Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 161 Ekspresi Bahagia Setelah Jatuh Cinta (2)

Waktu Zhou Hesi berkata mau membantu dia kemarin, Zhou Hesi sudah berkata dengan jelas bahwa dia tidak meminta balasan Lanxi, Zhou Hesi juga tidak akan menggunakan masalah ini untuk memaksa Lanxi.

Jadi......... Zhou Hesi benar-benar sangat berbeda dengan Lu Yanting.

Paling tidak Zhou Hesi menggunakan sikap yang ramah dan memandang Lanxi dengan sudut pandang keadilan. Tidak seperti Lu Yanting yang selalu bersikap tinggi hati.

Jiang Sisi : "Ya sudah, aku tidak mau berkata banyak dengan kamu lagi, kalau tidak kamu merasa aku cerewet nanti"

"Untuk sekarang kamu lepaskan dirimu bersama dengan Zhou Hesi dulu, aku merasa dia benar-benar adalah pria yang baik, selain itu bukannya kakek dia lumayan menyukai kamu juga, hubungan kalian akan menjadi keluarga ditambah keluarga"

Lanxi.

Hubungan keluarga ditambah keluarga masih bisa dipakai dengan cara begitu, benar-benar asyik.

.........

Setelah mengobrol dengan Jiang Sisi, Lanxi berputar balik badannya dan berpikir kata-kata Jiang Sisi tadi dengan serius.

Ini adalah pertama kali Lanxi berpikir tentang 'apakah mau bersama dengan Zhou Hesi' dengan serius.

Sebelumnya Lanxi sudah tahu Zhou Hesi adalah orang yang sangat bagus, siapa pun yang bersama dengannya pasti akan merasa sangat bahagia.

Tetapi Lanxi tetap merasa sangat tidak adil untuk Zhou Hesi kalau dirinya menerima Zhou Hesi tanpa benar-benar menyukainya.

Selain itu, Lanxi juga belum memiliki tekad mau mencoba bersama dengan Zhou Hesi.

Lanxi merasa kata-kata Jiang Sisi tadi lumayan benar.

Lanxi sekarang sudah tahu semua perasaan akan sia-sia kalau dia terus mencintai Lu Yanting, kalau begitu mengapa masih mau bersikap keras kepala?

Suka menyiksa diri pun bukan begitu.

Berpikir sampai sini, Lanxi memegang ponselnya dengan erat dan membuat satu keputusan--

Benar, Lanxi mau mencoba untuk menerima Zhou Hesi, mencoba menyukainya.

Paling tidak di hadapan Zhou Hesi, Lanxi tidak perlu berpura-pura/

Setelah membuat keputusan ini, Lanxi menarik sebuah nafas dalam sebelum berdiri dari tempat tidur dan pergi mandi.

**

Sebelah kota, Jiang Cheng.

Setelah sibuk hampir satu jam di dalam dapur, Fu Xing akhirnya selesai memasak makan malam yang mewah.

Semua lauk adalah makanan kesukaan Lu Qingran, ikan asam pedas, sayur, udang goreng........

Semua lauk ini adalah lauk yang sering dimasak oleh Fu Xing ketika mereka baru menikah kemarin.

Cheng Zi yang sudah kelaparan dari tadi menelan air liurnya ketika mencium bau wangi makanan dari dapur.

Cheng Zi menatap ke Lu Qingran dan bertanya dengan penasaran : "Waktu kalian masih menjadi suami istri, yang masaka selalu adalah dia kan?"

Lu Qingran : "Iya"

Cheng Zi : "Benar-benar sangat wangi"

Melihat ekspresi Cheng Zi yang penuh dengan antisipasi, Lu Qingran mencubit hidungnya : "Dia cuman memasak untuk kamu saja kamu sudah memihak dengannya? Ibumu benar-benar sangat sedih"

"Tentu saja tidak" Tanpa berpikir, Cheng Zi langsung menggelengkan kepalanya dan menyatakan pendapatnya dengan terus terang : "Aku akan selalu berdiri di satu garis dengan kamu"

"Bagus" Lu Qingran mengangguk dengan puas.

Fu Xing kebetulan mendengar percakapan mereka waktu keluar dari dapur.

Bisa dilihat hubungan mereka benar-benar sangat akrab, asal mereka berdiri bersama, sepertinya tidak ada yang bisa memisahkan mereka.

Hal ini membuat Fu Xing terlihat sangat berlebihan.

Fu Xing berhenti di jarak kurang 1 meter dari sofa, tatapannya melihat ke Lu Qingran sebelum akhirnya berhenti di Cheng Zi.

"Makan malam sudah siap, maka dulu" Nada suara dia tidak rendah dan tidak tinggi.

Cheng Zi dari tadi sudah lapar, tetapi dia tetap tidak lupa menoleh ke Lu Qingran dan menarik dia : "Ibu, ayo, kita pergi makan"

Lu Qingran berdiri dan berjalan ke arah ruang makan bersama Cheng Zi.

Menatap ke layar belakang kedua orang itu, Fu Xing melamun beberapa detik sebelum mengikuti di belakangnya.

............

Sejujurnya, setelah berpisah dengan Fu Xing, Lu Qingran tidak pernah berpikir suatu hari mereka masih bisa duduk dan makan bersama di satu meja.

Fu Xing bersikap terlalu keras kepala ketika mau bercerai, waktu Lu Qingran mencoba untuk mengubah keputusan dia dengan Cheng Zi, Fu Xing malah berkata Cheng Zi sama sekali tidak berhubungan dengannya dan dia juga tidak akan peduli dengannya.

Berpikir tentang masa lalu, tatapan Lu Qingran terhadap Fu Xing pun berisi sedikit kebencian lagi.

Dari dulu, Lu Qingran bukan orang yang bisa menyembunyikan suasana hatinya, mau waktu dia berusia 20 tahun atau 30 tahun tetap begitu.

Kebencian di mata Lu Qingran terlalu jelas, Fu Xing tentu saja bisa merasakannya.

Tetapi, Fu Xing tidak berpikir terlalu banyak, selanjutnya dia menatap ke Cheng Zi.

"Cheng Zi, apakah kamu menyukai lauk ini?"

Karena untuk satu bulan selanjutnya akan bersama dengan Cheng ZI, Fu Xing tentu saja harus mencari tahu tentang makanan kesukaannya, agar Fu Xing tahu harus memasak lauk apa saja.

Demi keamanan Cheng Zi, Fu Xing tidak bermaksud mau mengundang pembantu apa pun, sehingga dia harus melakukan semua hal sendiri.

Pengalaman beberapa tahun ini sudah membuat Fu Xing belajar satu hal : Jangan percaya ke orang asing yang mana pun.

"Ikan asam pedas, ini adalah lauk kesukaan aku dan ibu"

Berkata sampai sini, Cheng Zi menatap ke Lu Qingran : "Ibu kamu cepat mencoba, ikannya terlihat sangat enak"

Lu Qingran tidak bergerak.

Ikan asam pedas yang di masak Fu Xing, Lu Qingran sudah pernah makan banyak kali, hanya dengan mencium wangi makanan saja dia sudah tahu pasti sangat enak.

Tetapi........ Lu Qingran tidak ingin menggerakan sumpitnya,

Melihat Lu Qingran tidak bergerak, Cheng Zi sendiri mengambil sekeping daging untuk dia.

"Cepat coba"

Tingkah laku perhatian anak membuat Lu Qingran senyum.

Karena tidak ingin membuat keramahan Cheng Zi menjadi sia-sia, Lu Qingran akrhinya makan ikan itu.

Sesuai ekspektasi. rasa makanan yang familier.

Setelah melihat Lu Qingran makan, Fu Xing yang duduk di samping pun bertanya : "Berbanding dengan dulu, bagaimana?"

Tatapan Fu Xing sepertinya menjadi lebih serius dibanding biasanya.

Lu Qingran sembarang makan sesuap nasi, "Rasa dulu apa, aku sudah lupa"

Fu Xing tertawa dengan suara kecil dan tidak berkata.

Lu Qingran tetap adalah Lu Qingran.

Sifat anak kecil, suka merajuk, tetap sama seperti dulu walaupun usianya sudah 30 tahun lebih.

Makan bersama kali ini, orang yang paling bahagia adalah Cheng Zi.

Sekarang kebetulan adalah masa tubuh Cheng Zi berkembang, selera makannya menjadi besar. Mungkin karena pengaruh genetik, tinggi tubuhnya pun lebih tinggi daripada anak seusia dengannya.

Di tambah Lu Qingran dan Fu Xing memiliki tinggi tubuh yang sangat tinggi.

Waktu makan sampai setengah, ponsel Lu Qingran tiba-tiba berdering.

Karena suasana ruang makan sangat sunyi, nada dering Lu Qingran menjadi sangat menusuk telinga.

Karena posisi duduknya di depan Lu Qingran, Fu Xing tidak bisa melihat dengan jelas penelpon itu siapa, tetapi secara tidak langsung Fu Xing bisa menebang penelpon itu seorang pria.

Yang menelpon Lu Qingran adalah Fu Xingzhou.

Fu Xingzhou adalah teman kuliah Lu Qingran, kemarin Lu Qingran pernah bertemu dengannya waktu membawa Cheng Zi keluar, waktu bertemu mereka pun berbicara dengan lama.

Setelah itu Fu Xingzhou meminta nomor kontak Lu Qingran, sejak itu mereka berdua pun mengobrol dari waktu ke waktu.

Fu Xingzhou sekarang bekerja sebagai pemimpin sebuah pabrik, perkembangannya lumayan bagus.

Tetapi, Fu Xingzhou masih belum menikah.

Kemarin pernah sekali Fu Xingzhou membahas topik ini dengan Lu Qingran, dia bertanya Lu Qingran apakah bisa memberikan dia satu kesempatan.

Lu Qingran yang sedang emosional waktu itu pun setuju dengan pertanyaan Fu Xingzhou, sejak itu mereka berdua terus kontak dengan sesama.

Tidak menyangka Fu Xingzhou menelpon pada saat seperti ini.

"Aku mengangkat telpon sebentar"

Dari pada terjadi masalah lagi, Lu Qingran merasa lebih baik jangan mengangkat telpon ini di depan Fu Xing.

Melihat ke nomor penelpon, Cheng Zi yang duduk di samping Lu Qingran bersuara : "Ayah tiri aku ya yang menelpon?"

Lu Qingran : ".........."

Lu Qingran pernah membahas masalah Fu Xingzhou dengan Cheng Zi.

Sementara Cheng Zi juga pernah bertemu dengan Fu Xingzhou, personalitas Fu Xingzhou ini sangat lembut dan ramah, dia juga pandai menjaga anak, sehingga Cheng Zi lumayan puas dengannya.

Jadi, waktu mengobrol dengan Lu Qingran, Cheng Zi akan langsung memanggil Fu Xingzhou, "Ayah tiri"

Maksud Cheng Zi jelas sedang menyuruh mereka berdua cepat menikah.

Fu Xing yang duduk di depan Zhou Qingran tentu saja mendengar panggilan Cheng Zi terhadap Fu Xingzhou.

Tangan Fu Xing yang memegang sumpit menjadi tegang, tatapannya pun langsung menjadi dingin.

Setelah Fu Xing sempat bereaksi, Lu Lianqing sudah sedang mengangkat telpon di luar.

Mau bagaimana pun, usia Cheng Zi tetap terlalu kecil, dia sama sekali tidak menyadari kata-katanya menyebabkan masalah sebesar apa.

Setelah Lu Qingran pergi, Fu Xing menoleh ke Cheng Zi dan bertanya : "Ayah tirimu siapa?"

Cheng Zi mencicipi jusnya sebelum menjawab : "Teman kuliah ibuku, dia lumayan ganteng dan baik terhadap aku, baru-baru ini mereka pacaran, sepertinya sudah mau menikah setelah beberapa saat"

Dulu Lu Qingran memberi tahu Cheng Zi alasan dia bercerai dengan Fu Xing karena mereka sudah saling tidak mencintai, selain itu kebersamaan mereka juga tidak terlihat seperti orang yang saling mencintai, makanya Cheng Zi tidak merasa kata-katanya ada masalah apa.

Mendengar kata-kata Cheng Zi, tangan Fu Xing yang berada di bawah meja mengerat menjadi sebuah tinju sampai nadi-nadi di tangannya bisa dilihat dengan jelas.

"Teman ibumu itu bernama apa?" Untuk sekarang, yang ingin Fu Xing ketahui hanya ini.

"Oh, namanya Fu Xingzhou?" Cheng Zi berusaha mengingat nama Fu Xingzhou, setelah berkata Cheng Zi pun merasa kaget, "Hei, nama dia sepertinya cuman lebih satu kata dari namamu"

Fu Xing : "............."

Lu Qingran sedang melakukan apa?

.........

Di dalam ruang tamu, Lu Qingran mengangkat telpon Fu Xingzhou.

Karena sedang berada di rumah Fu Xing, Lu Qingran berkata dengan suara kecil.

"Kamu mencari aku ada urusan apa?"

Fu Xingzhou : "Tidak ada apa, aku sudah pulang dari luar kota, makanya menelpon kamu"

Lu Qingran : "Oh, kamu pergi keluar kota ya?"

Tidak ada topik, ini merupakan kondisi yang sering terjadi ketika Lu Qingran bersama dengan Fu Xingzhou.

Fu Xingzhou merasa agak tidak berdaya : "Minggu kemarin aku ada menelpon memberi tahu kamu, apakah kamu sudah lupa?"

Lu Qingran : "Oh, ternyata kali itu ya"

Fu Xingzhou : "Iya, sore tadi aku baru balek, baru selesai sibuk kerja tadi, sekarang sudah pulang kerja"

Lu Qingran : "Kalau begitu kamu istirahat saja........."

Mendengar kata-kata Lu Qingran, Fu Xingzhou sepertinya merasa sangat terhibur : "Kamu sedang memberi perhatian kepada aku?"

Lu Qingran : "..........."

Perhatian?

Kalau Fu Xingzhou merasa iya, Lu Qingran juga tidak apa-apa, yang penting untuk sekarang Lu Qingran hanya ingin segera mematikan telpon......

Sementara Fu Xingzhou tidak memiliki maksud ingin mematikan telpon.

Fu Xingzhou terus bertanya : "Besok hari jumat, kita sama-sama pergi sekolah menjemput Cheng Zi saja, kebetulan aku ada membeli hadiah kecil untuk dia...."

Waktu Fu Xingzhou berkata sampai sini, Lu Qingran tiba-tiba mendengar suara langkah kaki dari belakang.

Lu Qingran menoleh ke belakang secara reflkes dan melihat ke belakang.

Fu Xing sedang berjalan ke arah Lu Qingran.

Waktu itu, Lu Qingran bahkan memiliki perasaan tertangkap waktu sedang selingkuhan.

"Telpon siapa?" Setelah berhenti berjalan, Fu Xing langsung bertanya.

Fu Xingzhou tentu saja mendengar suara pria, setelah itu dia pun bertanya : "Sampingmu ada orang?"

"Oh iya, adikku pulang rumah" Lu Qingran sembarang mencari alasan, "Dia mencari aku ada sedikit urusan, nanti aku baru telpon kamu lagi"

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu