Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 57 Karena Aku Sama Sekali Tidak Menyukainya (2)

Lanxi menjawabnya “Ya” dan kemudian berkata kepada Liao Xuan lagi: “Lu Yanting dan Lan Zhixin pergi menghadiri asosiasi alumni dan difoto oleh wartawan. Lan Zhixin merayu Lu Yanting dan aku tidak bisa menahannya.”

Meskipun sudah pernah pergi mencari Lan Zhixin dan memukulnya, tetapi ketika menyebut tentang masalah ini, Lanxi masih merasa sangat tidak senang.

Liao Xuan berusaha menenangkan Lanxi: “Kamu tenang dulu, Lan Zhixin bisa berhasil merayu suamimu atau tidak, itu tidak hanya tergantung pada dia sendiri, kamu harus percaya pada suamimu.”

Lanxi seolah-olah tidak mendengar kata-kata Liao Xuan dan terus berkata: “Siapa pun boleh selain Lan Zhixin.”

Mendengar ini, Liao Xuan tanpa sadar mengerutkan keningnya: “Maksudmu apa?”

Lanxi: “Aku tidak peduli jika Lu Yanting tidur dengan wanita lain, karena aku sama sekali tidak suka dengan dia. Tetapi ketika aku melihat dia dan Lan Zhixin muncul bersamaan, aku merasa seperti ingin membunuh orang.”

Psikologi semacam ini ……

Meskipun Liao Xuan agak terdiam, tetapi dia masih bisa memahaminya.

Sebelumnya, dia sudah pernah mendengar Lanxi menceritakan tentang kontradiksi antara dia, Lan Zhixin dan juga keluarga Lan.

Didalam hati Lanxi, Lan Zhixin telah merebut cinta ayah miliknya dan juga keluarganya yang lengkap dan bahagia.

Dan mendengar deskripsi dari Lanxi, Lan Zhixin tampaknya adalah orang yang mahir dalam mengadu domba.

Beberapa tahun terakhir ini, konflik antara Lanxi dan Ayahnya itu sebagian besar karena teradu domba oleh Lan Zhixin.

Pastinya untuk Lanxi, nama Lan Zhixin memang sudah merupakan suatu dosa alami.

Lanxi pernah bilang sebelumnya, selama itu adalah milik Lan Zhixin, dia pasti akan merebutnya.

Liao Xuan: “Apa yang kamu lakukan setelah mengetahui hal ini?”

Karena Lanxi sekarang merasa sangat bergairah ketika membicarakan tentang hal itu, maka sangat mustahil baginya untuk tidak melakukan tindakan ketika dia mengetahui hal itu.

Lanxi berkata dengan terus terang: “Aku pulang ke rumah Lan dan menemuinya.”

Liao Xuan: “……”

Ternyata, sesuai dengan yang dia bayangkan.

Sangat sulit bagi Lanxi untuk melepaskan beban di hatinya ini.

Baginya, ini adalah hal yang sangat sulit untuk dilepaskan.

Lanxi: “Aku tahu ini sangat keterlaluan, tetapi aku tidak bisa menahan lagi.”

Liao Xuan: “heh? bagaimana tingkah lakunya?”

Lanxi menundukan kepalanya dan mengingat: “Setiap kali aku melihat dia dan ibunya, aku pasti akan teringat adegan dimana mereka menimbulkan kesalah pahaman ayah padaku sehingga ayah menamparku. Lagi pula, ayahku juga tidak akan percaya padaku, lebih baik aku langsung bereaksi saja.”

“Kamu tidak tahu, tiap kali dia berhasil mengadu domba antara aku dan ayah, dia pasti akan tertawa.”

Memikirkan tawaan Lan Zhixin, Lanxi sangat marah, menggertakan giginya dan sangat ingin kembali ke rumah Lan untuk memukulinya lagi.

"Begitu aku melihat tawaannya, aku sangat ingin menghancurkannya …… Sungguh, aku tidak bisa mengendalikan diriku."

Liao Xuan mendengarkan deskripsi Lanxi dan tidak bisa berkata, hanya mengerutkan kening.

Dia dapat merasakan bahwa kebencian Lanxi terhadap ibu tiri dan Lan Zhixin sudah mencapai batas puncak.

Liao Xuan: “Apakah kamu berpikir bahwa kontradiksi antara ayahmu dengan kamu itu disebabkan oleh munculnya Lan Zhixin dan ibunya?”

Lanxi: “Bukan kah?”

Liao Xuan tersenyum dan tidak menjawabnya.

Saat seperti sekarang ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskannya.

Sekarang tugas utamanya adalah untuk mendapatkan kepercayaan dari Lanxi terlebih dahulu. Harus ada kepercayaan yang cukup antara psikiater dan pasien untuk membuat perawatan bekerja dengan efektif dan lancar.

Beberapa menit kemudian, Liao Xuan bertanya kepada Lanxi: “Bagaimana tidurmu baru-baru ini?”

Lanxi: “Beberapa hari yang lalu aku pergi ke perjalanan bisnis, lupa membawa aroma terapi dan sama sekali tidak bisa tidur.”

Liao Xuan: “Terus, bagaimana kamu menghadapinya?”

Lanxi: “Seorang teman membawaku ke tempat gym, aku berlatih gerakan iblis selama setengah hari dan merasa sangat ngantuk ketika aku kembali.”

Liao Xuan tersenyum, "Sungguh, mental kamu terus dalam kondisi tertekan. Olahraga dapat benar-benar merilekskan tubuhmu dan mentalmu, banyak orang yang menderita insomnia akan meningkatkan kualitas tidur mereka melalui olahraga."

Lanxi mengangguk: “Ya, untuk kedepannya aku juga berencana untuk berolahraga setiap hari.”

Liao Xuan: “Tampaknya kamu sangat peduli dengan masalah insomnia.”

Dari pertama kali mereka bertemu hingga saat ini, selama mereka membicarakan tentang insomnia, Lanxi pasti akan sangat fokus.

Lanxi: “Tentu saja, kekurangan tidur itu akan menyebabkan pikun dan cepat tua, dan kemudian akan menimbulkan keriput, sangat mengerikan……”

Liao Xuan sekali lagi dibuat tertawa oleh Lanxi.

Bisa dilihat bahwa Lanxi adalah orang yang sangat peduli dengan penampilannya.

**

Pada saat yang sama, jam 10, Lu Yanting menjemput Gu Jingwen dan menyetir ke arah panti asuhan.

Gu Jingwen hari ini mengenakan gaun putih lagi, selama ini, dia sangat menyukai warna putih.

Setelah naik ke mobil, Lu Yanting tidak berbicara dengannya, tetapi meliriknya dari waktu ke waktu.

Gu Jingwen pastinya bisa merasakan lirikannya.

Sesuai dengan pengertian dia terhadap Lu Yanting, dapat dilihat bahwa Lu Yanting memiliki sesuatu untuk dikatakan kepadanya.

Lu Yanting seperti ini …… tampaknya masih belum tahu bagaimana cara mengekspresikannya.

Gu Jingwen sangat tau dengan sifat Lu Yanting, jadi di saat seperti ini, dia tidak akan mengambil inisiatif untuk bertanya kepadanya.

Setelah sekitar dua atau tiga menit, Lu Yanting tiba-tiba berkata: "Mengapa kamu tidak memberitahuku?"

Gu Jingwen masih belum sempat bereaksi kembali: “Huh? Apa?”

Lu Yanting: “Mengapa kamu tidak mengatakan kepadaku tentang penyakit ayahmu?”

Setelah Lu Yanting mengatakan kalimat ini, Gu Jingwen langsung tertegun.

Gu Jingwen tidak pernah membicarakan tentang masalah ini kepada Lu Yanting, dan dia juga tidak ingin Lu Yanting tahu.

Gu Jingwen sangat menjunjung tinggi harga dirinya, dia tidak ingin pria yang dia cintai bersimpati padanya.

“kamu……dari mana kamu tahu?”

Tidak tahu seberapa banyak usaha yang diperlukan Gu Jingwen untuk mengajukan pertanyaan ini.

Lu Yanting tidak menjawabnya, dan terus-menerus bertanya: "Mengapa kamu tidak memberitahuku?"

“Yanting, ini urusanku, kita sudah berpisah, dan ada beberapa hal yang aku tidak ingin menganggumu.” Gu Jingwen membenamkan kepalanya dengan sangat rendah.

Mendengar Gu Jingwen berkata seperti itu, Lu Yanting menghela nafas.

“Kamu pernah bilang, kita masih bisa menjadi teman.” Lu Yanting berkata, “Sangat normal untuk saling membantu diantara pertemanan.”

“Kanker hati bisa diobati, menemukan hati yang cocok dan dokter yang berpengalaman, maka kemungkinan untuk sembuh sangat besar.”

Gu Jingwen mendengarnya dan tersedu-sedu.

Tentu saja dia tahu bahwa kanker hati memiliki kemungkinan untuk sembuh, tetapi mencari hati yang cocok dan dokter yang berpengalaman, dan juga operasi yang begitu besar, semua itu membutuhkan terlalu banyak tenaga maupun materi, dia tidak mampu menanggungnya.

Uang yang dia dapatkan dari grup musiknya selama bertahun-tahun, sebagian besar dia memberikan kepada ayahnya untuk berobat.

Meskipun kedua orang tuanya memiliki pendapatan dari upah pensiun bulanan, tetapi itu hanya bagaikan sebutir pasir jika dibandingkan dengan biaya pengobatan yang begitu mahal.

Selain itu, Gu Chengchi juga masih kuliah, prestasi akademiknya sangat bagus, Gu Jingwen ingin dia melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi lagi setelah dia tamat.

Ini juga keinginan orang tuanya.

“Jing Wen.” Gu Jingwen tidak bersuara dan Lu Yanting memanggilnya lagi.

“Yan Ting, terima kasih.” Setelah medengar suaranya, Gu Jingwen akhirnya kembali fokus

Dia dengan sopan mengucapkan terima kasih pada Lu Yanting.

Tetapi Gu Jingwen sama sekali tidak menanggapi saran yang diberikan Lu Yanting.

Setelah bersama begitu lama, Lu Yanting tidak mungkin tidak tahu dengan sifat Gu Jingwen, dia sangat mementingkan harga dirinya sejak lahir.

Ketika mereka masih berpacaran, Gu Jingwen tidak akan dengan mudah menerima bantuan Lu Yanting.

Apalagi sekarang, mereka sudah tidak memiliki hubungan seperti itu lagi.

Reaksi Gu Jingwen sudah diduga oleh Lu Yanting.

Lu Yanting terdiam selama beberapa menit dan berkata: "Kamu mempertimbangkannya terlebih dahulu, kapan saja, kamu boleh datang minta bantuanku"

"Yan Ting, terima kasih. Tapi ini urusan keluarga kami, kamu sudah bukan pacarku lagi sekarang." Gu Jingwen masih menganut prinsipnya sendiri.

Lu Yanting tidak berbicara lagi dan terus mengemudi.

……

Setelah beberapa menit kemudian, mobil berhenti di depan pintu masuk panti asuhan.

Ketika mereka sampai, ada sekelompok anak-anak sedang bermain dihalaman, kepala panti Xiao dan beberapa guru juga disana.

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu