Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 48 Penampilan Kamu Cemburu Benar Benar Lucu (1)

Melihat penampilan Shen Wenzhi, Lanxi mau tidak mau mengalami sakit kepala.

Dia menatap Lu Yanting tanpa sadar.

Ternyata, seburuk yang Lanxi bayangkan.

Lanxi mengabaikan Shen Wenzhi, dia memikirkannya dan mengabaikannya sejenak, melihat masalah ini bagaimana berlalu.

“Atas dasar apa kamu menanyakan ini?” Ketika Lanxi siap untuk pergi, Lu Yanting berhenti.

Dia memandang Shen Wenzhi dengan dingin, yang mengajukan pertanyaan.

Suara dan intonasi jelas menjelaskan suatu masalah: dia marah.

Lanxi melirik Shen Wenzhi, menggertakkan gigi, lalu menarik pergelangan tangan Lu Yanting.

“Sudahlah, tidak usah pedulikan dia, kita turun saja.”

Selesai mengatakannya, dia sekuat tenaga menyeret Lu Yanting ke arah lift.

Lu Yanting tidak melawan, hanya saja tertawa kecil.

Tawa itu penuh ejekan, dan Lanxi bisa mendengarnya.

Tapi dia tidak peduli, dia hanya ingin segera keluar dari sini.

Setelah memasuki lift, Lanxi akhirnya menghela napas lega, dan juga melepaskan lengan Lu Yanting.

Setelah tindakannya, mata Lu Yanting mendingin seketika.

Dia menatapnya dengan mata dingin.

Tatapan seperti itu, membuat Lanxi panik.

Untungnya, ada begitu banyak orang di lift, dia yakin Lu Yanting tidak akan melakukan apa pun padanya.

Lift segera berhenti di lantai pertama, setelah mengantri untuk mengambil obat, Lanxi dan Lu Yanting berjalan keluar dari rumah sakit bersama.

Lima kotak sertraline.

……

Setelah naik mobil, Lanxi mengeluarkan sekotak obat, lalu membukanya dan membaca cara pemakaian.

Dia menundukkan kepalanya, tidak berbicara dengan Lu Yanting. Ini membuat Lu Yanting sangat tidak nyaman.

Awalnya dia tidak ingin marah, tapi mengingat perkataan Liao Xuan, “Harus menuruti dia”, Lu Yanting tidak lagi bersuara.

Keadaan dia hari ini, tentu saja tidak bisa berangkat kerja. Lu Yanting langsung menyetir mobil kembali ke Guanting.

Ditengah jalan Lanxi sadar, ini bukan jalan menuju PT Zonghai, dia melirik pria yang menyetir di sampingya dan berkata: “Mau kemana?”

“Siang ini pulang kerumah istirahat, packing bawaanmu, bersiaplah untuk perjalanan dinas denganku ke kota Bei besok.”

Mendengar dia mengatakan begitu, Lanxi baru ingat, besok ada perjalanan dinas ke Kota Bei.

Dia mengatakan “Oh”, setelah mendengarnya.

Lu Yanting mengagumi Liao Xuan, setelah Lanxi keluar dari RS, perannya dapat dibilang sangat berguna.

Suasana hatinya terlihat jauh lebih stabil dari sebelumnya.

Tampaknya, orang yang dikenalkan Zhou Jinyan dapat diandalkan.

……

Setelah Lu Yanting mengantar Lanxi pulang, dia bergegas kembali ke kantor.

Lanxi sepanjang sore dirumah, merapikan barang bawaannya untuk perjalanan dinas ke Kota Bei besok.

Karena pergi dengan Lu Yanting, tentu saja tidak boleh terlalu kaku.

**

Rumah Sakit.

Setelah melihat Lanxi memegang tangan Lu Yanting pergi, Shen Wenzhi tidak menetap untuk waktu lama dan langsung pergi.

Gambaran seperti ini terlalu kejam baginya.

Selang kemudian, dia sadar, dan kembali ke kamar pasien.

Sebelumnya Tang Manshu dan Fang Ling mengatakan bertemu Lanxi dibawah, melihat ekspresi Shen Wenzhi seperti itu, siapapun bisa menebak apa saja yang baru terjadi.

Melihat putranya seperti ini, Fang Ling membenci hingga menusuk tulang dan berkata, “Orang gila itu sudah menikah, kamu masih merindukannya! Bisa tidak waras sedikit!?”

“Dan jangan lupa mengapa aku tinggal di rumah sakit!” Fang Ling sangat marah ketika dia mengingat gambaran Lanxi memukul orang..

Wanita seperti ini tidak layak dipikirkan oleh putranya?

“Bu, sudah hentikan.”

Suasana hati Shen Wenzhi buruk, tapi tidak bisa melampiaskan amarah pada Fang Ling.

Dia menghela nafas panjang, seharian hanya mengucapkan kata seperti itu.

Tang Manshu duduk di samping, melihat ekspresi Shen Wenzhi dan merasa marah.

Dulu juga begini, setiap kali menjumpai masaslah yang berhubungan dengan Lanxi, dia pasti akan berusaha membantu Lanxi menyelesaikannya.

Kali ini, Lanxi sudah memukuli orang, dia sebagai seorang putra masih seperti ini, benar-benar mengecewakan.

“Manshu, tolong turun dan belikan aku dua botol susu.” Fang Ling memandang Tang Manshu.

Tang Manshu mengangguk patuh dan meninggalkan kamar pasien atas perintah Fang Ling.

Setelah Tang Manshu pergi, Fang Ling terus bertanya pada Shen Wenzhi, "Akhir pekan ini, kita akan makan malam dengan paman Tang untuk mendiskusikan pertunanganmu dengan Manshu."

Shen Wenzhi ingin menolak, tapi sudah didahului oleh Fang Ling.

Fang Ling berkata, "Kamu tahu dengan jelas situasi dikeluarga kita sekarang, saat ini, benar-benar mustahil melakukan bisnis tanpa dukungan seseorang, paman Tang segera dipromosikan, tidak tahu berapa banyak orang yang ingin menikahi Manshu, kamu anggap saja demi keluarga kita, ok?”

Apa yang dikatakan Fang Ling memang benar, meskipun keluarga Shen membaik sekarang, tapi kalau dibandingkan dengan keluarga besar lainnya di kota Jiang masih sedikit kalah.

Kalau bisa menikah dengan keluarga Tang, status keluarga juga bisa lebih naik.

Shen Wenzhi paham akan semua prinsip ini.

“Tidak ada gunanya menyukai Lanxi sekarang, dia sudah menikah, apa kamu mau jadi orang ketiga?”

Setiap perkataan Fang Ling bagai pisau menusuk hati Shen Wenzhi: "Kamu pikir Lanxi akan bersamamu sekarang?"

Dua pertanyaan membuat Shen Wenzhi benar-benar diam.

Dia mengingat gambaran Lanxi dipeluk oleh Lu Yanting, mengingat gambar Lanxi yang menggandeng tangan Lu Yanting, mengingat apa yang dikatakan Lu Yanting sebelumnya——Lanxi memohon untuk dinikahi.

Kenangan yang tak terhitung jumlahnya teringat kembali, dan Shen Wenzhi tiba-tiba merasa kenangannya tidak berarti.

Atau mungkin sudah tiba waktunya untuk melepaskan.

Karena tidak ada cara untuk bersamanya, tidak masalah bersama siapapun..

Bisa meningkatkan martabat keluarga, juga bagus.

“Aku mengerti.” Shen Wenzhi akhirnya menyetujui kata-kata Fang Ling, “Aku akan bertunangan dengan Tang Manshu.”

Mendengar putranya berkata begitu, Fang Ling merasa dia tidak sia-sia tinggal di rumah sakit.

Tujuan utama telah tercapai, bagi keluarga Shen, ini adalah hal yang luar biasa

**

Keesokan harinya.

Penerbangan jam 10 pagi, Lanxi membuat alarm jam 6, membutuhkan waktu 1 jam lebih untuk mandi, dandan dan mengeritingkan rambut.

Hari ini, Lanxi mengenakan rok suspender hitam dengan punggung dan pinggang, roknya pas sampai lutut.

Rok ini dibeli sewaktu dia belanja dengan Jiang Sisi.

Untuk mencocokkan rok, dia juga membeli sepasang sepatu hak tinggi hitam sepuluh sentimeter.

Dan tas Linger berwarna hitam.

Lanxi mengganti sepatu dan duduk di sofa, dia bermain HP sambil menunggu Lu Yanting turun.

Begitu Lu Yanting turun, dia langsung melihat Lanxi dengan balutan baju serba hitam.

Hari ini dia berpakaian seperti ini, seakan seperti bermain permainan detektif.

Lipstiknya merah gelap, membuat kulitnya tampak lebih putih.

Dia menundukkan kepalanya bermain HP, menghempaskan rambutnya dengan satu tangan sesuka hati, yang memperlihatkan leher putihnya.

Lehernya ramping dan putih, dia melihatnya dari jauh dan memalingkan matanya.

Lu Yanting pergi ke sofa dan menatapnya.

V shape baju ini tidak terlalu besar, tapi karena dia menundukkan kepalanya, dan dia berdiri diatas, dapat melihat

Di pagi hari, pria paling pantang digoda.

Lidah Lu Yanting kering.

“Kapan kita keluar?” Setelah melihat Lu Yanting, Lanxi menyimpan HP-nya, lalu bangkit dari sofa.

Saat dia bangkit, dia tidak menyadari seberapa dekat jarak Lu Yanting dengan sofa.

Saat dia berdiri baru sadar, dirinya dengan tubuhnya sangat dekat.

Dia sedikit menggerakkan kepalanya, ujung dagunya menyentuh ujung hidungnya.

“……”Lu Yanting menarik nafas berat dan melangkah mundur.

Setelah dia menyesuaikan keadaan sendiri, dia bertanya dengan lantang, “Sudah selesai packing?”

“Yah, hanya tunggu kamu saja." kondisi Lanxi hari ini lumayan baik, suaranya terdengar centil, seperti sedang manja.

Lu Yanting memandangnya dan berkata, “Sudah bawa obatnya?”

Lanxi: “Bos Lu tenang saja, aku sangat mencintai tubuhku.”

Lu Yanting: “Oh.”

Kata ini, kalau dikatakan orang lain pasti percaya, dia? Ya sudahlah.

Hidup selama tiga puluh tahun, dia belum pernah melihat orang seperti dia yang tidak menghargai tubuh sendiri.

Obat tidur, obat penghilang rasa sakit, dan obat apa lagi yang tidak diminumnya?

Setelah menyindir, Lu Yanting melihat keluar, mobil Pan Yang sudah datang.

Dia melirik Lanxi dan berkata, “Ayo.”

Lanxi menjawab dengan baik, menarik koper dan mengikuti Lu Yanting di belakangnya.

Saat berjalan, sepatu hak tinggi bergesekkan dengan lantai membuat suara renyah.

Dia memegang koper di satu tangan dan tas di tangan lainnya, pinggulnya berlenggak-lenggok dan rambutnya berkibar karena langkahnya.

Itu terlihat seperti catwalk show.

Lu Yanting melihat Pan Yang dan melambaikan tangan.

Sebelumnya dia belum pernah melihat wanita seangkuh seperti dia.

Meskipun sebelumnya pernah pacaran beberapa kali, dengan mantan yang berwajah cantik, tapi tidak ada yang seperti dia, yang begitu menarik perhatian.

Pria-pria itu mengatakan dia genit, ini memang bukan omong kosong belaka.

Bahkan dia orang yang begitu tenang, setelah bertemu dengannya berubah menjadi begini, bagaimana dengan pria lain……

Wanita ini, dalam hal ini, benar-benar memiliki keunggulan.

Pan Yang menunggu di depan mobil, saat dia melihat Lanxi dan Lu Yanting datang, dia membuka bagasi dan meletakkan koper untuk mereka.

Lanxi dan Lu Yanting naik ke mobil satu per satu.

Dengan cepat, Pan Yang menyusun koper, dan duduk.

……

Setelah naik ke mobil, Lu Yanting pada dasarnya tidak berbicara, Lanxi bosan, jadi dia mengobrol dengan Pan Yang.

Lanxi: “Asisten Pan kamu sudah sarapan belum?”

Pan Yang: “Ehn, sudah.”

Lanxi: “Makan apa, kasih aku rekomendasi, aku masih belum kepikiran sesampainya di bandara mau makan apa.”

Pan yang: “Ei, minum susu dan sandwich, sarapan biasa.”

Lanxi: “Uhhm, sandwich…… sandwich tuna ya?

Pan Yang terkejut: “Kamu tahu dari mana?”

Lanxi hanya asal bilang, dan tidak tahu itu benar.

Dia mengedipkan mata pada Pan Yang dan berkata, “Aku tebak, akurat kan?”

Pan Yang melihatnya dari kaca spion, dan tersenyum, “Iya akurat,

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu