Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 69 Hanya dengan Satu Sentuhan 3

Suasana hati lumayan baik, Lanxi berinisiatif mengangkat lengan dan merangkul lehernya

Begitu disentuh, kebetulan terkena plester yang ada di leher Lu Yanting.

Lanxi menunduk dan melihat, seketika sadar, tempat itu digigit olehnya.

Lanxi menampilkan senyuman ceria pada Lu Yanting, kemudian berkata dengan suara genit: "terima kasih sayang~"

Lu Yanting mencengkeram dagunya, menundukkan kepala dan menciumnya tanpa berkata apa-apa.

Lanxi tidak memberontak, membuka mulut.

Lu Yanting menahan pinggulnya dan mengangkat dia ke atas meja kerja.

Setelah dia duduk, ciuman menjadi lebih nyaman untuk diteruskan.

Badan Lanxi condong ke depan, tubuh mereka berdua saling menempel dengan erat.

Suasana memuncak, bagai akan meledak hanya dalam satu sentuhan.

PLATAA---

Ketika keduanya berciuman hingga melupakan diri, tiba-tiba terdengar suara sesuatu jatuh ke lantai.

Setelah mendengar suara ini, keduanya menghentikan gerakan mereka, melihat ke samping.

Xiao Xiao tadinya tidur di dalam ruang istirahat. Lu Yanting khawatir untuk membiarkannya sendirian di rumah, jadi dia memakaikannya masker dan membawanya datang ke perusahaan.

Xiao Xiao diam dan patuh, tidak mengganggu dia yang bekerja.

Lu Yanting awalnya berpikir bahwa dia akan tidur sampai siang nanti, tidak sangka dia begitu cepat sudah bangun.

Lu Yanting mengingatkan Xiao Xiao untuk mengukur suhu tubuh setelah bangun siang.

Jadi, Xiao Xiao selesai mengukur suhu tubuh dan keluar dengan membawa thermometer.

Tidak sangka, begitu keluar, langsung terlihat adegan yang begitu panas.

Bagi anak berusia tujuh tahun, pemandangan seperti itu… … dampaknya terlalu besar.

“… …sudah bangun?”

Lu Yanting terbengong beberapa detik, lalu melepaskan Lanxi, berjalan ke arah Xiao Xiao.

Tampaknya Xiao Xiao belum pulih dari serangan berdampak besar tadi. Setelah melihat Lu Yanting, dia secara naluriah ingin menghindarinya.

Matanya berkaca-kaca, jelas bahwa dia ketakutan.

Lu Yanting membungkuk dan mengambil termometer dari lantai, melihat suhu.

Erh, 37.5˚C, masih demam.

Tapi dokter Li mengatakan bahwa tidak perlu makan obat penurun panas untuk suhu ini, akan baik-baik saja.

“Kalian… …” Xiao Xiao melihat Lanxi, lalu melihat Lu Yanting lagi, berkata dengan tersendat: “Maaf”

Xiao Xiao sendiri dapat menyadari, dirinya sepertinya telah berbuat salah.

Mengatakan kalimat ini sudah merupakan hal yang amat tidak mudah bagi Xiao Xiao.

Lu Yanting tidak pernah bermaksud menyalahkannya.

Dia mengangkat tangan, mengelus-elus rambut Xiao Xiao, “Tidak apa-apa. Kamu tunggu aku di dalam, boleh?”

Xiao Xiao dengan turut mengangguk, lalu mengambil thermometer dan kembali ke ruang istirahat.

……

Terinterupsi, Lanxi sudah tidak tertarik untuk melanjutkannya lagi.

Dia turun dari meja, sekadar mengucapkan "Bye" kepada Lu Yanting, hendak pergi.

Lu Yanting tidak menghentikannya, hanya berkata padanya: “Nanti datang ke ruang rapat lantai atas sebelum jam 3.”

Lanxi mengangguk, dia tahu, kemungkinan berhubungan dengan masalah penandatanganan kontrak.

**

Hari ini, suasana hati Lanxi sangat baik.

Ketika kembali ke kantor, dia bahkan bersenandung irama lagu.

Awalnya dia mengira wanita-wanita kepo di kantor akan mulai berdesas-desus, tapi tidak sangka hari ini mereka sangat diam.

Jadinya, suasana hati Lanxi menjadi lebih baik lagi.

Dengan cepat sampai pada waktu makan siang, Lanxi sendirian turun ke kafetaria.

Di pintu masuk kafetaria, Gu Chengchi sudah sedang menunggunya.

Setelah melihat Gu Chengchi, Lanxi sedikit kaget: "Kenapa kamu tidak masuk?"

Wajah Gu Chengchi agak merah, "Bukankah sebelumnya kamu bilang kita barengan makan siang setiap hari?"

Lanxi: “… …”

Oh, benar. Sepertinya dia memang pernah berkata demikian.

Namun, saat dia mengatakan itu, dia tidak menyangka Gu Chengchi akan menganggap serius.

Di dunia orang dewasa, beberapa kata cuman dikatakan begitu saja, orang yang mengerti aturan main juga hanya akan sekadar mendengarnya.

Tapi, pastinya akan ada orang polos yang menganggap serius.

Lanxi lagi-lagi mengeluh atas kesederhanaan Gu Chengchi.

Dalam masyarakat saat ini, sangat jarang untuk menemukan pria polos seperti dia.

Sebenarnya, dipikir-pikir, tidak mudah juga untuk bisa mengenal orang seperti ini.

Lanxi tersenyum, "Oke, ayo makan."

Gu Chengchi mengangguk, keduanya berdampingan memasuki kafetaria.

Ada banyak orang di kantin, mereka berdua masing-masing memegang piring, keduanya mengantri di barisan yang berbeda, akhirnya sampai pada giliran mereka.

Keduanya pergi ke tempat yang biasa diduduki mereka.

……

Sejak bertemu di pintu sampai sekarang, wajah Lanxi terus memasang senyuman.

Gu Chengchi mengenalnya belum lama, tetapi menurut kesan sebelumnya, Lanxi tidak begitu sering tersenyum seperti sekarang.

Saat makan, Gu Chengchi bertanya dengan penasaran: "Hari ini suasana hati kamu sangat baik?"

Lanxi menggigit paha ayam, “iya, terlihat sekali?”

Gu Chengchi mengangguk: “Itu, kamu senyum terus.”

Lanxi menelan makanan yang ada di mulut, berkata dengan diiringi senyuman, "Oh, kedepannya aku tidak bisa makan siang denganmu lagi."

Mendengar Lanxi berkata demikian, Mata Gu Chengchi terpintas kekecewaan.

“Kenapa? Apakah aku membuat kamu marah?”

Dia mencoba untuk mengintrospeksi perilakunya sendiri, merenungkan apa yang membuat Lanxi marah.

Lanxi sekali lagi dibuat tertawa oleh kesederhanaan dan kepolosannya.

"Tentu saja bukan karena itu." Dia menjepit sepotong daging dari piringnya untuk Gu Chengchi. "Aku mau ganti pekerjaan. Mulai besok aku tidak kerja di PT. Zhonghaim lagi."

Gu Chengchi kaget: “Ganti pekerjaan… …?”

Begitu banyak orang yang berusaha keras untuk bisa bekerja di PT. Zhonghaim, sedangkan dia malah mau ganti pekerjaan?

Apakah perusahaan itu lebih kuat dari Zhonghaim?

Lanxi mengangguk: “Iya, ganti pekerjaan jadi manajer umum, aneh kan?”

Begitu mendengar itu, mata Gu Chengchi berkilauan, memuji tanpa ragu: “Kamu hebat sekali!”

Namun, detik berikutnya, dia kembali bereskpresi kecewa lagi.

Awalnya dia masih berpikir untuk menaksirnya… … siapa sangka dia malah begitu cepat ganti pekerjaan.

Lanxi menyadari perubahan emosi pada Gu Chengchi, mencibirnya: "Kamu tidak rela aku pergi?"

Ditanyai seperti itu oleh Lanxi, wajah Gu Chengchi memerah lagi.

Selanjutnya, dia mulai menundukkan kepala dan menyantap makanan.

Lanxi merasa Gu Chengchi benar-benar imut, imut hingga membuat orang tidak tahan untuk menggodanya.

……

Sesudah makan, Lanxi dan Gu Chengchi berbarengan keluar dari kafetaria.

Gu Chengchi tampaknya memiliki sesuatu yang ingin disampaikan padanya, tetapi malu untuk mengatakannya.

Lanxi melihat dia seperti ingin mengatakan sesuatu tapi ragu, langsung berkata: "Jika ada yang ingin disampaikan, katakan saja."

Gu Chengchi mengelus-elus ujung hidung, “Bukan apa-apa juga… … bisakah kita makan bersama setelah pulang kerja nanti?”

Lanxi melihatnya dengan wajah yang tersenyum ceria, tidak menjawab.

Gu Chengchi berdeham, “Kamu jangan salah paham ya! Aku hanya berpikir, kamu adalah teman pertamaku di perusahaan ini, sekarang kamu mau pindah, aku seharusnya mentraktir kamu sebagai bentuk perpisahan.”

“Boleh.” Lanxi mengangguk tanda setuju.

Tak berdaya, Gu Chengchi benar-benar terlalu imut dan polos, dia tidak tega menolak permintaannya.

Lanxi mengangkat tangan dan menepuk-nepuk wajah Gu Chengchi, “Kalau begitu ketemu nanti setelah pulang kerja~”

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu