My Tough Bodyguard - Bab 174 Aku Benar-benar Adalah CFO!

Mendengar perkataannya, Vanessa langsung kaget, "Uang sewa satu tahun? Berarti kamu sudah membayarkan 240 juta?"

"Iya." Robert menganggukkan kepalanya.

Vanessa bergegas mengeluarkan hp dan ingin mentransfer uang kepada Robert, sekarang e-banking sudah sangatlah praktis.

Robert lalu menghalangi Vanessa dan berkata, "Apa yang kamu lakukan?"

"Aku masih ingin bertanya apa yang kamu lakukan! Robert, sekalipun kamu kaya namun ini juga adalah 240 juta!" kata Vanessa dengan marah.

Robert senang, "Kamu sungguh lucu, aku membayarkan 240 juta untukmu, aku saja tidak menyayangkannya namun malah kamu marah?"

Vanessa tudah tidak tahu apa yang harus dikatakan, dia lalu duduk disamping dan tidak mempedulikannya.

Dan dengan waktu senggang ini, Robert juga mendekorasi rumah Vanessa.

"Akhirnya selesai!" Robert berkata dengan puas.

marah Vanessa sudah hampir reda semua, disamping dia tidak berdaya, dia mengangkat kepalanya dan melihat rumah yang didekorasi oleh Robert selama berjam-jam.

Sekali dilihat, langsung membuat Vanessa kaget.

Dekorasi didalam kamar sangatlah rapi, membuat orang merasa seperti tinggal dihotel bintang lima, meskipun Vanessa tidak pernah tinggal dihotel bintang lima, namun dia sering melihatnya di tv.

Sebelumnya Vanessa masih merasa bahwa meskipun rumah ini bagus, namun 20 juta satu bulan sungguh mahal sekali, dan membuat orang merasa takut.

Namun sekali didekorasi seperti begini oleh Robert, Dia tiba-tiba merasa bahwa 20 juta sungguh berarti.

"Bagaimana, lumayan kan?" kata Robert.

"Bagus, bagus......" Vanessa menganggukkan kepalanya dengan kaku.

"Baik, jika rumah sudah diatasi, maka aku akan bawa kamu ke kantor." kata Robert.

"Kantor?"

Vanessa masih bingung, dia bersiap untuk mencari pekerjaan baru besok, mengapa Robert langsung mengungkit kantor lagi?

Otaknya bingung, Vanessa hanya bisa mengikuti Robert hingga kesebuah gedung tinggi.

Melihat bahwa ini adalah Perusahaan Besar Mo, Vanessa langsung ingin pergi, jika bukan Robert terus menariknya, dia mungkin saja akan langsung mundur.

"Robert, kamu, jangan-jangan kamu mau menrekomendasikan kaku kerja di Perusahaan Besar Mo?" kata Vanessa sambil menelan ludah.

"Tentu saja, jika tidak kamu kira mengapa aku mencari rumah itu untukmu tentu saja karena dekat dengan kantor, benar-benar, jika bukan karena harga rumah tiba-tiba melonjak dan tidak ada rumah yang lebih bagus lagi, jika tidak aku tidak akan mencarikan rumah yang begitu buruk untukmu." kata Robert.

Mendengar perkataan Robert, Vanessa berpikir, memang benar rumah itu hanya berjarak puluhan meter dengan Perusahaan Besar Mo saja.

Tapi kata Robert, dimatanya ini hanyalah rumah buruk saja, ini membuat Vanessa tidak tahu harus bagaimana.

"Robert, sepertinya ini kurang bagus, bagaimana jika Perusahaan Besari Mo tidak menginginkanku? bukankah dengan begitu kamu akan memalukan? lagipula karyawan biasa seharusnya tidak punya hak untuk merekomendasikan karyawan baru untuk bekerja disini bukan?"

"Iya, karyawan biasa memang tidak ber hak untuk merekomendasikannya, tapi kata siapa aku adalah karyawan biasa di Perusahaan Besar Mo?"

Robert menunjuk wajahnya dan berkata, "Aku adalah CFO Perusahaan Besar Mo, aku adalah ketua dari sebuah divisi, kamu bilang aku tidak berhak untuk merekomendasikan kamu bekerja disini?"

"Terus saja membual, waktu itu kamu masih bilang bahwa kamu adalah manager Finance, sekarang langsung berubah menjadi CFO? sekalipun naik jabatan, juga tidak seharusnya secepat ini bukan?" kata Vanessa.

"Ini memang bukan aku membual, sebentar lagi aku akan menjadi Vice Presiden Perusahaan Besar Mo." kata Robert.

"Hah, tunggu saja nanti." Vanessa jelas tidak mempercayainya.

Robert juga tahu bahwa satu-satunya cara untuk membuat Vanessa percaya dengan perkataannya sendiri adalah membuatnya bekerja disini, dia lalu tidak lagi berkata dan menarik tangan Vanessa untuk masuk kedalam.

Vanessa melihat ada beberapa satpam yang terlihat kuat, dia lalu takut, disamping ditarik oleh Robert, dia berbisik, "Robert, kita cepat pergi saja. Aku dengar diperusahaan Besar Mo jika tidak mendapat persetujuan atau booking terlebih dahulu, kamu tidak akan boleh masuk. Jika nanti satpam tidak memberiku masuk, dan menhentikan kita didepan pintu, maka itu akan bermasalah, dan akan mempengaruhi namamu." kata Vanessa dengan khawatir.

"tenang saja, diseluruh gedung Perusahaan Besar Mo, tidak ada tempat yang tidak dapat aku pergi." kata Robert dengan percaya diri.

Sambil berkata, mereka sudah sampai didepan pintu.

Hari ini adalah shift kapten satpam, Tony, Sekali melihat Robert menarik seorang gadis cantik, dia lalu berjalan kemari.

Dia tercengang duluan, lalu dia terlihat salut, memang hebat tuan menantu, dia bahkan beraninya menarik tangan gadis lain dihadapan publik, dia tidak takut CEO Alice marah?

Jika ini adalah biasanya, Tony pasti akan memanggilnya tuan Menantu, tapi kali ini dia menggantinya, "CFO Robert, Anda sudah pulang berdinas?"

Robert langsung mengerti maksud Tony, dia berkata, "Kamu ini! Apa yang kamu pikirkan!" dia lalu menyapa lagi dengan beberapa satpam lain dan masuk kedalam.

"Satpam Perusahaan Besar Mo memang humoris." Kata Vanessa.

Robert senang, dia sangatlah akrab dengan tim satpam perusahan Besar Mo, ada yang mengatakan mereka galak, ada juga yang mengatakan mereka sibuk, namun yang mengatakan mereka humoris hanya ada Vanessa saja, dia lalu bertanya, "Mengapa kamu berkata seperti itu?"

"Jika tidak mengapa mereka akan bersekongkol denganmu untuk menipuku?" kata Vanessa.

"Apa, apakah kamu masih tidak percaya bahwa aku adalah CFO Perusahaan Besar Mo?" kata Robert.

"Hmph, jangan kira kamu bersekongkol dengan beberapa satpam dan akan menipuku, CFO Perusahaan Mana yang akan akrab dengan satpam?" Bagaimanapun Robert menjelaskan, Vanessa tetap saja tidak percaya.

Sambil berkata, ada seorang gadis cantik yang mengenakan pakaian berwarna putih datang kemari dan menyapa sambil tersenyum, "CFO Robert, apa kabar."

"Oh, Candy, apa kabar." balas Robert sambil tersenyum.

"CFO Robert, apa kabar."

"CFO Robert, sebentar lagi divisi kami akan mengantarkan sebuah laporan ke divisi Finance, mohon Anda veifikasi nanti."

"CFO Robert, kapan kamu luang? kita pergi makan nanti>"

Di ruang besar, setiap karyawan yang lewat menyapa Robert dengan ramah, dan mereka semua tidak langsung memanggil nama Robert, melainkan CFO Robert, sikapnya sangatlah baik sekali.

Melihat ada begitu banyak orang yang membantu Robert berakting, Vanessa berkata, "Robert, sungguh baik relasimu di Perusahaan Besar Mo, ada begitu banyak orang yang bersedia membantumu membohongiku."

Sekali berkata hingga disini, Vanessa melirik Robert.

Meskipun dia mengatakan tidak percaya, namun hatinya sudah mulai terguncangkan.

Sebaik apapun relasi Robert, tidak mungkin juga dia bisa begitu akrab dengan begitu banyak karyawan dari divisi lain.

Dan yang paling pentingnya adalah tadi Vanessa menyadari bahwa diantara orang-orang yang menyapa Robert, ada beberapanya adalah paruh baya, dari penampilannya juga terlihat adalah pemimpin, merupakan manager dan sejenisnya.

Namun mereka semua tanpa terkecuali tersenyum kepada Robet dan terlihat ingin membaik-baikkan Robert.

Ini membuat Vanessa sedikit merasa penasaran.

Karena dari sudut pandang biasanya, ini pasti tidak mungkin.

kecuali......

Robert tidak berbohong, dia aalah CFO.

Namun kemungkinan ini sungguh kecil sekali, karena Vanessa tahu bahwa untuk bisa menjadi CFO Perusahaan Besar Mo, yang dibutuhkan pasti tidak hanya kemampuan saja.

Robert baru saja pulang dari luar negeri, Vanessa tidak tahu jelas dia punya kemampuan atau tidak, tapi dia tahu bahwa Robert tidak punya pengalaman untuk memegang jabatan ini.

Didalam benaknya, dia menghilangkan pemikiran yang tidak mungkin ini dan berpikir, sampai kapan Robert akan berpura-pura.

Robert sudah tidak ingin berkata lagi, dia menarik Vanessa dan memasuki lift untuk langsung pergi ke Divisi Finance.

Melihat Robert pulang, para gadis di divisi Finance menyapa kepadanya.

"Kalian semua jangan main game terlalu banyak, bekerjalah dengan baik." Kata Robert sambil menunjuk mereka.

Ketika Robert masuk kedalam divisi Finance, langsung membuat banyak orang mulai main game Moba.

Semua orang tahu bahwa Robert menyukai game ini, untuk berdekatan dengan pemimpin, para gadis juga mulai main game ini, ada yang kecanduan dan main diam-diam ketika kerja, bahkan sudah ditangkap oleh Robert beberapa kali.

"Baik, CFO Robert."

Jawab para gadis serentak.

Vanessa tertawa dengan suara kecil.

"Apa yang kamu ketawakan?" Robert meliriknya.

"Robert, sudah saat ini, kamu jangan berpura-pura lagi, nanti jika CFO yang benaran keluar dan melihatmu berpura-pura menjadi CFO, dia pasti tidak akan senang." kata Vanessa.

"Apaan benar atau palsu, aku adalah CFO." kata Robert.

Sambil berkata, Robert sudah melangkah kedepan pintu CFO dan akan masuk.

Vanessa menariknya, dia berkata dengan terburu-buru, "Robert, kamu jangan keseruan berakting, CFo ada didalam, jika dia marah, maka nanti akan bermasalah."

Robert menghempaskan nafasnya dan langsung masuk kedalam.

Vanessa lalu mengikutinya, barulah dia menyadari bahwa tidak ada siapa-siapa didalam kantor CFO.

Robert langsung duduk di kursi CFO dan mengeluarkan rokok dalam laci dan mulai merokok.

"Robert, kamu..." Vanessa melihat adegan ini dengan kaget.

Robert tahu bahwa Vanessa masih sedikit tidak percaya, dia lalu mengeluarkan surat pengumuman dalam lacinya dan memberikannya kepada Vanessa, "Lihat isi diatasnya."

Vanessa melihatnya dan kedua tangannya gemetaran, karena dia melihat dengan jelas bahwa diatas sana tertulis nama Robert.

Robert berkata, "Sekarang kamu sudah percaya bukan? Aku benar-benar adalah CFO!"

Robert......benar-benar adalah CFO?

Vanessa sangatlah kaget.

Melihat Vanessa yang melongo, Robert lalu melambaikan tangan dihadapannya, "Eh, apakah kamu pergi sekaget ini? apakah dimatamu aku bahkan tidak bisa menjadi CFO yang tidak ada apa-apanya ini?"

Vanessa sadar dan tahu bahwa Robert salah paham, dia bergegas mengelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, Robert, aku tahu kemampuanmu tinggi, tapi CFO Perusahaan Besar Mo bukan siapa saja sudah bisa menjabatnya, ini sungguh membuatku kaget."

"Siapa yang bilang aku adalah orang biasa?" kata Robert sambil tersenyum.

Vanessa juga pulih dari kekagetannya dan berkata, "Baiklah, Robert, aku salah."

Robert lalu berakta, "Nona Vanessa, sekarang aku memberitahukanmu dengan identitas CFO Perusahaan Besar Mo, kamu telah menjadi member dari divisi Finance, semoga kamu bisa berjasa untuk Perusahaan Besar Mo nanti."

Vanessa kaget, dia juga menjadi serius, "Aku pasti akan berusaha penuh untuk berjasa terhadap perusahaan."

Robert menganggukkan kepalanya, dan berkata, "Nona Vanessa, sekarang kamu punya dua pilihan."

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu