Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 229 Konferensi Pers & Lu Yanting Menelpon (2)

“Mengalami satu kali kegagalan mendapatkan satu kali pelajaran dan bertambah sebuah pengetahuan, kelak jangan terlibat dengan masalah Lanxi lagi, Lu Yanting sudah memutuskan memilih dia dan tidak akan berubah lagi, jika kamu melakukan hal ini lagi, hanya akan mendatangkan masalah bagi Keluarga Lan kita.” Lan Zhongzhi memberi pelajaran pada Lan Zhixin, “Sudah dengar belum?”

Lan Zhixin dengan sulit menganggukkan kepala. Sebenarnya, dalam hatinya sangat terpaksa melakukannya.

Tetapi sama seperti yang dikatakan Lan Zhongzhi, masalah sudah begini, mereka sudah tidak punya hak untuk memilih--

**

Setelah peristiwa malam itu berlalu, Liang Ye tidak pernah datang mencari Lanxi dan Jiang Sisi lagi.

Pada awalnya Lanxi mengira Liang Ye hanya ingin sendirian untuk menenangkan diri sejenak, jadi keesok harinya juga tidak menghubunginya.

Sampai hari ketiga, tetap tidak ada kabar dari Liang Ye, oleh karena itu, Lanxi menelponnya.

Setelah telpon tersambung, Lanxi mendengar suara Liang Ye yang agak kelelahan: "Kenapa?"

"Aku yang ingin bertanya padamu, kenapa?" Lanxi bertanya padanya, "Kamu berencana tidak datang mencariku lagi?"

Liang Ye: ".......aku sudah kembali ke Amerika."

Mendengar Liang Ye berkata begini, Lianxi merasa terkejut: "Kapan kamu pergi? Kenapa tidak katakan terlebih dulu?"

"Diputuskan secara mendadak." Liang Ye berkata, "Malam itu langsung terbang."

Lanxi: "......"

Malam itu langsung terbang, tidak perlu ditebak juga tahu gara-gara apa.

Ketika Lanxi terdiam, Liang Ye berkata lagi: "Yang kamu katakan benar, tidak seharusnya aku mengatakan hal ini, sebenarnya menjadi teman juga sangat baik."

Lanxi sedikit menutup bibirnya, “Kamu bisa berpikir begini, sungguh bagus sekali.”

Dia selesai mengatakan ini, di seberang telpon Liang Ye tersenyum pelan.

Kemudian, dia bertanya pada Lanxi: "Bagaimana Sisi, apakah mengatakan sesuatu?"

"Kamu membuatnya takut," Lanxi mengenang sejenak, "Tapi tidak apa-apa, kamu dapat berpikir jelas, semua masih bisa berteman."

Liang Ye: "Baik, kalau begitu tunggu kamu sudah lahir aku baru ke sana lagi." Lanxi "eng" sekali, menyetujuinya.

Setelah ngobrol dengan Liang Ye, Lanxi mematikan telpon.

Selesai menelpon, Lanxi menceritakan masalah mengenai Liang Ye kembali ke Amerika pada Jiang Sisi, setelah Jiang Sisi mendengarnya, sedikit banyak merasa kecewa.

Namun setelah kecewa, dia berpikir secara serius, walaupun ada Liang Ye, dia juga pasti tidak bisa menganggapnya seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

Jadi lebih baik membiarkannya santai sementara waktu, tunggu saat bertemu lagi baru dibicarakan.

**

Sangat cepat sudah tiba hari konferensi pers.

Bagi Lan Zhixin, konferensi pers ini adalah sebuah siksaan, jelas-jelas tahu itu adalah tempat eksekusi, tetapi dia malah tidak memiliki hak apapun untuk memilih, hanya bisa melangkahinya.

Karena Lu Yanting sudah memberi pemberitahuan terlebih dahulu, jadi di bawah panggung ada beberapa puluh media.

Situasi seperti ini, tentu saja Lu Yanting juga akan muncul.

Lan Zhongzhi membawa Lan Zhixin datang ke belakang panggung konferensi pers, sangat cepat sudah menemukan Lu Yanting.

Ujung jari Lu Yanting menjepit sebatang rokok, mengenakan sebuah setelan jas berwarna hitam di badannya, tidak ada ekspresi apa-apa di wajah, di seluruh tubuhnya terdapat sebuah rasa menjauhi.

Sikap ramah dibalas sikap dingin, itu bukanlah hal yang menyenangkan.

Lan Zhongzhi memaksakan diri untuk tersenyum, berkata pada Lu Yanting: "Aku sudah ngobrol dengan Xin Xin, nanti pasti akan baik-baik minta maaf."

Lu Yanting mengisap rokok, sekilas melirik mereka berdua dengan datar, dan tidak mengatakan apa-apa.

Lan Zhongzhi tidak bisa melihat apa yang dipikirkan Lu Yanting, saat seperti ini lebih tidak boleh menyinggung perasaannya.

Oleh karena itu, Lan Zhongzhi memberikan isyarat mata pada Lan Zhixin yang ada di samping.

Setelah menerima isyarat mata Lan Zhongzhi, Lan Zhixin menggigit bibirnya sebentar.

Kemudian, dia agak bimbang dan berbicara.

“Kakak kelas, maaf, aku yang terlalu....”

“Jika minta maaf maka ucapkan saja saat konferensi pers nanti.” Lan Zhinxin masih belum sempat menyatakannya, sudah dihentikan oleh Lu Yanting.

Bicara sampai di sini, Lu Yanting mematikan ujung rokok, membuang putung rokok ke tong sampah yang ada di sebelah.

Selanjutnya, dia mengangkat pergelangan tangannya melihat jam tangan, “Sudah hampir waktunya.”

Apa maksud dari kata-katanya ini, Lan Zhongzhi dan Lan Zhixin sangat jelas.

Sekarang seluruh tubuh Lan Zhixin sedang gemetar, telapak tangan terasa lembab.

Tak pernah terpikirkan olehnya, suatu hari dirinya akan mengalami semua ini.

Ingin melarikan diri, namun dia sangat jelas dan tahu dirinya sama sekali tidak punya hak untuk memilih.

Sama seperti yang dikatakan oleh Lan Zhongzhi, menyinggung perasaan Lu Yanting, mereka sekeluarga benar-benar tidak akan bisa hidup di Kota Jiang.

Lan Zhixin menarik nafas dalam-dalam, “Baik, aku mengerti.”

Lima menit kemudian, Lan Zhixin seorang diri berjalan ke depan panggung, duduk di depan meja yang sudah disiapkan di atas panggung.

Lan Zhixin melihat kamera di bawah panggung yang menghadap ke arahnya, raut wajah pucat pasi.

Dia tidak pernah melihat kamera sebanyak ini, kepala pusing dan mata berkunang-kunang, jantungnya hampir melompat keluar dari pangkal tenggorokan.

Lan Zhixin sekuat tenaga mencubit kakinya sendiri, kemudian mulai berbicara. Dia sudah menghafal naskahnya terlebih dulu.

“Apa kabar semuanya, sudah merepotkan kalian ke sini.” Lan Zhixin sambil berbicara, sambil menarik nafas dalam-dalam, respon otaknya semakin pelan. “Hari ini, hari ini memanggil kalian semua ke sini, terutama demi......demi......”

Lu Yanting berdiri di bawah panggung, mendengar Lan Zhixin berkata begini, tidak tahan mengerutkan alis.

Ekspresi ini, jelas sekali tidak puas. Lan Zhixin benar-benar sangat gugup, dia sendiri bukanlah orang yang terlalu berani, ingin dia melakukan hal memalukan semacam ini di depan begitu banyak orang......dirinya juga sedang mengujinya.

Ketika Lan Zhixin gugup, kebetulan melihat Lu Yanting yang mengerutkan alis di bawah panggung, setelah melihatnya sekilas, Lan Zhixin menarik nafas dalam-dalam lagi, memaksakan diri terus mengatakan: “Yaitu demi minta maaf, minta maaf kepada kakakku tiriku Lanxi.”

Akhirnya, tetap mengatakannya. Begitu sudah ada pembukaan, selanjutnya relatif lebih mudah.

Tentu saja, semua naskah ini bukan dia sendiri yang memikirkannya, melainkan Lan Zhongzhi yang menyuruhnya mengatakan itu.

Setelah jeda beberapa detik, suara Lan Zhixin yang bergetar, sekali lagi mengatakan: “Selama ini aku selalu sangat iri padanya, tidak bisa melihat dia hidup lebih baik dari aku.”

“Dulu rumor mengenai dia yang ada diinternet, aku yang sebarkan semua itu, aku tahu masalah ini sudah menyebabkan luka yang serius padanya, jadi aku secara khusus meminta maaf padanya di sini.....”

Berbicara sampai di sini, tangan kiri yang Lan Zhixin sembunyikan di bawah meja sudah mengepalkan tinju.

Tuhan tahu betapa ingin dia mengakhiri apa yang disebut “konferensi pers” ini, bagi dia perasaan ini, bagaikan hukum mati zaman kuno yang kejam dengan memutilasi badan.

Namun, dia sama sekali tidak tahu dimana titik akhirnya.

Sebelumnya Lu Yanting juga tidak mengatakan dengan jelas kapan bisa mengakhirinya--

“Sekarang aku ingin mengklarifikasi, aku sengaja memilih sudut pandang tertentu untuk mengambil foto-foto itu, Lanxi tidak mengkhianati pernikahannya, juga tidak berselingkuh....”

Berbicara sampai di sini, air mata Lan Zhixin telah menetes.

Melihat adegan ini wartawan yang ada di bawah, mulai berbisik.

Kenapa putri kedua Keluarga Lan pintar sekali berpura-pura?

Jelas-jelas datang minta maaf, malah menjadikan dirinya seperti korban---

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu