My Tough Bodyguard - Bab 23 Yang Kalah Berlari Telanjang

Robert menatap Marie, sorot matanya merenungkan sesuatu.

"Cepat sini!" Leon menoleh ke arah Marie sambil memanggilnya pelan.

Meskipun hatinya agak tak rela, namun setelah mengetahui identitas Robert, Marie pun ta berani macam-macam lagi.

"Tuan Qiu, sayalah yang bersalah waktu itu, saya minta maaf. Ini hadiah yang saya siapkan untuk Anda dari hati, mohon Anda terima," kata Marie pelan sambil menundukkan kepala.

Para anggota tim nomor 1 Departemen Pemasaran merasa agak sedih.

Selama ini, kesan Marie bagi mereka adalah tidak takut apapun. Ia memimpin tim nomor 1 dengan luar biasa.

Tapi kini, Marie malah tunduk minta maaf pada seorang karyawan baru.

Sangat canggung bagi Marie.

Menyadari tatapan ganjil dari seisi ruangan, rasanya Marie Xie ingin sekali menguburkan kepalanya dalam-dalam.

"Ketua Xie, setelah ini kamu tidak akan berniat mengusirku dari perusahaan lagi kan?" kata Robert dengan ekspresi tertawa yang tak tampak seperti tertawa.

Marie menampakkan senyuman yang bahkan lebih jelek dari tangis, "Saya tidak berani lagi, mau nyali sebesar apapun, saya juga tidak berani macam-macam dengan Tuan."

Leon Chen menambahkan beberapa kalimat lembut. Ia hanya berharap keadaan canggung ini bisa segera berakhir.

Untungnya Robert tidak berencana menyusahkan mereka. Tadi ia mendapat telepon dari Anderson, jadi ia sudah tahu kalau Leon akan mengakui kekalahannya. Mempertimbangkan kebaikan Perusahaan Besar Mo, Robert pun memutuskan untuk melepaskan mereka.

Perusahaan Besar Mo akhir-akhir ini sedang menghadapi banyak masalah internal dan eksternal. Kelihatannya memang stabil, namun musuh sudah masuk ke internal mereka sejak lama.

Meskipun Anderson masih berkuasa, namun perlahan mulai muncul keretakan di dalam perusahaan. Kekuasaan Anderson sudah tidak seefektif sebelumnya.

Robert baru masuk di perusahaan, kalau ia berbuat berlebihan, bisa-bisa kerugian yang didapatnya malah lebih besar.

Serangan Leon Chen kali ini termasuk pembelajaran kecil. Ia mau memberikan pukulan untuk para manajer senior perusahaan yang tidak tertib.

Setelah kejadian ini, nama Robert pun akhirnya tersiar di seluruh perusahaan. Semua karyawan tahu kalau di Departemen Pemasaran ada karyawan yang bukan orang sembarangan!

***

Keesokan harinya.

Robert baru saja duduk, Finley segera menuangkan teh untuknya sambil berkata, "Kakak Qiu, minumlah."

"Baik," Robert mengangguk.

George Zeng yang sedang sibuk memberikan tugas pada para pegawai pun juga segera berlari begitu melihat Robert datang, "Robert, apa kemarin malam tidurmu nyenyak?"

"Lumayan," jawab Robert.

Seluruh karyawan Departemen Pemasaran, entah yang kenal maupun tidak, semuanya berlari menuju Robert, berusaha berkawan dengannya.

Bagaimana lagi, Robert kini adalah bintangnya Departemen Pemasaran. Tidak hanya telah mencatatkan pemasukan sebesar 100miliar, ia juga didukung oleh Direktur Besar Mo, bahkan wakil direktur pun mengalah padanya.

Bahkan saat Hugo, si 'Sales Nomor 1' itu mencatatkan pemasukan sebesar 40miliar waktu itu, kehebohan di perusahaan tidak sebesar ini.

"Siapa Hugo?" Pendengaran Robert luar biasa baik. Ia mendengar tidak sedikit pegawai yang membandingkan dirinya dengan Hugo. Ia jadi penasaran.

Finley kebetulan sedang lowong, ia pun menjelaskan, "Hugo adalah anggota tim kita, juga 'Sales Nomor 1' di Departemen Pemasaran ini." Ia memelankan suaranya, "Beberapa tahun ini, tim 2 berhutang padanya. Karena dialah tim 1 tidak memukul kita terlalu keras."

Mendengar penjelasan Finley, Robert lumayan kaget.

Departemen Pemasaran terbagi menjadi 2 kelompok.

Tim 1 dipimpin oleh Marie. Para anggotanya sangat berbakat. Hampir 80% anggotanya adalah ahli pemasaran. Mereka punya banyak koneksi.

Sementara tim 2, para anggotanya melempem. Sebelum Robert datang, hanya ada Hugo seorang.

Hugo ini juga luar biasa. Selama 2 tahun berturut-turut, ia mencatatkan penjualan nomor 1 di perusahaan hingga menjadi 'Sales Nomor 1' di seluruh Departemen Pemasaran.

"Tapi, aku tidak suka orang ini, terlalu sombong," Finley mengerutkan alisnya.

Robert hanya mengucapkan sepatah 'oh'. Ia tidak terlalu peduli dengan hal ini. Ia pun mengambil ponsel dan melanjutkan gamenya.

Di saat karyawan sedang sibuk-sibuknya bekerja, seorang pemuda berpakaian jas Armani masuk.

"Aku kembali!"

Ia berjalan ke tempat yang paling mencolok di ruangan Departemen Pemasaran dan berkata lantang.

"Itu Hugo."

"Dia sudah kembali dari tugas dinas ya."

Para pegawai melihat ke arahnya satu demi satu.

Hugo sangat menikmati perhatian orang-orang ini. Ini membuat hatinya puas.

Tapi, kali ini ia tiba-tiba merasa suasana di Departemen Pemasaran tidak seperti biasanya.

Setiap kali ia kembali dari berdinas, para pegawai Departemen Pemasaran pasti akan berlari padanya untuk menuangkan teh dan menyanjung-nyanjungnya.

Namun kali ini, Hugo telah berdiri begitu lama, namun tak ada satu pun yang mengacuhkannya. Bahkan Finley yang biasanya paling dekat pun hanya mengangkat kepalanya, tidak berdiri menyambutnya.

"Hanya mendatangkan 40miliar selama 5 hari, efektivitas kita akhir-akhir ini tidak terlalu tinggi ya," gumam Hugo saat kembali ke tempat duduknya. Ia sengaja bicara seperti itu untuk diperdengarkan ke rekan-rekan di sekitarnya.

Mereka memang mendengar, tapi rekan-rekan yang biasa menyanjungnya itu diam saja hari ini.

Finley dan semua orang yang memahami sifatnya pun tertawa dalam hati.

5 hari? 40miliar?

Kalau dulu, itu memang jumlah yang besar. Mereka pasti sudah menyanjungnya tanpa perlu Hugo memberi isyarat.

Tapi kini?

Robert mencatatkan pemasukan sebesar 100miliar! Gelar 'Sales Nomor 1' sudah sejak lama berpindah tangan!

Mengetahui kalau tidak ada yang mengacuhkannya, Hugo pun marah. Ia menggunakan triknya.

Ada sebuah peraturan tak tertulis di Departemen Pemasaran, yaitu siapa yang menjadi 'Sales Nomor 1', ia punya hak untuk menyuruh karyawan lain menuangkan teh dan memijati pundaknya. Ini sebagai bentuk hadiah pada yang bersangkutan.

"Joyce, tolong pijat pundakku. Aku sangat lelah akhir-akhir ini," kata Hugo sambil menampakkan wujud kesakitan.

Joyce adalah salah satu pegawai wanita di Departemen Pemasaran. Wajahnya manis, dandanannya segar dipandang, dan yang paling penting adalah emosinya bagus. Ia disambut hangat oleh para pria di Departemen Pemasaran.

Sebagai sales nomor 1, Hugo memilik hak khusus. Joyce akan datang ketika dipanggil dan pergi ketika disuruhnya, selalu seperti itu.

Tak disangka, kali ini Joyce berani membantah, bahkan memutar bola matanya, "Aku sedang sibuk, kamu cari orang lain saja!"

"Finley, tolong tuangkan air untukku," seru Hugo setelah Joyce menolaknya. Ia merasa sedikit canggung.

Finley menampakkan sifat masa bodohnya. Ia memang menuangkan air, tapi tidak memberikannya pada Hugo, melainkan memberikannya pada Robert, "Kak Qiu, kau pasti haus ya?" katanya dengan wajah penuh senyuman.

Joyce mengapit mapnya, ia berpikir, sebagai satu-satunya wanita di tim 2, memberikan pijatan untuk sales nomor 1 adalah tanggung jawabnya. Dia seharusnya berinisiatif sendiri.

Maka dia pun berjalan ke arah Robert, meletakan mapnya, lalu mengulurkan kedua tangan dan memijat ringan pundak Robert. Ia bertanya sambil memijat, "Kakak Qiu, apakah segini nyaman?"

Bola mata Hugo hampir terjatuh. Ia tak bisa percaya, baru saja beberapa hari meninggalkan kantor, haknya ternyata telah dirampas oleh seorang pemuda asing.

"Siapa orang ini!" Mata Hugo mengobarkan amarah.

"Dia Robert, baru beberapa hari yang lalu masuk kerja. Dia sudah mencatatkan pemasukan sebesar 100miliar!" ujar rekan baik Hugo.

"100miliar?!" Hugo tercekat. Dirinya saja paling banyak hanya bisa mendapatkan 100miliar dolar, sementara bocah ini, baru datang sudah mendapatkan 100miliar? Benar-benar sihir!

Setelah mengetahui pencapaian Robert, Hugo pun baru mengerti kalau gelar 'Sales Nomor 1' bukan miliknya lagi.

Ada rasa seperti pangeran yang sedang diprovokasi dalam hati Hugo. Kehormatannya direbut oleh seorang pemuda yang baru 3 hari masuk kerja, keterlaluan!

"Hugo, kamu jangan berani-berani berurusan dengannya. Pemuda ini sangat tidak biasa," tegur seorang rekan. Wakil Direktur Chen saja sudah mengaku kalah, apalagi Hugo yang kenyataannya hanyalah pegawai biasa. Walaupun ia adalah sales nomor 1, tapi ia bukan lawan yang sebanding untuk Robert.

Perkataan rekannya ini malah membangkitkan rasa penasaran Hugo. Ia berjalan menuju Robert dengan tampang tak ramah.

"Kudengar kamu mendatangkan pemasukan besar beberapa hari lalu, mengesankan sekali!" ujar Hugo dengan nada menyindir.

Robert meminum tehnya dengan santai dan menikmati pijatan Joyce, rasanya sangat nyaman. Ia terkekeh, "Bukan soal mengesankannya, melainkan honor sales nomor 1-lah yang lumayan. Dengan perlakuan seperti ini, posisi sales nomor 1 selanjutnya adalah milikku!"

Mendengar hal ini, seisi Departemen Pemasaran diam-diam berkata kacau.

Semua orang yang mengenal Hugo tahu, sebutan 'Sales Nomor 1' adalah hal yang paling dipedulikannya.

Selama 2 tahun berturut-turut, Hugo sudah menganggap posisi ini sebagai pencapaiannya. Kini posisi itu direbut oleh Robert, dan tidak ada iktikad darinya untuk mengalah, maka sesuai sifat Hugo, ia pasti tak akan tahan.

Dan benar, raut wajah Hugo menggelap, ia tertawa dingin, "Milikmu? Sayang sekali, aku juga sangat menikmati perlakuan sebagai sales nomor 1."

"Oh, kalau kamu mampu, mengapa tidak rebut kembali posisi ini di kuartal selanjutnya saja?" kata Robert cuek.

Satu kuartal adalah 3 bulan, Hugo tak ingin menunggu selama itu. Ia pun berkata, "Kamu hanya beruntung saja. Berani bertaruh denganku? Sebelum akhir bulan ini, kita bandingkan prestasi kita, siapa yang prestasinya lebih banyak, dialah yang menjadi sales nomor 1!"

"Gila, untuk apa aku bertaruh denganmu?" kata Robert sambil menyumbingkan bibirnya.

"Tidak mau? Sepertinya kamu tidak bernyali ya?" ejek Hugo.

Robert meremehkannya, "Kamu mau bertaruh? Baik, bulan ini aku mendatangkan 100miliar. Kalau sebelum akhir bulan ini kamu juga bisa mendatangkan 100miliar, aku akan menyerahkan posisi ini ke tanganmu, bagaimana?"

Ekspresi Hugo seketika menegang. 100miliar? Itu kira-kira pemasukan yang didapatnya dalam setahun.

"Kamu hanya beruntung. Berhubung ini adalah pertaruhan, maka kita harus mengulang dari awal. 100miliar yang kau dapat sebelumnya tidak masuk hitungan," kata Hugo dengan nada yakin.

"Berhubung ini adalah pertaruhan, maka harus ada hadiahnya," wajah Robert dipenuhi candaan. Berhubung ini hanyalah permainan, dan Hugo yang mengemukakannya sendiri, maka ia akan menambahkan sedikit unsur hiburan, "Begini saja, yang kalah, harus berlari mengitari gedung Perusahaan Besar Mo sebanyak 3 kali dengan telanjang."

Mendengar hal itu, ekspresi Hugo langsung menegang. Perusahaan Besar Mo berada di tengah kota. Berlari telanjang sebanyak 3 putaran, keesokan harinya pasti akan muncul di koran kota Jiang Cheng.

Tapi Hugo dengan cepat berubah pikiran. Dengan kemampuan yang ia miliki, asal ditambah sedikit usaha saja, dia yakin akan bisa mendapatkan 100miliar sebelum akhir bulan ini. Saat itu, orang yang akan berlari telanjang adalah Robert!

"Aku juga menambahkan hadiah, siapa yang kalah, sebelum berlari telanjang nanti, harus berjalan-jalan di setiap lantai gedung dengan mengenakan celana dalam!" Hugo yang amat percaya diri juga memutuskan untuk mempermalukan orang.

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu