Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 175 Istriku (1)

Lu Yanting berjalan kesamping untuk menerima telfon, ekspresinya terlihat begitu tegas : “Kepala yayasan Xiao?”

Pihak kepala yayasan Xiao sedang panik, begitu mendengar Lu Yanting menerima telfon, segera berkata dengan tergesa-gesa : “Yanting, apakah kamu ada waktu sekarang? Ada kondisi Xiao Xiao yang cukup mendesak, mungkin butuh kamu datang…….”

“Kenapa dia?” mendengar kepala yayasan Xiao berkata demikian, Lu Yanting langsung merasa ada yang tidak beres.

Dia sudah lama tidak bertemu dengan Xiao Xiao, sejak kejadian yang terjadi di acara pernikahannya dengan Lanxi, banyak masalah yang bermunculan dan harus ia selesaikan.

Semua masalah mengerumuninya, sama sekali tidak punya waktu untuk menengok Xiao Xiao.

Terakhir kali berhubungan dengannya ketika Gu Jingwen menelponnya di perayaan imlek, kalau dihitung-hitug sudah 3 bulan lebih.

Kepala yayasan Xiao : “Hari ini disekolah terjadi pertengkaran dengan anak lain, kepalanya terluka sampai dijahit 13 jahitan, sekarang masih ada di rumah sakit, dan dia sama sekali tidak mau makan.”

Mendengar sampai disini, ekspresi wajah Lu Yanting langsung berubah serius.

Xiao Xiao merupakan anak yang sangat sensitive, nyalinya juga kecil, seharusnya tidak mungkin bertengkar dengan orang lain, namun kepala yayasan berkata demikian…….

“Kalau kamu sempat datanglah untuk menengoknya, kalau tidak sempat juga tidak apa, aku hanya merasa kalau dia lebih mendengarkan apa yang kamu katakan….”

Lu Yanting lama tidak menjawab, Kepala yayasan Xiao mengira dia tidak sempat.

Bagaimanapun dia adalah seorang pebisnis, tidak terlalu mungkin punya waktu untuk datang menemani anak.

Kepala yayasan Xiao menghubungi Lu Yanting juga hanya ingin mencoba peruntungan saja.

Lu Yanting masih memiliki perasaan pada Xiao Xiao, bagaimanapun dia yang melihat Xiao Xiao tumbuh besar, bagaimana kondisi kejiwaannya Xiao Xiao dia tahu betul.

Lu Yanting bukan orang yang berhati baja, mendengar Xiao Xiao mengalami hal seperti ini, dia tidak mungkin hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun.

Setelah berpikir sejenak, Lu Yanting berkata pada Kepala yayasan Xiao : “Kirimkan alamat rumah sakitnya padaku, aku kesana sekarang.”

Begitu kepala yayasan Xiao mendengar ucapan Lu Yanting langsung merasa begitu senang : “Maaf merepotkan anda, kalau anak ini tahu anda akan datang dia pasti akan senang sekali, dia sudah lama tidak makan….”

Setelah berbicara dengan kepala yayasan Xiao sebentar, menanyakan alamat rumah sakit, Lu Yanting langsung mematikan telfon.

Ketika dia berbalik, Tang Manshu juga Lan Zhixin sudah pergi, hanya tersisa Lanxi yang sedang berada disana seorang diri.

Masih ada senyum yang menggantung diwajah Lanxi, kelihatannya suasana hatinya sedang baik.

Benar juga, dia sudah dibiarkan kembali ke Dongjin, tentu saja dia merasa senang.

Tadi Lanxi tidak mendengarkan apa isi pembicaraan Lu Yanting, namun tanpa sengaja dia mendengar beberapa.

Sepertinya orang itu mencari Lu Yanting karena hal yang begitu mendesak, dan dari ekskpresi wajahnya Lanxi bisa menebak kalau masalahnya mungkin cukup gawat.

Jadi, setelah Lu Yanting mematikan telfon, Lanxi berkata padanya, “Kalau kamu sibuk pergilah dulu, aku pulang sendiri naik taksi.”

Lu Yanting tidak menyangka Lanxi bisa begitu pengertian.

Namun, dia sungguh tidak ingin berpisah dengan Lanxi.

Setelah Lu Yanting terdiam sesaat dan berpikir, ia memutuskan untuk mengatakan apa yang terjadi pada Lanxi.

“Tadi kepala yayasan social menelfon, Xiao Xiao mendapat masalah disekolah, kepalanya sampai dijahit, kondisinya buruk sampai tidak mau makan, aku ingin pergi melihat kondisinya.”

Lu Yanting jarang sekali memberitahu apa yang ingin dilakukannya dengan begitu detail.

Dan alasan dia memberitahu Lanxi sampai sejelas itu karena tidak ingin membuatnya salah paham.

---- Xiao Xiao.

Tentu saja Lanxi ingat dengan nama ini.

Bukankah ini adalah gadis kecil yang ia adopsi bersama dengan Gu Jingwen?

Lanxi mengingat kembali semua yang pernah ia lalui bersama anak itu, bisa dikatakan tidak bisa digolongkan dalam hal yang menyenangkan.

Namun secara halusnya bisa dikatakan kalau anak ini sama sekali tidak bersalah, dia hanya dimanfaatkan oleh Gu Jingwen saja.

Lanxi tahu anak ini menderita autis, kebanyakan pasien autis masuk dalam golongan gangguan kejiwaan, dan dia tahu ini.

Sebenarnya kasihan juga, namun bisa diasuk oleh Lu Yanting, bisa dikatakan sudah keberuntungan dibalik musibah.

Setelah Lanxi mendengar apa yang Lu Yanting katakan ia langsung mengangguk, “Hm, pergilah.”

Lu Yanting tidak menyangka Lanxi bisa begitu mudah mengijinkannya.

Ini langsung….diijinkan?

Awalnya dia mengira Lanxi akan tidak senang dia pergi melihat Xiao Xiao, karena dia tidak terlalu menyukai Xiao Xiao.

“Kamu ikut denganku?” Lu Yanting sekali lagi berkata dengan nada yang menguji.

Lanxi mengangkat bahunya, dengan gaya no comment, “Asalkan dia tidak shock dengan kedatanganku, aku tidak masalah.”

“Tidak akan.” Lu Yanting memberi jawaban yang begitu yakin, lalu menarik Lanxi menuju parkiran mobil.

**

Jarak dari restoran ke rumah sakit hanya berjarak 20 menit, namun karena jam pulang kerja yang padat, perjalanan yang seharusnya bisa dicapai hanya 20 menit menjadi berkali lipat.

Dilantai bawah rumah sakit ada penjual bubur, Lanxi melirik sesaat, lalu berkata pada Lu Yanting : “Belikanlah dia sedikit makanan.”

Dia ingat tadi Lu Yanting mengatakan kalau Xiao Xiao belum makan.

Siapa tahu setelah Lu Yanting naik dia akan makan, kalau ia benar-benar ingin makan sesuatu ketika itu, mereka harus turun sekali lagi, lebih baik disiapkan dari sekarang.

Dalam mimpi Lu Yanting juga tidak akan menyangka akan mendengar Lanxi mengatakan ini.

Dia tahu kalau Lanxi bukan type orang yang pintar menjaga orang lain, dia bisa berpikir seperti ini sungguh bukan sesuatu yang mudah.

Sebenarnya ketika Lanxi mengatakan ini, dia sendiri juga terkejut oleh ucapannya sendiri, setelah berpikir sesaat dengan serius, akhirnya dia mendapat kesimpulan.

Mungkin karena akhir-akhir ini dia bersama dengan Zhou Hesi dalam waktu yang cukup panjang, sehingga ia bisa belajar banyak hal positif darinya : misalnya, merencanakan sesuatu sebelum melakukannya, dan juga misalnya, memperhatikan orang lain.

Lu Yanting berjalan masuk ke kios penjual bubur yang berada dilantai bawah rumah sakit bersama Lanxi, membelikan sedikit makanan untuk Xiao Xiao, ada bubur ada sup, ada juga beraneka ragam lauk pauk.

Sebenarnya Lu Yanting tidak terlalu paham selera Xiao Xiao, ia hanya bisa menebaknya.

Setelah membelinya, mereka berdua masuk ke dalam rumah sakit bersama.

………

Petang merupakan jam besuk di rumah sakit, didalam lift dipenuhi orang, cuaca juga sedikit panas, sehingga terasa begitu pengap.

Baru masuk, Lanxi sudah terdorong oleh orang yang berdesakan, hampir saja terjatuh.

Untung saja Lu Yanting memegangnya, sehingga Lanxi tidak terjatuh.

Ketika ia ingin keluar dari dekapan Lu Yanting, sudah terlambat.

Karena sekelilingnya sudah tidak ada tempat yang cukup.

Kalau ingin berdiri dengan benar, ia hanya bisa bersandar pada Lu Yanting.

Mereka bukan tidak pernah seperti ini, namun berada dalam kondisi yang seperti ini, Lanxi merasa agak aneh.

Namun kenyataannya dia sama sekali tidak diberi kesempatan, bersandar seperti ini selama kurang lebih satu menit, setelah lift berhenti di lantai kamar pasien, akhirnya Lanxi bisa bebas.

Begitu melangkah keluar dari lift, Lanxi menarik nafas dalam, meskipun AC di koridor rumah sakit tidak bisa dibilang dingin, namun jauh lebih nyaman daripada berada didalam lift.

Setelah menarik nafas dalam-dalam beberapa kali, akhirnya Lanxi merasa jauh lebih baik.

Tangan Lanxi membawa makan malam untuk Xiao Xiao, masuk ke dalam ruang rawat bersama dengan Lu Yanting.

Xiao Xiao tinggal di kamar rawat yang berkapasitas 3 orang, untuk orang biasa, bisa mendapatkan kamar seperti ini saja sudah tidak mudah.

Dua orang pasien lainnya adalah orang dewasa, hanya Xiao Xiao yang anak-anak.

Posisi ranjang Xiao Xiao yang paling ujung, ketika Lanxi dan Lu Yanting masuk, langsung bisa melihat Xiao Xiao yang duduk seorang diri diatas ranjang sambil memeluk lututnya, kepalanya terbalut oleh perban.

Melihat Lu Yanting datang, Kepala yayasan Xiao bagaikan melihat penolong hidupnya.

Dia berjalan kedepan ranjang, menepuk pelan bahu Xiao Xiao, berkata padanya sambil tersenyum : “Xiao Xiao, lihat siapa yang datang?”

Xiao Xiao tetap tidak bergeming, tetap tenggelam dalam dunianya sendiri.

Ekspresi wajah kepala yayasan Xiao terlihat tidak berdaya, dia memberi isyarat pada Lu Yanting lalu menghela nafas.

Sejak pertengkaran itu, ia terus berada dalam kondisi seperti ini.

Tidak perduli apapun yang ia katakan, tidak akan direspon, makanan juga tidak dimakan, hanya duduk termenung seperti itu.

Sebenarnya Kepala yayasan Qiao tidak ingin mengganggu Lu Yanting, namun ia sungguh kehabisan akal, hingga akhirnya menelfon Lu Yanting.

Lu Yanting melihat kondisi Xiao Xiao yang seperti ini tahu kenapa Kepala yayasan Xiao menghubunginya.

Dan kondisinya yang sekarang memang cukup membuat orang khawatir.

Lanxi yang berdiri dibelakang Lu Yanting juga bisa merasakan sikap Xiao Xiao yang tidak seperti biasanya.

Meskipun sikap anak ini memang berbeda dengan anak lainnya, namun hari ini sikap dia jauh berbeda dengan yang biasanya.

Seharusnya karena dia mengalami tekanan mental.

Berpikir demikian, Lanxi menjadi cukup iba padanya.

Setelah bertatapan dengan Kepala yayasan Xiao, Lu Yanting mengambil makanan yang berada ditangan Lanxi, berjalan ke samping ranjang.

Dia langsung menuju ke ranjang pasien dan berdiri dihadapan Xiao Xiao, meletakkan makanan yang ia beli dimeja samping ranjang.

Lalu Lu Yanting jongkok di samping ranjang.

Tubuhnya tinggi, setelah jongkok matanya pas bertatapan dengan mata Xiao Xiao dalam satu garis.

Setelah melihat Lu Yanting, Xiao Xiao langsung membelalakkan matanya, sangat terkejut.

Dia sudah lama sekali tidak melihat Lu Yanting.

Dia bahkan mengira……. Dirinya tidak akan bertemu dengan Lu Yanting lagi.

Karena dulu Gu Jingwen pernah memberitahunya, Lu Yanting sudah tidak menginginkan mereka lagi. Dan ketika itu Xiao Xiao menganggap serius ucapannya.

Lalu berikutnya Lu Yanting juga cukup lama tidak datang, membuatnya semakin percaya.

“Sudah makan?” Lu Yanting mengangkat tangannya memepuk ringan bahu Xiao Xiao, “Aku membelikan bubur juga sup iga rumput laut untukmu, suka yang mana?”

Xiao Xiao tidak bicara, hanya menatap Lu Yanting seperti itu, lalu tidak lama kemudian ia menangis.

Meskipun Xiao Xiao sudah hampir 7 tahun, namun dia bukan akan yang sudah dewasa, sedewasa apapun pemikirannya dia tetap tidak bisa menahan emosinya seperti orang dewasa.

Begitu melihat Lu Yanting, dia sungguh sangat senang.

Airmatanya menetes dilengan Lu Yanting, terasa hangat.

Lu Yanting mengangkat tangannya mengusap airmatanya, berkata sambil tersenyum, “Jangan menangis, kita makan dulu.”

Xiao Xiao mengangguk dengan menurut. Lalu Lu Yanting membuka kantung makanan, bertanya pada Xiao Xiao : “Bubur atau sup?”

Xiao Xiao mengangkat tangannya dan menunjuk bubur kacang merah.

Lu Yanting mengambil bubur kacang merah, menggeser meja makan keatas ranjang, lalu memberikan sendok padanya.

Meskipun Lu Yanting sangat menyayanginya, nmaun tidak pernah sampai menyuapinya langsung.

Pertama karena dia tidak ahli dalam hal seperti ini, kedua karena dia tidak ingin membuat Xiao Xiao terbiasa.

Tentu saja Xiao Xiao tidak memikirkannya, ia menerima sendok yang diberikan oleh Lu Yanting, lalu menundukkan kepala memakan buburnya.

Kepala yayasan Xiao yang melihat dari samping akhirnya merasa lega, kelihatannya memanggil Lu Yanting datang memang tepat.

Xiao Xiao memang lebih mendengar perkataan Lu Yanting.

Awalnya Lanxi mengira Lu Yanting akan menyuapi Xiao Xiao, tidak menyangka dia malah membiarkan Xiao Xiao makan sendiri.

Namun dia cukup setuju dengan hal ini, bagaimana pun dia adalah anak usia 6-7 tahun, kebiasaan seperti ini jangan sampai terbiasa.

Uhm, kelihatannya, prinsip mereka dalam mendidik anak cukup klop?

Salah…. Kenapa dia malah memikirkan tentang cara mendidik anak?

Apakah diantara dirinya dan Lu Yanting perlu mempertimbangkan hal ini?

Lanxi menepuk dahinya, merasa dirinya berpikir terlalu jauh.

………

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu