My Tough Bodyguard - Bab 384 Lupa Membeli Hadiah

Yoga tercengang.

Para temannya juga terkeut.

para tamu juga melongo.

Yoga dipukul lagi?

Sebelumnya, Robert tiba-tiba melemparnya, ini masih masuk akal, bagaimanapun juga diserang secara tiba-tiba pasti bisa saja tidak sempat menanggapinya.

Tapi kali ini, Yoga ditampar lagi disaat dia menyerang duluan dengan Karate yang di bangga-banggakannya, ini sedikit tidak masuk akal kan?

"Keparat!"

Yoga sadar dan malu berubah marah, dia mengangat kakinya dan menendang kearah leher Robert.

Gerakannya lancar dan auranya ganas, memang benar adalah orang hebat yang merupakan karate sabuk hitam!

plak!

namun Robert menamparnya lagi hingga Yoga terjatuh dari udara, Yoga lalu terjatuh dan berguling dilantai, dia berdiri kembali dan menatapi Robert dengan siaga.

Seterusnya, berkali-kali penyerangan ganas dari Yoga, semuanya diatasi oleh Robert dengan tamparan, setelah belasan tamparan, kedua pipi Yoga sudah membengkak bagaikan kepala babi.

Disaat ini, meskipun diarea perjamuan masih saja sunyi, namun dapet dilihat bahwa sudah tidak ada orang yang merasa kaget lagi, mereka semua sudah merasa mati rasa, awalnya para tamu yang mengasihani Robert mulai berubah mengasihani Yoga.

Yoga akhirnya tahu juga dirinya bukanlah lawan yang selevel dengan Robert, setelah ditampar sekali lagi, dia tidak lagi menyerang, melainkan langsung berbalik untuk kabur.

Namun Robert tidak membiarkannya berhasil, dia menarik baju Yoga dan mengangkatnya, belasan tamparan diberkannya lagi, dan membuat gigi Yoga copot, hidungnya berdarah bahkan setelah dia pingsan barulah dia melepaskannya.

"Disini tidak menyambut kedatangan kalian, jika kalian tidak ingin aku turun tangan, maka pergilah sendiri." Robert melemparkan Yoga, lalu mengusir teman-teman Yoga.

Mereka semua tidak berani berkata apa-apa, dan memikul Yoga yang sudah pingsan lalu kabur dan menghilang tanpa sosok.

Para tamu menatapi adegan ini sambil melongo, meskipun ini terjadi, namun mereka tidak berani percaya bahwa orang yang bernama Robert ini benar-benar menghajar Yoga.

"Kamu ini, akulah yang merupakan Tuan Rumah dari perjamuan, seharusnya akulah yang berhak untuk mengusir tamu kan?' kata Amelia sambil mengeluh.

"Apakah kamu suka?" Tanya Robert.

"......suka." Amelia berpikir sejenak dan menjawabnya dengan jujur.

"Kak Robert, hebat!" kata Jerry sambil mengacungkan jempolnya.

"Kemampuan Tuan Robert memang luar biasa." Artis besar, Camila Shen juga ikut memujinya.

Perjamuan berlanjut, dan tidak terpengaruh apa-apa karena Yoga dan temannya, Bagaimanapun juga, ini adalah Yoga yang menantang sendiri, dan dia sendiri yang lemah, ini tidak bisa menyalahkan orang lain.

"Ini Pasangan suami-istri direktur Huang!"

"Mereka juga datang?"

"Tentu saja bukan, mereka adalah orang tua dari Amelia, di acara perjamuan ulang tahun putri mereka, orang tua dari keluarga mana yang tidak akan datang?"

"Hmm, benar juga ya."

Para tamu terus saja bergosip.

Dua sosok bayangan muncul didepan pintu mereka, satu lelaki dan satu wanita.

Lelaki itu terlihat dewasa dan terlihat berwajah serius, auranya terlihat tidak marah namun tegas, Wanita itu terlihat perpenampilan elegan dan tersenyum lembut, membuat orang merasa dekat dengannya.

Kedua suami istri bergandengan tangan dan masuk kedalam, mereka menarik perhatian banyak orang, ini adalah orang tua dari Amelia, Evan Huang dan Selvy Yang.

Semenjak mereka berdua masuk, tatapan Robert langsung mengunci Evan, Robert sangatlah mengenal akan orang ini, tentu saja direktur utama dari Perusahaan Farmasi Huang, sekarang adalah pemegang saham paling banyak di perusahaannya.

Pembatalan kontrak dengan Perusahaan Besar Mo adalah dipimpin olehnya, dialah yang menyarankannya dan sebanyak 90% dari Manager tingkat atas Perusahaan Farmasi Huang setuju untuk membatalkan kontrak.

Sedangkan dibalik Evan, apakah ada wanita yang bernama Masami Chiba atau tidak, ini tidak dapat diketahui secara pasti.

"Ayah, ibu, kalian akhirnya datang." Ketika bertemu dengan orang tuanya, Amelia langsung tersenyum manis, danterlihat sedikit tidak puas, "Ini sudah jam berapa, mengapa kalian baru datang?"

"Kamu ini, kamu juga." Evan menunjuk ke kedua bersaudara, didalam perkataannya, terdengar pemanjaan untuk mereka, "Ini juga karena kalian, pergi bekerja tapi pulang cepat, ada begitu banyak kerjaan di kantor yang harus diselesaikan, kalian pergi, aku sebagai seorang ayah tentu saja harus tinggal untuk menyelesaikannya."

"Ayah, hari ini aku ulang tahun, aku tidak peduli, aku memang ingin pulang cepat sekali!" Kata Amelia manja-manjaan.

"Baik, baik, baik, kamu ini, jangankan hanya hari ini saja, sekalipun setiap hari kamu pulang cepat, ayah juga tidak keberatan." Evan berkata sambil tersenyum.

Evan tentu saja tahu bahwa putri kesayangannya ini selama beberapa tahun ini sudah melakukan seberapa besar usaha untuk perkembangan perusahaan, sebagai ayahnya, dia melihatnya dan merasa menyayanginya.

Sekarang, perusahaannya sudah stabil, dia juga berharap putrinya jangan begitu rajin, cepatlah untuk mencari orang untuk menikah......

"Paman Evan, Tante Selvy." Disaat ini, Camila, berjalan kemari dan menyapanya.

"Oh, Camila." Selvy memegang tangan Camila, dia adalah ibu dari Amelia, sikapnya baik, "Kemarin aku dengar kamu bilang sedang memproduksi album baru, bagaimana perkembangannya sekarang?"

"Tidak ada orang yang cocok untuk dubbing." Camila mengatakan kebingungannya.

Selvy tentu saja terus menasehatinya, oleh karena Camila dan Amelia adalah teman baik, Selvy juga menganggap Camila sebagai putrinya, hubungan mereka baik hingga bahkan terkadang Amelia iri dengan mereka.

"Oh iya, Amelia, bukannya kamu bilang kemarin akan membawa pacarmu untuk mengikuti acara perjamuan? Dimanakah dia? Biarkan ibu melihatnya." Selvy teringat dengan hal ini, dia bergegas menanyakannya, meskipun sikapnya baik, namun dia tidak akan lengah di hal seperti begini.

Amelia mengeluarkan lidahnya, untung saja diia sudah mempersiapkannya dari awal, dia bergegas menarik Robert dan menunjuknya, "Ayah, ibu, ini adalah pacarku."

Seketika, Evan dan Selvy menatap kearah Robert mereka seperti menyelidiki sesuatu.

Selvy mengutamakan wajahnya, dia melihat Robert dan merasa anak ini lumayan, wajahnya tidak ada kekurangan.

Meskipun tidak bisa dibandingkan dengan lelaki tampan yang bahkan hingga sedikit seperti wanita, tapi dia beraura ceria, terlihat mempunyai semangat anak muda, ini membuat Selvy sangatlah puas.

Sedangkan tatapan Evan terutama berada pada penampilan Robert, sekali melihat bahwa orang itu mengenakan celana jeans dan jaket untuk datang mengikuti perjamuan, dia langsung marah, apa-apaan dengan putrinya ini!

"Paman, tante, namaku Robert." Robert sepertinya tidak memperhatikan tatapan dari kedua orang ini, dia tetap mengenalkan dirinya dengan sopan.

"Anak muda, berapa umurmu tahun ini?" Tanya Selvy sambil tersenyum.

Robert menjawab banyak pertanyaan Selvy dengan sabar.

"Tuan Robert ya? Dimanakah kamu menempuh karir Anda?" Seketika, Evan yang terus saja tidak berkata, tiba-tiba mempertanyakannya.

Robert ingin mengatakan perusahaan besar Mo, namun sekali terpikiran dengan dendam kedua perusahaan, asalkan Evan sedikit memeriksannya, dia akan segera mengetahui identitas dirinya, dengan begitu sungguh rugi sekali.

Tapi dia juga tidak baik untuk mengatakan perusahaan lain, bagaimanapun juga, dia tidak mengenal isi perusahaan, jika Evan terus bertanya mengenai kantornya, maka jika Robert tidak bisa menjawabnya, ini akan terasa tidak bagus.

Karena kehabisan cara, Robert hanya bisa menjawab, "Untuk sementara aku tidak mempunyai pekerjaan."

"PHK?" Tanya Evan sambil menyipitkan matanya.

"Terus saja menganggur." Robert menghempaskan nafasnya, memang benar tidak boleh berbohong, sekali berbohong, maka harus menyempurnakan kebohongan dan untuk itu harus berbohong lagi, dan memasuki sebuah siklus mati.

Yang paling pentingnya adalah kebohongan yang baru saja dibuat untuk menyempurnakan kebohongan ini belum tentu bagus.

Benar saja, mendengar jawaban dari Robert, Evan langsung terlihat benar-benar tidak puas dengan pilihan putrinya.

Selvy juga sadar kembali, dia juga memperhatikan penampilan Robert, dia lalu melirik kearah putirnya, Amelia, oh Amelia, sekalipun kamu tidak suka dengan pernikahan yang sudah jadi, setidaknya kamu harus carilah satu yang cukup pantas kan?

Orang miskin yang sama sekali tidak tahu untuk maju ini, apa yang sebenarnya kamu suka darinya?

Selvy mengelengkan kepalanya, namun perkataan ini tidak bisa dikatakannya sekarang, dia hanya bisa menahannya saja dalam hati.

"Meskipun Tuan Robert tidak tua, tapi juga sudah tidak kecil lagi, seorang lelaki seharusnya mempunyai sebuah usaha, jika tidak bagaimana caranya untuk menunjang sebuah keluarga? Mengandalkan istri?" Kata Evan.

"Benar kata paman." Kata Robert sambil menghapus keringatnya.

Melihat sikap Robert yang masih terbilang bagus, Evan lalu mengiyakan, sepertinya anak muda ini masih tertolong, setidaknya tidak terlalu parah.

Lalu Evan kembali bertanya, "Tuan Robert, malam ini adalah acara ulang tahun putriku, kamu adalah pacar dari Amelia, hadiah apa yang kamu persiapkan?"

Mendengar perkataan ini, para tamu mulai menunggu, hadiah dari semua orang tidaklah biasa, setidaknya berharga 20 juta keatas, bahkan ada yang bernilai miliaran.

Sedangkan sebagai pacar Amelia, hadiah yang diberikannya tidak boleh terlalu biasa dan juga tidak boleh mengikuti kebanyakan orang, harus berbeda dan spesial, ini membuat orang menunggu hadiah apa sebenarnya yang dipersiapkan oleh Robert.

Jerry dan Camila terus menatapi Robert.

Bahkan Amelia sendiri saja juga sedikit berharap, semoga Robert bisa memberikan hadiah yang lumayan.

Didetik dimana semua orang menatapinya, Robert tersenyum canggung, dan mengosok tangannya sambil berkata dengan penuh maaf, "Hadiah......aku belum siap menyiapinya......"

Pfttt!

Seorang tamu yang sedang minum wine langsung menyemburkan winenya.

"Hadiahnya belum siap disiapin?"

"Aku terus saja merasa bahwa pacarku kurang bagus, hingga malam ini, barulah aku mengubah pemikiranku ini, karena sejeleknya dia, dia pasti akan memberikan hadiah kepadaku ketika aku ulang tahun!"

"Robert ini, langsung saja mengatakan tidak punya uang saja sudah cukup, masih bilang belum siap menyiapinya, menurutku, dia memang tidak punya uang untuk membeli hadiah!"

"Memang iya."

Tatapan para tamu sangatlah aneh, apakah orang ini datang untuk melawak?

Asalkan adalah orang normal, seharusnya tahu bahwa dimalam seperti begini, ulang tahun pacarnya sendiri, seharusnya memberikan sebuah hadiah yang disukainya bukan?

Tapi orang ini malah tidak melakukannya.

Entah harus salut terhadapnya atau meledeknya.

Intinya, kesabaran Evan sudah habis, dia boleh tidak mempedulikan orang ini miskin, tapi dia sangatlah peduli dengan orang ini tidak memberi perhatian terhadap Amelia.

Sedangkan ibunya, Selvy, juga terlihat berekspresi buruk, tidak ada mertua yang akan suka dengan menantu yang miskin, sekalipun menantu ini seganteng apapun itu.

Amelia sudah hampir menangis, jika dia tahu dari awal Robert lupa membawa hadiah, dia seharusnya mengingatkannya!

Mampus sudah sekarang, dia tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah ini sekarang.

"Hahaha, bahkan hadiah saja tidak dibawa, masih berani datang menghadiri perjamuan, orang zaman sekarang sungguh tidak sopan sama sekali."

Seketika, didalam rombongan para tamu, terdengar sebuah suara ledekan, lalu seorang lelaki berjas biru keluar sambil memegang sebuah kotak kecil.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu