My Tough Bodyguard - Bab 47 Undangan Kepolisian

Sebuah mobil polisi berhenti di depan perusahaan Mo.

Maggie berhenti dan berkata kepada dua polisi pria: "Kalian pulang saja dulu, aku dan tuan Qiu masih ingin berbicara."

"Baik, ketua Fang."

Dua polisi pria itu pun mengangguk dan pergi.

"Hebat juga ya kamu mengatur bawahanmu, aku ini bukannya tersangka? Kamu ingin bicara berduaan saja denganku, tanpa proses hukum yang resmi, tapi mereka juga tidak berkomentar." Robert memujinya.

Maggie Fang berkata: "Karena kasusmu ini sudah ada yang menyelesaikannya. Kali ini aku mencarimu untuk hal lain, aku ingin ngobrol denganmu."

"Ngobrolin seputar kehidupan kita?" Kata Robert sambil tersenyum genit.

"Bisa tidak kamu serius sedikit?" Maggie memarahinya, lalu menarik nafas panjang dan berkata: "Ayo cari tempat duduk yang hening."

"Ayo." Kata Robert.

Di sebuah cafe.

Robert dan Maggie duduk di samping jendela.

Sambil mendengar musik melow, Robert mengaduk dan menyeruputi kopinya, dia menggeleng dan berkata: "Gulanya kebanyakan."

"Kamu pro juga." Maggie tersenyum, dia belum menyentuh kopinya sama sekali, Sejak masuk ke dalam cafe, dia terus menatapi Robert, seperti ingin menatapinya sampai menembus tulangnya dia baru merasa puas.

"Katakan saja, ada apa kamu mencariku?" Tanya Robert.

Maggie membuka mulutnya, saat ingin langsung mengatakan tujuannya, dia malah mengganti perkataannya: "Aku ingin tahu pendapatmu tentang kepolisian Jiang Cheng."

"Kepolisian Jiang Cheng?" Robert mengerutkan alinya, lalu kembali menunduk dan mengaduk kopinya: "Kamu ingin aku jujur atau bohong?"

"Tentu saja jujur." Kata Maggie.

"Sampah." Kata Robert.

"Maksudnya?" Maggie tidak mengerti.

"Tidak perlu bicarakan yang lain, polisi yang datang ke mall waktu itu masih belum memenuhi standar. Ini juga salah satu alasan kenapa persentase kejadian kriminal di Jiang Cheng tidak menurun bukan." Kata Robert sambil menggelengkan kepalanya.

Maggie pun merasa tidak senang: "Yang kamu lihat kan hanya satu contoh saja, tidak bisa mewakili satu kepolisian dong?"

"Aku tidak bermaksud merendahkan kepolisian, tapi kalau mau dibilang, kepolisian yang bertanggung jawab atas kota sebesar Jiang Cheng ini, sepertinya masih kurang serius. Aku yakin kamu juga pasti merasakan ini." Kata Robert.

Mendengar perkataan ini, Maggie pun terdiam, dia ingin menentangnya, tapi apa yang dikatakan Robert memang sedang menjadi masalah besar bagi kepolisian, dia pun bertanya: "Kalau begitu, menurutmu seharusnya bagaimana?"

"Sangat gampang, lakukan perubahan, ganti orang-orang yang duduk di posisi atas, biarkan orang yang benar-benar mampu yang naik ke atas, dalam waktu setengah tahun, kepolisian Jiang Cheng pasti akan berubah."

Sampai disini, Robert merasa sedikit menyesal: "Tapi, kalau benar-benar mau dilakukan, akan sangat sulit, untuk saat sekarang ini, perubahan keorganisasian sepertinya masih belum bisa dijalankan."

"Sadar juga kamu, tidak mengerti inti permasalahan yang ada, tapi bilang ingin melakukan perubahan, benar-benar sembarangan!" Kata Maggie.

Setelah itu, Magie pun meminta banyak pendapat dan saran dari Robert tentang tim kepolisian, sesuai dengan keadaan yang dikatakan Maggie, Robert memberi banyak saran yang berguna, ini membuat Maggie merasa kagum.

Robert sampai kehausan, dia sudah meminum tiga gelas kopi, tapi Maggie masih terlihat sangat bersemangat.

"Berhenti berhenti, kalau dilanjutkan lagi, bibirku pecah." Kata Robert.

Maggie masih belum puas, tapi dia juga tidak ingin memaksa Robert, dia pun berkata: "Tuan Qiu, terima kasih atas saranmu, aku akan mengingatnya dan menerapkannya."

Kalau memang bisa membantu, itu akan menjadi sebuah kehormatan bagiku." Robert tersenyum dan berkata: "Ya sudah, ketua Fang, kita sudah ngobrol panjang, kopi juga sudah habis berapa gelas, kalau kamu masih tidak mengatakan apa tujuanmu sebenarnya, aku pergi dulu ya."

"Kita sudah ngobrol panjang, memangnya ini bukan tujuanku?" Kata Maggie.

"Oke deh, kalau memang ini tujuanmu. Sudah malam, aku pulang dulu ya." Kata Robert sambil ingin berdiri.

Maggie menariknya dan menatapnya kagum: "Eh eh eh jangan pergi dulu, aku masih belum mengatakan tujuanku, oyah, kenapa kamu bisa tahu kalau aku masih belum mengatakan tujuanku?"

"Sejak tadi kamu terus membicarakan tentang kepolisian Jiang Cheng, tapi hanya berputar-putar di satu topik, jelas sekali, apa yang ingin kamu katakan sebenarnya masih belum kamu katakan."

"Pengamatanmu benar-benar luar biasa!" Maggie mulai mengaguminya.

"Katakan saja, ada apa?" Tanya Robert.

Maggie pun duduk tegak, pandangan matanya memunculkan rasa hormat, dia berkata serius: "Tuan Qiu, aku mewakili kepolisian Jiang Cheng, mengundangmu untuk bergabung di kepolisian Jiang Cheng, berjuang bersama kami demi keamanan warga Jiang Cheng!"

"Bergabung di kepolisian Jiang Cheng?" Robert merasa lucu, dia pun menggelengkan kepalanya: "Tidak bisa, aku tidak tertarik."

"Kenapa?" Maggie tidak mengerti: "Jaminan untuk kepolisian sangat bagus. Apalagi, dengan kemampuanmu, setelah lulus tes, kamu pasti bisa jadi polisi hebat!"

"Tapi cita-citaku, bukan menjadi polisi. Maaf, aku tidak bisa menerima undangan ini." Robert menggeleng.

Melihat sikap tegas Robert, Maggie pun merasa kecewa: "Oke deh, aku tidak akan memaksamu. Tapi kalau nanti kamu berubah pikiran, kamu harus beritahu aku, pintu gerbang kepolisian akan selalu terbuka lebar untukmu!"

"Oke deh, kalau aku berminat aku akan memberitahumu." Robert mengangguk dan berkata dalam hati: Selamanya tidak akan terjadi.

Karena tidak berhasil, Maggie pun berdiri dan ingin pamitan. Tapi saat dia ingin berbicara, hpnya pun berbunyi.

"Kak Maggie, cepat tolong aku!"

Terdengar suara minta tolong yang volumenya cukup kecil!

Ekspresi Maggie pun berubah, dia bertanya: "Lanny, jangan takut! Kamu dimana, apa yang terjadi?"

"Aku ada di dalam pabrik daging babi olahan "Yang Min" di daerah Barat kota Jiang Cheng.

Bos pabrik ini, mengolah daging babi mati dan dimasukkan ke pasar daging babi hidup.

Aku diam-diam masuk dan mengambil foto, dengan bukti-bukti ini, cukup untuk menangkap mereka!

Tapi aku sekarang sudah ketahuan, sekarang aku disekap di dalam pabrik! Kak Maggie, tolong aku, aku sudah tidak bisa bertahan!" Kata Lanny dengan cepat.

"Baik, kamu tetap disana, aku segera kesana!" Kata Maggie, dia lalu menutup teleponnya dan berjalan ke arah pintu.

"Lanny siapa?" Tanya Robert sambil berdiri.

"Dia wartawan media berita, sekarang dia sedang bermasalah!" Kata Maggie panik.

"Aku ikut kamu, mungkin bisa membantu." Kata Robert.

"Oke! Ayo pergi!" Maggie mengangguk, dia pernah melihat aksi bela diri Robert, kalau ada Robert, setidaknya dia akan aman.

……

Pabrik daging babi olahan Yang Min.

Semua pekerja pabrik sudah pulang, di dalam pabrik sudah kosong, tapi masih terang benderang.

Di salah satu sudut gedung pabrik ada lima orang pria paruh baya yang sedang memandang seorang gadis.

Gadis itu diikat di sebuah rak besi, beberapa kali gadis itu ingin melepas ikatannya tapi tidak berhasil.

"Tidak perlu buang-buang tenaga, kalau kamu tidak beritahu dimana fotonya, jangan harap kamu bisa keluar dari sini!" Seorang pria yang mempunyai bekas luka di wajahnya pun berkata.

"Mengancam dan menangkap wartawan, kalian sudah melanggar hukum! Ditambah lagi kalian memproduksi daging babi mati, kesalahan-kesalahan ini cukup membuat kalian masuk penjara seumur hidup!" Lanny memperingati mereka.

"Iya iya, kami memang melanggar hukum. Tapi kalau tidak tersebar kan tidak apa-apa?" Bos pabrik itu tersenyum.

Melihat senyuman bos pabrik itu, Lanny pun mengancamnya: "Aku wartawan koran Jiang Cheng, kalau rekanku tidak melihatku besok, dia pasti akan lapor polisi!"

"Bos, gadis ini memang keras kepala, tapi dia benar-benar cantik, lihatlah bodynya, wajahnya, sempurna!" Kata pria lainnya sambil menggesek-gesek telapak tangannya.

Setelah perkataan itu, pria lainnya pun ikut tersenyum licik, mereka menatap Lanny yang terikat dengan pandangan mata yang licik.

"Ka, kalian..."

Walaupun Lanny sangat tegas, tapi bagaimanapun juga dia itu wanita, melihat mereka seperti itu dia pun ketakutan, panik dan terus melihat ke arah pintu, mengapa kak Maggie masih belum datang!

Kalau sampai dia disentuh mereka di tempat seperti ini, dia tidak tahu harus bagaimana.

Saat ini, di luar pabrik terdengar suara mobil.

Bos pabrik pun terkejut dan berkata: "Gadis ini sudah meminta bantuan!"

"Bos, bagaimana ini?" Kata bawahannya yang sudah ketakutan.

"Jangan takut! Tutup mulut gadis ini, jangan sampai dia berbicara, kita sembunyiin dia dan lihat berapa banyak yang datang!" Kata bos pabrik.

Saat itu, Robert dan Maggie pun berjalan masuk.

"Dia dimana!" Mata Robert cukup tajam, baru saja masuk dia langsung menemukan Lanny yang terikat, dia ingin bergerak tapi tiba-tiba matanya menajam.

"Lanny!" Maggie panik dan tidak menyadari jebakan mereka, dia pun berjalan cepat ke arah Lanny.

"Uh uh uh uh!"

Mulut Lanny ditutup, dia panik dan hampir menangis, dia merasa sangat menyesal, kalau Maggie datang kepadanya dan dipukul oleh pria-pria ini, dia harus bagaimana!

Melihat Maggie berjalan mendekatinya, Lanny merasa sangat bersalah, kalau dia saja yang mati, tidak apa-apa, tapi kalau sampai Maggie juga mati, dia akan sangat merasa bersalah!

Maggie bisa melihat ketakutan dan kekhawatiran Lanny, tapi saat ini, Maggie tidak berpikir panjang, dia jongkok dan melepaskan penutup mulut Lanny: "Lanny, kamu tidak apa-apa kan?"

"Kak Maggie, cepat lari, mereka orangnya banyak!" Kata Lanny yang kepanikan.

"Ingin lari? Hehe, sepertinya sudah tidak sempat."

Saat ini juga, terdengar suara sinis dari belakang Lanny. Dia adalah bos pabrik ini, dia dan bawahannya berjalan keluar sambil tersenyum licik.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu