Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 138 Sangat Indah (1)

Cara bicara Lanxi ketika sebelumnya dia berada di batu nisan Bai Cheng tidaklah sama, meskipun biasanya dia suka bermanja, tapi sangat jarang menambahkan kata “loh” di akhir kalimatnya.

Menambahkan akhiran kata seperti itu, bukanlah gayanya.

Akan tetapi melihat dia bicara seperti tiu, Lu Yanting bisa memperkirakan bagaimana hubungan Lanxi dengan Bai Cheng.

Di hadapan Bai Cheng, dia sepertinya memang bersikap seorang anak kecil yang manja.

Lanxi berlutut di depan batu nisan Bai Cheng, lalu mengeluarkan tissue dan mengelap foto Bai Cheng, setelah selesai mengelap dia tersenyum sambil berkata : “kamu masih tetap tampan seperti biasa.”

Lu Yanting melihat dia dari samping, dan sorot matanya terlihat sangat tulus dan polos, selama ini Lu Yanting belum pernah sekalipun melihatnya.

Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya, alangkah baiknya kalau Lanxi juga bisa bersikap seperti ini di depannya.

Melihat foto Bai Cheng, Lu Yanting menghela napas.

Tak lama kemudian, hujan sudah berhenti dan tiba-tiba muncul pelangi di pemakaman tersebut.

Lanxi mendongak dan melihat pelangi itu. Dia terus menatap pelangi itu dari kejauhan.

Lu Yanting mengikuti arah tatapannya dan melihat pelangi.

Dan tepat pada saat ini, tiba-tiba Lanxi tertawa, “Sangat indah.”

Lu Yanting memandang wajahnya dari samping, dia merasa seakan-akan salah satu senar di hatinya bergetar.

Sebuah perasaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Umurnya juga sudah tidak muda lagi, apalagi yang namanya cinta pada pandangan pertama, serta rasa terharu yang muncul dalam sekejap, sepertinya tidak mungkin terjadi pada dirinya.

Menurut dia, perasaan cinta bisa terbentuk dengan sendirinya seiring dengan air mengalir, atau ketika tubuhnya dalam kondisi prima.

Namun, saat ini dia malah merasakan hatinya tersentuh oleh Lanxi.

Perasaan ini tidak pernah dialami oleh dirinya ketika dia berumur dua puluh tahunan.

Lu Yanting merasa, ulasan yang dibahas saat forum itu benar adanya, sepertinya Lanxi telah meracuninya.

Lu Yanting mengangkat tangannya dan merangkul Lanxi ke dalam pelukannya, kemudian menggiringnya keluar dari pemakaman.

Dulu dia pernah bertekad dia tidak akan melepaskan Lanxi, bahkan dia tidak akan mengijinkan Lanxi bercerai dengannya.

Dan mulai hari ini, tekadnya semakin mantap.

**

Sejak pertemuan dengan Lu Yanting waktu itu, Lan Zhongzhi merasa semakin gelisah.

Atau, bisa dikatakan kalau seluruh keluarga Lan sedang dilanda kegelisahan.

Lu Yanting telah memberikan pilihan kepada Lan Zhongzhi, tapi sesungguhnya dia hanya memberikan sebuah masa percobaan saja.

Lan Zhongzhi ingin meminta bantuan pada orang lain, namun relasinya juga terbatas, dia tidak bisa mencari orang yang hebat.

Meskipun dia bisa menemukannya, orang itu juga belum tentu mau mengambil resiko berhadapan dengan Lu Yanting demi membantu dirinya.

Di kota Jiang, Lu Yanting punya kekuasaan yang tak terkalahkan oleh orang lain.

Beberapa hari ini Lan Zhongzhi merasa dirinya seketika menjadi tua.

Di hari Qingming, Wang Ying dan Lan Zhixin pergi mengunjungi leluhur mereka yang telah tiada.

Tadinya mereka berniat mengajak Lan Zhongzhi pergi bersama, namun dengan kondisi sekarang ini bagaimana Lan Zhongzhi berniat pergi dengan mereka?

Ketika Wang Ying dan Lan Zhixin sudah kembali, Lan Zhongzhi masih tetap duduk di sofa sambil memijit keningnya dengan alis berkerut.

Lan Zhixin masih tidak tahu apa yang terjadi, lalu dia berjalan ke arah Lan Zhongzhi dan duduk disampingnya : “Ayah, belakangan ini suasana hatimu sedang buruk ya?”

“……” Lan Zhongzhi tidak menjawab, dia hanya menatap Wang Ying.

Mereka berdua saling bertatapan, dan begitu Wang Ying teringat masalah itu, dia pun merasa kepalanya ikut pusing.

Kemudian dia duduk di sebelah kiri Lan Zhongzhi dan bertanya : “Kamu sudah berpikir dengan jelas?”

Lan Zhongzhi tidak menjawab, malah balik bertanya : “Apakah menurutmu aku punya hak untuk memilih?”

Meskipun Wang Ying berpikiran pendek, namun dia mengetahui dengan jelas maksud dari Lu Yanting.

Dari kedua pilihan yang ada yaitu masuk penjara atau meninggalkan perusahaan, maka orang normal pasti akan memilih meninggalkan perusahaan.

Kalau memilih masuk penjara sudah jelas tidak punya kebebasan lagi, lantas apa lagi yang bisa diperbuat?

Lanxi melakukan hal ini dengan sangat kejam.

Begitu memikirkan hal ini, Wang Ying merasa sangat geram.

Wang Ying : “Apakah tidak bisa didiskusikan lagi dengan Lanxi? Misalnya memberikan sepertiga atau setengah dari saham milikmu, dan biarkan dia yang mengelola perusahaan, apalagi kamu masih ayahnya, masa dia sampai tega menghina kamu seperti itu?”

Wang Ying benar-benar belum pernah bertemu dengan orang yang begitu tega seperti Lanxi, yang bahkan bisa begitu perhitungan kepada ayahnya sendiri.

Membahas hal ini, emosi Lan Zhongzhi mulai naik.

Dia melirik Lanxi dari samping : “Berani-beraninya kamu berkata seperti itu?! Kalau bukan karena ide burukmu itu, sekarang aku tidak mungkin jadi seperti ini!”

Lan Zhongzhi mengeluarkan unek-uneknya selama beberapa hari ini dalam satu kalimat.

Dia sudah memikirkannya, ini semua karena dia membeberkan penyakit Lanxi di hadapan rapat direksi, kalau tidak Lu Yanting tidak mungkin berbuat seperti ini.

Dan ide membeberkan penyakit Lanxi ini berasal dari Wang Ying.

Dua hari ini Lan Zhongzhi sudah susah payah mengendalikan diri untuk tidak membuat perhitungan dengan Wang Ying, namun Wang Ying ini malah dengan cerobohnya menyarankan supaya dia mencari Lanxi untuk negosiasi?

Sangatlah tidak mungkin bagi Lanxi untuk menarik kembali ucapannya.

Wang Ying sudah menganggap remeh hal ini.

Wang Ying belum pernah dimarahi habis-habisan oleh Lan Zhongzhi, dan sikap Lan Zhongzhi seketika menjadi sangat kasar hingga membuat Wang Ying merasa sedih.

“Kenapa sekarang malah menyalahkan aku? Bukankah aku memikirkan ide itu juga untuk kebaikan kamu? Bukankah kamu sendiri juga tidak ingin setiap hari emosi karena dia?”

Semakin dibahas Wang Ying merasa semakin sedih, bahkan matanya mulai merah.

Lan Zhixin hanya duduk di samping dan melihat mereka berdua bertengkar, dia diam saja karena tidak tahu apa yang terjadi.

Seingatnya Wang Ying dan Lan Zhongzhi sangat jarang bertengkar, dan biasanya Lan Zhongzhi juga tidak pernah bersikap seperti itu pada Wang Ying.

Lan Zhixin menggigit bibirnya, kemudian bertanya pada Lan Zhongzhi dengan mata merah : “Ayah, ada masalah apa di kantor?”

“Xinxin, kemungkinan kedepannya kita tidak ada hubungan lagi dengan perusahaan ini.”

Lan Zhongzhi berpikir sejenak, akan lebih baik kalau dia tidak memberitahukan hal ini pada Lan Zhixin.

Apalagi usia Lan Zhixin sudah bukan anak-anak lagi, dan kalau Lanxi memegang kendali penuh atas Dongjin maka dia pasti tidak akan membiarkan Lan Zhixin berada di perusahaan.

Kelopak mata Lan Zhixin yang tadinya sudah merah, menjadi semakin memerah begitu mendengar ucapan Lan Zhongzhi : “Ayah, apa maksudmu?”

“Maksudnya apa? Maksudnya adalah perusahaan nanti sudah menjadi milik Lanxi, dan tidak ada kaitannya lagi dengan kita!” Wang Ying memberitahu Lan Zhixin dengan nada menggebu-gebu.

Tubuh Lan Zhixin menjadi kaku mendengarnya.

Tadinya dia mengira hal yang kacau adalah Lanxi menjadi direktur di Dongjin.

Tak disangka masih ada hal yang lebih kacau lagi. Kalau Dongjin dipegang Lanxi seorang diri maka bisa dipastikan dia akan menjadi semakin arogan.

Dan saat itu, Lan Zhixin pasti tidak akan bisa bertahan disana.

Sebenarnya Lan Zhixin sangat menyukai pekerjaan ini, dia tidak perlu mengerjakan banyak hal dan lebih santai, serta gajinya tinggi….

Yang paling penting adalah dia tidak pernah sekalipun berniat keluar dari naungan sayap Lan Zhongzhi.

Kalau nanti bekingan ayahnya sudah tidak ada, lantas dia harus bagaimana?

“Ayah…..kenapa?” Lan Zhixin masih belum mengerti , “Apakah Ayah akan memberikan seluruh saham milikmu kepada Lanxi?”

Kenapa harus pakai kata-kata “seluruh”?

Mana pernah Lanxi menghormati Lan Zhongzhi sebagai ayahnya?

Lagipula, dari dulu Lan Zhixin selalu merasa, kalau memang Lan Zhongzhi mau mengalihkan sahamnya maka dia pasti menjadi pilihan pertamanya.

“Xinxin, ada banyak permasalahan yang lebih kompleks di perusahaan, perusahaan kita selalu menghindari pajak, dan sekarang Lu Yanting menggunakan bukti-bukti penggelapan pajak itu untuk mengancam Ayah, kalau aku tidak mengalihkan saham untuk Lanxi, maka kemungkinan aku akan dipenjara.”

Lan Zhongzhi menjelaskan sekilas permasalahan tersebut pada Lan Zhixin.

Nyali Lan Zhixin sangat kecil, begitu mendengar kata “masuk penjara” air matanya langsung mengalir.

“Apakah kakak yang membuat senior melakukan hal seperti itu?”

Kalau tidak, Lu yanting tidak punya alasan untuk melakukan hal seperti itu kepadanya.

Dipikir-pikir lagi, hal itu membuat Lan Zhixin semakin membenci Lanxi, dia sudah merebut Lu Yanting, dan sekarang masih sengaja menghasut Lu Yanting, hingga membuat dia tega berlaku seperti itu pada mereka --- perbuatan yang sangat tercela.

“Kenapa dia berbuat seperti itu, padahal jelas-jelas Ayah…..kenapa dia bisa begitu tega?” Lan Zhixin memaki-maki sambil menyeka air matanya.

Dan Wang Ying yang berada disampingnya juga ikut menyambar : “Iya benar, dia sama sekali tidak punya hati nurani, dia sudah lupa siapa yang mengasuhnya hingga dewasa, dan sekarang setelah bertemu dengan orang kaya lantas dia lupa dia berasal dari mana!”

“Sudah, sudah, apa masih belum cukup?” Lan Zhongzhi yang memang sudah gusar, begitu mendengar Wang Ying menimpali malah membuatnya tambah gusar.

Apalah gunanya membicarakan ini sekarang, sudah jelas terlihat kalau Lu Yanting memihak Lanxi, dan LanXi jelas-jelas melawan Lan Zhongzhi, jadi tidak peduli mereka marah-marah seperti apapun tidak bisa mengubah kenyataan yang ada.

“Ayah…apakah kamu sudah pergi mencarinya dan berdiskusi dengannya?” Lan Zhixin masih berharap, “Kita kan satu keluarga, jadi mana boleh keluarga kita berbuat sekejam itu.”

Lan Zhongzhi tidak menjawab, namun jawabannya sudah jelas terlihat dari ekspresi wajahnya.

Kalau sekarang ini dia pergi memohon pada Lanxi, maka sama saja dia mempermalukan dirinya sendiri.

Karena dia sudah tahu hasilnya akan seperti apa, maka dia tidak perlu mengantar dirinya sendiri masuk ke mulut harimau.

“Aku masih punya sedikit tabungan, jadi kalau sudah tidak bekerja di Dongjin aku masih bisa membuka usaha kecil untuk menopang keluarga kita.”

Sampai disini, Lan Zhongzhi berdiri dari sofa dan berkata, “Aku mau naik ke atas untuk menenangkan diri.”

Dan dia pun naik ke atas, tinggal kedua ibu dan anak Wang Ying serta Lan Zhixin duduk di sofa.

Wang Ying merasa kepalanya sangat pusing, kalau saja dia tahu urusan membeberkan penyakit Lanxi ini berbuntut panjang, maka dari awal dia tidak akan mengajukan ide ini pada Lan Zhongzhi.

Waktu itu dia tidak berpikir panjang, dia hanya ingin secepatnya membuat Lanxi turun dari jabatan direktur.

Dan lagi belakangan ini Lan Zhongzhi juga sedang sibuk dengan proyek barunya, jadi dia berbuat seperti itu semata-mata untuk Lan Zhongzhi.

Sekarang malah kebalikannya, segala hal berbalik arah dan Lan Zhongzhi malah menyalahkan dirinya.

………

Lan Zhixin masih merasa tidak rela, dia terus berpikir kemudian dia pergi keluar dan menemukan nomor telepon Lu Yanting di kontak teleponnya.

Meskipun sikap Lu Yanting terhadap dia sekarang biasa-biasa saja, namun sebelumnya hubungan mereka masih cukup baik.

Dulu dia pernah meminta bantuan beberapa kali pada Lu Yanting, dan waktu itu Lu Yanting bilang kalau nanti kedepannya butuh bantuan maka bisa mencari dirinya, dia akan berusaha membantunya.

Jadi, …. Kalau sekarang dia mencarinya karena masalah ini, maka seharusnya tidak masalah bukan?

Lan Zhixin sudah seperti orang sakit yang kalap mencari dokter, setidaknya dia masih berusaha untuk mencoba, dan itu lebih baik daripada langsung menyerah.

**

Ketika Lan Zhixin menelepon, Lu Yanting dan Lanxi sedang di restoran memesan makanan.

Baru saja Lu Yanting meletakkan buku menu, handphonenya sudah berbunyi.

Lanxi tidak memperhatikan handphone Lu Yanting yang berbunyi, dia tetap saja melihat-lihat buku menunya.

Ketika melihat nama penelepon yang masuk, Lu Yanting sedikit terkejut.

Dia sudah lama tidak berhubungan dengan Lan Zhixin, dan dia juga tidak tahu Lan Zhixin ada perlu apa hingga mencari dirinya.

“Aku pergi angkat telepon dulu.” Dia tahu kalau telepon seperti ini tidak pantas kalau diangkat di depan Lanxi.

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu