Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 212 Begitu Tidak Sabar Ingin Menjadi Ayah Angkat Kah? (1)

Dekat-dekat ini, suasana hati Lu Yanting tidak terlalu baik, dan Lanxi, nama ini sudah menjadi titik marah Lu Yanting, jika membicarakan nama ini, emosi Lu Yanting akan menjadi tidak terkendali.

Karena pihak yang berbicara adalah Fu Xing, Lu Yanting sudah berusaha menahan diri untuk tidak marah.

Fu Xing bisa melihat kemarahan Lu Yanting, tapi kemarahan ini sama sekali bukan karena Lu Yanting mempedulikan Lanxi.

Fu Xing juga seorang pria, dia pasti tahu emosi semacam ini.

Fu Xing tersenyum, dia berjalan dan duduk di sebelah Lu Yanting, “Aku hanya penasaran, hal apa yang bisa menyebabkanmu melepaskan Lanxi?”

Fu Xing sudah lama mengenal Lu Yanting, dia sangat tahu tingkah laku Lu Yanting.

Jika Lu Yanting menyukai seorang wanita, dia pasti tidak akan melepaskannya.

Jadi, Fu Xing benar-benar sangat penasaran, apa yang sebenarnya terjadi.

Namun, Fu Xing hanya mengatakannya saja, dia tidak berharap Lu Yanting merespon pertanyaannya ini.

Lu Yanting terdiam sejenak, kemudian berkata pada Fu Xing: “Tidak suka lagi, untuk apa terus melanjutkan hubungan ini.”

Nada suara Lu Yanting tidak terlalu baik, setelah Fu Xing mendengarkan perkataannya, dia malah tertawa-tawa.

“Tidak suka lagi?” Fu Xing mengangkat bahu, “Sepertinya aku sia-sia datang ke sini.”

Mendengarkan ini, ekspresi Lu Yanting berubah dan ingin mengatakan sesuatu.

Dia menatap Fu Xing: “Apa maksudnya?”

“Aku datang ke sini untuk melakukan pertukaran denganmu,” Fu Xing langsung mengatakan tujuannya, dia melihat Lu Yanting, “Aku tidak tahu apakah kamu tertarik dengan hal ini?”

Lu Yanting: “Pertukaran apa?”

Fu Xing: “Kamu harus mengatur aku dan Lu Qingran bertemu, setelah itu, aku akan memberitahumu keberadaan Lanxi.”

...Keberadaan Lanxi.

kata ini menarik perhatian Lu Yanting.

Ekspresi Lu Yanting tiba-tiba menjadi serius, jauh lebih serius dari sebelumnya.

Lu Yanting melihat Fu Xing, seolah-olah ingin membedakan kebenaran dan kepalsuan dari perkataan ini melalui ekspresinya.

Fu Xing mengira Lu Yanting menatapnya seperti ini karena dirinya membicarakan Lu Qingran, saat Fu Xing ingin menjelaskan, Lu Yanting sudah berbicara terlebih dahulu.

“Aku sama sekali tidak tertarik dengan informasi tentang keberadaan Lanxi.” Lu Yanting berkata.

Setelah selesai berkata, dia bertanya pada Fu Xing: “Untuk apa kamu mencari Lu Qingran?”

“Balikkan.” Fu Xing terus terang, dengan mudahnya mengatakan tujuannya sendiri.

Setelah mendengarkan ini, Lu Yanting tersenyum dingin, “Sebelumnya, siapa yang mengatakan bahwa dia tidak akan balikkan lagi?”

“Aku yang megatakannya, tapi sekarang aku sudah menyesal, salahkah?” Fu Xing terlihat sangat jujur.

Hal yang seharusnya diselesaikan sudah terselesaikan, sekarang, Fu Xing mempunyai kemampuan yang cukup untuk melindungi Lu Qingran dan anaknya, cinta antara mereka berdua masih ada, kenapa tidak balikkan?

Lagipula, Fu Xing tahu, Lu Qingrang belum melepaskannya.

Tidak peduli berapa kejam perkataan Lu Qingran, bahkan pernah memukulnya, Fu Xing selalu percaya bahwa Lu Qingran belum melepaskannya.

Mereka sudah kenal selama sepuluh tahun lebih, Fu Xing tahu bahwa Lu Qingran bukanlah seorang wanita yang bisa langsung menyukai orang lain.

Saat berada di Bali, Fu Xing sudah memikirkannya.

Sebelumnya, Fu Xing cemburu pada Pan Yang dan Fu Xingzhou hanya karena kemarahan yang membutakannya.

Dalam hati Fu Xing, dia tahu... Lu Qingran tidak mungkin menyukai mereka.

Setelah selesai istirahat, Fu Xing ingin berbicara dengan Lu Qingran tentang masalah sebelumnya.

Harus membuat pengakuan dan permohonaan maaf. Fu Xing tidak tahu apakah Lu Qingran akan memaafkannya, tapi Fu Xing harus melakukannya seperti itu.

Setelah mendengarkan perkataan Fu Xing, Lu Yanting tersenyum sinis lagi.

Kemudian, dia berkata: “Memalukan.”

“Aku tidak merasa malu.” Kata Fu Xing, “Dalam hubungan cinta tidak ada kata malu.”

Lu Yanting: “...”

Fu Xing: “Jadi, kamu ingin melakukan pertukaran ini kah?”

“Tidak.” Lu Yanting langsung menolak, “Jika ingin bertemu dengannya, kamu bisa mengajaknya sendiri, aku tidak akan melakukan bisnis yang merugikan keluargaku.”

“Serius?” Fu Xing bertanya pada Lu Yanting dengan mengangkat alis, “Kamu tidak ingin tahu keberadaan Lanxi?”

Lu Yanting melihat ekspresi Fu Xing, ekspresi Fu Xing seolah-olah bertanya padanya: kamu benar-benar sudah melepaskan Lanxi?

Penampilannya seperti ini sudah memastikan bahwa dia tidak bisa melepaskan Lanxi. Lu Yanting sangat benci dengan perasaan ini...

Semua orang merasa bahwa dia tidak bisa melepaskan Lanxi, kah?

Heh, kalau Lanxi ada di sini, dia pasti akan merasa sangat bangga.

Memikirkan ini, pemikiran Lu Yanting tiba-tiba muncul senyuman Lanxi.

Dalam hatinya merasa semakin marah.

Lu Yanting tersenyum dingin, “Kami sudah bercerai, untuk apa aku tahu keberadaannya?”

Fu Xing merupakan orang yang berpengalaman, dan dia juga sudah cukup mengetahui sikap Lu Yanting.

Jadi, Lu Yanting mengatakan perkataan jujur atau bohong, Fu Xing bisa membedakannya dengan jelas.

Namun, Lu Yanting bisa berbohong, Fu Xing juga bisa terima. Sebagai seorang pria, dia tahu harga diri sangat penting bagi seorang pria, ini sudah menjadi titik lemah pria.

Alasan Lu Yanting bisa bohong seperti ini, aku rasa Lanxi telah menyakiti harga dirinya.

Penceraian seharusnya juga salah satu cara mereka melampiaskan kemarahan.

Dari kecil sampai besar, kehidupan Lu Yanting selalu lancar, Fu Xing juga tahu, identitas dan jabatan Lu Yanting sudah ditakdirkan bahwa wanita yang akan mencarinya dan bukanlah dia yang mencari wanita.

Namun, Lanxi malah menjadi pengecualian.

Lu Yanting tahu bahwa dirinya tidak bisa menurunkan harga diri di depan Lanxi, Fu Xing mencoba menebak, kemungkinan Lu Yanting memilih untuk bercerai juga karena dia ingin membiarkan Lanxi yang memintanya untuk tidak pergi.

Tapi, Lanxi tidak berjalan sesuai pengaturan Lu Yanting, Lanxi langsung setuju untuk bercerai.

Meskipun cara seperti ini sangat kekanak-kanakan, tapi Fu Xing merasa masalah ini seperti masalah yang dilakukan oleh Lu Yanting.

Sebenarnya pria sangat misterius, tidak peduli seberapa dewasa pria itu, saat berhadapan dengan hubungan cinta, dia pasti bingung.

Kalau bisa sampai bertengkar, maka kemungkinan besar tidak cukup cinta.

Karena cinta dan pikiran merupakan dua sisi yang berlawanan.

Tidak ada cinta yang seratus persen rasional, Fu Xing merasa dirinya sangat rasional, tapi saat dia berhadapan dengan Lu Qingran, dia juga tidak bisa melakukannya seratus persen rasional.

Fu Xing tahu, tapi saat dia melihat Lu Qingran dekat dengan Pan Yang atau Fu Xingdan, dia akan merasa sangat tidak senang.

Secara bersamaan, dia merasa Lu Yanting juga seperti ini.

Hanya saja, melihat penampilan Lu Yanting sekarang, sepertinya dia tidak akan mengakui.

Fu Xing memegang dagunya, mengingat respon Lanxi saat membicarakan masalah hamil.

Dari respon Lanxi, Lu Yanting seharusnya belum tahu informasi bahwa Lanxi sudah hamil.

Kemudian, Fu Xing sangat yakin bahwa kandungan Lanxi pasti merupakan anak Lu Yanting.

Kalau tidak, saat Lanxi bertemu dengannya di Bali, dia juga tidak akan begitu panik.

Meskipun Fu Xing tidak terlalu sering bertemu dengan Lanxi, tapi dia sering mendengar berita tentang perselingkuhan Lanxi.

Namun, Fu Xing tidak percaya berita-berita itu.

Sebelumnya, dia pernah bertemu dengan Lanxi, sikap Lanxi yang terlalu lugas, tidak seperti orang yang akan selingkuh.

Fu Xing merasa, penilaiannya sendiri sangat benar.

Setelah terdiam selama tiga sampai empat menit, Fu Xing mengeluarkan suara senyum.

Kemudian, dia berkata: “Kalau begitu, kamu juga tidak ingin tahu keberadaan anak kah?”

“Anak...”

Saat ini, Lu Yanting masih dalam kondisi marah, setelah mendengar perkataan Fu Xing, tanpa sadar Lu Yanting langsung memberi respon.

Dia melihat Fu Xing dengan mengerutkan alis, mengangkat lengan dan menarik kerah baju Fu Xing: “Apa maksudnya? Anak apa? Katakan lebih jelas!”

Nada suara Lu Yanting sedikit tak terkendali, saat mengatakan kata terakhir, nada suaranya terdengar sedikit serak.

Respon Lu Yanting sudah membuktikan pemikiran Fu Xing... Lu Yanting belum tahu bahwa Lanxi hamil.

Fu Xing mengangkat tangan dan melepaskan tangan Lu Yanting dari kerah bajunya sendiri, nada dan ekspresinya sangat tenang, “Lanxi hamil, kamu tidak tahu kah?”

Bahkan hatinya sudah bisa menebak, tapi setelah menunggu Fu Xing mengatakan kalimat ini, Lu Yanting tanpa sadar mengepal tangannya.

Lanxi hamil.

Kabar ini, Lu Yanting sepenuhnya tidak tahu.

Tidak ada seorang pun yang tahu bahwa Lu Yanting pernah berharap ingin mempunyai anak, setelah pulang dari Xi An, dia selalu memasak untuk Lanxi, menjaga kesehatannya.

Namun, tubuh Lanxi sama sekali tidak ada kabar apapun.

Saat ini, mereka sudah bercerai, dia malah mendapatkan kabar bahwa Lanxi hamil.

Lu Yanting menggertakkan giginya, setelah menenangkan emosinya, dia mulai bertanya pada Fu Xing: “Bagaimana kamu bisa tahu?”

Fu Xing tersenyum, “Perutnya sudah besar, tentu saja aku melihatnya sendiri.”

Lu Yanting: “...”

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu