Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku(4)

………

Setelah dibereskan dengan segera oleh Pan Yang, akhirnya semua berita terkait perselingkuhan Lu Yanting dan Gu Jingwen akhirnya terhapups semua, bahkan jejaknya saja tidak bisa ditemukan lagi.

Setelah melakukannya, Lanxi lelah sampai tertidur, namun Lu Yanting tetap tidak bisa tidur.

Akhir-akhir ini, dia tidak seperti dirinya yang biasa.

Sebelumnya, dia belum pernah begitu patah hati pada wanita manapun.

Tidak salah, dia penah mencintai Gu Jingwen, namun ketika mereka bersama tidak pernah ada perselisihan sebanyak ini.

Gu Jingwen tidak akan membuatnya marah, namun Lanxi -----

Dia selalu merasa dirinya tidak akan menyukai wanita pembangkang.

Namun kenyataan membuktikan kalau dia tidak seperti yang ia bayangkan.

Dia membuka komputer, melihat lagi video rekaman Lanxi dan Shen Wenzhi yang bergandengan dengan erat.

Tatapannya menatap lekat layar komputer, melihat Shen Wenzhi menggandeng tangan Lanxi dan memeluknya erat, melihat Shen Wenzhi mencium lembut keningnya.

Setelah melihatnya, tangannya mengepal erat.

Lalu ia menelepon sebuah nomor.

Ia Zhou Jinyan.

Sekarang sudah larut malam, teleponnya berbunyi cukup lama baru terangkat.

Terdengar suara wanita dari tempat Zhou Jinyan.

“Sudah mengganggu?” Lu Yanting bertanya.

Suara Zhou Jinyan terdengar agak serak : “Tidak, ada apa Kak Ting mencariku?”

“Em.” Lu Yanting berkata, “Besok malam ajak Shen Wenzhi untuk ketemu, aku ingin bertemu dengannya.”

“Kak Ting……..” begitu Zhou Jinyan mendengar Lu Yanting berkata seperti itu, ia langsung tahu apa yang ingin Lu Yanting lakukan, “Hal yang sudah berlalu biarkanlah berlalu.”

Lu Yanting : “Kamu sedang berpihak padanya?”

Zhou Jinyan : “Bukan itu maksudku, hanya merasa, kita semua adalah teman baik, bersikap demikian hanya karena wanita sungguh tidak berarti, kamu juga sudah menikah dengan Lanxi, dia juga tahu batasannya.”

Lu Yanting hanya tersenyum sinis : “Tahu batasan atau tidak bukan kamu yang menentukannya.”

Zhou Jinyan : “ Baiklah, kalau begitu besok malam kita bertemu di tempat lama, aku akan memanggilnya, kalian bicarakanlah baik-baik.”

Lu Yanting : “Em.”

**

Keesokan hari jam 5 sore, Bar Ramai Setiap Hari baru saja buka.

Zhou Jinyan memanggil Shen Wenzhi untuk bertemu terlebih dahulu dan berbicara begitu banyak hal padanya.

Zhou Jinyan : “Kak Lu sudah menikah dengan Lanxi, aku bisa lihat dia serius pada Lanxi, kalau tidak bagaimana mungkin ia mengajakmu bertemu untuk berbicara. Kamu juga sama, sudah bertunangan jadi berhentilah bermain, jangan memusatkan perasaanmu pada Lanxi, lagipula kalian berdua juga sudah tidak mungkin.”

Apa yang Zhou Jinyan katakan tidak ada yang enak didengar, namun setiap ucapannya sangat masuk akal.

Setelah Shen Wenzhi mendengarnya, langsung memijat alisnya.

“Aku tahu kami sudah tidak mungkin, namun aku menyukainya merupakan urusanku.”

Zhou Jinyan : “Ucapan ini jangan kamu katakan dihadapan Kak Lu nanti!”

Shen Wenzhi : “Aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya.”

Zhou Jinyan : “Apakah kamu tahu seberapa besar pengorbanan untuk mengatakan hal yang sebenarnya? Apakah kamu sudah lupa bagaimana dia mempersulit keluarga Shen ketika itu? Jika bukan dia berbaik hati melepaskanmu, apakah kamu pikir perusahaan kalian masih bisa tetap berjalan?”

Membicarakan ini, Shen Wenzhi mengangguk tidak berdaya.

Zhou Jinyan mengatakan ini juga demi kebaikannya, bagaimanapun mereka adalah teman baik.

“Baiklah, terima kasih Jinyan.”

“Haih, Lanxi itu sungguh pembuat masalah.” Zhou Jinyan menghela nafas sambil mengeluh.

Setelah mengeluh ia langsung menelepon Lu Yanting.

………

Jam 6 Lu Yanting datang ke ruang VIP tepat waktu.

Hari ini Zhou Jinyan menjadi penengah.

Begitu melihat Lu Yanting datang, Zhou Jinyan langsung berdiri.

“Kak Lu sudah datang, duduk.”

Lu Yanting hanya menjawab satu kata ‘em’ lalu berjalan ke sofa single dan duduk disana.

Suasana di ruang VIP terasa agak tegang.

Lu Yanting menatap Zhou Jinyan, “Kamu keluarlah dulu.”

Zhou Jinyan : “…..”

Kalau dia keluar lalu mereka berkelahi bagaimana?

“Em, kami memang butuh untuk bicara empat mata.” Shen Wenzhi menunjukkan kalau dia setuju.

Zhou Jinyan menopang dahinya, karena mereka berdua berkata demikian, mau tidak mau dia harus keluar dulu.

Dua menit kemudian, Zhou Jinyan meninggalkan ruangan, didalam ruangan hanya tersisa Lu Yanting dan Shen Wenzhi.

Lu Yanting mengangkat kepala melihat Shen Wenzhi yang duduk diseberangnya, tersenyum kecil : “Sudah ingat pelajaran yang pernah diberikan?”

Shen Wenzhi mengepalkan tangannya erat, menahan emosinya : “Maaf, lain kali aku akan lebih berhati-hati.”

Lu Yanting : “Tidak peduli apapun alasannya, aku tidak berharap kalian berhubungan lagi, mengerti maksudku?”

Shen Wenzhi tidak bicara, ingin dia tidak menghubungi Lanxi selamanya, bagaimana mungkin dia sanggup melakukannya?

Dia tidak bicara, Lu Yanting mengerti apa maksudnya.

“Mungkin karena kita jarang berhubungan, kamu tidak tahu dimana batas kesabaranku.”

Lu Yanting mengangkat gelas, lalu menuangkan whiskey ke gelas, menyeruputnya.

“Aku paling tidak suka orang lain menyentuh barang milikku.”

Kata ‘barang’ membuat Shen Wenzhi yang mendengarnya langsung mengkerutkan alis.

Dia refleks melawan : “Dia bukan barang, juga bukan milik siapapun, dia adalah dia.”

“Hehe.” Lu Yanting tersenyum tipis, tidak ada perasaan apapun yang terlihat.

Shen Wenzhi menatapnya, bertanya : “Kak Ting, apakah kamu mencintainya?”

Lu Yanting : “Apa hubungannya aku mencintainya atau tidak?”

Shen Wenzhi : “Jika kamu mencintainya, maka tidak seharusnya kamu menggunakan kata itu menjadi perumpamaan, dan juga berita kemarin ……. Apakah kamu tahu seberapa sedih dia?”

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu