My Tough Bodyguard - Bab 207 Siapa Bilang Aku Mau Pergi?

Entah sejak kapan, suasana menjadi begitu menegangkan.

Hingga udara pun terasa pengab dan kaku.

Meghan dan Sellen melihat ke arah pelayan yang membawa kabar untuknya. Saat ini, seberapa tidak mengertinya mereka, tetap saja berhasil menangkap maksud perkataan Robert.

Ada yang tidak benar dengan orang ini!

Jika analisa Robert tidak salah, berarti pelayan itu adalah pembunuh!

Tadinya hanya bisa melihat kejadian penyamaran yang berujung pembunuhan di dalam film, kini sungguh melihatnya di depan mata, sungguh membuat kedua perempuan merasa tegang.

“Meghan, Sellen, menjauhlah.” Robert berkata dengan suara berat.

Kedua perempuan segera menganggukkan kepala, demi tidak menjadi beban bagi Robert, mereka pun kembali ke kamar masing-masing.

“Kenapa, masih tidak mau mengakuinya?” Robert tersenyum licik.

Pelayan itu menyeka keringat dan berkata: “Tuan, Tuan Qiu, aku tidak mengerti, apa maksud perkataan Anda….”

Saat gerakan menyeka keringat itu dilakukan, entah sejak kapan ada sebuah lipstik di genggaman pelayan itu. Dengan kuat dia menekan tombol di lipstik, pheng, phneng, pheng! Tiga kali suara tembakan terdengar, peluru melaju keluar dari lipstik!

Pelayan itupun tersenyum bangga, dia seolah telah membayangan bagaimana wujud Robert yang terjatuh karena tembakan itu.

Di dalam perkiraannya, dengan jarak yang begitu dekat, Robert tidak mungkin bisa merespon dengan cepat.

Tetapi dia telah meremehkan kemampuan Robert, jauh sebelum dia menyeka keringat, hawa mematikan dalam dirinya telah tertangkap oleh Robert. Hanya memiringkan kepala saja, Robert berhasil menghindari tiga peluru itu.

Robert menarik lengan baju pelayan itu, menekannya ke bawah dan menghajarnya dengan lutut, spontan melumpuhkan pelayan itu.

Semuanya belum berakhir, Robert masih terus memberi pukulan secara bertubi-tubi ke berbagai titik lemah di badan pelayan itu, hingga membuatnya terus termundur dan memuntahkan darah.

Pada akhirnya, Robert mencekik bagian leher dan menemukan sebuah lapisan tipis pada bagian atas leher.

Ssssttt!

Ketika ditarik sekuat tenaga, sebuah topeng kulit berhasil dilepaskan.

Pelayan itu terjatuh ke lantai. Saat wajah asli terlihat, ternyata memang sesuai dugaan, itu adalah Fernand!

“Topeng kulit asli?” Robert meraba permukaan topeng yang sedang dipegangnya, dengan ekspresi wajah menjadi suram. Topeng kulit zaman sekarang ada palsu dan asli, teknologi saat ini sudah mampu menghasilkan topeng kulit yang terlihat sangat asli, dan sebagian besar pembunuh akan menggunakannya

Pembuatan topeng kuli asli sangatlah mengerikan, sekalipun seorang pembunuh, kebanyakan pun tidak bersedia melakukan tugas pengambilan kulit manusia.

Fernand memuntahkan darah sebanyak 3 kali, dia baru mendapatkan penghajaran yang terlalu berat dari Robert, kelihatan jelas sudah tidak mampu lagi.

Pertarungan di antara para pembunuh selalu dilakukan dengan kecepatan tinggi, terutama karena perbedaan kemampuan yang begitu jauh, cukup dengan satu ronde saja sudah terlihat siapa yang menang, dan siapa yang kalah.

Tadinya Fernand mengira Robert hanya akan sedikit lebih hebat dibandingnya, jika menggunakan cara penyamaran, sepertinya peluang untuk menang akan sangat besar. Tetapi, sungguh tidak menyangka lawannya jauh lebih menakutkan dari yang dibayangkan.

Pandangannya menjadi sangat kabur, dengan mulut yang masih terus mengucap: “Bagaimana mungkin…bagaimana mungkin…”

“Tidak ada yang tidak mungkin!” Robert menatapnya dengan tatapan dingin, lanjut berkata: “Aku datang ke Kota C, tidak berencana untuk membunuh, tetapi karena kalian yang mencarinya sendiri, jangan salahkan aku tidak sungkan lagi.”

“Di kehidupan selanjutnya, jadilah orang biasa.” Selesai mengatakannya, Robert menarik Fernand yang sudah kehabisan tenaga sambil berjalan ke tepi jendela. Dia membuka jendela dan langsung menjatuhkannya ke bawah.

“Beres.” Robert menepuk tangan, sambil mengetuk pintu memanggil dua perempuan keluar.

Meghan melihat ke kiri, lalu ke kanan, kemudia bertanya dengan bingung: “Dimana, dimana pembunuh itu?”

“Sudah aku bereskan.” Robert tertawa dengan bangga.

……

Di luar hotel.

Ketua Zeng melihat jam sekilas, dalam hati memperkirakan waktu yang sudah hampir tiba.

Kerja sama dengan Fernand kali ini adalah atas perintah Ketua The Sands.

Ketua Zeng pun cukup kagum dengan teknik dan keahlian Fernand, tidak ada salahnya menyebut dia sebagai Pembunuh Legenda.

Dan Fernand adalah orang yang pandai memprediksi, sebelum The Sands melakukan aksinya, dia telah menduga pihak hotel tidak akan menyerahkan orang yang mereka mau, makanya masuk ke dalam hotel terlebih dahulu dan menyamar sebagai orang dalam.

Baru saja Fernand berhasil mematikan perangkat keamanan dalam hotel, meskipun tidak berhasil membantu The Sands menerobos masuk, tetapi pertahanan hotel sudah tidak sekuat sebelumnya lagi.

Hanya perlu melakukan peledakan demi menghancurkan pintu depan saja, hanya soal waktu saja.

Sesuai rencana, setelah mematikan perangkat keamanan hotel, Fernand akan mencari dan menyerang Robert.

Rencana yang sangat sempurna, secara sederhana, sesungguhnya begitu banyak orang yang mengepung diluar hanyalah sebagai persiapan saja, rencana A tentunya penyerangan yang dilakukan Fernand.

Jika Fernand gagal, barulah The Sands menerobos ke dalam hotel, dan melakukan penyerangan tanpa membiarkan Robert pergi. Inilah rencana B.

Saat melihat rencana A, Ketua Zeng tidak berhenti mengeluarkan keringat dingin. Setelah dipikir-pikir, sekalipun dia, mungkin saja terjebak dan masuk ke dalam kamar jebakan Fernand dengan patuh.

Setelah menghitung waktu, jika tidak terjadi kegagalan, saat ini Robery sudah masuk ke jebakan Fernand dan terjebak dalam kematian.

“Ketua, peledak sudah tiba!” Seoarang anak buah berlari menghampiri dan mengabarkan dengan gembira.

Ketua Zeng melihat sekilas gedung hotel itu, malah melambaikan tangan dan berkata: “Tidak buru-buru, tunggu dulu.”

Jika Fernand berhasil membereskan Robert, maka peledak ini sama sekali tidak diperlukan lagi.

Meskipun The Sands bisa selalu berkuasa di Kota C, tetapi jika memungkinkan, peledak itu tidak perlu langsung dihabiskan begitu saja, lagipula daya ledaknya pasti sangat menghebohkan.

Ketua Zeng bisa bertahan sampai hari ini tidak hanya mengandalkan keahlian dan kemampuan, tetapi juga otak.

“Cepat lihat!”

“Ada sesuatu terjatuh!”

“Itu orang!”

“Astaga, dari lantai 24 loh!”

Tiba-tiba, para anak buah The Sands menjadi heboh.

Ketua Zeng sedang memikirkan hal penting, sama sekali tidak sempat memerdulikan teriakan mereka.

Phengg!!!

Tetapi suara getaran secara tiba-tiba itu terdengar di telinga Ketua Zeng, spontan membuatnya terkejut, lalu menoleh ke belakang dan menyaksikan kejadian tak terlupakan seumur hidup.

Sebuah mayat terjatuh ke atas mobilnya!!

Darah segar bercucuran!

Yang lebih membuat Ketua Zeng kaget adalah identitas dari mayat itu, itu adalah Fernand yang baru saja menyusup ke dalam hotel!

Fernand…. Gagal?

Dan dijatuhkan hidup-hidup dari atas gedung oleh Robert?

Hati Ketua Zeng sangat terpukul, dia juga merasakan ketakutan yang mendalam, jika dia sedang berada di dalam mobil, tentu saja akan ikut terlibat!

“Kenapa ada pelayan yang terjatuh ke bawah?” Anak buah yang tidak mengerti akar permasalahan sangat kebingungan melihat Fernand yang mengenakan pakaian pelayan itu.

Ketua Zeng pun mengepal tangan dengan kuat, rasa terhina yang belum pernah ada langsung merasuki hatinya, dengan kuat dia pun berteriak: “Ledakkan! Ledakkan hotel ini! Bunuh Robert, akan diberikan hadiah 10 Miliar!”

Huaaa!!!

Semua anak buah The Sands sibuk memindahkan peledak yang dikirimkan dari pusat ke depan pintu utama hotel!

Begitu melihatnya, semua petugas hotel merasa sangat ketakutan, hingga sekarang mereka baru sadar bahwa kelompok geng bernama The Sands bisa melakukan hal yang segila itu!

Peledak!

China adalah negara yang melarang kepemilikan pistol bagi rakyatnya, dan semua senjata yang membawa bahaya tentu akan dianggap sebagai sebuah pelanggaran.

Dan bahan peledak bisa langsung dikategorikan sebagai serangan teroris!

“Cepat menjauh!” Para petugas keamanan berbondong-bondong menjauhi pintu utama, sambil memapah Ketua Petugas yang terluka meninggalkan lobby.

Humm!!!

Diiringi dengan suara ledakan yang hampir menulikan telinga, kaca tebal pintu hotel pecah menjadi serpihan!

“Serang!”

“Bunuh Robert Qiu!”

Para anak buah The Sands mengayunkan tongkat dengan semangat penuh, berteriak keras dan menerobos masuk bagai air yang mengalir, hanya suara gemuruh yang terdengar.

Berhadapan dengan anggota geng yang galak, para petugas sama sekali tidak berani menghadang dan melawannya, terpaksa memilih mundur demi menyelamatkan diri.

Tetapi sasaran mereka bukanlah sekumpulan petugas itu, melainkan Robert yang menetap di kamar lantai 24. Setelah membunuhnya, aka nada imbalan 10 Miliar yang mereka dapatkan, uang sebanyak itu cukup membuat semua orang tergerak!

“Cepat beritahu Manager Li!” Ketua Petugas segera berkata.

Sesungguhnya para petinggi hotel telah melihat kejadian itu dari rekaman kamera CCTV.

“Sungguh keterlaluan!”

“Kenapa boleh seperti ini?”

“Kenapa polisi belum datang juga? Memangnya mereka belum mengirimkan anggotanya? Cepat desak, desak mereka!”

“Jika membiarkan mereka sembarang terus, keamanan para tamu akan terancam, nama baik hotel kita pun tidak terselamatkan lagi!”

Para petinggi hotel sangat kesal melihat kejadian itu.

Manager Li pun memasang wajah panik, dia segera menelepon Robert dan menyampaikan: “Tuan Qiu, masalah semakin parah, pintu depan sudah dihancurkan, The Sands sudah menerobos masuk!”

“Oh begitu ya, terima kasih atas peringatannya Manager Li, kamu dan pihak hotel sudah berusaha maksimal, sisanya serahkan saja padaku.” Yang membuat semua orang merasa aneh, Robert sama sekali tidak panik, hanya memberi sedikit pesan dan menutup telepon.

“Robert, mereka sudah menerobos masuk!” Sellen yang terus mengawasi perkembangan dari dalam jendela pun menghampiri dan berkata dengan panik.

“Aku sudah tahu, kalian berdua, masuk dan tunggu di dalam kamar.” Robert berkata.

“Lalu bagaimana denganmu?” Meghan bertanya dengan panik.

Mata Robert mulai memerah, terlihat tatapan mematikan dari dalam. Dia berkata dengan senang: “Temani mereka bermain.”

Setelah pulang dari luar negeri, dia sering berpengalaman dalam pertandingan skala kecil, tetapi pertandingan dengan orang yang berjumlah ribuan itu sungguh belum pernah dia temui.

Sebelumnya di Kota Jiang Cheng, dikarenakan berbagai alasan, Robert tidak berkesempatan melepaskan semua keahliannya. Kali ini, di Kota C, hingga pihak kepolisian sekalipun tidak berani ikut campur, dia pun bisa bertarung sebebas mungkin dengan The Sands.

Soal jumlah orang yang tidak sebanding, sama sekali tidak menjadi masalah.

Saat kemampuan seseorang mencapai tingkatan tertentu, jumlah orang bukanlah penentu menang dan kalah lagi.

Meskipun tidak terlalu tenang, Meghan dan Sellen pun menyadari tetap berada disana hanya akan mengganggu Robert, mereka pun terpaksa menahan rasa cemas dalam hati dan kembali ke dalam kamar.

Tak, tak, tak!

Terdengar suara hentakan kaki dari pintu lift dan pintu tangga, sekumpulan anggota geng muncul di koridor dengan tongkat besi dan pedang di tangan!

“Itu dia!”

“Saudaraku, maju!”

Saat menemukan Robert berdiri di koridor, anggota-anggota geng itu pun mengepung dari dua sisi, dan menutupi jalan tanpa kebocoran sedikitpun.

“Anak muda, mau pergi kemana lagi kamu?” Seorang anggota geng tertawa dengan licik.

Robert pun membalasnya dengan senyuman, lalu tertawa seperti orang gila: “Kata siapa aku mau pergi?”

……

Di dalam kamar.

Mendengar suara perkelahian di luar, kedua perempuan merasa sangat panik.

“Meghan, bagaimana ini?” Sellen berkata dengan tegang.

“Jangan tegang, seharusnya Robert masih bisa bertahan, aku telepon dulu!” Meghan langsung mengeluarkan handphone, lalu menelepon nomor Kakek Jiang dan berkata dengan yakin: “Kek, kali ini aku menelepon untuk berpamitan dengan Kakek!”

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu