Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (3)

Setelah mendapatkan nomor telepon Zhou Hesi, Pan Yang langsung mengirim nomornya ke Lu Yanting.

Lu Yanting menerima pesan dari Pan Yang.

Lu Yanting baru saja selesai membalas pesan dari Pan Yang, pembantu rumah tangga memanggil mereka untuk makan.

Sebenarnya, Lu Yanting tidak mempunyai selera untuk makan, tapi karena ada Lu Qingran, dia harus makan.

Setelah selesai makan, Lu Yanting kembali ke ruang kerja.

Dia duduk di depan meja kerja, menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dengan kuat.

Satu tangannya memegang rokok, satu tangannya lagi memegang ponsel, ekspresi wajahnya sedikit kacau.

Lu Yanting sedang berpikir, bagaimana caranya untuk menelepon Zhou Hesi.

Lu Yanting tahu bahwa Zhou Hesi bukan merupakan orang yang mudah dilawan, Zhou Hesi sama sekali bukan generasi kedua dari orang kaya, kebalikkannya, dia mempunyai keberanian dan juga IQ yang sangat tinggi.

Tidak peduli dari sudut pandang apapun, Zhou Hesi merupakan lawan yang paling kuat.

Lu Yanting duduk di ruang kerja, dia sudah menghisap rokok sebanyak lima batang dan masih belum menelepon Zhou Hesi.

………

Waktu terus berjalan, tanpa sadar sudah pukul enam sore.

Melihat langit perlahan-lahan mengelap, Lu Yanting akhirnya membuat keputusan.

Dia mengeluarkan ponsel dan menelepon Zhou Hesi. Setelah panggilan itu berbunyi sebanyak tiga sama empat kali, panggilan itu terhubung, Lu Yanting belum sempat berbicara, pihak Zhou Hesi sudah mulai menyapa terlebih dahulu.

Bahkan menjawab nomor telepon yang tidak dikenal, sikap Zhou Hesi tetap sangat sopan: “Hallo, siapa ya?”

“Ini aku.” Lu Yanting menyebut dirinya.

Dia tidak menyebut namanya sendiri, tapi dia percaya, Zhou Hesi pasti bisa mendengar suaranya.

Hal ini membuktikan bahwa tebakan Lu Yanting benar, Zhou Hesi bisa mendengar suaranya.

………

Saat ini, Zhou Hesi duduk di dalam kantor.

Setelah mendengar suara Lu Yanting, dia berdiri dari kursi kerjanya dan berjalam ke arah jendela.

Saat berbicara, nada suara Zhou Hesi sudah tidak sopan dari sebelumnya: “Ada apa, Presiden Lu?”

Lu Yanting: “Dimana Lanxi?” Pertanyaan Lu Yanting sama sekali tidak membawa nada lembut, tapi sangat tegas.

Setelah mendengarkan ini, Zhou Hesi ingin tertawa.

Salah, yang benar adalah setelah Zhou Hesi mendengar perkataan Lu Yanting, dia langsung tersenyum.

“Perlukah aku mengingatkanmu, kalian sudah bercerai, dimana keberadaan Lanxi seharusnya tidak ada hubungannya denganmu.”

Saat berbicara dengan Lu Yanting, Zhou Hesi benar-benar tidak membawa nada sopan.

Zhou Hesi merupakan seseorang yang sangat sopan, dia tidak akan bertengkar atau menimbulkan konflik dengan sesorang tanpa alasan yang jelas.

Namun, ini terlihat sangat jelas, Lu Yanting sudah tidak pantas untuk dia hormat atau tidak pantas untuk dia berbicara dengan baik.

Memikirkan hal-hal yang pernah dia lakukan pada Lanxi, dia sudah tidak pantas.

Zhou Hesi tidak akan memberitahukannya, Lu Yanting sudah menebaknya.

Namun, Lu Yanting masih ingin melakukan perlawanan dengan Zhou Hesi: “Di manakah Lanxi?”

“Lebih baik Presiden Lu istirahat saja, jangan mengurus masalah orang lain.” Nada suara Zhou Hesi terdengar sangat tenang.

Lu Yanting memegang ponselnya dengan erat, nada suaranya sedikit tegas, “Lanxi sedang mengandung anakku, kenapa aku tidak boleh bertemu dengannya?”

Setelah mendengar perkataan Lu Yanting, Zhou Hesi langsung terbengong.

Zhou Hesi mengira bahwa dia membunyikan kabar Lanxi hamil dengan baik, perusahaan Dong Jin juga hanya Shu Ran sendiri yang tahu bahwa Lanxi sedang hamil.

Sesuai dengan kepatuhan Shu Ran pada Lanxi, dia pasti tidak akan memberitahukan masalah ini kepada Lu Yanting.

Kalau begitu...siapa yang memberitahukan masalah ini kepada Lu Yanting.

Zhou Hesi tidak bisa memastikan apakah Lu Yanting benar-benar sudah tahu atau sedang mengujinya.

Setelah berpikir dengan tennag, Zhou Hesi berkata pada Lu Yanting: “Maaf, tidak ada yang harus kukatakan padamu.” Mendengarkan perkataan Zhou Hesi, Lu Yanting semakin marah.

Dia tersenyum dingin dan bertanya pada Zhou Hesi: “Kamu begitu tidak sabar ingin menjadi seorang ayah angkat kah?”

Lu Yanting teringat perkataan Jiang Sisi, Zhou Hesi dan Lanxi sudah bersama.

Saat Jiang Sisi mengatakan ini, Lu Yanting masih belum percaya pada perkataan ini.

Sekarang, melihat sikap Zhou Hesi, Lu Yanting sudah percaya.

Jika seseorang sudah marah, maka perkataan apapun akan menjadi tidak enak di dengar.

Perkataan Lu Yanting tidak hanya menghina Zhou Hesi, tapi juga menghina Lanxi.

Setelah Zhou Hesi mendengar perkataan Lu Yanting, ekspresi wajahnya menjadi serius.

Menurut Zhou Hesi, perkataan Lu Yanting sedang menurunkan harga diri Lanxi.

Zhou Hesi tidak bisa membayangkan, bagaimana Lanxi bisa bertahan selama setahun menikah dengan Lu Yanting.

Kata-kata ejekan seperti ini...Lanxi harus menerimanya kah?

Lanxi merupakan orang yang begitu bangga pada diri sendiri, kenapa harus memaksa diri sendiri untuk menerima semua ini?

Semakin memikirkan ini, Zhou Hesi semakin merasa senang.

Untungnya, Lanxi sudah cerai.

Pergi dari Lu Yanting, dia sudah bebas.

Lu Yanting tidak percaya padanya, bahkan menghinanya seperti ini. Jika terus berada di sisi pria seperti ini, akan ada masa depan seperti apa?

“Aku berharap Presiden Lu bisa berbicara dengan baik.”

Zhou Hesi merasa dirinya sudah tidak perlu berbicara dengan Lu Yanting lagi, setelah selesai mengatakan perkataan ini, Zhou Hesi langsung mengakhiri panggilan itu.

Melihat panggilan itu ditutup, Lu Yanting semakin marah.

Lu Yanting meneleponnya lagi, tapi Zhou Hesi tidak menjawab.

Lu Yanting tahu, Zhou Hesi tidak berencama untuk memberitahukannya tentang keberadaan Lanxi,

Setelah menyadari hal ini, Lu Yanting memegang ponselnya dengan erat.

Negosiasi tidak membawa hasil, apakah ingin Lu Yanting bertindak secara keras?

Lu Yanting berpikir sambil memegang ponsel, akhirnya dia memutuskan...

Lu Yanting membuka daftar nomor telepon, melakukan panggilan kepada Pan Yang.

Pan Yang segera menjawab: “Presiden Lu.”

Lu Yanting: “Cari informasi tentang proyek yang sedang dilakukan oleh perusahaan Zhou, kemudian kirim ke emailku.”

Pan Yang terbengong: “Perusahaan Zhou? Maksudmu yang di kota Bei...”

“Menurutmu?” Lu Yanting memotongnya.

Pan Yang tahu bahwa Lu Yanting sedang marah, dia juga tidak berani banyak berbicara, dia hanya bisa menjawab: “Baik, aku akan mencari informasinya.”

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu