Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 175 Istriku (2)

Xiao Xiao memakan satu suap bubur, begitu mengangkat kepala untuk melihat kearah jendela, kebetulan melihat Lanxi.

Dia mengenal Lanxi, meskipun pertemuan mereka sebelumnya tidak terlalu menyenangkan.

Begitu melihat Lanxi, gerakan tangan Xiao Xiao langsung terhenti.

Tentu saja Lanxi melihat perubahannya, sehingga berkata sambil tersenyum : “Kamu takut padaku?”

Xiao Xiao tidak menjawab, hanya menunduk memakan buburnya.

Begitu Lanxi bicara, Kepala yayasan Xiao baru sadar dan menyapanya.

Meskipun biasanya kepala yayasan Xiao berada dalam panti social, tidak terlalu banyak berhubungan dengan dunia luar, namun mengenai berita Lu Yanting dia masih suka melihat-lihat.

Berita mengenai Lu Yanting yang sudah menikah juga dia ketahui dari berita.

Dan sebelum itu, ia sudah pernah melihat foto Lanxi di internet.

Ketika melihat foto Lanxi Kepala yayasan merasa dia lumayan cantik, dan setelah melihat orangnya langsung, dia merasa kalau Lanxi yang asli jauh lebih cantik.

Mengenai konflik percintaan mereka, Kepala yayasan Xiao sama sekali tidak tertarik.

Namun mengenai Lu Yanting tidak bersama dengan Gu Jingwen, dia cukup menyayangkannya.

Bagaimanapun dia adalah saksi hubungan percintaan Lu Yanting dan Gu Jingwen dulu, ketika mereka berdua begitu mesra dia juga melihatnya, melihat mereka berjalan sampai di titik seperti ini sungguh membuat orang menyayangkannya.

Namun inilah teka teki takdir, tidak ada yang bisa mengetahui detik berikutnya apa yang akan terjadi.

Kepala yayasan Xiao melihat kearah Lanxi, dan menyapanya langsung.

“Hallo, saya adalah Kepala yayasan di panti social, maaf merepotkanmu sampai harus datang kemari.”

Sikap Kepala yayasan pada Lanxi sangat sungkan.

Pepatah mengatakan, tidak mengulurkan tangan menampar wajah tersenyum, Lanxi juga menggunakan senyum yang sama menjawabnya dengan sopan, “Hallo.”

Dia hanya menyapa dengan sopan, tidak memperkenalkan siapa dirinya.

Begitu Lanxi mengatakan ini, Lu Yanting langsung menambahkan : “Istriku.”

Dan kata ini ditujukan untuk Kepala yayasan Xiao.

Mendengarnya menggunakan kata ’istriku’ untuk memperkenalkan dirinya, tubuh Lanxi seketika menjadi kaku.

Didalam ingatannya, terakhir kali Lu Yanting menggunakan kata ini ketika berada di Bali.

Ketika itu karena Jin Shuyao salah paham pada hubungan Lanxi dan Liang Ye, Lu Yanting demi menyelesaikan salah paham menggunakan kata ini.

Namun situasi hari ini jelas berbeda dengan ketika itu.

Hari ini… dia menggunakan kata ini untuk memperkenalkan dirinya?

“Hm, sangat cantik.” Kepala yayasan Xiao memuji Lanxi.

Dan pujiannya ini sama sekali tidak mengada-ngada. Lanxi memang sangat cantik, orang aslinya jauh lebih cantik daripada di foto, Lu Yanting bisa menyukainya juga tidak aneh.

Dan hari ini Lanxi dan Lu Yanting datang bersama untuk melihat Xiao Xiao.

Hanya melihat ini saja Kepala yayasan Xiao sudah bisa menyimpulkan kalau dia adalah orang yang baik.

Biasanya, jarang ada orang yang mampu berbuat sampai seperti ini.

Xiao Xiao agak takut pada Lanxi, ada rasa waswas dalam tatapan matanya pada Lanxi.

Tentu saja Lanxi menyadari ini, dia tersenyum, berjalan menuju ranjang pasien, lalu berhenti dihadapan Xiao Xiao sambil sedikit menundukkan tubuhnya.

Begitu Xiao Xiao melihat Lanxi yang seperti ini, langsung refleks memundurkan tubuhnya.

Lanxi dibuat tertawa oleh reaksi Xiao Xiao : “Kamu takut padaku?”

Xiao Xiao tidak bicara. Lu Yanting tahu Xiao Xiao takut pada Lanxi, begitu melihat Lanxi melakukan hal ini, Lu Yanting langsung memberikan isyarat padanya.

Namun Lanxi tidak memperdulikannya, langsung menganggap tidak melihat, tetap berusaha berkomunikasi dengan Xiao Xiao.

Dia melihat luka di kepala Xiao Xiao sambil bertanya padanya : “Sakit tidak?”

Xiao Xiao tetap tidak bicara, namun tangannya yang memegang sendok sudah mulai gemetar.

Kepala yayasan Xiao yang berada disamping melihat Lanxi bertanya seperti ini segera maju untuk menghentikannya : “Jangan ditanya dulu, biarkan dia makan terlebih dahulu.”

“Boleh juga.” Lanxi mengangguk, lalu melangkah mundur satu langkah, “Kalau begitu makanlah dulu, setelah makan baru jawab pertanyaanku.”

Sebenarnya Lu Yanting tidak begitu paham maksud Lanxi.

Ada pertanyaan apa yang ingin ditanyakannya pada Xiao Xiao?

entah mengapa, Lu Yanting memiliki firasat, setelah mendengar pertanyaan Lanxi, emosional Xiao Xiao menjadi semakin kacau.

Jadi, Lu Yanting berjalan kesamping Lanxi, lalu mengingatkannya sambil berbisik : “Jangan bicara sembarangan.”

“Takut aku mengganggunya?” suara Lanxi juga ditekan begitu rendah, “Kalau takut tidak seharusnya membawaku datang.”

Lu Yanting : “……”

Xiao Xiao duduk diatas ranjang memakan buburnya, ekspresi wajahnya begitu buruk ketika melihat mereka berdua saling berbisik.

Dalam pikiran Xiao Xiao, Lu Yanting dan Gu Jingwen adalah pasangan yang seharusnya, dan ini sudah tertanam dalam pikirannya sejak kecil.

Dan dia juga punya sifat yang begitu keras, hal yang sudah ia yakini tidak akan dia rubah denganmudah.

Setelah Xiao Xiao memakan sesuap bubur, ia mengangkat kepala melihat Lu Yanting, lalu bertanya padanya : “Kenapa Bibi Jingwen tidak datang….”

Suaranya terdengar begitu hati-hati, juga terdengar agak sedih.

Sebuah pertanyaan singkat yang membuat Lu Yanting terdiam.

Kondisi Xiao Xiao yang sekarang, dia sungguh tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya.

Kondisi diantara dirinya dan Gu Jingwen sangat rumit, dan dia juga tidak ingin Xiao Xiao mengetahui Gu Jingwen orang yang seperti apa.

Dia masih kecil, kalau sampai mengetahui hal ini dia akan sangat kecewa.

Dan Lu Yanting begitu ragu, membuat Lanxi merasa dia masih merindukan Gu Jingwen.

Entah kenapa, begitu memikirkan kemungkinan ini, Lanxi langsung menjadi kesal.

Membuat nada bicaranya menjadi sedikit ketus.

“Mungkin dia akan datang suatu hari nanti, namun tidak akan datang bersama Paman Gu mu loh.” Lanxi tersenyum pada Xiao Xiao, “Mereka sudah berpisah, apakah kamu mengerti apa maksud berpisah?”

Xiao Xiao menggigit bibirnya tanpa bicara.

Apa yang dimaksud berpisah, tentu saja dia mengerti.

Dulu Gu Jingwen juga pernah mengatakan padanya kalau Lu Yanting sudah tidak menginginkan mereka.

Memikirkan ini, mata Xiao Xiao seketika memerah.

Namun, karena ini dikatakan oleh Lanxi, jadi dia masih tidak ingin menyerah, ia menoleh kearah Lu Yanting : “Benarkah?”

Begitu Xiao Xiao bertanya demikian, Lanxi langsung mengarahkan pandangannya kesana.

Kedua tangannya ia silangkan didepan dadanya sambil melihat Lu Yanting, ada senyum dalam matanya, terlihat seperti sedang mengerjai seorang anak kecil dengan sukses.

Lu yanting terlihat tidak berdaya.

Namun dia tahu jelas kalau pertanyaan ini tidak bisa ia hindari.

Meskipun kali ini dia tidak menjawab, lain kali tetap harus ia jawab.

Jadi lebih baik dia mengatakan semua dengan jelas pada Xiao Xiao, agar dia paham apa saja yang sudha terjadi, dan kelak tidak akan mengungkit masalah ini lagi.

Sehingga Lu Yanting mengangguk dihadapan Xiao Xiao : “Hm, benar, aku dan Bibi Jingwen-mu sudah lama berpisah, istriku sekarang adalah dia.”

Berkata sampai disini, Lu Yanting menoleh kearah Lanxi yang berada disampingnya.

Lanxi sungguh tidak menyangka Lu yanting bisa begitu terus terang kali ini.

Uhm….. terus terang sampai dia tidak tahu harus mengatakan apa.

Setelah mendnegar apa yang Lu Yanting katakan Xiao Xiao terlihat jelas merasa kecewa, matanya juga memerah.

Kepala yayasan Xiao yang melihat dari samping merasa sangat iba, namun ia tidak enak hati untuk ikut campur.

Masalah ini memang sudah waktunya diketahui oleh Xiao Xiao, kalau tidak apapun yang dilakukan akan terasa rumit.

Sekarang Lu Yanting sudah menikah, tentu saja harus menjaga jarak, tidak bisa sedekat dahulu dengan Gu Jingwen.

“Makanlah, jangan berpikir sembarangan.” Lu Yanting mendekat dan menepuk ringan punggungnya.

Xiao Xiao cukup menurut, ia mengangguk, lalu lanjut memakan buburnya.

Awalnya Lanxi mengira dia akan mengamuk atau menangis, siapa yang menyangka dia bisa begitu menurut dan pengertian.

Tiba-tiba dia merasa Xiao Xiao adalah anak yang cukup baik, mungkin sebelumnya dia hanya dimanfaatkan oleh Gu Jingwen.

Berpikir demikian, membuat Lanxi semakin membenci Gu Jingwen.

Sungguh menjijikkan, bahkan anak kecil saja bisa ia manfaatkan.

Setelah menenangkan Xiao Xiao, Lu Yanting melihat kearah Kepala yayasan Xiao, lalu berkata padanya : “Aku akan memindahkan Xiao Xiao ke ruang perawatan pribadi, dia tinggal disini terasa kurang efisien.”

Lu Yanting melihat ke sekeliling, meskipun tidak ada yang saling mengusik, namun kondisi Xiao Xiao yang sekarang sebaiknya tinggal diruang yang hanya dirinya seorang.

Lu Yanting yakin Kepala yayasan Xiao pasti memikirkan masalah keuangan makanya tidak mengambil kamar untuk satu orang, namun dia tidak mengatakannya saja.

Kepala yayasan Xiao : “Sebenarnya tidak perlu, dia cukup baik disini….”

“Gantilah, tidak apa.” Sikap Lu Yanting sudah begitu jelas.

Kepala yayasan Xiao melihat sikap Lu Yanting juga tidak bisa mengatakan apapun.

………

Lu Yanting mengurus administrasi pemindahan kamar Xiao Xiao dengan cepat.

Tidak sampai 10 menit setelah Xiao Xiao selesai makan, dia langsung dipindahkan ke kamar VIP di lantai yang sama.

Lanxi membawa makan malam yang tadi belu dihabiskan dan ikut masuk bersama mereka.

Begitu kantung dibuka, aroma bakpao langsung tercium, lalu ia mengeluarkan sebuah bakpao dan menggigitnya.

Uhm, lumayan enak juga.

Setelah menggigit satu gigit bakpao, Lanxi baru menyadari kalau Xiao Xiao sedang menatapnya, dan sepertinya dia sedang menelan ludah.

Tentu saja, dia tidak tahu apakah dia sedang berhalusinasi atau tidak.

Namun, tiba-tiba Lanxi merasa anak ini cukup lucu.

Mungkin karena suasana hatinya sedang baik jadi semua yang ia lihat terlihat menyenangkan.

Lalu Lanxi mengambil sebuah bakpao dan menyodorkannya kedepan mulut Xiao Xiao, berkata padanya sambil tersenyum, “Mau coba?”

Sebenarnya Xiao Xiao sangat lapar, seharian tidak makan apapun, setelah memakan bubur ia masih merasa agak lapar.

Melihat Lanxi menyodorkan bakpao kedepannya, ada rasa ingin membuka mulut.

Lanxi melihat sikap Xiao Xiao, sifat isengnya langsung timbul, ia memundurkan bakpaonya sedikit.

Dan bakpao ini gagal tergigit oleh Xiao Xiao, membuatnya tercengang.

Selama ini Xiao Xiao belum pernah digoda seperti ini, wajahnya langsung memerah, wajahnya terlihat memelas.

Lanxi yang melihat wajahnya yang seperti ini semakin merasa lucu dan ingin tertawa.

Dia menyodorkan bakpaonya sekali lagi kedepan mulut Xiao Xiao : “Nah, makanlah.”

Kali ini Xiao Xiao sudah jera, tidak membuka mulutnya.

Lanxi hanya tersenyum sambil menggerakkan tangannya, “Sudahlah, aku tidak menggodamu lagi, ambil dan makanlah.”

Xiao Xiao mengangkat tangannya dengan perasaan setengah percaya.

Kai ini Lanxi benar-benar menepati janjinya dan memberikan bakpaonya padanya.

Xiao Xiao sudah lapar, begitu menerima bakpao langsung menggigitnya dengan tidak sabar.

Lanxi bertanya padanya sambil tersenyum : “Enak?”

Xiao Xiao masih tetap tidak bicara.

Lanxi : “Kalau enak ya enak, ingat ya, kelak apapun yang terjadi jangan sampai membuat diri sendiri kelaparan, mengerti?”

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu