Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 167 Kenapa Kamu Datang (2)

Sekarang tiba-tiba jadi lebih banyak orang, waktunya berdua dengan Lanxi menjadi berkurang banyak.

Namun. Kelihatannya Lanxi cukup senang.

Zhou Hesi berpikir, asalkan Lanxi senang sudah cukup, selebihnya tidak penting.

Dengan berpikir demikian, pikirannya menjadi jauh lebih terbuka.

Zhou Hesi menarik nafas dalam, berjalan mendekat dan bermain bersama mereka.

………

Semua sebaya, setelah makan bersama dan bermain bersama langsung menjadi akrab.

Waktu di Pantai Emas dan Perak tidak banyak, setelah bermain sesaat, mereka segera mengendarai mobil menuju Danau Chaka Salt.

Sepanjang siang mereka berjalan dalam team.

Penduduk Danau Chaka Salt sedikit lebih banyak daripada Pantai Emas Dan Perak , lingkungannya juga jauh lebih indah.

Dua tahun ini ada banyak orang yang datang ke Danau Chaka Salt untuk melakukan pemotretan, jadi daerah ini hampir saja menjadi tempat wisata yang wajib dikunjungi.

Orang didaerah Danau Chaka Salt tidak termasuk banyak, namun tidak sedikit juga, dan belum sampai titik ramai sampai gaduh.

Tempat ini masih terlihat cukup tenang.

Mereka cukup lama disini untuk berfoto dan bermain.

**

Hingga langit sudah hampir gelap, baru berangkat menuju sungai Jiangxi.

Mereka berangkat sekitar jam 5.30, baru berjalan setengah jam lebih, Gu Chengdong mendapat telepon dari Lu Yanting.

Disana, Lu Yanting sudah sampai sungai Jiangxi.

“Malam kalian menginap dimana?” detik itu juga, mobil Lu Yanting berhenti disamping jalan kota.

Pertanyaan ini membuat Gu Chengdong tercengang, dia menoleh melihat Qiao An, berkata pada Qiao An : “Kamu tanyakan pada Hui Ling, malam menginap dimana?”

Qiao An langsung paham maksud Gu Chengdong, mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan pada Hui Ling.

Untungnya begitu Hui Ling menerima pesan yang dikirim langsung membalas dengan nama hotel.

Lalu Gu Chengdong langsung memberitahu Lu Yanting nama hotel yang akan mereka datangi.

Lu Yanting hanya menjawab singkat, “Sampai jumpa nanti.”

Setelah mengatakannya, dia langsung mematikan telepon.

Awalnya Gu Chengdong ingin mengatakan sesuatu, namun Lu Yanting sama sekali tidak memeberikannya kesempatan.

Setelah telepon dimatikan, Qiao An dan Qu Wei bertanya pada Gu Chengdong bersamaan : “Kak Ting sudah sampai?”

Gu Chengding mengangguk, “Sudah, kemungkinan tiba sebelum kita kembali ke penginapan.”

“Uhm… aku sungguh penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.” Qiao An mengelus dagunya, “Aku masih belum pernah melihat Kak Ting membujuk wanita loh.”

“Kamu yakin Kak Ting akan membujuknya?”

Qu Wei mengangkat alis, “Bagaimana kalau mereka bertengkar?”

“Pantas saja kamu masih jomblo sampai sekarang.” Qiao An memutar bola mata melihat Qu Wei, “Wanita tentu saja harus dibujuk rayu, setelah dibujuk maka masalah akan selesai, orang sepertimu yang ingin bertengkar dengan wanita, sukurin jomblo seumur hidup.”

Qu Wei dibuat sangat sebal oleh Qiao An, “Dasar wanita kurang ajar kamu….”

………

Setelah bermain sepanjang siang, Lanxi juga merasa sedikit lelah.

Ditambah langit yang perlahan menjadi gelap, dijalan sepi tidak ada orang, Lanxi mulai mengantuk dijalan.

Sekitar jam 6.30 mobil berhenti didepan penginapan.

Setelah membuka pintu mobil turun dari mobil, dan menghirup udara yang segar, Lanxi menjadi jauh lebih segar.

Zhou Hesi bisa melihat dia mengantuk, setelah turun dari mobil ia langsun berjalan menghampiri dan berkata padnaya : “Nanti kamu naiklah untuk tidur sebentar, nanti saat ja makan malam aku akan memanggilmu.”

Ketika Zhou Hesi sedang bicara dengan Lanxi, Lu Yanting berjalan keluar dari dalam penginapan.

Awalnya Lanxi sudah mengantuk sampai pikirannya terasa mengambang, tiba-tiba melihat Lu Yanting keluar, kesadarannya langsung kembali seketika.

Bagaimana dia bisa ada disini?

tentu saja Lanxi mengira dirinya sedang berhalusinasi, dia mengangkat tangan dan mengucek matanya, Lu Yanting sudah berhenti dihadapannya.

Kebetulan, Zhou Hesi juga melihat Lu Yanting.

Zhou Hesi adalah orang yang cerdas, setelah menggabungkan apa yang terjadi hari ini, dia langsung mengerti kenapa Lu Yanting bisa berada disini.

Sebenarnya dia juga tidak menyalahkan Qiao An juga Qu Wei, bagaimana pun mereka adalah teman Lu Yanting, bisa memikirkan Lu Yanting adalah hal yang wajar.

Yang dia khawatirkan bukan kemunculan Lu Yanting yang mendadak, namun emosional Lanxi.

Dia susah payah memperbaiki suasana hatinya, sekarang Lu Yanting datang, pasti akan mempengaruhi suasana hatinya kembali.

Lu Yanting sangat tidak suka melihat Lanxi yang berdiri bersama dengan Zhou Hesi, dia menatap mereka beberapa detik, setelah tidak kuat menahannya, ia langsung mengulurkan tangan dan menarik Lanxi berdiri disampingnya.

Karena menahan amarah, gerakan tangannya terasa sedikit kuat.

Lanxi memang agak mengantuk, tidak bertenaga, begitu ditarik oleh Lu Yanting seperti itu, ia langsung oleng, hampir terjatuh.

Zhou Hesi tidak tahan melihatnya, ia mengingatkan dengan wajah tegas : “Pelan sedikit.”

“Masalah rumah tangga kami tidak perlu kamu khawatirkan.” Sikap Lu Yanting pada Zhou Hesi tidak baik.

Sebenarnya sebelumnya mereka berdua tidak pernah berhadapan langsung mengenai masalah Lanxi.

Meskipun ketika didalam telepon sempat membicarakan ini, namun karena tidak bertatap muka, tetap tidak cukup bertenaga.

Sekarang berhadapan, suasana dan aura yang mencekam terasa begitu jelas diantara mereka.

Qu Wei, Gu Chengdong, Hui Ling juga Qiao An berempat berdiri disamping, saling bertatapan, tidak tahu harus bagaimana membujuk mereka.

Sudah bertemu dengan saingan asmara seperti ini, apa yang bisa mereka perbuat?

Kali ini Lanxi sudah sedikit lebih sadar.

Jujur saja, tidak perduli sekarang atau dulu, dia tidak pernah berharap Lu yanting bertengkar dengan Zhou Hesi.

Jadi dia harus mengusahakan dirinya untuk menghindari hal seperti ini terjadi.

Lanxi menarik nafas panjang, menoleh kearah Lu Yanting yang berada disampingnya, “Kenapa kamu bisa ada disini?”

--- kenapa kamu bisa ada disini?

hanya 5 kata yang singkat, namun terdengar tidak sabar.

Lu Yanting bisa merasakan kalau kehadirannya disini sama sekali tidak diharapkan.

Begitu menyadari hal ini, Lu Yanting merasa agak kesal.

Menahan amarah dalam dada, namun tidak tahu harus bagaimana melampiaskannya.

Dan sudah sampai seperti ini, dia sudah tidka berani lagi melampiaskan emosi padanya.

“Datang untuk menemanimu, bagaimana mainnya?”

Lu Yanting meredam amarahnya, mengacuhkan rasa sakit yang menyerang dadanya, berusaha menyunggingkan senyuman diwajahnya.

Setelah mengatakannya, dia mengangkat tangannya dan merapikan rambutnya, gerakannya begitu mesra.

Seolah tidak ada apapun yang terjadi diantara mereka.

Ketika itu Lanxi merasa agak bingung, ia mengira hubungan mereka sudah kembali seperti masa dimana hubungan mereka begitu baik.

Tepat disaat seperti ini, sebuah angina dingin berhembus, membuatnya sedikit lebih sadar.

Lanxi menundukkan kepalanya tidak menatap Lu Yanting, berkata dengannya dengan datar : “Aku lapar, kita makan malam saja.”

Berkata sampai disini, dia berbalik melihat beberapa orang dibelakangnya, lalu mengajak mereka, “Ayo kita makan bareng!”

“Ayuk!” Hui Ling merupakan yang pertama kali menjawab.

Dia berpikir kalau mereka memang sudah lama tidak berkumpul dengan Lu Yanting, Hui Ling pribadi juga merupakan orang yang suka keramaian, berpikir semua duduk bersama dimeja yang besar dan makan bersama, rasanya sangat menyenangkan.

Jadi, begitu Lanxi berkata demikian, dia langsung menyetujuinya.

“Aku sekarang akan langsung menghubungi bosnya untuk menyiapkan meja.” Zhou Hesi mendengar Lanxi berkata demikian, langsung bergerak.

Dulu Zhou Hesi pernah datang menginap disini, jadi dia sudah kenal dengan bosnya.

Setelah menyetujui permintaan Lanxi, ia langsung masuk dan meminta bos menyiapkan makan malam.

Lanxi hanya berdiri disana, sama sekali tidak berbicara pada Lu Yanting.

Setelah sesaat, Gu Chengdong dan yang lainnya menghampiri.

Orang yang pertama menghampiri adalah Gu Chengdong, Gu Chengdong tahu kalau Lanxi yang sekarang masih mengambek pada Lu Yanting, sehingga ia mulai bicara pada Lu Yanting terlebih dahulu : “Aiya, Kak Ting sudah datang kesini sejak pagi hanya untuk menemuimu, diantara suami istri apa sih yang tidak bisa diselesaikan, melihatnya yang begitu tulus, kkamu hargailah ia sedikit, bicaralah padanya.”

Gu Chengdong sama sekali tidak tahu apa yang terjadi diantara mereka, namun dikondisi seperti ini dia pasti akan membujuk mereka untuk rujuk dan akur kembali.

Lanxi bisa memahaminya.

Lanxi merasa, Gu Chengdong dan lainnya jauh lebih baik daripada Cheng Yi dan Zhou Jinyan.

Paling tidak, Gu Chengdong dan lainnya tidak berpikir negatif tentangnya.

Namun terkadang ada hal yang tidak mereka ketahui, Lanxi juga tidak bisa menjelaskan pada mereka satu per satu.

Jadi, menghadapi ucapan Gu Chengdong, Lanxi hanya bisa membalas dengan senyuman.

Namun ada satu hal yang dia tahu jelas, dia tidak berencana untuk bertengkar dengan Lu Yanting di saat seperti ini, dan tidak perlu.

Zhou Hesi dengan cepat meminta bos penginapan menyediakan satu meja bundar, lalu memanggil mereka untuk masuk makan.

Yang pertama menjawab Zhou Hesi adalah Hui Ling.

Dalam waktu satu detik dia langsung berlari kearah Zhou Hesi.

Gu Chengdong menoleh melihat kearah Hui Ling, lalu menghela : “Anak ini, aku sampai curiga apakah dia benar-benar naksir pada Zhou Hesi, sepanjang hari hanya mengelilingi Zhou Hesi.”

Gu Chengdong berkata, Lu Yanting reflek melihat kearah Zhou Hesi.

Hui Ling dan Zhou Hesi?

rasanya pasangan ini lumayan juga.

Sebenarnya Zhou Hesi merupakan orang yang cukup baik, Lu Yanting juga menganggap Hui Ling seperti adik kandungnya sendiri, kalau mereka berdua bisa berjalan bersama… rasanya lumayan juga.

Tentu saja, sekarang dia tidak punya banyak waktu untuk memikirkan hal ini.

Bagaimanapun masalahnya dan Lanxi masih belum terselesaikan.

Lanxi tidak bicara, hanya mengetatkan bibirnya dan berjalan kearah penginapan.

Lu Yanting melihat ini segera mengikutinya.

Lantai satu penginapan adalah tempat makan, sekarang menyiapkan beberapa meja hanya untuk beberapa pengunjung yang menginap.

Mereka semua duduk didepan meja yang sudah disiapkan, tentu saja Lanxi duduk disamping Lu Yanting, dan sisi lainnya Hui Ling.

Dan Zhou Hesi kebetulan duduk disamping Hui Ling.

Mejanya tidak besar, Lu Yanting cukup sedikit mengangkat kepalanya sudah bisa bertatapan langsung dengan Zhou Hesi.

Ditambah dengan Gu Chengdong dan Qu Wei juga Qiao An bertiga, sebuah meja bundar penuh.

Setelah duduk, Zhou Hesi membuka menu, ketika memesan makanan, sesekali menanyakan saran Lanxi : “Kentangnya mau dibuat lebih pedas bukan?”

Lanxi suka makan makanan yang rasanya lebih berat, dan Zhou Hesi sudah mengingat ini semua.

“Jangan.”

Kali ini Lanxi belum sempat membuka mulut, Lu Yanting sudah menggantikannya menolak.

“Maagnya tidak bagus, tidak bisa makan yang terlalu pedas.”

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu