Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 63 Tidak melakukan Apapun? (2)

Semuanya terjadi begitu tiba-tiba, kali ini Lanxi benar-benar terkejut.

Dia menundukkan kepalanya, menatap lampu mobil yang ada didepan.

Sangat silau.

Lu Yanting menurunkan jendela, melambaikan tangan kepada supir mobil yang ada didepan, untuk memberitahukan dia tidak apa-apa.

Lalu, mobil tersebut pergi.

Lu Yanting menghentikan mobil di pinggir jalan, dan melihat ekspresi Lanxi yang terkejut, lalu menyeringai, “Ternyata kamu juga takut mati ya, kukira kamu tidak ingin hidup.”

Bagaimana mungkin Lanxi tidak mengerti arti dari kata-kata tajam ini.

Sekarang seluruh tubuhnya tidak bertenaga, dia sama sekali tidak ingin berdebat dengannya.

Masih tidak mau bicara.

Lu Yanting sekali lagi menggertakkan gigi, lalu menyetir mobil.

Di pinggir jalan tidak nyaman berdebat dengannya, semua dibicarakan sesampai dirumah.

**

Dua puluh menit sudah berlalu, mobil berhenti didepan rumah.

Setelah mobil berhenti, Lanxi mengambil inisiatif turun dari mobil.

Lu Yanting mengikutinya, baru sampai didepan pintu, Lu Yanting sudah menarik Lanxi ke kamar lantai atas.

Lanxi telanjang kaki, dia masih belum sempat memakai sandal.

Sesampai dikamar, Lu Yanting mencampakkan Lanxi ke tempat tidur dan menindihnya, lalu mencubit dagunya dengan satu tangan.

“Katakan.”

Dia mengatakan satu kata ini dengan dingin, tatapan matanya seperti es.

Lanxi: “Katakan apa?”

Lu Yanting: “Kenapa kamu bertemu dengan Shen Wenzhi, setelah kalian bertemu apa yang kalian lakukan.”

Dia dengan sabar menanyakannya.

Karena dia tahu, kalau tidak ditanya, Lanxi pasti akan terus berkelit dengannya.

Lanxi menggerakkan tubuhnya, menutup mata, dan tidak mengatakan apa-apa.

Karena dia bergerak, tato di bahunya kelihatan.

Setelah Lu Yanting melihatnya, dia langsung menarik bajunya kesamping.

“Hari ini kamu tidak bekerja, hanya untuk melakukan ini?” Lu Yanting mengeram, sama sekali tidak tahu apa yang dia pikirkan.

Lanxi menarik bajunya kembali dan menjawabnya dengan tenang: “Aku tato didekat sekolah, saat aku berjalan-jalan disekolah bertemu dengannya, kami sama sekali tidak melakukan apa-apa.”

“Tidak melakukan apa-apa?” mendengar Lanxi berkata begitu, Yanting tersenyum.

Cubitan tangannya semakin kencang: “Kamu menganggap dirimu terlalu pintar atau menganggap diriku bodoh? Pertemuan kalian sebelumnya tidak menyenangkan?”

“......tidak melakukan apa-apa.” Lanxi membantahnya, “Kalau tidak percaya kamu bisa periksa sendiri.”

“Heh.” Lu Yanting tersenyum dingin, “Kenapa, hari ini begitu menurut, takut aku mempersulit kekasih tercintamu?”

Lanxi mengerutkan kening: “Aku tidak mencintainya.”

“Bagus jika tidak mencintainya.” Lu Yanting menatap matanya, “Tidak mencintainya kamu bisa pergi menemuinya? Tidak mencintainya kenapa dia memukul Cheng Yi? Lanxi, kamu menganggap aku bodoh ya?”

Lanxi: “Cheng Yi duluan yang main tangan pukul dia, dia tidak bisa berkelahi.”

“Jadi kamu sakit hati?”Lu Yanting sangat marah karenanya, “Apa kamu merasa bersalah? Atau kamu suka perasaan merebut pria dengan orang lain? Ehn?”

“......”Lanxi tidak mengatakan apapun.

Bersalah, sebenarnya dia sendiri juga merasa sedikit.

Tapi waktu itu......dia benar tidak bisa mengontrol dirinya.

Dia pikir, kedepannya dia benar tidak bisa bertemu dengan Shen Wenzhi sendirian.

Kalau tidak, mudah terjadi masalah.

Lu Yanting menepuk wajahnya, ekspresinya yang sarkastis:“Tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, Ehn?”

Lanxi menarik nafas dalam-dalam.

Lalu, mengangkat tangannnya, merangkul lehernya.

Detik berikutnya, dia menundukkan kepala mencari bibirnya, disertai dengan senang dan penuh hasrat.

Lu Yanting tidak tahan dengan tubuhnya, dia yang barusan menciumnya, tidak tahu apa, hasrat yang ada dalam dirinya membara.

Lu Yanting menggertakkan gigi, menindihnya di ranjang, lalu melepaskan bajunya.

Tepat sampai di dadanya ada bekas ciuman.

Ini pasti bukan dia yang menciumnya.

Melihat ini, Lu Yanting seperti disiram air dingin, hasrat apapun sudah tidak ada.

Dia sekarang hanya ingin mencekik dia sampai mati. Dia yang berpikir begitu, juga melakukannya begitu.

Tiba-tiba lehernya dicekik, mata Lanxi melotot membesar ketakutan.

“Sia.....”

Sudah sampai tahap ini, dia bahkan tidak bisa mengucapkan kata-kata kotor dari mulutnya.

“Ini yang kamu maksud tidak melakukan apa-apa?” Lu Yanting menunjuk bekas ciuman yang ada di dadanya.

Lanxi menundukkan kepala melihatnya, saat melihat bekas ciuman, kepalanya seperti ada sesuatu yang meledak.

Dia mengingat dengan serius, sebelumnya memang Shen Wenzhi mencium disini, dia tidak menyangka akan meninggalkan bekas.

“Heh, cinta lama bersemi kembali, senang saat bertemu ya? Lu Yanting melepaskan pegangannya, dan duduk disamping, “Katakan padaku, apa yang kalian lakukan.”

Lanxi menenangkan diri, dan menjelaskan padanya: “Waktu itu aku minum terlalu banyak, hanya cium sebentar, lalu Zhou Jinyan dan Cheng Yi datang.”

Takut Lu Yanting tidak percaya, selesai mengatakannya dia menambah satu kalimat: “Kamu bisa telepon dan tanyakan pada mereka.”

“Heh.” dia hanya tersenyum dingin.

Hati Lu Yanting juga tahu dengan jelas mereka berdua tidak melakukan apa-apa, tapi hanya sebuah ciuman, sudah cukup membuatnya tidak senang.

“Haruskah aku senang akan kesetiaan nyonya Lu?”

“Bisa tidak jangan begitu sarkastik?” Lanxi tidak bisa menerima sikapnya, “Sudah kujelaskan, dan aku juga bisa jamin kedepannya tidak akan bertemu dengannya.”

“Sudah berapa kali kamu berjanji, hmm?”

Lu Yanting sekali lagi berbalik badan menindihnya, menggosok bibir bawahnya dengan jarinya.

“Kalau kamu bisa melakukannya, apa bisa ada hari ini?”

Lanxi terdiam.

Lu Yanting: “Tidak bisa mengatakan apa-apa?’

Diam cukup lama, Lanxi tiba-tiba bertanya padanya: “Bagaimana dengan kamu?”

“Kamu memintaku untuk tidak bertemu dengan Shen Wenzhi, apa kamu bisa tidak mempedulikan nona Gu?”

Ini pertama kalinya Lanxi membahas masalah Gu Jingwen didepannya.

Mendengar Lanxi berkata begitu, wajah Lu Yanting sedikit lebih tenang.

Dia memandangnya: “Kamu sangat peduli masalahku dengannya?”

Lanxi menggelengkan kepala: “Bukan peduli, aku hanya mau perlakuan yang adil.”

Dia yang menjelaskan sekata demi sekata; “Karena Bos Lu tidak mengijinkanku bertemu dengan Shen Wenzhi, bukankah diri sendiri juga harus melakukannya untuk putus hubungan dengan mantan pacar? Kalau kamu tidak bisa melakukannya, atas dasar apa kamu memintaku melakukannya?”

Heh......jawaban yang luar biasa.

Ekspresi wajah Lu Yanting yang baru saja tenang, setelah mendengar perkataannya, dalam sekejap menjadi muram kembali.

Dia mendengus dengan dingin.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu