Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 93 Kemunculan Adik Ipar (2)

Ketika Lanxi pergi mandi, Lu Yanting berdiri di jendela menghisap sepuntung rokok.

Mengingat reaksi dirinya barusan, semuanya tampak normal.

Dia sama sekali tak pernah sesabar ini pada seorang wanita, sekalipun itu Gu Jingwen.

Setelah dipikir-pikir, tak tahu apa yang diberikan si Lanxi padanya.

Lu Yanting membuka jendela, menatap pemandangan malam di luar jendela, perlahan-lahan tatapannya larut akan keindahan pemandangan.

Wajahnya tertutupi asap, dirinya sendiri juga tidak bisa melihat dengan jelas ekspresi dirinya dikaca seperti apa.

Setelah seputung rokok habis dihisap, telepon di saku Lu Yanting mulai berdering.

Dia membuang puntung rokok itu ke tong sampah, lalu mengangkat telepon.

Ini telepon dari Gu Jingwen, dari waktu yang dia katakan, seharusnya malam ini dia akan menjemput Xiao Xiao.

Gu Jingwen: “Tidak ganggu kamu istirahat kan?”

Lu Yanting:“Hhm, etidak, ada apa?”

Gu Jingwen: “Kemarin ku jemput Xiao Xiao kemari, tapi aku berencana pindahkan sekolahnya……mungkin nanti akan butuh bantuanmu.”

Lu Yanting: “Cari Cheng Yi, dia lebih banyak kenalan dibidang itu. Beberapa hari ini aku tidak ada, kamu langsung cari dia saja.”

Setelah Gu Jingwen mendengar apa yang dikatakan Lu Yanting ditelepon, dia menggigit bibirnya.

Dia hanya ingin menggunakan kesempatan ini untuk lebih banyak berhubungan dengan Lu Yanting……

Tak menyangka bahkan harapan sekecil ini saja tidak diberikannya.

Sebenarnya sejak dulu, Lu Yanting sudah tidak begitu ramah padanya.

Dia sudah mengatakannya dengan sangat jelas, hanya bisa menjadi temannya, dan tidak akan sesering sebelumnya menghubunginya.

Ditambah lagi perasaannya pada Lanxi……ini semua artinya dia sudah memutuskan untuk melewati hidup damai tentram dengan Lanxi.

Tapi, bagaimana mungkin Gu Jingwen rela?

Dia sudah mengorbankan masa mudanya……tidak mungkin hanya satu kalimat ‘tidak’ sudah bisa menyelesaikannya.

Gu Jingwen terdiam, “Ok, nanti kucari Cheng Yi.”

Lu Yanting: “Hmm, dia pasti akan membantumu menyelesaikannya.”

“Hhmm.....Kusuruh Xiao Xiao bicara denganmu.”Gu Jingwen menyodorkan HP yang ada ditangannya ke Xiao Xiao.

Biasanya Xiao Xiao tak banyak bicara, tapi saat berbicara dengan Lu Yanting, dia masih bisa mengobrol beberapa kalimat.

Xiao Xiao: “Paman Lu.”

Mendengar suara Xiao Xiao, kening Lu Yanting menjadi santai: “Hmm.”

Xiao Xiao: “3 September nanti……ulang tahunku, paman datang kan?”

Tanya dia penuh hati-hati, dengan suara gemetaran seolah dia takut ditolak.

Kalau bukan Xiao Xiao yang mengatakannya, Lu Yanting mungkin sudah melupakannya.

Iya, 3 September ulang tahunnya Xiao Xiao.

Sebenarnya ini bukan tanggal lahirnya, ini adalah tanggal dimana dia diasuh oleh panti asuhan.

Xiao Xiao sejak dilahirkan sudah dibuang orang tuanya, lalu ditemukan oleh orang baik dan diantarkan ke panti asuhan.

Saat usia dua tahun lebih, dia baru di diagnosa menderita autis.

Kira-kira disaat ini Lu Yanting memberinya bantuan.

“Hhm, pasti.”jawab Lu Yanting, “Mau hadiah apa?”

Xiao Xiao: “Tidak mau, paman Lu datang saja sudah cukup.”

Lu Yanting tersenyum, tidak menjawab telepon.

Lalu, telepon nya diambil kembali oleh Gu Jingwen.

Gu Jingwen:“Kalau begitu……tidak ganggu kamu lagi, sekarang di Amerika seharusnya sudah malam, kamu cepat istirahat sana.”

Gu Jingwen baru saja selesai menelepon, kebetulan Lanxi juga sudah selesai mandi.

Dia yang mandi air panas, merasa sangat nyaman, setelah keluar dari kamar mandi tidak bisa menahan diri untuk meregangkan pinggangnya dan mengeluarkan suara.

Di kamar hotel begitu tenang, kebetulan suara ini sampai terdengar oleh Gu Jingwen yang ada ditelepon.

Gu Jingwen yang mendengarnya wajahnya berubah pucat.

Lu Yanting melihat bayangan Lanxi dari kaca jendela.

Dia hanya memakai baju tidur, kedua kakinya yang indah tampak terekspos, bagian dadanya juga terekspos, dan rambutnya masih basah.

Yang melihatnya benar menyegarkan hati dan pikiran.

Lu Yanting sudah lupa untuk mengucapkan selamat tinggal pada Gu Jingwen, dan langsung mematikan telepon.

Lanxi berjalan menghampiri Lu Yanting, tersenyum menyipitkan mata, dan kebetulan melihat layar teleponnya.

Layarnya menunjukkan telepon yang baru berakhir menuliskan nama : Jingwen.

Setelah melihat nama itu, Lanxi tersenyum: “Lihatlah, Bos Lu tak bisa melupakan nona Gu, tengah malam juga telepon mesra, aku mana ada segitunya.”

“Telepon dari dia, ada masalah yang harus diurus.”ucap Lu Yanting memberikan penjelasan: “Aku tidak inisiatif telepon dia.”

Lanxi tersenyum lucu karena alasan Lu Yanting: “Bos Lu tidak perlu jelaskan padaku.”

“Kalau tidak percaya bisa periksa sendiri.”Lu Yanting langsung memberikan HP-nya pada Lanxi. “Pass nya 121212, lihat sendiri, aku pergi mandi.”

Lanxi:“……”

Serahkan HP nya begitu saja?

Benar-benar membuat orang tersanjung.

Lanxi yang belum sempat mengatakan apa-apa, Lu Yanting sudah pergi mandi.

Lanxi mencemberutkan bibirnya sambil memegang HP nya ke kamar.

Sebenarnya dia tidak begitu kepo, tapi mumpung HP Lu Yanting ada samanya, tentu saja harus dilihat.

Aplikasi di HP nya sangat sedikit, selain aplikasi bawaan dari HP, hanya ada beberapa email, selain itu sudah tidak ada lagi.

Sama sekali berbeda dengan HP-nya.

Lanxi membuka galeri nya dan itu kosong.

Ada beberapa foto, dan itu semua foto jadwal perjalanan dan laporan.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu