Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 114 Sampai Jumpa Terkahir Kali (2)

"Ya, Baiklah kalau tidak akan menyesal." Lu Yanting mengangguk, mengambil korek api untuk menyalakan rokok dan menyesapnya.

………

Setelah mengobrol dengan Fu Xing sebentar, Lu Yanting kembali ke lantai bawah untuk melihat tata letak pemandangan.

Baru saja turun, ponselnya langsung berdering.

Dia menundukkan kepalanya dan melihat bahwa itu adalah panggilan dari Gu Jingwen.

Lu Yanting ragu-ragu sejenak dan tidak mengangkatnya.

Baru-baru ini, dia belum menghubungi Gu Jingwen, bahkan tidak mengundangnya untuk datang ke pernikahannya.

Karena Lanxi baru-baru ini semakin menunjukkan ketidaksenangan dia tentang keberadaan Gu Jingwen, jadi Lu Yanting akan berusaha untuk tidak menghubungi dia sebisa mungkin.

Terlebih lagi, tidak pantas bagi Gu Jingwen untuk muncul di pernikahan Lu Yanting dengan Lanxi, ini akan mempengaruhi suasana hati Lanxi.

Lu Yanting masih ingin memiliki pernikahan yang aman dan tenang, setidaknya tidak ada ide jahat pada hari itu.

Pada hari dia mencoba gaun pengantin, dia berkata bahwa dia akan mengirim undangan untuk Tang Manshu, tetapi pada kenyataannya, itu hanya ingin menstimulasi Lanxi.

Dia tidak suka menyiksa diri sendiri, meminta Shen Wenzhi muncul di pernikahan mereka, jika ada reaksi dari Lanxi, dia sendiri mungkin akan terstimulasi sampai kehilangan akal.

Setelah menutup telepon Gu Jingwen, dia menelepon untuk kedua kalinya lagi.

Lu Yanting tahu bahwa Gu Jingwen adalah orang yang arogan, dia terus menelepon kemari seperti ini, telah sepenuhnya menurunkan harga dirinya.

Jika pada saat itu dia bisa seperti ini, maka mereka mungkin tidak akan terpisah.

Namun, itu semua adalah peristiwa masa lalu.

Lu Yanting mengerutkan keningnya dan sekali lagi mematikan teleponnya.

Pada saat ini, Gu Jingwen berdiri di lantai atas rumah sakit, ini adalah waktu terdingin di Kota Jiang pada bulan Desember, seluruh wajahnya merah karena kedinginan dan hidungnya juga merah.

Dua kali panggilan, dan dua kali dimatikan juga.

Gu Jingwen menggigit bibirnya, air mata mengalir tanpa suara.

Ternyata Lu Yanting bisa jadi begitu tidak berperasaan.

Dengan secercah harapan terakhir, Gu Jingwen mengirim pesan teks kepada Lu Yanting.

Dia ingin membuat nada suaranya seringan mungkin, sehingga isi pesannya tidak terlalu panjang.

Gu Jingwen bertanya kepadanya, "Kamu akan menikah lusa, apakah kamu tidak berencana untuk mengirimkan aku undangan?"

Setelah menutup telepon dua kali, Lu Yanting melihat pesan dari Gu Jingwen.

Sebenarnya, Lu Yanting menganggap Gu Jingwen sebagai teman di hatinya, tetapi sekarang di dalam hatinya, Lanxi adalah yang pertama.

Karena itu, dia harus menempatkan perasaan Lanxi di depan.

Jadi, kali ini, dia hanya bisa berperilaku kejam terhadap Gu Jingwen.

Lu Yanting tidak membalas pesan Gu Jingwen, dan langsung menekan tombol hapus.

Gu Jingwen berjongkok di atap rumah sakit dan menunggu hampir 20 menit, tetapi tidak mendapatkan balasan dari Lu Yanting.

Gu Jingwen tahu bahwa Lu Yanting seharusnya sudah melihat pesan itu, tetapi tidak membalasnya.

Tidak balas, itu berarti Lu Yanting benar-benar tidak ingin dia datang ke pernikahannya.

Haruskah dia begitu kejam padanya?

Apakah Lanxi benar-benar sangat baik?

Gu Jingwen mengatupkan bibirnya erat-erat, mengingat bahwa pada hari ulang tahun Zhou Jinyan, ketidak senangan Lanxi padanya, dia menggepalkan telapak tangannya dengan erat.

Tidak, dia tidak akan menyerah begitu saja.

Gu Jingwen berdiri memegang dinding, hipoglikemia membuat pandangannya menjadi gelap, untungnya, dia tidak jatuh karena dia menopang di dinding.

Ketika otaknya sudah tenang, Gu Jingwen mengambil ponselnya lagi dan menelepon Cheng Yi.

Di antara teman-teman Lu Yanting, hanya Cheng Yi yang berada di sisinya tanpa syarat.

Zhou Jinyan ... Sebenarnya, tidak bisa diandalkan.

Cheng Yi tidak menyukai Lanxi, ini sangat jelas bagi siapa pun.

Jadi, Gu Jingwen hanya bisa berharap pada Cheng Yi.

“Jingwen, kamu mencariku?” Cheng Yi tampak terkejut bahwa Gu Jingwen akan meneleponnya.

"Yah, apakah kamu nyaman untuk berbicara sekarang?" Gu Jingwen perlu memastikan bahwa tidak ada orang di sekitarnya.

Sebenarnya, Cheng Yi ini temperamennya impulsif dan juga sangat sederhana.

Dia bukan tipe orang yang bisa bertele-tele, suka dan tidak suka-nya dia akan menunjukkannya dengan sangat jelas.

Orang seperti ini juga mudah tergoyah.

Cheng Yi berkata, "Yah, sekarang sangat nyaman, apakah kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan?"

Gu Jingwen: "Lusa adalah pernikahan dia, bisakah aku pergi denganmu?"

Setelah jeda, Gu Jingwen berkata kepada Cheng Yi dengan tersedu-sedu, "Dia tidak mengirimi aku undangan ……"

Cheng Yi benar-benar tidak tahu, Lu Yanting tidak mengirim undangan kepada Gu Jingwen.

Dia merasa bahwa Lu Yanting agak keterlaluan.

Sebelumnya, dia berkata ingin berteman dengan Gu Jingwen, tetapi sekarang, dia tidak mengirim undangan kepada temannya untuk pernikahan?

Namun…… Cheng Yi juga merasa tidak pantas bagi Gu Jingwen untuk pergi.

Dia bukan khawatir bahwa Gu Jingwen akan membuat keributan di pernikahan tersebut tetapi takut bahwa Gu Jingwen tidak bisa menahan secara emosional.

Jadi, setelah berpikir sejenak, Cheng Yi bertanya pada Gu Jingwen, "Apakah kamu yakin ingin pergi? Aku khawatir suasana hatimu akan terpengaruh ----"

"Tidak, kamu tenang saja." Gu Jingwen tersedu-sedu, "Aku hanya ingin melihat dia menikah, kamu tenang saja, aku tidak akan membuat keributan ataupun mempengaruhi mereka."

Sikap ini benar-benar sudah sangat rendah.

Mendengarkan Gu Jingwen yang selalu bangga dengan dirinya mengatakan ini, Cheng Yi tidak mungkin tidak mengasihaninya.

Prinsip hidup terbesar Cheng Yi adalah bersikap loyal pada teman-temannya, Gu Jingwen adalah teman lawan jenis terbaik yang dia miliki.

Sekarang Gu Jingwen telah membuat permintaan seperti itu, dia tidak mungkin tidak membantunya.

Jadi, pada akhirnya, Cheng Yi pun menyutujuinya.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu