My Tough Bodyguard - Bab 498 Karena aku adalah Wind Stalker

“Aku selalu dengan kekuatan segini, hanya saja kamu tidak menyadarinya.” Robert tertawa.

Angin badai di tangan kanan sudah benar-benar terbentuk, seperti sedang memegang barang bentuk bulat bola, kecepatan angin yang mengerikan berputar-putar cepat di dalam.

Membuka Swastika tidak untuk yang lain, hanya untuk menambah kekuatan.

Sebelumnya Robert menyerang keluarga Chiba, tidak menggunakan Swastika, karena keluarga Chiba tidak begitu kuat, semuanya tidak begitu tangguh, gampang untuk dihancurkan.

Tetapi.

Yang di depan mata sekarang ini adalah armada yang kuat dan tangguh.

Robert khawatir, jika tidak menggunakan kekuatan Swastika, mungkin saja tidak bisa dihancurkan hingga bersih.

“Jurus Sangkar burung.”

Ucap Robert pelan.

Dengan pelan dia melepaskan jurus sangkar burung dari tangannya, seketika sangkar burung yang kecil-kecil, dalam waktu sedetik menjadi besar di udara, kekuatan angin besar membentuk pilar dan menyelubungi sepuluh kapal perang di dalamnya.

Bisa dinamakan ‘sangkar burung’ karena sesuai dengan cara kerjanya.

Jika dilihat dari angkasa, ini seperti sebuah sangkar yang mengurung sepuluh kapal perang tersebut.

Kegunaan dari jurus sangkar burung adalah untuk mengurung orang.

Dan sedikit demi sedikit akan berubah menjadi kecil, orang yang disekap tidak bisa keluar, hanya bisa melihat sangkar burung makin mengecil, dan terakhir ajal menjemput.

Biarpun dari segi hati, ataupun segi tubuh, tidak semua orang bisa menerima penyiksaan yang sangat besar seperti ini.

Beginilah keluarga Chiba mati di tangan Robert.

Kini giliran sepuluh kapal perang World Government.

Mula-mula garis sangkar yang mengecil tidak begitu jelas, nyaris tidak ada yang melihatnya.

“Mengandalkan jurus ini untuk mengurung kami? Benar-benar bermimpi!” Seorang mayor jenderal menarik pedang dari pinggangnya, dengan selangkah dia melompat keluar dari armada ke udara.

Husshh!

Sebuah pedang diayunkan, terpotong oleh wind blade.

Prang! ! !

Pedang hancur.

Sementara itu, dengan kekuatan angin mayor jenderal terseret ke dalam sangkar wind blade.

Crasshhh!

Tubuhnya seperti tergulung dalam mesin cincang daging, langsung menjadi serpihan, di bawah pandangan kuyu semua orang di sepuluh kapal perang, menjadi lumpur daging dan jatuh ke dalam air laut.

“Kamu, kamu berani … …” ajudan mayor jenderal yang berkorban tadi termangu, kaget juga marah, dengan tatapan penuh kemarahan melihat Robert yang ada di luar sangkar.

Prajurit yang lain juga sudah sadar, satu per satu berteriak, mengeluarkan kata-kata agar Robert harus membayar utang darah ini dan kata sejenis lainnya.

Mendengar kemarahan dari semua orang di armada, Robert tidak marah malah tertawa, dia terbahak-bahak dengan hati yang senang, ini membuat semua orang di kapal merasa heran, dan saling berpandangan dalam ketakutan.

“Apa yang kamu tertawakan?” tanya seorang letnan kolonel ketus.

“Orang sekarang benar-benar aneh, kematian sendiri sudah hampir tiba, malah masih sempat memikirkan balas dendam untuk orang lain, coba menurut kalian apa tidak lucu?” Robert tertawa.

Mendengar kata ini, awalnya semua orang di dalam kapal tidak mengerti apa maksudnya.

Namun segera, ada yang memperhatikan, sangkar burung pelan-pelan mulai ketarik dan mengecil ke tengah.

“Cepat lihat! Sangkar burung makin mengecil!”

“Apa?”

“Ini, ini … …”

“Wind Stalker, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan? ! ! “

“Kami adalah orang World Government, memperingatkan kamu, lebih baik tidak bertindak sembarangan!”

“Jika kamu berani membunuh kami dengan kejam, World Government pasti tidak akan melepaskan dirimu!”

Semua orang dalam kapal perang menjadi panik dan gugup, kematian mayor jenderal tadi, tampak nyata di mata, dan mereka tidak ingin seperti itu.

Demi agar Robert menghilangkan sangkar burung, semua orang mulai marah dan mengumpat, peringatan, bahkan ancaman, namun Robert tidak bergerak dan tidak ada rasa kasihan sama sekali.

Meihat ketidakpedulian Robert, semua orang marah hingga mulut kering dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi, hanya bisa menyerah untuk tidak mengumpat.

Dalam keadaan terdesak, masing-masing menghibur diri sendiri dan berpikir sarang burung ini hanya permainan dari Robert untuk menakuti mereka, dia tidak akan berani membunuh habis senua orang.

Namun dengan cepat, pemikiran yang polos ini menjadi hancur.

Walaupun tingkat kecepatan mengecilnya sarang agak lambat, namun sudah hampir tiba di depan mereka, pertama-tama tiga kapal perang yang di samping mendapatkan serangan dari mengecilnya sarang.

Crashh.

Crashh.

Crashh.

Suara potongan seperti ini, membuat gigi orang gemeletuk.

Meskipun armada ini dari bahan khusus, namun setelah menggunakan Swastika dan jurus sarang burung, sama seperti sebuah pisau yang memotong tahu, tanpa menemukan halangan apapun.

Kecepatan wind blade tidak cepat, namun dalam sedetik dan selangkah mulai menghancurkan.

Prajurit di tiga kapal perang ini segera menyelamatkan diri, ada yang dengan kecepatan tinggi melompat ke kapal lainnya untuk mencari perlindungan, ada juga yang saking gugupnya hingga orang tersebut jatuh ke laut.

“Masuk ke air!”

“Di bawah seharusnya tidak ada kekuatan angin!”

“Kita pergi!”

Mereka diam-diam berniat untuk masuk ke dalam laut, ingin menghindari sangkar burung di permukaan laut.

Namun begitu mereka menyusup ke dalam air, tidak ada gerakan sama sekali, lalu genangan darah muncul di permukaan laut, air laut di dekat kapal perang semuanya berwarna merah terang.

Melihat pemandangan ini, semuanya menjadi takut, satu persatu menyerah untuk menuju ke luar kapal, dan melompat ke tengah kapal dengan niat masih berkesempatan untuk menghindar.

Namun semua ini hanya sia-sia saja.

Seiring dengan penyusutan sangkar, satu persatu kapal perang mulai tertekan hingga menjadi serpihan, satu demi satu jatuh ke dalam laut.

Sangat cepat, kapal perang sisa terakhir satu lagi, banyak yang menderita, semua orang berjejal bersama, dengan raut wajah putus asa.

Letnan Jenderal Constantine berdiri di geladak, raut wajahnya tidak sedap dipandang, sambil menatap sosok Robert di atas udara yang ada di luar sangkar, dia marah hingga gigi gemeletuk : “Wind Stalker, kamu, kamu punya nyali, hari ini kamu melakukan hal ini, World Government tidak akan melepaskan kamu.”

Robert mengulurkan tangan, dengan pelan di genggamnya.

Whoosh!

Sangkar burung ketarik dalam sekejap, tanpa ada celah, lalu saling menyilang berubah menjadi angin laut dan berpencar.

Kapal perang menjadi hancur, hanya tersisa darah merah yang muncul di atas air laut, bau amis darah meluap ke langit, membuat kaget dan kabur burung camar yang lewat di situ.

Dunia menjadi tenang, tidak ada lagi suara orang-orang, hanya ada suara riak air laut.

Dengan dingin menyapu pandangannya ke atas permukaan laut yang penuh dnegan serpihan, Robert menutup kembali kunci Swastika, untuk menyegel kekuatan unsur anginnya.

Dan berjalan ke depan Jessy, lalu membopongnya dengan satu tangan, dan berlalu pergi.

Lima menit kemudian, satelit yang terletak di luar bola bumi, menangkap pemandangan Robert yang melawan sepuluh kapal perang, dan segera dikirimkan ke ruang pemantauan markas besar World Government.

Dengan matanya sendiri melihat saudara para prajurit di sepuluh kapal perang berkorban, semua orang yang ada di dalam ruang pemantauan menjadi murka.

“Wind Stalker jahanam!”

“Harus membuat dia membayar utang darah ini!”

“Hutang ini, akan selalu kita ingat!”

“Cepat laporkan masalah ini pada Jenderal besar, tidak bisa dibiarkan begitu saja!”

Semua orang di ruang pemantauan penuh dengan kemarahan yang meluap-luap.

Segera, salah satu kekuatan tempur tertinggi World Government Jenderal Besar Andrew, memberi perintah : Dilarang untuk melakukan pembalasan dalam bentuk apapun, dan masalah ini harus ditutupi.

Sepuluh kapal perang kalah oleh Robert sendiri, seluruh tentara telah dimusnahkan.

Petinggi World Government mengira ini adalah hal yang sangat memalukan, jika tersebar keluar, hanya akan meningkatkan wibawa Wind Stalker.

Untuk saat ini hanya bisa mencatat hutang ini, tunggu ketika saatnya mengirim pasukan untuk menumpas Robert baru akan di hitung sekalian.

…….

Sebuah pulau terpencil di Samudera Pasifik.

Jessy sudah siuman dari pingsannya, kepalanya terasa pusing, hanya ingat sebelum pingsan, wanita itu Masami Chiba membawanya ke sebuah pelabuhan.

Pelabuhan itu tidak besar, namun berhenti banyak kapal perang dan sangat menakutkan.

Setelah Masami Chiba menyerahkan dirinya pada sekelompok orang barat, dia berbalik dan berlalu pergi.

Jessy tentu saja tidak duduk diam untuk menunggu mati, dia ingin melarikan diri, namun hanya lari beberapa langkah sudah berhasil dikejar, belakang lehernya dipukul dan jatuh pingsan.

Ketika sadar kembali untuk kedua kalinya, dia melihat bentangan laut biru tua, membentang sampai ke cakrawala, angin laut meniup lembut, terasa sangat nyaman.

Dia terkejut, ketika sadar dia ingin memegang sesuatu yang stabil di sampingnya, namun malah tertangkap sebuah lengan seseorang.

Seorang pria, saat ini yang saling membelakangi dirinya, wajahnya menghadap ke laut.

Ternyata sedang memancing.

Di sampingnya masih ada sebuah ember, sudah menampung tiga ekor ikan.

Jessy merasa punggung orang tersebut sangat familiar, namun juga tidak berani memastikan.

“Jessy, sudah sadar?” Robert menoleh dan tersenyum.

Melihat wajah Robert, Jessy termangu, lalu air matanya mengalir keluar, dia juga tidak tahu mengapa, belum lama ini dia merasa takut dan cemas, mendadak saja lenyap sama sekali.

“Robert!” Dia memeluk Robert, dengan suara terisak-isak.

“Sudah, sudah, masalah sudah lewat, kamu sudah aman.” hibur Robert dengan senyum sambil menepuk ringan punggungnya.

Setelah memeluk agak lama, Jessy sadar dan kaget, lalu melepaskan diri dari pelukan Robert, mengulurkan tangan dan mengusap sudut matanya, seraya melihat kiri kanan lingkungan sekeliling, dengan ekspresi wajah penuh ragu dan tak menentu.

“Tidak usah melihat, kita sedang dalam wilayah Samudera Pasifik, kamu di bawa kapal perang keluar dari Fusang, sudah terpisah jauh jaraknya.” Robert menjelaskan.

“Wilayah Samudera Pasifik?”

Jessy tertegun, tempat ini, dulu dia hanya melihat di film dan baca di buku, kini tiba-tiba saja dia ada di samudera ini, dan merasa ini tidak nyata.

“Kamu mengapa bisa ada di sini?” tanya Jessy sadar kembali, dan matanya menatap teman lamanya.

“Tentu saja untuk menyelamatkanmu.” sahut Robert.

“Orang yang menangkap aku……sebenarnya siapa mereka?” tanya Jessy ingin mencari tahu.

“Kamu tahu World Government?” Robert balik bertanya.

Jessy menarik napas dingin : “Tentu saja aku tahu, mereka adalah sebuah organisasi yang sangat berkuasa tinggi di dunia ini, khusus untuk menghadapi kekuatan yang terbentuk dari underworld international!”

“Sepuluh kapal perang tersebut, adalah utusan dari World Government.” kata Robert.

Mata Jessy melotot : “Mengapa mereka ingin menangkap aku?”

“World Government ingin melalui kamu, datang untuk menentang aku. Jessy, salahkan aku yang sudah melibatkanmu, benar-benar maaf.” kata Robert dengan maksud meminta maaf.

“Sebentar, sebentar, tadi kamu bilang apa? Menentang kamu?” Jessy dengan cepat memotong kata-kata Robert.

Robert mengangguk : “Iya benar, karena kita memiliki hubungan yang baik, jadi mereka mengira kita berdua adalah hubungan sepasang kekasih, ingin menangkapmu dan memaksa aku untuk masuk dalam perangkap.”

Mendengar kata ini, wajah Jessy memerah, dengan cepat dia sembunyikan.

“Jadi kamu datang untuk menyelamatkan aku?” tanya Jessy.

“Omong kosong, jika saja kamu di bawa hingga ke markas besar World Government, tahu hasil akhirnya setragis apa? Aku tidak ingin kamu jatuh ke tangan mereka.” kata Robert sambil menaikkan bola matanya.

Dalam hati Jessy sangat senang seperti sudah makan permen madu, namun dengan cepat dia teringat satu hal lagi.

Dia berulang kali melihat Robert, sambil menggigit bibir, dengan ragu berkata : “Robert, World Government… …mengapa ingin berurusan denganmu?”

“Karena aku adalah Wind Stalker.” jawab Robert santai.

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu