Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 147 Ketahuilah Kapasitas Dirimu (2)

"Karena dia yang mempekerjakanmu, kalau begitu kamu seharusnya muncul di laut, bukannya di Dongjin. Dongjin adalah perusahaanku, aku ingin mepekerjakanmu atau tidak, keputusan ada padaku."

Pada titik ini, Lanxi berhenti sesaat, "Jadi sekarang, silahkan kamu pergi dari sini."

Tidak mudah baginya untuk mempertahankan sikap seperti ini terhadap Chenzhen.

Secara logika, orang-orang pada umumnya akan merasa malu jika di katai seperti itu.

Tapi Chenzhen tidak, dia tetap mempertahankan senyum tenang di wajahnya.

Setelah Lanxi selesai berbicara, Chenzhen kembali mengingatkannya: "Anda bisa berdiskusi dengan Direktur Lu terlebih dahulu."

"Tidak perlu diskusi." baru saja ucapan Chenzhen terlontar, pintu ruangan tiba-tiba terdorong terbuka.

Mendengar suara yang tidak asing, tubuh Lanxi membeku.

Dia menoleh melihat, seperti dugaannya Lu Yanting-- Lanxi tidak mengerti, bagaimana Lu Yanting bisa muncul disini.

Kekesalan tadi pagi masih sangat membekas di ingatan Lanxi, sekarang seperti itu lagi. Setiap kali mereka berdua berinteraksi, selalu saja saling konfrontasi seperti ini.

Entah bagaimana, dua hari yang singkat bisa merubah segalanya menjadi seperti sekarang.

Pagi tadi Lu Yanting baru saja memperingatinya untuk tidak keluar rumah.

Alhasil, dia sudah sampai di kantor saat sore hari.

"Direktur Lu." Setelah melihat Lu Yanting, Chenzhen dengan sopan menyapanya.

Lu Yanting menjawab singkat "Hmm."

Chenzhen: "Direktur Lan tidak setuju dengan keputusan untuk membiarkan saya menjadi Direktur, apakah kalian ingin mendiskusikannya terlebih dahulu?"

"Tidak perlu, dengarkan saja ucapanku." Lu Yanting membuat keputusan yang kuat.

Lanxi sudah menahan diri sedari tadi, mendengar ucapan Lu Yanting barusan, dia benar-benar tidak tahan lagi.

Lanxi menoleh menatap Lu Yanting, dan meninggikan suaranya tiba-tiba: "Atas dasar apa? Sejak kapan urusan Dongjin menjadi urusanmu?"

"Atas dasar apa?" Lu Yanting tertawa mendengar pertanyaan Lanxi, tawanya penuh akan sarkas dan hinaan.

Setelah tertawa, sebelah tangan Lu Yanting memegang dagu Lanxi: "Jika bukan karena aku, apa kamu bisa semudah itu mengambil alih Dongjin?"

"Sepertinya daya ingatmu sangat rendah, kamu tidak pernah bisa mengingat ucapan orang lain."

Ketika sampai di kalimat kedua, suaranya benar-benar dingin.

Mendengar kata-katanya, kepala Lanxi serasa mati rasa dan tubuhnya menjadi kaku.

Sekarang Lu Yanting benar-benar tidak ingin menjaga sedikitpun wajah Lanxi, di hadapan orang asing, dia mulai menghinanya dengan kata-kata seperti itu.

Ya benar, penghinaan.

Chenzhen secara alami merasakan atmosfir yang indah diantara mereka berdua, setelah berpikir, dia memilih untuk undur diri lebih dahulu.

"Kalian bicara dulu, saya tidak akan mengganggu."

Chenzhen mengatakannya dan meninggalkan ruang untuk mereka berdua.

Setelah Chenzhen pergi, kantor menjadi sunyi sesaat.

Lanxi dan Lu Yanting saling menatap, tidak ada yang membuka suara.

Tangan Lu Yanting tetap pada posisi semula, memegang dagu Lanxi dan memaksanya untuk melihat ke atas.

Lanxi merasa muak dengan tatapan Lu Yanting, kembali teringat pada serangkaian ucapan Gu Jingwen hari ini, dan sikap Lu Yanting padanya dua hari ini.

Kesabarannya ada batasnya, benar-benar tidak bisa melanjutkannya lagi.

Lanxi menjilat bibirnya yang kering dan berkata dengan suara bisu, "Lu Yanting, kita bercerai saja."

Dalam kurun waktu dua hari, dia telah dua kali mengajukan kata cerai.

Mendengar kata cerai kembali terlontar dari mulutnya, mata Lu Yanting suram, dan badai muncul di dasar matanya.

"Lanxi, daya ingatmu sungguh pendek."

Baru saja kemarin sore dia menyelesaikan permasalahan ini dengannya, sekarang dia sudah lupa?

"Apakah kamu merasa menarik jika terus seperti ini?"

Suara Lanxi tidak pernah selelah ini sebelumnya, dia tidak bertengkar dengan keras seperti kemarin.

Suaranya begitu ringan sehingga terdengar seperti sudah lama tertekan.

"Karena kamu sangat peduli pada Nona Gu, lebih baik memberinya tempat, aku sudah tidak menginginkan posisi ini lagi, aku sangat berterima kasih padamu untuk urusan perusahaan, aku harap kita bisa membiarkan satu sama lain pergi."

Melepaskan satu sama lain?

Dia benar-benar bisa mengatakan segalanya demi bercerai.

Dia sudah berkali-kali mengatakannya pada Lanxi, bahwa dia sudah melepaskan Gu Jingwen sedari lama, namun ketika meminta cerai, dia masih saja membicarakan perihal Gu Jingwen.

Dan dia tidak tahan untuk menjelaskan pada Lanxi seperti sebelumnya.

Tapi setelah dipikir kembali, dia merasa dirinya sangat bodoh.

Apa yang bisa dijelaskan? Wanita tak berperasaan ini tidak peduli.

"Aku juga sudah bilang jangan pernah berpikir untuk bercerai." Lu Yanting langsung memberinya jawaban.

"Lanxi, aku sarankan untuk tidak memprovokasiku lagi, hanya jika aku menggerakkan ujung jari, Dongjin-mu ini bukanlah apa-apa lagi."

Dongjin.

Dia tahu persis dimana letak kelemahan Lanxi.

Ketika Lu Yanting mengatakan hal tersebut, dia diam.

Kemudian, dengan kepala tertunduk, dia tidak mengatakan apa-apa.

Perasaan lemah dari kepala hingga ujung kaki hampir menghilangkan kekuatannya untuk bernafas.

"Aku ingin kembali bekerja di perusahaan." Setelah perceraian tidak bisa diwujudkan, Lanxi hanya bisa mendiskusikan hal ini dengannya.

Dia benar-benar tidak bisa berdiam diri dirumah setiap hari, tinggal seharian ini membuatnya hampir gila, jika masa yang akan datang dihabiskan seperti itu, dia pasti akan sakit.

"Apa kamu pikir kamu berhak untuk bernegosiasi denganku sekarang?" Suara Lu Yanting masih dingin, dan tidak tergerak oleh kata-katanya sama sekali.

"Kamu harus tahu kapasitasmu."

Lanxi: "......"

Terdapat sindiran di dasar mata Lu Yanting, dia mengangkat tangannya dan menepuk pipi Lanxi, "Karena tidak bersedia menjadi Nyonya Lu, mainkanlah peran kekasih nanti. Apa yang dilakukan oleh kekasih, kamu pasti lebih tahu dari siapapun, hm?"

Mendengar ucapan Lu Yanting, Lanxi merasa bahwa dia seperti disiram dengan air dingin dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Kekasih...... apakah dia menginginkan dirinya setiap hari berdiam di rumah dan menunggunya pulang memanjakannya?

Berpikiran seperti itu, Lanxi mengatupkan giginya sampai terasa sakit.

Mungkin juga karena selama ini dia sudah terbiasa keras kepala dan Lu Yanting selalu mengalah, dan hari ini tiba-tiba mendengar kata-katanya yang seperti ini, Lanxi benar-benar tidak terbiasa.

Walaupun dia memiliki banyak ketidak-puasan, Lanxi hanya bisa menahannya demi perusahaan.

Lu Yanting juga sedikit menyesal telah melontarkan kata-kata seperti itu, dia sadar dirinya sudah keterlaluan.

Dia mengira Lanxi akan memberontak atau menamparnya setelah mendengar ucapannya.

Lagipula, itu adalah karakternya.

Tapi kali ini, dia tidak melakukan apa-apa, dia bahkan tidak menyangkal .

Melihat Lanxi yang begitu penurut, Lu Yanting menjadi lebih tidak senang lagi.

Lu Yanting kembali mencubit dagu Lanxi dengan kasar, "Kenapa kamu tidak bersuara lagi, hm? Kamu bukannya sangat pandai berbicara?"

Lu Yanting mencubit dagunya tanpa perasaan, Lanxi sangat kesakitan tapi dia sama sekali tidak menunjukkannya.

Menjilati bibirnya, Lanxi berkata dengan ringan: "Kekasih memang sudah seharusnya penurut, pada apapun yang dikatakan sumber uangku, bukan?"

Lanxi benar-benar pandai menyulut amarah Lu Yanting, tidak perlu bicara panjang lebar, satu kalimat saja sudah cukup--

Lu Yanting mengatupkan giginya, berharap bisa membunuhnya seperti ini.

Lihat saja, ini adalah wanita yang dicintainya, tidak peduli apa yang dilakukannya, seberapa baik padanya, dia tetap tidak bisa melihatnya.

Karena Lanxi tidak berperasaan seperti itu, kalau begitu Lu Yanting juga tidak perlu memikirkan perasaannya seperti sebelumnya.

Karena Lanxi sangat ingin menjadi kekasih, maka dia akan memperlakukannya seperti kekasih sekarang.

"Baik." Lu Yanting hampir seperti meremas kata itu dari giginya,"Ingatlah perkataanmu hari ini."

Lanxi tidak menjawab, hatinya sakit.

Tentu saja dia akan selalu mengingat apa yang dia katakan hari ini, tidak akan pernah dia lupakan selama ia hidup.

......

Lu Yanting menyeret Lanxi keluar dari ruangan, kebetulan bertemu karyawan saat mereka berdua keluar, raut wajah Lu Yanting sedang tidak ramah, begitu juga dengan Lanxi, orang-orang dapat langsung melihat bahwa mereka sedang bertengkar.

Sebelumnya orang-orang dikantor merasa mereka berdua sangat saling mencintai, sekarang tiba-tiba bertengkar, gosip menyebar dengan cepat.

Banyak yang mulai berdiskusi, Lanxi sudah tidak disukai lagi.

Lu Yanting menyeret Lanxi memasuki mobil, kemudian bergegas pulang ke rumah.

Tidak ada yang membuka suara sepanjang jalan.

Sejak pulang dari rumah Keluarga Gu pagi tadi, Lanxi sudah sangat pusing, ditambah lagi kajadian di kantor barusan, semakin menambah sakit kepalanya.

Sekarang Lu Yanting mengemudi begitu cepat, dia benar-benar tidak tahan lagi.

Perutnya sangat tidak nyaman sepanjang jalan.

Saat sampai di Guanting, Lanxi sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi, setelah mengganti sendalnya dia langsung berlari menuju toilet dan memuntahkan semuanya.

Karena seharian ini dia hanya makan saat sarapan saja, jadi dia tidak mengeluarkan apapun, hanya muntah-muntah saja.

Namun perut Lanxi masih tidak nyaman setelah muntah.

Saat berkumur, Lanxi mengingat kemarin juga dia muntah.

Dua hari ini benar-benar menguras tenaga.

Memikirkan hal ini, Lanxi menertawakan dirinya sendiri.

Setelah muntah, perutnya terasa sedikit asam sehingga dia menginginkan sesuatu yang panas untuk menghangatkannya.

Tapi Lanxi tidak bisa memasak, jadi dia hanya bisa memesan makanan dari luar.

Dia tidak bodoh untuk mengharapkan Lu Yanting memasakkan sesuatu untuknya disaat seperti ini.

Setelah selesai berkumur, Lanxi mengeluarkan ponsel dari sakunya, membalik sebentar daftar makanan terdekat, kemudian dia memesan semangkuk sup mie kuah bening.

Lu Yanting berdiri sendiri di ruang tamu, kepalanya berputar mendengar Lanxi yang muntah.

Lanxi kesakitan, dirinya juga tidak lebih baik dibandingkan Lanxi.

Suasana hatinya sangat buruk, untuk meredakan kegelisahannya, Lu Yanting hanya bisa merokok.

Setelah menyalakan sebatang rokok dan berdiri di depan jendela, Lu Yanting baru menyadari hujan mulai turun lagi.

Tidak tahu mengapa, jelas-jelas musim hujan tahun ini baru saja dimulai, tapi dia merasa sudah berjalan sangat lama.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu