Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 51 Jangan Bergerak, Aku Memelukmu (1)

Lanxi berteriak seperti ini, Lu Yanting sudah tahu bahwa dia karena imsomnia jadi kesal.

Terpikir apa yang Liao Xuan katakan sebelumnya, di saat ini, dia hanya bisa mencoba menenangkan suasana hati Lanxi.

Lu Yanting menekan emosinya dan langsung mengangkat Lanxi menuju ke kamar tidur

Gerakannya terlalu mendadak, Lanxi sama sekali tidak bersedia, kedua kakinya meninggalkan lantai, dia seperti biasanya memeluk bahu Lu Yanting.

Lu Yanting berjalan sangat cepat, hanya dalam belasan detik sudah membawanya kembali ke kamar tidur.

Lanxi diletakkan di ranjang oleh Lu Yanting. Dia sedikit tidak senang, dia mengambil bantal dan membanting ke arah Lu Yanting.

“Dasar kamu, aku sudah katakan aku tidak bisa tidur!”

Bantal itu kebetulan membanting di wajah Lu Yanting, dari kecil hingga besar, belum ada wanita manapun yang berani melakukan ini padanya.

Kalau itu di saat biasanya, Lu Yanting pasti akan marah.

Mempertimbangkan situasi Lanxi saat ini, ia harus mengakomodasinya.

Lu Yanting menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan emosinya. Dia mengambil bantal dan meletakkannya kembali ke ranjang.

Kemudian, dia naik ke ranjang, berbaring di sebelah Lanxi.

Dia mengangkat lengan, merangkul pinggangnya, dan nada suara yang rendah terdengar di telinganya.

Seperti selo yang tersembunyi di malam hari, melodi-melodinya dapat menenangkan orang.

“Jangan bergerak, aku memelukmu, ayo pejamkan matamu.”

Lu Yanting sambil membujuk dan tangan satunya menyentuh tombol di kepala ranjang dan mematikan semua lampu di dalam ruangan itu.

Ruangan yang awalnya terang segera jatuh ke dalam kegelapan.

Di telinga Lanxi, hanya terdengar suara napas Lu Yanting dan detak jantungnya yang kuat.

“Apakah sekarang sudah terasa tenang?” Dia memeluknya, dan menempel di telingannya menanyakan pertanyaan ini.

Meskipun Lanxi tidak berbicara, tetapi kenyataan menyatakan, dia menjadi lebih tenang.

Apalagi setelah lampu di dalam ruangan dimatikan.

Tentu saja, dia tidak tahu apakah ini disebabkan Lu Yanting atau disebabkan hal lain.

Mungkin pengaruh efek obat Setraline, dia sekarang sudah tidak begitu emosional seperti tadi.

Tetapi, lengan pria merangkul di pinggangnya, dia sedikit sesak nafas.

Lanxi terdiam sejenak, dan mulai mendorongnya.

Setelah merasakan gerakannya, Lu Yanting berkata dengan menekan suaranya: “Ada masalah apa lagi?”

Lanxi: “Aku sesak nafas, kamu longgarkan tanganmu.”

Sekarang, dia berbicara tidak sekesal tadi lagi, sepertinya sudah tenang.

Mendengar peringatannya kemudian, Lu Yanting mengatur kekuatan lengannya, agak melonggarkan sedikit.

“Bagaimana dengan sekarang?” Dia bertanya.

Lanxi menjawab “ehm”, lalu memejamkam matanya.

……

Meskipun suasana hatinya agak tenang, tetapi kondisi insomnia tidak membaik.

Lu Yanting memeluknya di dalam pelukan, dia tetap saja tidak bisa tidur.

Sepertinya dia terlalu melebih-lebihkan dirinya sendiri, dia berpikir bahwa situasi insomnia jauh lebih baik daripada sebelumnya......

Tanpa diduga, ternyata itu semuanya hanya dikarenakan kotak aromaterapi.

Karena dia terlalu percaya diri.

Berbaring selama satu jam lebih, Lu Yanting sudah tertidur.

Lanxi mendengarkan suara nafasnya yang stabil, mulai merasa ngantuk.

Tetapi meskipun ngantuk, dia tetap saja insomnia.

Dia melepaskan diri dari pelukan Lu Yanting, tanpa mengenakan sandal turun dari ranjang, pelan-pelan berjalan ke ruang tamu.

Mengeluarkan rokok dari dalam tas dan menyalakannya, dia memegang rokok dan berjalan ke depan balkon.

Meskipun sudah tengah malam, lampu di kota ini tetap bersinar terang.

Melihat cahaya lampu di luar jendela dan mobil yang berjalan, gerakan merokok menjadi lebih kuat.

Setelah habis mengisap sebatang rokok, dia lanjut menyalakan yang kedua.

Akhir-akhir ini terlalu banyak hal yang terjadi, dia tidak memiliki waktu untuk merokok dengan tenang.

Lanxi berdiri mengisap tiga batang rokok di ruang tamu.

Setelah selesai merokok, dia membuang puntung rokok ke asbak di atas meja, dan kemudian kembali ke kamar tidur dengan kaki telanjang.

Lu Yanting tidur nyenyak, sama sekali tidak menyadari gerakannya.

Berbaring di sampingnya kemudian, Lanxi memejamkam matanya dan terus berusaha tidur.

Akhirnya kali ini berhasil, tetapi tidak terlalu lelap.

Bagaimanapun dalam beberapa jam, selalu dalam keadaan setengah mimpi dan bangun.

**

Dini hari berikutnya, Lu Yanting baru saja bangun dari ranjang, Lanxi juga ikutan bangun.

Dia tidak tidur nyenyak pada malam hari, dan wajahnya terlihat sangat capek.

Lu Yanting langsung memperhatikannya.

Dia awalnya berpikir ingin membawa Lanxi dan Huiling serta teman-teman untuk makan bersama, tetapi melihat kondisinya sekarang ini, diperkirakan tidak bisa pergi lagi.

Setelah bangun dari tempat tidur, hal pertama yang dilakukan Lu Yanting adalah menelepon layanan hotline kamar hotel, meminta orang membawakan sarapan.

Dia yakin kalau dia tidak memanggil sarapan, Lanxi tidak akan berpikir untuk makan.

Wanita ini sama sekali tidak tahu bagaimana menyayangi tubuhnya sendiri.

Setelah menelepon layanan hotline kamar, Lu Yanting langsung pergi mandi.

Lanxi tidak berbicara dengannya, lanjut berbaring di ranjang.

Lu Yanting keluar ke ruang tamu kemudian, tercium bau rokok yang samar.

Dia mengerutkan alisnya, dan di detik kemudian pandangannya tertarik oleh puntungan rokok di dalam asbak.

Apakah dia bangun merokok di tengah malam?

Dan sekaligus tiga batang?

Benar-benar sudah kelewatan.

Apakah dia sama sekali tidak mengetahui kondisi tubuhnya?

Tidak tahu mengapa, tiap kali melihat dia berperilaku tidak menyayangi dirinya, Lu Yanting selalu sangat marah.

Menekan emosinya, Lu Yanting berjalan ke toilet dan mencuci muka.

Servis hotel sangat efisien, dia baru saja selesai cuci muka, bel kamar sudah berbunyi.

Lu Yanting membuka pintu dan melihat, staf kerja sudah datang mendorong kereta makanan.

Staf kerja meletakkan sarapan di atas meja, kemudian berkata “Selamat makan”, lalu pergi dengan hormat.

Lu Yanting melirik sarapan di atas meja, kemudian berjalan masuk ke kamar.

Lanxi masih berbaring di ranjang tidak bergerak, padahal tidak bisa tidur, tetapi masih juga berbaring seperti ini.

Lu Yanting melangkah ke depan, menarik selimut di tubuhnya, “Bangun cuci muka dan sarapan.”

Dia berkata seperti itu, Lanxi juga terasa perutnya lapar.

Sebenarnya dia tidak terlalu banyak makan pada siang dan malam kemarin, ditambah lagi insomnia, energi berkurang dengan cepat.

Lanxi membuka selimut, mengenakan daster dan turun dari ranjang dengan kaki telanjang.

Lu Yanting menundukkan matanya, melihat telapak kakinya yang putih menginjak di karpet berwarna gelap, tatapannya langsung menjadi tajam.

Tidak mengenakan sandal lagi.

Padahal sandal berada di sampingnya, tetapi dia sama sekali tidak melihatnya.

Lu Yanting tersinggung marah.

Dia berjalan ke depan, menghalangi di depan Lanxi, dan memperingatkannya, “Pakai sandal dulu.”

“Oh....”

Lanxi sudah terbiasa berjalan dengan kaki telanjang, dan dalam hotel memiliki tikar, jadi dia merasa tidak apa-apa.

Tetapi mengenakan sandal bukan hal sulit bagi dia.

Karena Lu Yanting meminta pakai, jadi dia pakai saja.

Lanxi mengenakan sandal dengan lincah, lalu mengangkat kepala melihat Lu Yanting: “Apakah Bos Lu sudah puas?”

Lu Yanting tidak menjawab, hanya berkata padanya: “Pergi cuci muka, kalau tidak makanan akan dingin.”

Lanxi mengangguk, dan pergi ke ruang tamu.

Ketika mencuci muka, dia sengaja menggunakan air dingin, dengan begini dia akan terasa lebih bersemangat.

Tetapi tidak tidur penuh semalaman, seluruh tubuhnya merasa melayang, dalam pikirannya juga seperti dipenuhi pasta, putih dan kosong.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu