Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 273 Suami Baik Dan Sempurna 2

Masalah ini sebelumnya Lu Yanting sudah memberitahu Lanxi.

Lanxi juga tahu, mereka hampir setiap tahun akan keluar untuk merayakan tahun baru imlek bersama.

Sekeluarga harmonis dan bahagia, suasana sangat baik.

Mereka tiba dengan penerbangan sore ini, Lu Yanting sudah lebih awal mencari orang pergi ke bandara menjemput mereka, saat kembali sekitar pukul 16.30.

Setelah mendengar suara bel berbunyi, Lanxi dan Lu Yanting berdiri bersama.

“Lan Lan kamu jangan berdiri, terlalu melelahkan!”

Xi An melihat Lanxi dengan perut besarnya berdiri di depan pintu menyambut mereka, dalam hati merasa tidak enak, segera bersuara mendesaknya.

Mendengar Xi An berkata begini, hati Lanxi terasa hangat.

Dia tersenyum, “Tidak masalah, tidak lelah.”

“Kamu bocah bodoh, masih tidak bergegas menuntun istrimu!” Lu Bienian melihat perut Lanxi sebentar, kemudian melototi Lu Yanting dengan galak.

Lu Yanting bergegas pergi menuntun tangan Lanxi, mendekat ke samping telinganya dan mengatakan: “Sudahlah, kamu cepat duduk, jika tidak nanti papa akan hajar aku.”

Lanxi tersenyum karena kata hajar yang diucapkan Lu Yanting. Tapi, agar tidak membuat kedua orang tua khawatir, dia kembali dan duduk.

Sebenarnya dia sungguh tidak selemah itu, meskipun badannya semakin berat, tapi gerakkan sehari-hari yang diperlukan masih tidak masalah, tidak perlu sampai berlebihan seperti itu.

Tapi, dia juga tahu, Lu Bienian dan Xi An berkata seperti ini, juga karena khawatir.

Lu Qingran dan Cheng Zi berdiri di depan pintu, melihat mereka berdua saling berbisik, Lu Qingran merasa sangat senang.

Lu Yanting orang yang keras kepala ini, akhirnya bisa belajar membujuk istrinya.

“Paman, kalian mau menikah?” Setelah Cheng Zi melihat pemandangan ini, mengajukan pertanyaan sendiri dengan rasa penasaran.

Lu Yanting tertawa oleh kata-kata Cheng Zi.

Setelah melihat Lanxi duduk di atas sofa, Lu Yanting berjalan ke depan, seketika langsung menggendong Cheng Zi, mencubit wajahnya sebentar, “Kenapa kamu mengerti segalanya.”

“Papaku yang mengatakannya.” Cheng Zi berkata, “Sebelumnya papaku mengatakan akan menikah lagi dengan mamaku, jadi aku ——”

“Uhuk uhuk!” Lu Qingran batuk, menghentikan pembicaraan Cheng Zi.

Dia memberikan sebuah isyarat mata pada Cheng Zi, memberi tanda padanya agar tidak bicara sembarangan.

Cheng Zi bergegas menyadarinya, mengerucutkan bibir tidak bicara lagi.

“Sepertinya Cheng Zi kecil kami tumbuh tinggi lagi.” Ketika Lu Yanting menggendong Cheng Zi, menemukan dia jauh lebih tinggi dari sebelumnya.

Tapi ini juga tidak mengejutkan, Lu Qingran dan Fu Xing mereka berdua memiliki postur badan yang tinggi, Cheng Zi dari kecil sudah lebih tinggi dari anak seumurannya.

“Kamu jangan gendong aku, aku pergi melihat bibi!” Cheng Zi melompat turun dari pelukan Lu Yanting, datang dan duduk di samping Lanxi.

Dia mengedipkan mata sambil bertanya pada Lanxi: “Bibi, apakah aku boleh menyentuh perutmu sebentar?”

Lanxi tersenyum sambil mengangguk, “Tentu saja boleh.”

Setelah mendapatkan izin dari Lanxi, Cheng Zi mengangkat tangannya, pelan-pelan menyentuh perut Lanxi.”

“Wuaa, keras sekali.” Dia berkata, “Apakah adik laki-laki kecil akan segera keluar?”

Lanxi berkata: “Iya, tapi masih belum tahu apakah adik laki-laki atau bukan.”

“Semoga adik laki-laki oh~ wajah Cheng Zi penuh harapan, “Dengan begini aku bisa menindasnya tanpa rasa khawatir~ jika adik perempuan aku tidak akan tega menindasnya~”

“Anak ini.” Xi An sambil tersenyum berjalan ke samping Cheng Zi, mengelus kepalanya, “Sekarang sudah mulai berpikir bagaimana menindas adik-adikmu?”

“Hehehe~teman-teman sekelasku semuanya seperti ini~” Cheng Zi tersenyum ceria sekali.

Lu Yanting ngobrol sebentar dengan mereka, lalu melihat waktu, sudah harus memasak.

Untuk itu, dia melihat ke arah Lu Bienian dan Xi An serta Lu Qingran, berkata pada mereka: “Kalian ngobrol dengan Lanxi dulu, aku pergi memasak.”

“Wah.” Lu Qingran sambil tersenyum mengejeknya, “Bagus juga, sekarang lebih terasa seperti suami baik dan sempurna.”

Lu Yanting tersenyum sejenak, tidak menyambung kata-katanya.

Setelah Lu Yanting masuk ke dalam dapur, Lu Bienian melihat ke arah Lanxi, berkata padanya: “Sudah seharusnya begini, biarkan dia baik-baik melayanimu, kikis keangkuhannya.”

Lanxi merasa terhibur oleh kata-kata Lu Bienian, pada saat bersamaan juga merasa terharu.

Jujur saja, Lu Bienian memperlakukan dia, lebih baik dibandingkan Lan Zhongzheng.

Pada saat dia menikah dengan Lu Yanting, masih mengira keluarga Lu adalah tempat yang menyeramkan, tidak menyangka, orang-orang keluarga Lu begitu baik dan ramah padanya.

Apalagi, dia bisa merasakan, sikap baik Lu Bienian dan Xi An padanya, bukan pura-pura, melainkan penuh ketulusan.

Dalam hal ini, sangat tidak mudah.

“Sudah menyusahkanmu, Lan Lan.” Xi An melihat perut besar Lanxi, merasa agak kasihan.

Sama-sama orang yang pernah merasakannya, dia sendiri juga tahu betapa sulitnya hamil, apalagi Lanxi adalah seorang gadis yang selalu suka berdandan cantik, resiko yang harus ditanggung seorang wanita selama kehamilan sangatlah besar.

An Xi berkata, “Aku sudah menemukan bibi, tunggu setelah lahiran, kamu pergi berlibur, bersantai sejenak.”

Xi An tahu berapa banyak tenaga yang dihabiskan Lanxi untuk mengandung anak ini, sementara tidak membicarakan betapa sulitnya proses kehamilan itu sendiri, dalam periode waktu ini dia mengalami banyak pasang surut, memikirkannya saja merasa lelah.

Sebenarnya, rencana setelah kelahiran anak, dulu Lanxi sudah pernah memikirkannya.

Dia berencana setelah masa nifas akan kembali bekerja, sekalian pergi ke gym lagi, setidaknya membuat postur tubuh kembali seperti sebelum melahirkan anak.

Mengenai berlibur......dia belum pernah memikirkannya.

Tapi, Xi An menyarankan seperti ini, dia merasa lumayan bagus juga.

“Aihh, aku merasa diriku bukan anak kandung.” Lu Qingran menghela nafas, berdiri dari sofa, “Lebih baik aku ke dapur membantu Lu Yanting saja.”

“Kamu?” Lu Bienian mengejeknya, “Kamu tidak meledakkan dapur sudah termasuk sangat bagus.”

Lu Qingran: “......”

Sudahlah, tidak boleh terlalu perhitungan dengan ayah sendiri.

………

Ketika Lu Qingran sampai di dapur, Lu Yanting sibuk sekali di dapur.

Tentu saja Lu Qingran bukan datang untuk membantunya.

Dia ke sini, hanya demi melihat tampang Lu Yanting menjadi pesuruh.

Bagaimanapun, sungguh sangat jarang melihat dia seperti ini.

Lu Yanting menoleh dan melihat Lu Qingran sebentar, tidak menunggu dia menyindir duluan, langsung menyerang duluan: “Fu Xing tidak ikut datang bersamamu?”

Lu Qingran mendengar dia bertanya begini, langsung mengerutkan kening: “Bagaimana kamu bisa tahu kalau dia mau datang? Dia yang memberitahumu?” Lu Yanting mengangkat-angkat bahunya, tidak menjawab.

Dia memasukkan sayur ke dalam kuali, setelah itu baru bertanya: “Bagaimana keadaan kalian berdua sekarang ini? Apakah sudah berbaikan?”

“Siapa yang berbaikan dengannya.” Lu Qingran mengatakan, “Dia sendiri yang terlalu berperasaan, aku tidak menyuruhnya ikut datang ke sini.”

Lu Yanting tersenyum: “Jadi dia tetap masih akan datang?”

Lu Qingran: “Dia tinggal sendiri di hotel, bagaimana mungkin datang ke sini.”

Jika dia berani datang, begitu sifat buruk Lu Bienian naik, pasti bisa memukulnya hingga keluar.

Lu Qingran tidak terlalu berani mengungkit masalah Fu Xing di depan Lu Bienian.

Sebelumnya Lu Bienian sudah mengatakan dengan jelas, jika masih tidak berguna seperti itu, kelak tidak akan mengakui dia sebagai putrinya.

Lu Qingran sudah hidup selama tiga puluh tahun lebih, pertama kali mendengar Lu Bienian mengucapkan kata yang begitu keras, mana berani melakukannya lagi.

“Tidak heran.” Lu Yanting teringat masalah yang dikatakan Fu Xing di telpon terakhir kali, dalam sekejap langsung mengerti.

“Apanya yang tidak heran?” Lu Qingran penasaran.

Lu Yanting: “Tidak apa-apa.”

Dia melihat ke arah Lu Qingran: “Melihat maksudmu ini, seharusnya juga ingin berbaikan dengannya ya?”

Lu Qingran: “......”

Meskipun dia tidak menjawab, tapi Lu Yanting sudah bisa menebak jawabannya.

Beberapa tahun ini, dia tidak pernah berhenti berharap agar bisa bersama Fu Xing.

.........

Makan malam, sekeluarga sangat harmonis dan bahagia menghabiskannya.

Setelah makan malam, Lu Yanting masih tetap menjaga Lanxi seperti sebelumnya, membantunya pijat badan dan membantunya menuangkan air.

Lu Bienian dan Xi An melihat tampang Lu Yanting seperti ini, merasa senang dan lega.

Putra yang keras kepala, akhirnya bisa belajar perhatian pada orang.

**

Sejak Lu Bienian dan Xi An ke sini, Lanxi semakin tidak perlu melakukan apa pun.

Xi An sangat berharap agar Lanxi setiap hari hanya berbaring di tempat tidur saja, atau duduk saja, sangat takut dia lelah.

Sudah bertahun-tahun Lanxi tidak pernah diperhatikan seperti ini, merasa sedikit tidak terbiasa.

Hari-hari seperti ini dilewati selama seminggu, sangat cepat sudah tiba malam tahun baru imlek.

Seperti biasanya, malam tahun baru imlek harus makan pangsit.

Tapi Lu Yanting tidak bisa membuat pangsit, jadi, makan malam tahun baru imlek dimasak oleh Xi An.

Sore pukul 16.00, dia sudah mulai membungkus pangsit.

Lu Bienian juga membantu di dapur, menjadi asisten Xi An.

Mereka berdua membungkus pangsit, Lu Yanting memotong sayuran.

Lu Qingran sama sekali tidak mengerti masalah di dapur, jadi dia duduk bersama Lanxi di ruang tamu, Cheng Zi berada di samping sambil main ponsel.

Setelah beberapa saat, bel pintu berbunyi. Lu Qingran berdiri, jalan ke depan untuk buka pintu.

Setelah melihat Fu Xing yang berdiri di depan pintu, dia membelalakkan mata, “......untuk apa kamu datang ke sini?”

“Merayakan tahun baru imlek.” Dia menjawab sambil tersenyum, setelah selesai bicara masih mencubit wajahnya sebentar.

“Aku rasa kamu datang untuk cari mati, bukankah aku sudah memberitahumu untuk tidak datang ke sini?” Lu Qingran menghadang di hadapannya: “Kamu jangan masuk, pergi pergi pergi, hmm......”

Saat dia sedang mengangkat tangan mendorong bahunya, Fu Xing tiba-tiba menundukkan kepala menciumnya.

Lanxi memutar mata melihat sekilas adegan ini, menaikan bibirnya, lalu menundukkan kepala memainkan kuku.

Eng......tidak boleh melihat hal yang tidak sopan.

Setelah mencium Lu Qingran, Fu Xing membuka lemari sepatu dan mengganti sendal rumah, berjalan ke dapur.

Saat Lu Qingran ingin menghentikannya, sudah tidak sempat lagi.

Lu Qingran rasa hampir runtuh, dia sama sekali tidak berani memikirkannya, bagaimana reaksi Lu Bienian setelah melihatnya nanti.

………

Ketika Fu Xing masuk, Lu Bienian dan Xi An duduk di depan meja makan membungkus pangsit.

Setelah mendengar suara membuka pintu, mereka masih mengira Lu Qingran yang masuk, jadi tidak terlalu peduli.

Sampai Fu Xing bersuara——

“Pa, ma, selamat tahun baru imlek.”

Setelah mendengar suara ini, Lu Bienian segera meletakkan sumpitnya, “Siapa yang papa dan mamamu? Jangan panggil sembarangan!”

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu