Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 66 Bodoh Sesekali (2)

Perasaan ketika air panas mengalir deras di tubuh benar-benar memuaskan, dia menghabiskan lebih banyak waktu untuk mandi.

Sesudah mandi, Lanxi mengenakan baju tidur dan hendak turun.

Baru saja melangkah keluar dari kamar mandi, langsung ketemu Xiao Xiao.

Xiao Xiao awalnya hendak turun ke lantai bawah untuk mencari Lu Yanting, dia juga tidak menyangka akan ketemu Lanxi.

Karena pengalaman sebelumnya, Xiao Xiao sangat takut terhadap Lanxi.

Begitu tampak Lanxi, dia secara naluriah mundur beberapa langkah.

Terlebih lagi, Lanxi sekarang mengenakan gaun tanpa lengan, sehingga tato di bahunya terpampang keluar.

Xiao Xiao awalnya sudah takut padanya, setelah melihat tato di bahunya, dia semakin merasa bahwa Lanxi bukan orang yang baik.

Dia pun langsung menangis di tempat.

Lanxi tidak tahu bahwa Xiao Xiao memiliki sindrom Asperger.

Sikapnya yang selalu menangis tanpa berbicara benar-benar tidak menyenangkan.

Melihat Xiao Xiao berdiri di sana dengan mata merah, Lanxi mencibir: "Apa yang kamu tangisi? Apakah aku memarahi kamu atau memukulmu?"

Xiao Xiao: “… …”

Begitu Lanxi berbicara dengannya, dia semakin gelisah, tubuhnya gemetaran.

Tampilan itu semakin tampak malang.

Lanxi tersenyum sinis, mengeluh: "Oh, sudah bisa berpura-pura malang di usia yang begitu muda."

Xiao Xiao masih tidak berbicara, merapatkan bibir dan menatapnya dengan sedih.

Melihat tindakannya ini, Lanxi hanya terpikir seseoang---Lan Zhixin.

Lan Zhixin selalu menggunakan trik ini setiap kali dia ingin berpura-pura malang.

Terlalu menyebalkan.

“Aku lagi tanya kamu, kenapa tidak bicara?” Lanxi mendekati Xiao Xiao beberapa langkah.

Begitu Xiao Xiao melihat Lanxi mendekat, dia semakin takut, segera terduduk di lantai dan memeluk kepala.

……

Lu Yanting duduk sendirian di ruang tamu dan berpikir dalam waktu yang lama.

Setelah menyadari beberapa hal, Lu Yanting naik ke lantai atas.

Bagaimanapun dia tidak menyangka, setelah naik, yang menyambutnya adalah adegan semacam ini.

Baru saja melangkah ke koridor, langsung terlihat Xiao Xiao berjongkok di sudut dan memeluk kepala, sedangkan Lanxi memeluk dada berdiri di samping.

Xiao Xiao sangat takut pada Lanxi, hal ini sudah diketahui Lu Yanting sejak awal.

Dia membawa Xiao Xiao ke atas adalah untuk tidak membiarkannya memiliki kesempatan untuk bergaul dengan Lanxi sendirian.

Lu Yanting naik dengan raut muka yang buruk, mengangkat Xiao Xiao bangkit.

Wajah Xiao Xiao berlinangan air mata, Lu Yanting sekilas melihatnya, alis berkerut erat.

Kemudian, pandangannya beralih ke Lanxi.

Tentunya Lanxi menemukan tatapan interogasi dari dia.

Masalah semacam ini, dia malas untuk memberi penjelasan.

Dia melengkungkan bibir, berbalik badan dan kembali ke kamarnya sendiri.

Setelah dia pergi, saraf Xiao Xiao yang tegang akhirnya agak lega.

Lu Yanting juga merasakan relaksasi itu.

Dia memeluk Xiao Xiao dan membawanya kembali ke kamar.

Setelah kembali ke kamar dan menutup pintu, barulah Lu Yanting mulai melakukan pendalaman terhadap pemikiran Xiao Xiao.

Lu Yanting bertanya: “Kamu sangat takut dengan tante itu?”

Xiao Xiao mengangguk dengan ketakutan.

Lu Yanting: “Bolehkah beri tahu aku alasannya?”

Xiao Xiao menggigit bibir, tidak menjawab.

Dia memang bukan karakter yang suka mengungkapkan perasaannya, Lu Yanting juga tidak bisa memaksanya untuk menjelaskan semua alasannya.

Kondisi seperti sekarang, apa yang bisa dia lakukan adalah membiarkan pandangan Xiao Xiao terhadap Lanxi berubah.

Bagaimanapun, dia masih harus tinggal di sini sebelum sembuh.

Mereka berdua sulit untuk tidak bertemu di bawah atap yang sama, konflik ini harus dikoordinasikan.

Lu Yanting menepuk punggung Xiao Xiao, berkata padanya: “Tenang saja, tante itu hanya emosionalnya tidak baik, dia tidak akan mengancam kamu.”

“Kalian… …” Xiao Xiao berpikir lama, akhirnya membuka mulut dan menanyakan hal yang membuatnya sangat penasaran: “Kenapa kamu dan dia bisa tinggal bersama?”

Lu Yanting menjawab dengan jujur: “Karena dia adalah istriku, aku menikah dengannya.”

Dia merasa bahwa dia tidak perlu menyembunyikan hal ini darinya.

Segera setelah Xiao Xiao mendengarnya, wajah langsung memucat, air mata mengalir lagi.

Lu Yanting agak tak berdaya: "Xiao Xiao, kenapa kamu menangis?"

Xiao Xiao tidak bicara, menutupi mata dan menangis tersedu-sedu.

Di dalam hati Xiao Xiao, Lu Yanting dan Gu Jingwen adalah pasangan.

Dia selalu menganggap Gu Jingwen sebagai ibunya dan Lu Yanting sebagai ayahnya. Dia berpikir bahwa mereka berdua adalah satu pasangan.

Ketika mereka pergi ke panti untuk melihatnya, mereka berdua sangat akrab, Xiao Xiao pun menganggap mereka sebagai pasangan kekasih.

“Xiao Xiao?”

Lu Yanting tidak memiliki pengalaman dalam menenangkan anak, lagipula Xiao Xiao juga selalu menurut, tidak pernah melihatnya menangis seperti ini.

“Aku tidak suka dia.”

Setelah menangis, akhirnya Xiao Xiao mengeluarkan satu kalimat utuh.

Lu Yanting sedikit terkejut setelah mendengarkannya, tetapi setelah dipikirkan, tampaknya memang di dalam dugaan.

Karakter Lanxi, tidak akan banyak orang yang menyukainya.

Lu Yanting mengelus rambutnya, "Baiklah, jika kamu tidak suka, jangan bicara dengannya. Tenang saja, ada aku, dia tidak berani menggertakmu."

Xiao Xiao tentunya percaya pada Lu Yanting, setelah mendengar ini, dia mengangguk.

“Sudah, istirahatlah lebih awal.” Lu Yanting tersenyum.

Xiao Xiao menarik lengan baju Lu Yanting, berkata dengan penuh kasihan, "Aku takut, paman Lu, bisakah kamu tidur denganku?"

Lu Yanting melepaskan tangan kecilnya dari lengan baju, suaranya tenang dan lembut: "Tidak boleh, laki-laki dan perempuan tidak boleh tidur bersama, kamu sudah dewasa."

Xiao Xiao agak sedih, tetapi Lu Yanting sudah menjawab demikian, dia pun tidak bisa lagi berbuat apa-apa.

Sesudah itu, Lu Yanting membelai-belai kepalanya, lalu keluar dari kamar tamu.

**

Setelah keluar dari kamar tamu, Lu Yanting datang ke kamar tidur Lanxi.

Ketika dia masuk, Lanxi sedang duduk di depan meja rias dan mengoleskan krim mata.

Lu Yanting berdiri di belakangnya. Lanxi sekilas melihatnya melalui cermin, tidak mengambil inisiatif untuk berbicara dengannya.

Dia tidak bicara, Lu Yanting juga tidak bicara.

Selesai mengoles krim mata, Lanxi hendak kembali ke ranjang, tetapi dihalangi oleh Lu Yanting.

Lanxi mendongak, "Kenapa, Bos Lu datang meminta keadilan untuk anak kesayanganmu?"

Anak kesayangan yang dimaksud Lanxi adalah Xiao Xiao.

Lu Yanting tidak berbicara, memegang pergelangan tangan Lanxi dan membawanya ke tempat tidur.

Setelah duduk, Lu Yanting menjelaskan kepada Lanxi: "Xiao Xiao memiliki gangguan autisme, kedepannya lebih hati-hati saat berbicara dengannya."

Awalnya, dia tidak ingin memberi tahu Lanxi tentang hal ini, tetapi mengingat bahwa Xiao Xiao masih akan tinggal di sini dalam beberapa hari ke depan, lebih baik memberi tahu Lanxi terlebih dahulu.

Sekarang, kondisi Xiao Xiao memang jauh lebih baik daripada sebelumnya, tetapi juga masih jauh dari kata normal.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu