My Tough Bodyguard - Bab 500 Jendela di atas ketinggian puluhan ribu meter

Pesawat akan segera lepas landas.

Awak pesawat yang bertugas akan berjalan bolak-balik untuk memperingatkan hal-hal yang perlu diperhatikan.

“Nona, pintu kabin sudah ditutup, mohon anda untuk menonaktifkan ponsel.” Seorang pramugari memberikan peringatan pada Masami Chiba ketika dilihatnya masih diam tertegun sambil melihat ponsel.

Di dalam pesawat tidak boleh mengaktifkan ponsel, karena akan mengganggu gelombang radio, dan akan mempengaruhi keadaan pesawat.

Banyak sekali terjadi kecelakan pesawat di udara, karena para penumpang tidak mendengarkan tindakan pencegahan ini, masih mengaktifkan secara diam-diam, dan mengakibatkan terjadinya kecelakaan udara.

Sekalipun di zaman sekarang ini, sebagian kecil perusahaan penerbangan mengizinkan ponsel tetap aktif, namun hanya dengan mode penerbangan, lalu melarang untuk melakukan panggilan dan data internet.

Setelah pintu kabin ditutup, pesawat akan segera lepas landas, hal yang harus dilakukan oleh awak pesawat yang bertugas adalah memperingatkan para penumpang untuk menonaktifkan ponsel.

Namun, pramugari ini sudah mendesak Masami Chiba beberapa kali, dan tidak mendapat respon dari pihak kedua yang hanya memandang sebuah foto di ponsel dan tertegun.

Pramugari merasa kewalahan, apalagi ini adalah kabin kelas satu, penerbangan internasional, dia tidak berani mendesak terlalu keras dengan penumpang yang bisa duduk di kabin kelas satu yang mahal.

Tapi jika dia tidak mengingatkan Masami Chiba untuk mematikan ponsel, maka dia sudah melanggar peraturan penerbangan.

“Nona, anda perlu bantuan dari kami?” Pramugari hanya bisa bertanya dengan suara pelan, sama-sama wanita, dia bisa melihat nona ini ada beban pikiran, kemungkinan karena pria yang ada di foto tersebut.

“Aku mau turun pesawat.” ujar Masami Chiba sambil bangkit berdiri.

Pramugari merasa dipersulit dan berkata : “Nona, pintu kabin sudah ditutup, tidak bisa turun lagi.”

“Aku mau turun pesawat.” Masami Chiba mengulang kata-katanya.

“Mohon anda tunggu, aku lapor dulu.” kata pramugari kewalahan.

Tidak lama kemudian, kepala pramugari datang menghampiri, seorang wanita setengah baya, dengan paras yang baik dan ramah, membuat orang merasa dekat.

“Halo nona, ada yang bisa kami bantu?” tanya kepala pramugari dengan penuh senyum.

“Buka pintu kabin, aku ada hal mendesak dan harus turun.” kata Masami Chiba.

“Mohon maaf nona, permintaan ini tidak bisa kami sanggupi, jika sebelum pintu kabin di tutup, anda ingin turun pesawat, meskipun harus ada pembersihan kabin, dan mungkin dengan sedikit pertimbangan, masih bisa diusahakan. Tapi sekarang pintu sudah ditutup, kalau anda ingin turun pesawat, harus melewati banyak prosedur, ini adalah masalah yang sangat repot, dan demi kepentingan orang banyak kami tidak bisa menyetujui permintaan anda, harap anda bisa mengerti.” kata kepala pramugari dengan ekspresi wajah yang menunjukkan penyesalan.

Pesawat adalah alat transportasi yang paling aman di dunia, di samping itu tingkat kematian juga yang paling tinggi, kalau saja terjadi kecelakaan, persentase kematian seratus persen.

Jadi, pemeriksaan keamanan para penumpang pesawat perlu diberlakukan dengan ketat.

Banyak hal yang menakutkan, ada yang suka membuat kecelakaan udara, mereka membuat bom dan sejenisnya, melalui sebuah saluran secara rahasia membawa naik ke dalam pesawat, lalu mencari kesempatan untuk meminta turun pesawat.

Begitu pesawat mulai lepas landas, akan mengakibatkan ledakan dan kerusuhan.

Untuk mencegah kondisi yang demikian, jika ada penumpang yang meminta turun pesawat sebelum lepas landas, maka akan membuat awak pesawat menjadi waspada.

Berdasarkan peraturan penerbangan, jika ada satu penumpang minta turun dari pesawat, maka petugas penerbangan harus melakukan pembersihan kabin, yaitu kembali melakukan pemeriksaan secara total terhadap pesawat, untuk menghindari ada orang yang meletakkan barang berbahaya.

Pembersihan kabin memakan waktu berbeda bisa dari empat puluh lima menit sampai dua jam.

Setelah pembersihan kabin selesai, dan memastikan tidak ada yang berbahaya baru mengizinkan pesawat lepas landas.

Dan semua penumpang pesawat harus bekerja sama.

Ini adalah sebuah hal yang sangat membuang-buang waktu, dalam kondisi normal pasti tidak akan mengizinkan penumpang turun pesawat.

Dan kondisi yang dialami Masami Chiba adalah pintu kabin pesawat sudah ditutup, saat ini memohon untuk turun pesawat perlu melewati banyak tahap, lebih merepotkan lagi.

Jadi biar bagaimanapun, awak pesawat tidak akan menyetujui permintaan Masami Chiba.

Masami Chiba juga sudah berpikir jelas, karena itu dengan pelan dia duduk kembali, menyerah dengan tindakannya.

“Nona, pesawat sudah mau lepas landas, mohon anda nonaktifkan ponsel, boleh?” kata kepala pramugari dengan ramah, melihat kerja sama dari Masami Chiba, dia baru bernapas lega.

Masami Chiba menuruti permintaannya untuk menonaktifkan ponsel dan memasukkan ke dalam tasnya.

“Terima kasih atas kerja samanya, semoga perjalanan anda menyenangkan.” Kepala pramugari dan pramugari satunya berlalu pergi dengan senyum.

Masami Chiba duduk di atas kursi, matanya memandang pemandangan di luar jendela, dengan kerutan di alis dan merasa sedikit kurang tenang.

Dia bukanlah orang yang suka membuat keributan di tempat umum, dari kecil dia dididik oleh keluarga Chiba untuk bersikap sopan santun dan rendah hati, selama ini dia menjaga budi halusnya ke dasar yang dalam dan kuat.

Hanya saja kali ini mengetahui Robert Wind Stalker, ternyata adalah orang yang bertemu dengannya di bandara selama empat kali, dia sendiri malah menyia-nyiakan kesempatan empat kali ini, membuatnya sedikit tidak sabar.

Teringat kembali setiap kali pertemuan, selalu saja ketika dia datang membuat masalah di CBD, dan sebaliknya Robert membuat masalah ke kota Fusang.

Terutama pertemuan pertama kali, andai saja bisa, Masami Chiba berharap dirinya bisa naik ke mesin waktu, dan kembali ke waktu itu.

Dia akan membunuh Robert tanpa ragu, maka keluarga Chiba tidak akan sampai terbunuh secara kejam.

Sangat disayangkan semua sudah terlambat.

Dia menarik napas dalam, meskipun sudah terlewat empat kali, untungnya dia sudah mengetahui sosok pihak lawan, pertemuan selanjutnya tidak akan hanya lewat saja, tapi akan bertarung mati-matian.

Dia sudah membuat keputusan, begitu pesawat sudah berhenti di bandara Tokyo, dia akan segera membeli tiket lagi, kembali ke CBD dan mencari masalah dengan Robert.

Agaknya Robert juga menganggap pertemuan empat kali mereka hanya kebetulan, dengan orang selewat yang ditakdirkan untuk bertemu.

Saat ini jika dia mendekati Robert, pihak lawan pasti akan senang, setelah dia mengendurkan kewaspadaan, itu adalah kesempatan yang paling baik bagi Masami Chiba untuk mulai bertindak.

Kalau begitu dihitung-hitung empat kali pertemuan ini masih ada keuntungan bagi Masami Chiba, tidak semuanya percuma.

Setelah berpikir jernih di titik ini, hati Masami Chiba serasa lebih baik, dia siap untuk tidur sejenak, beberapa jam lagi dia masih akan kembali ke sini,dan bertarung dengan Robert.

Kursi bergetar, pesawat mulai meluncur di landasan, bersiap untuk lepas landas.

Tiba-tiba di jalan pintu masuk terjadi sedikit keributan, tampaknya terjadi bentrokan antara sekelompok orang di bawah.

Sebuah bayangan yang bergerak di bawah terlihat lewat sudut mata Masami Chiba dan menarik perhatiannya, dia sadar dan langsung melihat ke luar jendela, dan melihat Robert yang berlari dari ruang tunggu ke jalan masuk pesawat, dibelakangnya diikuti sekelompok petugas bandara, namun siapapun tidak bisa menghentikan dia.

Masami Chiba berubah ekspresi wajahnya, melalui jendela dia menatap Robert dengan dingin.

Robert juga melihat Masami Chiba, menghentikan langkah, dengan tatapan dingin menatap Masami Chiba yang kelihatan dari jendela pesawat.

Pada saat ini, meskipun kedua orang ini terpisah oleh jarak, namun maksud hati saling terhubung, sama-sama telah mengerti bahwa pihak lawan sudah mengetahui identitas masing-masing.

Pesawat masih meluncur di landasan, namun kecepatan sudah tambah laju, moncong pesawat sudah naik, roda berputar, dan segera akan terbang.

Sekarang Masami Chiba tidak mungkin turun pesawat, Robert juga tidak mungkin naik, nasib dua orang yang bermusuhan ini dan tatapan mereka terpisah begitu saja dan semakin jauh.

Hingga bayangan Robert tidak kelihatan lagi, Masami Chiba baru mengalihkan pandangannya, dalam hatinya melintas niat yang tak terhitung.

Takutnya rencana awal sudah tidak bisa digunakan lagi, tampaknya Robert telah mengetahui dirinya adalah Masami Chiba, ingin mendekatinya, itu sudah menjadi hal yang tidak mungkin.

Kelihatannya perlu memikirkan rencana yang lain.

Kini lagi di angkasa, diluar jendela terlihat awan putih yang bergulung-gulung, bermacam-macam pikiran memenuhi kepalanya, membuatnya tidak merasa kantuk sama sekali.

Tiba-tiba ada bayangan orang muncul dari samping dan menutupi garis cahaya.

Masami Chiba sedang memikirkan bagaimana mendekati Robert, karena itu dia tidak begitu peduli.

Dia adalah putri keluarga Chiba, dulu banyak orang yang bersikap baik dan selalu menyanjung dirinya, Masami Chiba belajar bagaimana tidak memperhatikan orang sekitarnya dan memusatkan perhatian pada urusan sendiri.

Oleh sebab itu, gangguan orang di samping tidak akan mempengaruhinya.

Namun dengan cepat dia merespon, sontak dia mengangkat kepala, dan manik matanya mengecil.

Di sini adalah lapisan awan di angkasa, dan tempat dia kabin kelas satu tidak ada tempat duduk lain di sisinya.

Bayangan orang muncul di sebelah kirinya.

Tidak ada apa-apa di sebelah kiri hanya sebuah jendela.

Luar jendela dengan ketinggian puluhan ribu meter.

Masami Chiba tidak memutar kepalanya untuk melihat ke luar jendela, namun dia bisa merasakan, pandangan mata orang yang ada di luar jendela terasa tidak asing.

Sekalipun terpisah oleh jendela yang tebal, dan tidak saling memandang, dia juga sudah tahu siapa bayangan itu.

Dia menarik napas, lalu pelan-pelan memutar kepalanya, dan melihat wajah Robert, nyaris menempel di jendela, dengan sepasang mata menatap tajam pada dirinya.

Ini adalah sebuah pemandangan yang sangat menakutkan, orang yang tidak pernah mengalaminya sulit untuk membayangkan suasana ini, kalau saja itu orang lain pasti sudah kaget setengah mati.

Masami Chiba sendiri terkejut sampai hampir tersedak, wajahnya berubah menjadi pucat, kedua tangannya spontan tergenggam erat, membuatnya dalam keadaan siap siaga.

Ketika bekerja di laboratorium Living Grow, dia bertemu dengan banyak orang unggul lainnya, dan tahu di dunia ini ada keberadaan sesuatu di luar pemahaman manusia.

Namun hanya mengetahui saja, berbeda kalau melihat dengan mata kepala sendiri.

Pada saat masalah terjadi pada diri sendiri, siapapun tidak akan bisa menjaga ketenangan hatinya.

“Ahhhh!”

Seorang pramugari yang melewatinya mengerling ke arah luar jendela dan melihat pemandangan ini, seketika wajahnya pucat pasi, langsung berteriak sambil kedua tangan menutup kedua pipinya.

Membuat semua penumpang di kabin kelas satu menunjukkan ekspresi tidak senang, mereka menghentikan pekerjaannya, satu per satu melongokkan kepala melihat ke arah pramugari, ingin mencari tahu sebenarnya apa yang telah terjadi.

“Ya ampun!”

Seorang penumpang pria dengan perawakan tegap dan kuat terkejut hampir terkencing di celana.

“Apa itu! ! !”

Penumpang lain kakinya lemas, langsung terduduk di atas lantai, keringat dingin bercucuran.

Suasana yang ketakutan memenuhi kabin kelas satu, semua penumpang kaget setengah mati dengan pemandangan ini.

Untungnya antara kabin kelas satu dengan kabin lainnya ada sekat terpisah, karena itu mau berteriak sekencang apapun, tidak akan terdengar oleh penumpang kabin lainnya.

Tidak lama kemudian, awak pesawat dan petugas lainnya melangkah cepat ke situ.

Semua orang dengan wajah serius mendengarkan laporan dari pramugari dan tanpa menunda segera menyusul untuk melihat sebenarnya yang terjadi.

Melihat pemandangan di luar jendela, semua awak pesawat terkejut setengah mati.

Segera ada orang yang mengutarakan kecurigaaannya.

Karena kepala Robert tidak bergerak sama sekali, tetap dengan satu posisi, ini membuat orang semakin curiga, apa ini lelucon, apakah itu hanya sebuah tempelan kertas yang kelihatan hidup?

Seorang petugas keamanan mengulurkan tangan, meraba-raba jendela, berniat mengukur dengan tangannya apakah itu hanya sebuah kertas.

Tepat saat itu, Robert mengedipkan matanya.

“Ahhhhh!”

“Adaaa hantuuu! ! !”

Sebuah gerakan kecil, membuat semua orang di dalam kabin kaget sampai kencing di celana, semuanya satu per satu menjerit ketakutan, dan mundur menjauh.

Hanya Masami Chiba yang tetap duduk di kursinya dengan tatapan yang dingin saling memandang dengan Robert.

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu