Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 182 Kalau Memiliki Putri (1)

Anak. Begitu mendengar kata ini, gerakan tangan Lanxi langsung terhenti.

Sebenarnya mengenai masalah anak, dulu sekali Xi An sudah pernah membicarakannya.

Namun ketika itu Lu Yanting maju untuk mematahkan pemikiran ini, sehingga dia tidak perlu meresponnya.

Awalnya Lanxi sudah mengira kali ini juga akan menjadi seperti ini, sehingga dia melihat kearah Lu Yanting dengan refleks.

Dia merasa Lu Yanting akan keluar untuk membantunya menjelaskan, namun dia sama sekali tidak membantu.

Dan dalam pandangannya ada tatapan penasaran, seolah ia juga sangat tertarik pada jawabannya.

Begitu merasakan ini, tanpa sadar Lanxi meletakkan sendok ditangannya.

Anak…. Dia sungguh tidak memiliki rencana.

Lanxi terlihat terbebani, dan Xi An juga bisa merasakannya.

Dan dia kurang lebih juga sudah tahu keinginan Lanxi, melihat ekspresinya bisa diterka kalau dia tidak menginginkan anak.

Dan dia juga bukan tipe orang tuan yang suka memaksakan kehendak, kalau Lanxi tidak menginginkan, maka dia tidak akan memaksa.

Xi An hanya tersenyum, lalu berkata : “Lanlan jangan salah paham, aku hanya asal bertanya, tidak ada maksud ingin memintamu cepat punya anak.”

“Kamu dan Yanting sudah menikah begitu lama, ada hal yang sudah seharusnya mulai direncanakan, semua biarkan berjalan apa adanya, kalau bisa ya lahirkan.” Xi An berkata sambil tersenyum, “Yanting juga lumayan suka dengan anak kecil, aku yakin dia bisa menjadi ayah yang baik.”

Meskipun Lanxi tidak begitu menginginkan anak, namun ia cukup setuju dengan apa yang Xi An katakan tentang Lu Yanting, Lu Yanting memang akan menjadi seorang ayah yang baik.

Ini semua bisa ia lihat ketika ia bersama dengan Xiao Xiao dan Cheng Zi.

Sehingga Lanxi mengangguk, ingin melewatkan topik ini.

Setelah Xi An melihat Lanxi mengangguk, ia tersenyum, “Kalau begitu kalian yang semangat ya!”

Lanxi mengetatkan bibirnya, tidak bicara.

Lu Yanting duduk disamping mengamati sikap Lanxi, dan menyadari kalau dia tidak se-anti seperti yang ia bayangkan.

Mungkin juga karena yang mengatakan ini adalah Xi An sehingga dia tidak enak untuk melawan.

Tentu saja, tidak perlu alasan apapun, melihat Lanxi yang seperti ini, dia sudah sangat senang.

Paling tidak ini membuktikan kalau diantara mereka berdua masih ada harapan.

………

Makan malam kali ini berjalan begitu harmonis.

Lanxi sudah lama tidak datang, Xi An dan Lu Bienian begitu memperhatikan keadaan Lanxi selama ini, juga menanyakan bagaimana hubungan mereka.

Tentu saja Lanxi tidak akan memberitahu mereka kalau diatara dirinya juga Lu Yanting ada masalah.

Sehingga apapun yang mereka tanyakan Lanxi akan menjawa : cukup baik.

Sepanjang itu ia terus tersenyum, sama sekali tidak terlihat celah.

Dan Lu yanting merupakan salah satu orang yang terbengkalai, namun, dalam situasi yang seperti ini, dia rela terbengkalai.

Setelah makan malam, Lu Yanting dan Lanxi diam di rumah keluarga Lu sejenak, lalu pulang.

Sebelum jalan, Lu Bienian sengaja membiarkan Lanxi membawa anggrek itu.

Awalnya Lanxi mengira ia hanya bercanda, siapa sangka sebelum jalan dia benar-benar meminta Lanxi untuk membawa bunga itu pulang.

Lanxi pribadi merasa bunga anggrek itu mekar dengan sangat indah, sehingga menerimanya dengan senang hati.

Kebetulan Bie Yuan sudah lama tidak ditinggali, sehingga dia bisa mendekornya sedikit.

Setelah sibuk satu harian, setelah mandi Lanxi langsung naik untuk tidur.

Bie Yuan merupakan tempat yang paling familiar untuknya, begitu kembali kemari tentu saja ia akan tinggal dikamarnya yang lama, dan Lu Yanting……. Langsung terbengkalai.

………

Setelah dicuekin oleh Lanxi, Lu Yanting mau tidak mau mencari sebuah kamar untuk tidur dengan tenang.

Kamar yang ia dapatkan adalah kamar tamu.

Meskipun kamar tamu, namun didalamnya tetap diletakkan begitu banyak barang pemilik rumah.

Misalnya, album foto.

Sebenarnya Lu Yanting agak tidak bisa tidur, begitu melihat album foto, ia langsung mengambilnya untuk melihat.

Usia album foto ini harusnya sudah cukup tua, diatasnya banyak foto Lanxi ketika berusia satu dua tahun, ada foto keluarga, juga ada foto dirinya sendiri.

Tentu saja, yang paling banyak adalah fotonya bersama Bai Wanyan dan Bai Cheng.

Ini merupakan pertama kalinya Lu Yanting melihat foto Lanxi yang begitu kecil.

Kalau bukan karena foto ini diletakkan di Bie Yuan, mungkin dia tidak akan menyadari kalau anak kecil ini adalah Lanxi.

Tidak salah, ketika Lanxi berusia satu dua tahun lumayan gemuk, wajahnya begitu bulat, sekujur tubuhnya juga begitu buntal, sama sekali tidak mirip dengan dirinya yang sekarang.

Lu Yanting melihat fotonya, melihat lengan tangannya yang gemuk sampai beruas, terlihat seperti akar lotus.

Meskipun gemuk, namun terlihat begitu lucu.

Lu Yanting menatap foto Lanxi yang mengenakan topi bayi, jarinya menyentuh foto, tanpa terasa ada senyuman yang menggantung dibibirnya.

Dia berpikir, kalau dia memiliki putri dari Lanxi, mungkin saja wajahnya akan selucu ini.

Hanya memikirkannya saja, Lu Yanting sudah berasa begitu senang.

Dia menghabiskan waktu 1 jam untuk melihat seluruh foto dalam album itu sampai habis, setelah melihatnya ia merasa semakin memahami Lanxi.

Samar-samar dia merasa, pindah bersamanya ke Bie Yuan merupakan sebuah keputusan yang begitu tepat.

Setelah melihat album, Lu Yanting meletakkan albumnya disamping, lalu berbaring dan tertidur.

**

Hari kedua adalah hari kerja, Lanxi juga bangun sangat pagi.

Awalnya ia mengira dirinya yang bangun paling awal, siapa yang menyangka Lu Yanting bangun lebih pagi darinya.

Karena ketika ia bangun dan turun ke bawah, Lu Yanting sudah pulang dari membeli sarapan.

Bie Yuan sudah terlalu lama tidak ditinggali, tentu saja tidak ada bahan makanan, Lu Yanting juga tidak bisa memasak sendiri, sehingga mau tidak mau harus membeli makan diluar.

Belakangan ini sikap Lu Yanting sangat baik, baik sampai membuat Lanxi merasa terbuai.

Namun ia masih menyisakan sedikit kesadaran, dia masih mengingat luka yang pernah diberikan.

Sehingga dia mengingatkan dirinya setiap hari, jangan sampai lupa diri.

Setelah makan Lu Yanting yang mengantarkannya ke kantor, namun perjalanan dari Bie Yuan ke Dongjin sangat dekat, hanya memakan waktu perjalanan 5 menit.

Alasan Lanxi ingin pindah kemari karena hal ini.

Setelah tiba di kantor, satu minggu yang sibuk segera dimulai lagi, Lanxi menggunakan kecepatan yang paling cepat untuk masuk ke dalam suasana kerja.

Hanya dalam waktu satu kedipan saja sudah tiba di bulan Juni akhir.

Setelah dihitung-hitung, perjanjian antara Lanxi dan Lu Yanting sudah berjalan setengah jalan.

Dan jujur saja, selama ini hubungannya dan Lu Yanting cukup menyenangkan.

Namun belum bisa digambarkan dengan kata bahagia.

Dan lebih tepatnya, tenang.

Yang dimaksud tenang adalah, tidak ada pertengkaran, namun juga tidak ada perkembangan apapun.

Sikap Lu yanting terhadapnya memang sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya, namun Lanxi tidak berniat mengurungkan niatnya untuk bercerao hanya karena ini.

Akhir Juni, ada acara pesta yang diadakan oleh Komunitas Pengusaha Kota Jiang.

Sebagai Direktur Dongjin, Tentu saja Lanxi masuk dalam orang yang diundang.

Kalau dulu, mungkin dia tidak akan mengikuti acara seperti ini.

Namun sekarang, hatinya sudah jauh lebih kuat menerima acara semacam ini.

Dan dia juga tahu kjelas, kalau kelak dia ingin terus mengurus DongJin, maka acara seperti ini adalah sesuatu yang tidak bisa ia hindari.

Daripada bersembunyi, lebih baik ia beradaptasi dan hadapi mulai sekarang.

Awalnya Lanxi mengira Lu Yanting juga akan pergi, malamnya setelah pulang ke Bie Yuan, ketika membicarakan ini Lu Yanting malah mengatakan kalau dia ada tugas dinas.

Semenjak mereka menikah sampai sekarang, Lu Yanting jarang sekali dinas.

Sehingga ketika mendengarnya ada tugas dinas, Lanxi merasa agak terkejut.

Ketika itu, sepertinya ada rasa kecewa yang diam-diam menggerogoti hatinya.

Uhm, mungkin tidak bisa disebut kecewa, lebih tepatnya terkejut.

Karena awalnya dia mengira mereka bisa pergi bersama ke forum ini.

“Kamu ada tugas dinas?” Lanxi bertanya padanya.

“Hm, belakangan ini ada projek baru diluar, mereka tidak berhasil dalam negosiasinya, aku harus turun tangan sendiri.” Lu Yanting menjelaskan pada Lanxi dengan singkat.

Lanxi hanya menjawab singkat ‘oh’, lalu tidak bicara lagi.

Lu Yanting menoleh dan mengamati ekspresinya, lalu bertanya padanya, “Kangen padaku?”

Mendengar Lu Yanting berkata demikian, Lanxi langsung tertawa, tawanya terdengar begitu penuh cibiran.

Tentu saja Lu Yanting bisa mendengar nada cibiran dalam tawanya, ia menggerakkan bibir ingin bicara, namun tidak jadi.

**

Hari H acara komunitas itu pun tiba.

Karena tidak ada Lu Yanting, jadi Lanxi datang seorang diri.

Pihak Jiang Sisi, karena Mu Baicheng tidak begitu suka dengan acara seperti ini, sehingga yang datang adalah Jiang Song.

Bagaimana pun Jiang Song adalah direktur perusahaan, Jiang Sisi tidak datang juga masih masuk akal.

Lanxi sebenarnya tidak begitu akrab dengan para pengusaha disini.

Sejujurnya, sejak dia memegang Dongjin, dia belum pernah keluar untuk membicarakan masalah investasi atau proyek apapun, hampir semuanya merupakan kerja sama langsung dengan Zhonghai.

Ditangan Lu Yanting masih ada begitu banyak proyek, dia sama sekali tidak butuh keluar untuk meminta bantuan orang lain.

Namun kondisi sekarang sudah berbeda.

Lanxi tahu dengan sangat jelas, begitu dia dan Lu Yanting bercerai, pihak Zhonghai tidak mungkin memberikan bantuan pada Dongjin tanpa bersyarat seperti sekarang ini lagi.

Sehingga dia perlu untuk memperluas pergaulannya.

Sampai ditahap seperti sekarang, tidak mungkin baginya untuk tidak berkenalan dengan para pengusaha lainnya.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu