Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 56 Suamiku (1)

Tangan Lanxi menyentuh sehingga membuat pikiran Lu Yanting menjadi kacau dan tidak bisa dikendalikan.

Dia meraih tangan Lanxi dan melepaskan tangan Lanxi yang masih mengelus di wajahnya.

Setelah berdehem, dia mengulangi apa yang baru saja dia tanyakan: "Siapa yang berani mengatakan yang tidak-tidak terhadap kamu?"

Lanxi menatap wajahnya dan tertawa terbahak-bahak.

"Yah, aku menghargai maksud baikmu. Tapi aku tidak ingin membuat musuh lagi di kantor. Ayo kita lupakan saja."

Lu Yanting menatap Lanxi dengan teliti seolah-olah tidak percaya dan bibirnya bergerak sedikit. "Bukan gayamu yang bisa bermurah hati seperti itu."

Meskipun dia mengenal Lanxi belum begitu lama, dia tahu bahwa Lanxi adalah orang yang tidak begitu gampang mengampuni bila seseorang menyinggungnya.

Jika seseorang benar-benar menyinggung perasaannya, dia pasti akan balas dendam.

"Bukan kemurahan hati, malas untuk berdebat dengan mereka." Lanxi mengangkat bahu. "Mereka tidak secantik aku, juga bukan ancaman terhadapku ........"

"Lalu mengapa kamu masih kesal dengan mereka?" Lu Yanting menatapnya dengan tajam.

Apa yang Lanxi katakan memang tidak konsisten.

Jika dia benar-benar tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang-orang di kantor, bagaimana dia bisa bertengkar dengan mereka?

".........."

Lanxi menemukan bahwa logika Lu Yanting benar-benar teliti. Dia tidak bisa mengatakan kebohongan ini lebih lanjut lagi.

Untungnya, pada saat ini, ponsel Lu Yanting berdering, dan dering telepon yang tiba-tiba itulah yang menyelamatkannya.

Lu Yanting mengeluarkan ponselnya, melihat tiga kata "Lan Zhixin" pada layar panggilan, dan kemudian secara tidak sadar melirik Lanxi.

Mempertimbangkan kondisi mentalnya, Lu Yanting tidak menjawab telepon di depannya.

Lu Yanting pergi ke koridor dan menekan tombol jawab.

"Senior, apakah kamu sibuk?" setelah tersambung, suara Lan Zhixin terdengar dengan jelas.

Lu Yanting menjawab, "Tidak sibuk. Ada urusan apa?"

"Maaf, apa yang terjadi semalam mungkin telah mengganggu kehidupan kamu."

Lan Zhixin menarik napas dalam-dalam dan suaranya seperti orang tersedak.

Dia berkata, "Hari ini kakakku pulang dan mencari aku, dan aku baru menyadari bahwa aku telah membuat kesalahan. Maafkan aku, aku harap itu tidak mempengaruhi perasaan dan hubungan kalian berdua.”

Lu Yanting segera menangkap pesan kunci dalam kalimat yang diucapkan Lan Zhixin: Lanxi pulang ke rumah keluarga Lan?

"Kapan dia pulang?" Ekspresi Lu Yanting tiba-tiba menjadi serius.

Lan Zhixin berkata, "Jam sepuluh pagi ..."

Waktu ini bertepatan dengan waktu Lanxi meninggalkan perusahaan.

Setelah mendengar kata-kata baru Lan Zhixin, Lu Yanting segera sadar.

Apa yang diucapkan Lanxi kalau dia dibikin gusar oleh rekan kerja, semuanya adalah kebohongan.

Ah ... Dia memang pembohong ulung.

Lu Yanting tidak menjawab, dan Lan Zhixin tidak memiliki kecurigaan apa-apa di dalam hatinya, jadi dia terus menjelaskan: "Aku tidak tahu bahwa kita akan difoto tadi malam, menyebabkan masalah pada rumah tangga kalian, aku benar-benar minta maaf."

"Difoto?" Lu Yanting mengerutkan kening. "Maksud kamu apa?"

"Kamu ... Apakah kamu tidak melihat beritanya?” Lan Zhixin berpikir Lu Yanting akan melihat beritanya.

Lu Yanting: "Aku tidak melihatnya."

Dia sibuk hari ini, mana bisa memperhatikan berita dan gosip?

Namun, mendengarkan penjelasan Lan Zhixin, dia mungkin dapat menghubungkan semuanya.

Lanxi pertama kali melihat berita itu, kemudian menjadi emosi dan pulang untuk mencari Lan Zhixin dan bertengkar dengannya….....

Lu Yanting pernah melihat bagaimana dia bertengkar dengan keluarga Lan sebelumnya.

Ketika memukul, benar-benar tidak peduli akibatnya.

Memikirkan hal ini, Lu Yanting bertanya pada Lan Zhixin, "Apakah dia memukulmu?"

"Itu yang pantas aku dapatkan. Ini benar-benar sesuatu yang tidak terpikirkan olehku. Kakakku juga tidak salah memukulku." Lan Zhixin menarik napasnya dalam-dalam seperti menahan tangis dan merasa sangat bersalah.

Benar saja, seperti yang dibayangkan Lu Yanting, Lanxi memukul orang lagi.

Lu Yanting tidak memiliki kesan buruk dengan Lan Zhixin. Di matanya, Lan Zhixin masih gadis kecil.

Terkadang mungkin sedikit menyimpang, tetapi tidak berpikir sampai melukai orang lain.

"Tidak apa-apa. Ini bukan salahmu." Lu Yanting dengan santai menghiburnya dan menutup telepon.

Kemudian, dia kembali ke kamarnya dengan membawa ponselnya.

....................

Ketika Lu Yanting kembali, Lanxi sudah bangun dari tempat tidur.

Dia masih tidak melakukan apa-apa, tetap menginjak lantai kayu berkarpet abu-abu tanpa alas kaki seperti sebelumnya.

Lu Yanting memandangi jari kakinya sejenak dan mencibir.

Tawa itu sangat aneh sehingga membuat Lanxi bergetar, perasaan dingin mengalir dari punggungnya.

"Memukul orang itu menyenangkan, bukan?"

Lu Yanting melemparkan ponselnya di tempat tidur dengan santai, meraih kerahnya dengan satu tangan dan mendorongnya ke lemari pakaian.

"Bos Lu tolong bicara lebih jelas, aku tidak mengerti maksudmu."

Lanxi menatapnya, penuh pesona di kedua matanya.

"Bukankah kamu yang pulang ke rumah keluarga Lan untuk menyerang orang hari ini?" Lu Yanting menundukkan kepalanya. "Aku sudah berkali-kali mengatakan bahwa aku tidak suka dibohongi."

"Ah." Setelah mendengarkan kata-katanya, Lanxi tertawa sarkastik.

Dia mengangkat dagunya dan matanya menatap dengan sarkasme: "Jalang kecil menelepon kamu dan memberitahumu?"

Lu Yanting mengerutkan kening lagi karena mendengar nama "Jalang kecil".

Hanya sedikit pria di dunia yang suka wanita dengan mulut kotor seperti itu dan Lu Yanting juga tidak bisa mentolerir kekasaran.

Tidak ada satu pun dari wanita yang dulu ada di sekitarnya yang mulutnya sekotor Lanxi.

Sekarang Lan Zhixin telah melaporkan masalah ini, Lanxi akan berhenti berakting.

Dia mengangkat bibirnya dan tertawa mempesona.

"Ya, aku baru saja memukulnya. Memukulnya membuatku merasa sangat puas."

"…………."

"Siapa yang menyuruhnya nekat menggoda suamiku?"

Lu Yanting awalnya sangat marah.

Tapi, ketika mendengar ungkapan "Suamiku" dari Lanxi, kemarahannya langsung sirna sebagian.

Tiba-tiba dia merasa seolah-olah dia telah sepenuhnya dikendalikan oleh wanita ini.

"Di masa depan, jangan asal memukuli orang, nanti yang kena masalah juga aku." Lu Yanting sedikit melonggarkan tangannya.

"Yah, itu tergantung padamu." Lanxi menyentuh dagunya. "Selama Bos Lu berjanji untuk tidak bertemu dengannya lagi di masa depan, aku pasti tidak akan memukulnya."

Lu Yanting mendengarkan kata-katanya tanpa ekspresi: "Kenapa, kamu cemburu?"

"Yah, Bos Lu bisa menganggap aku cemburu." Lanxi meraih lehernya dan menciumnya di sudut bibirnya. "Berjanjilah padaku, oke?"

"……...."

Tenggorokan Lu Yanting terasa panas dan kering lagi.

Dia melangkah mundur dan menjauh darinya.

"Bersiaplah dan kita pergi makan." Lu Yanting memberi perintah kepada Lanxi.

Lanxi hanya menjawab "oh".

Ketika dia mengatakan itu, dia memang kebetulan merasa sedikit lapar juga.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu