Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 112 Akting Nona Gu Sangat Baik (4)

Keduanya berciuman mesra di parkiran.

………

Shen Wenzhi dan Tang Manshu tidak tinggal lama, selang beberapa saat setelah Lu Yanting membawa Lanxi pulang, mereka berdua juga pulang.

Shen Wenzhi tidak banyak bicara, tapi semalaman ini bagi Tang Manshu termasuk berjalan mulus.

Setelah melihat Lanxi, Shen Wenzhi bisa mengendalikan perasaan sendiri.

Bisa mengendalikan perasaan saja, bagi Tang Manshu itu sudah cukup puas.

Shen Wenzhi tidak menolak Tang Manshu menggandeng lengannya.

Lalu, mereka berdua jalan ke parkiran dengan pose seperti ini.

Baru saja masuk ke parkiran, sudah melihat adegan seorang pria yang melampiaskan hasrat pada seorang wanita.

Dalam jarak empat sampai lima meterpun bisa merasakan suasana panas mencekam dari adegan itu.

Setelah dilihat lebih teliti, sosok bayangan itu sangat familiar.

Lanxi——

“Sudah……disini ada CCTV, Bos Lu tidak takut direkam?”ucap Lanxi terengah-engah mendorong bahu Lu Yanting.

Meskipun Lu Yanting tidak mempedulikan ini, Lanxi mempedulikannya.

Begitu Lanxi mengingatkannya, Lu Yanting baru melepaskannya.

Setelah selesai, Lanxi mencubit pinggangnya sebentar.

Dua orang ini menoleh berbalik bersama, dan secara kebetulan melihat Shen Wenzhi dan Tang Manshu yang berada tidak jauh.

Seluruh tubuh Lanxi kaku, lalu dengan cepat kembali normal.

Sudahlah, kalau sudah lihat ya sudah. Ada beberapa hal yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada.

“Ehem ehem, maaf, kami tidak sengaja melihatnya……”Tang Manshu berdeham canggung disertai memberi sedikit penjelasan.

Tidak menunggu Lu Yanting menjawab, Lanxi sudah menggelengkan kepala: “Tidak apa-apa, kita berdua sering begini.”

SERING——

Tang Manshu bisa merasakannya, setelah Lanxi mengucapkan kalimat ini, tubuh Shen Wenzhi gemetar.

Lalu suhu telapak tangannya turun.

Pada akhirnya suasana hati Shen Wenzhi tetap terpengaruh oleh Lanxi.

Lu Yanting bahkan tidak menyapa Tang Manshu dan Shen Wenzhi, dan langsung merangkul Lanxi naik ke mobil.

Setelah naik ke mobil suasana hati Lanxi sudah kembali normal, melihat Lu Yanting memandanginya, Lanxi tersenyum mengedipkan mata: “Di wajahku ada sesuatu? Atau lipstikku berantakan karena ciuman mu?”

“……”

Lu Yanting tidak menjawab, lalu memakaikan seat belt untuk Lanxi dan menyalakan mobil.

Selama perjalanan, Lanxi terus memandang pemandangan diluar jendela.

Ketika menyetir, Lu Yanting sesekali memandang Lanxi, mencoba melihat beberapa ekspresi lain di wajahnya.

Tapi, ekspresi apapun tidak ada.

Dulu ketika Lanxi melihat Shen Wenzhi, suasana hatinya akan sedikit berubah, tapi hari ini sama sekali tidak berubah, seolah Shen Wenzhi sama sekali tidak bisa mempengaruhi Lanxi.

Apa benar sudah dilupakan? Lu Yanting tidak percaya.

Lanxi tidak bisa melupakan Shen Wenzhi setelah berpisah cukup lama, bagaimana mungkin begitu tiba-tiba melupakannya?

Lu Yanting pertama kalinya sadar, dirinya tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Lanxi.

**

Setelah semuanya pergi, didalam ruangan hanya menyisakan Gu Jingwen, Zhou Jinyan dan Cheng Yi.

Zhou Jinyan, Cheng Yi dan Gu Jingwen berteman cukup lama, Gu Jingwen demi Lu Yanting sampai seperti ini, mereka berdua merasa sedih melihatnya.

Zhou Jinyan menghela nafas, dan berkata pada Gu Jingwen: “Jingwen, yang berlalu biarkanlah berlalu. Sekarang Lu Yanting sudah menikah, kamu juga sudah seharusnya memulai hidup baru.”

“Sudah jangan katakan lagi!”ucap Cheng Yi melindungi Gu Jingwen, Cheng Yi memapah lengan Gu Jingwen, “Ayo jalan, kuantar kamu pulang.”

Gu Jingwen mengangguk, dan menjawab dengan lemah: “Ya.”

**

Setelah kembali ke Guanting, baru saja mengganti sandal, Lanxi sudah memanjat ke tubuh Lu Yanting, seperti menggantungkan dirinya pada tubuh Lu Yanting.

Sudah lama Lanxi tidak begitu antusias, tentu saja Lu Yanting tidak bisa menahan sambutan godaannya.

Lu Yanting memeluk Lanxi berbaring di karpet, dua orang berhubungan seks dilantai.

Tangan Lanxi menempel pada otot-otot perut Lu Yanting, dan semua ujung jari Lanxi penuh dengan suhu tubuh Lu Yanting.

Setelah selesai berhubungan seks, Lanxi sudah bernafas terengah-engah, tapi Lu Yanting masih penuh energi.

Lu Yanting memeluknya, jari-jarinya yang panjang memelintir rambut panjang Lanxi dan tersenyum：“Kamu harus olahraga lebih banyak, kalau tidak bisa kubuat mati.”

Lanxi tidak menjawab ucapan omong kosongnya, dia bersandar di dekapan Lu Yanting, tatapan matanya melihat pada satu titik, lalu terlihat sedikit melamun.

Setelah berlalu sekitar dua atau tiga menit, Lanxi bertanya pada Lu Yanting, “Apakah kamu masih menyukainya?”

Ini pertama kalinya Lanxi menanyakan hal ini pada Lu Yanting, dan mungkin satu-satunya.

Mungkin karena baru selesai berhubungan, pikirannya kosong, tanpa mempertimbangkannya langsung menanyakan pertanyaan ini.

Mendengar Lanxi bertanya begitu, Lu Yanting terkejut: “Hhm?”

Lu Yanting tidak langsung menjawab. Sikap Lu Yanting yang seperti ini, membuat Lanxi mengerti apa maksudnya.

Sudahlah, anggap saja Lanxi tidak pernah menanyakannya.

“Tidak ada, pernikahan kita hampir dekat.”semua kata-kata yang diucapkan hari ini terdengar tidak jelas.

Tapi, Lu Yanting juga tidak banyak berpikir, dia menggosok rambutnya, “Ya, masih ada 27 hari lagi.”

“Jangan terlalu banyak berpikir.”bisik Lu Yanting mesra ditelinganya, “Selama kamu menurut, aku akan memberimu apapun.”

Menurut.

Kata-kata ini lagi.

Lanxi mengingat kembali, semenjak menikah sampai sekarang, kata yang paling sering diucapkan Lu Yanting adalah kata ini.

Menurut……apa begitu penting?

Lanxi mencemberutkan bibir, lalu bertanya: “Nona Gu ketika bersama denganmu apakah dia menurut?”