanapun, sampai sekarang ini adalah berita paling sensasional di Kota Jiang Cheng tahun ini. Siapapun tidak ingin melewatkan kesempatan ini.

"Biarkan kami masuk!"

"Kami hanya ingin mengajukan satu pertanyaan."

"Jangan halangi kami, kami adalah wartawan. Kami berhak mewawancarai orang yang diberitakan!"

Teriak para wartawan.

Beberapa wartawan bahkan dengan sengaja bertindak kelewatan agar membuat pengawal marah dan memaksa pengawal menggunakan kekerasan untuk membubarkan mereka.

Jika ada pengawal yang berniat melakukan sesuatu, para wartawan akan segera mengambil beberapa foto yang seolah olah pengawal melakukan sesuatu terhadap para wartawan tapi sebenarnya bukan.

Jika sudah seperti itu, bahkan jika mereka tidak berhasil mewawancarai Alice Mo mereka juga bisa membuat berita "Pengawal Keluarga Mo Memukul Wartawan Yang Melakukan Wawancara" dan menjadikannya sebagai berita utama.

Sayangnya tidak sesuai dengan harapan mereka, para pengawal tidak bodoh dan bisa melihat niat jahat para wartawan.

Intinya, tidak peduli bagaimana pun para wartawan membuat ulah, para pengawal yang berada di pintu tidak akan membiarkan mereka masuk dan terus berjaga di posisi mereka.

Para wartawan tidak punya cara lain dan hanya bisa memelototi mereka, mereka juga tidak bisa menerobos masuk.

Tetapi jika mereka pulang, mereka merasa sangat tidak rela, mereka tidak ingin kehilangan kesempatan ini.

“Apakah di rumah ada kamera?” tanya Robert Qiu.

Tom terkejut tapi dia bergegas mengangguk: "Ada."

“Keluarkan.” Robert Qiu mengucapkan beberapa kata di telinganya dan lalu dia segera berjalan menuju pintu.

"Itu Robert Qiu!"

"Tunangan Alice Mo sudah keluar!"

Saat ini, para wartawan sangat senang ketika mereka melihat Robert Qiu yang keluar dari dalam villa.

"Tuan Qiu, terimalah wawancara dariku!"

"Aku adalah reporter dari Phoenix News. Tolong jawab beberapa pertanyaanku?"

"Di mana Nona Mo? Kami ingin mewawancarai Nona Mo!"

Para wartawan memegang pena rekaman mereka sambil berjinjit dan berusaha mendapatkan perhatian Robert Qiu.

"Kakak Ipar, tolong jangan bertindak kasar, jika para wartawan ini tersinggung, akan sangat merugikan kita," salah satu pengawal mengingatkannya.

"Tenang saja, aku tidak akan gegabah," Robert Qiu mengedipkan matanya lalu berkata sambil tersenyum.

Dia langsung berjalan menghampiri salah satu wartawan dan mengambil pena perekam suara yang ada di tangannya.

Reporter itu terkejut kemudian dia menjadi sangat gembira bermimpi pun dia tidak pernah menyangka dirinya akan seberuntung itu!

Asalkan ada wawancara eksklusif dengan menantu Keluarga Mo, lalu ditambah dengan sedikit editan yang sesuai dengan topik yang disukai publik, maka besok mata seluruh masyarakat akan tertuju pada media berita perusahaan mereka

Wartawan lain juga menunjukkan rasa iri, dan dalam hati meratapi mengapa mereka tidak memiliki nasib baik seperti itu?

"Tuan Qiu, tolong jawab beberapa pertanyaanku. Yang pertama, mengenai insiden ini ..."

Reporter itu mengoceh panjang lebar dan mengucapkan setidaknya hampir belasan pertanyaan.

Setelah menunggu cukup lama, reporter itu menyadari Robert Qiu hanya tersenyum tetapi tidak ada tanda-tanda dia akan menjawab pertanyaannya.

"Tuan Qiu, anda sudah bisa mulai menjawab," kata reporter itu.

Robert Qiu berkata oh, lalu melihat orang-orang yang berada di sekeliling, lalu dia berkata dengan santai, "Maaf, yang perlu dikatakan mengenai insiden ini, direktur kami sudah memberikan jawaban dalam konferensi pers yang sebelumnya. Untuk saat ini tidak ada yang perlu aku tambahkan."

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu