Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 129 Apakah Kamu Cinta Denganku (2)

Setelah memfoto, ia segera pergi.

Sekarang, dia sudah tidak sabaran, mau memperlihatkan semua foto ini kepada Lu Yanting.

Pastinya, kali ini Lan Zhixin sudah lebih berhati-hati.

Ia kembali ke kota, ia mencari sebuah toko untuk membeli kartu sim baru, kemudian ia menggunakan nomor baru ini untuk mengirimkan foto-foto ini ke Lu Yanting.

Setelah melihat pesan sudah terbaca, Lan Zhixin mengeluarkan kartu itu, dan membuangnya.

Dia tidak percaya, setelah melihat Lanxi berpelukan erat dengan Shen Wenzhi, Lu Yanting tetap akan bersikap seperti dulu terhadap Lanxi.

**

Di dalam ruang Lobby.

Tadinya Lu Yanting sedang melihat dokumen, baru saja mau tanda tangan, ponselnya mulai bergetar.

Mendengar suara getaran yang berulang ini, Lu Yanting mengerutkan alisnya.

Ia meletakkan pulpen ditangannya, mengambil ponselnya.

Ternyata ada 20-an pesan yang masuk.

Awalnya Lu Yanting tidak begitu peduli, dia mengira mungkin pesan sampah yang tidak berguna, ternyata, setelah dilihat, ternyata adalah foto Lanxi.

Melihat pakaian yang dipakai, Lu Yanting bisa memastikan, ini adalah foto hari ini.

Tadi pagi ia keluar mengenakan baju ini.

Tadinya ia masih berpikir itu terlalu seksi.

Lu Yanting melihat-lihat fotonya, setelah meihat foto kedua, mimik wajahnya langsung berubah.

Laki-laki yang memeluk Lanxi di foto itu, bukannya Shen Wenzhi?

Lu Yanting memperbesar fotonya, pemandangan ini seperti di kuburan.

Jadi…. Mereka sudah berjanji?

Lagipula, melihat ekspresi Lanxi, tidak ada rasa ingin menolak.

Bahkan, ia mengenakan senyuman diwajahnya.

Lu Yanting secara tidak sadar menggenggam erat ponselnya, dan terus melihat.

Seri foto berikutnya adalah mereka sedang mengobrol, Lanxi tertawa dengan sangat santai.

Senyuman ketika ia berada di depan Shen Wenzhi dengan berada di depannya, sangatlah berbeda.

Lu Yanting merasa ada api yang sedang membara di dalam hatinya, terus membara sampai ke atas, bahkan sudah mau kehilangan akal.

Beberapa foto di belakangnya, lagi-lagi mereka berpelukan.

Difoto mereka saling bertatapan, Lanxi meletakkan tangan di pinggang Shen Wenzhi, terlihat seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.

Lu Yanting membuang ponselnya ke samping, melonggarkan dasinya.

Beberapa waktu ini, ia selalu mengurus Lanxi, karena ada perasaan bersalah, jadi walaupun Lanxi keras kepala, emosi, merajuk, dia selalu menahan.

Dia yang telah menyakitinya mengenai permasalahan pernikahan, dia marah dan emosi adalah hal yang wajar.

Setiap aktivitas kecil sehari-hari, ataupun dia butuh apa, dia bisa memenuhinya.

Seperti hari ini, dia bisa mengantri untuknya sebagai pasangan berkerja sama.

Dia sendiri bahkan tidak bisa menghitung, sudah berapa kali ia melanggar aturan deminya

Tetapi, dia bahkan tidak tau apa-apa.

Lu Yanting tidak ingin memikirkan kenapa mereka berdua bisa bertemu, bertemu secara tidak sengaja atau ada perjanjian.

Jika sudah ada berbuat perjanjian, bukankah itu berarti mereka sudah ada hubungan beberapa waktu?

Atau mungkin, hubungan mereka tidak pernah terputuskan?

Berpikir sampai sini, ekspresi Lu Yanting semakin jelek.

Dia tidak mau ia berhubungan dengan Gu Jingwen, tetapi dia?

Dia sendiri tidak putus hubungan dengan Shen Wenzhi.

Lagipula, dia sama sekali tidak ada perasaan dengan Gu Jingwen, tetapi dia dengan Shen Wenzhi.

Lu Yanting terpikir lagi ketika ia minum banyak dengan Jiang Sisi, ketika pulang, ia selalu menyebut nama Shen Wenzhi di mulutnya.

Ia seperti ini, mana mirip seperti sudah melupakan Shen Wenzhi?

Lu Yanting mengeratkan tinjunya, urat-urat di tangannya mengencang, seperti mau meledak.

**

Di lokasi pemakaman.

Lanxi dengan pelan memeluk kembali Shen Wenzhi, kemudian segera melepaskan.

Setelah melepaskan, ia melangkah 1 langkah kebelakang.

Kemudian, ia melewati Shen Wenzhi, pergi ke depan makam Bai Wanyan, dengan pelan ia bersujud.

Lanxi menatap foto di makam, menajamkan bibirnya, begitu lembutnya senyum itu.

Shen Wenzhi berdiri di sampingnya dan menatapnya, hampir tidak bisa berpaling.

Ia sudah tidak ingat sudah berapa lama ia tidak melihat senyuman seperti ini di wajahnya, dulu pada saat-saat masih romantis, dia selalu memasang senyuman ini untuknya.

Dulu, dulu…

Ini adalah kata yang begitu kejam.

Ketika Lanxi datang melihat Bai Wanyan, kata yang ingin diucapkan hanya akan dikatakan dalam hati, tidak akan mengeluarkan suara.

Ia bersujud di depan makam, tersenyum dengan mata yang manis melihat foto Bai Wanyan.

Em…. Orang yang bersalah denganmu, sudah kutumbangkan hari ini.

Jika kamu masih ada, mengetahui hal yang sudah dia perbuat, kamu pastinya tidak akan menyukainya lagi?

Aku ingat dulu kamu pernah bilang kalau dia akan menjadi ayah yang paling baik didunia ini, tetapi dia bukan.

Maaf, aku seharusnya lebih cepat dewasa.

Hari ini hanyalah permulaan…. semuanya aku akan mengambilnya lagi.

……

Lanxi tidak tau apakah Bai Wanyan menyukai kata-kata seperti ini, karena sifat Bai Wanyan sangat pendiam, terlahir menjadi orang yang sangat sabar tidak membantah.

Lanxi berpikir, jika Bai Wanyan seharusnya tidak akan begini.

Tetapi dia tidak boleh.

Dia tidak sanggup menghadapi sepasang ibu dan anak yang bersikap sombong di depannya.

Lanxi bersujud di depan makam Bai Wanyan kurang lebih ada 30 menit.

Shen Wenzhi dengan diam melihat dari samping, tidak mengganggunya.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu